Pemerintahan Rezim Shogun Tokugawa Yang Terakhir Saigo No Tokugawa Shougun No Seitai Seifu

(1)

PEMERINTAHAN REZIM SHOGUN TOKUGAWA

YANG TERAKHIR

SAIGO NO TOKUGAWA SHOUGUN NO SEITAI

SEIFU

KERTAS KARYA Dikerjakan

O L E H

AZLINA SARI

NIM: 082203006

PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG D-III

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

PEMERINTAHAN REZIM SHOGUN TOKUGAWA YANG

TERAKHIR

SAIGO NO TOKUGAWA SHOUGUN NO SEITAI SEIFU

KERTAS KARYA

Kertas karya ini diajukan kepada Panitia Ujian Program Pendidikan Non-Gelar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan, untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam bidang studi Bahasa Jepang.

Dikerjakan OLEH AZLINA SARI NIM:082203006

Pembimbing, Pembaca,

Drs. Eman Kusdiyana. M. Hum Drs. Nandi. S

Nip: 19600919 1988 03 1 001 Nip:19600822 1988 03 1 002

PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG D-III

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

Disetujui oleh :

Program Diploma Sastra dan Budaya Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara Medan

Program Studi D-III Bahasa Jepang Ketua Program Studi

Zulnaidi,SS,M.Hum Nip:196708072004011001


(4)

PENGESAHAN

Diterima Oleh :

Panitia Ujian Program Pendidikan Non-Gelar Sastra Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan,

Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam bidang studi Bahasa Jepang

Pada : Tanggal : Hari :

Program Diploma Sastra Budaya Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara

Dekan,

Dr.Syahron Lubis,M.A. Nip:19511013 197603 1 001

Panitia ujian :

No. Nama Tanda Tangan

1. Zulnaidi,SS,M.Hum ( )

2. Drs. Eman Kusdiyana. M. Hum ( )


(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hirobbilalamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini, sebagai persyaratan untuk memenuhi ujian akhir Diploma III Program Studi Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Kertas karya ini berjudul “Pemerintahan Rezim Shogun Tokugawa yang Terakhir”.

Penulis menyadari bahwa apa yang disajikan dalam kertas karya ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penyajian kalimat, penguraian materi dan pembahasan masalah, tetapi berkat bimbingan dan pengarahan dari semua pihak, akhirnya kertas karya ini dapat diselesaikan. Untuk itu, penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini, terutama kepada :

1. Bapak Dr.Syahron Lubis,M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Zulnaidi,SS,M.Hum. selaku Ketua Jurusan Program Studi Diploma III Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Eman Kusdiyana.M.Hum selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini.

4. Bapak Drs. Nandi .S selaku Dosen Pembaca. 5. Bapak Drs. Nandi .S selaku Dosen Wali.


(6)

6. Mrs. Mayumi Iwano dan Mr. Tsusaka Tomohiro selaku Native Speaker.

7. Seluruh Staf Pengajar Program Studi Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

8. Kedua orang tua saya tercinta ayahanda Supranata dan ibunda Yusnizar.Br sagala, abang yang sangat saya sayangi Azwinnata dan Yudi Pranata, yang telah memberikan dorongan semangat, baik moril maupun materil, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan penyusunan kertas karya ini.

9. Teman-teman saya : Dita, Rani, Lara, Susi, Debby serta rekan-rekan Mahasiswa jurusan Bahasa Jepang stambuk ’08 khususnya anak B, yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini.

10.Untuk sahabat saya yang tercinta M. Erfinsyah Marpaung yang telah banyak memberikan dukungannya kepada penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini.

Tiada lain harapan penulis semoga Allah SWT melindungi kita dan semoga kertas karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan kertas karya ini.

Medan, 17 Juni 2011 Penulis,

AZLINA SARI NIM: 082203006


(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Alasan Pemilihan Judul ... 1

1.2. Batasan Masalah ... 2

1.3. Tujuan Penulisan ... 2

1.4. Metode Penelitian ... 3

BAB II SEJARAH SHOGUN TOKUGAWA ... 4

2.1. Latar Belakang Berdirinya Shogun Tokugawa ... 4

2.2. Peran Shogun Tokugawa Dalam Pemerintahan Kaisar ... 6

2.3. Karakteristik Pada Pemerintahan Zaman Edo ... 9

BAB III PEMERINTAHAN REZIM SHOGUN TOKUGAWA YANG TERAKHIR ... 18

3.1. Eksistensi Yoshinobu Tokugawa Sebagai Shogun Terakhir .. 18

3.2. Berakhirnya Kekuasaan Shogun Tokugawa ... 27

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 29

4.1. Kesimpulan ... 29

4.2. Saran ... 30


(8)

ABSTRAK

PEMERINTAHAN REZIM SHOGUN TOKUGAWA

YANG TERAKHIR

Pada zaman Edo, pemerintahan Negara Jepang berada di bawah kendali Shogun Tokugawa. Akan tetapi, pimpinan tertinggi di jepang bukan Shogun tokugawa, melainkan Kaisar. Tetapi, dikarenakan tugas dominan Kaisar hanya berupa acara seremonial, kendali kepemimpinan dipegang oleh Shogun Tokugawa. Tugas Shogun Tokugawa adalah memegang erat dan menjaga semboyan Kaisar “Sonno Joi” yang artinya Hormati Kaisar dan usir kaum barbar.

Di bawah pemerintahan Shogun Tokugawa Bakufu menciptakan berbagai peraturan yang menguntungkan baik untuk pihak bakufu maupun Negara Jepang. Dan peraturan yang dominan dipegang oleh Shogun adalah Sakoku. Sakoku adalah sebuah kebijaksanaan dimana Negara Jepang menutup diri dari pengaruh dunia luar.

Ciri dari seorang Shogun adalah selain dengan nama keluarga “Tokugawa” dan menggunakan lambang 3 helai daun Aoi (Mitsuba Aoi). Pada Zaman Edo yang berkisar pada tahun 1603-1868 ada lima belas Shogun Tokugawa menjabat pada masa itu.

Dalam menjabat kelima belas Shogun tersebut memiliki karakteristik masing-masing dalam memerintah. Ieyasu Tokugawa Shogun pertama memiliki pribadi yang halus, cermat dan tegas tetapi sangat


(9)

diktator dalam memerintah. Shogun kedua Hidetada Tokugawa memiliki jiwa yang diktator dalam memerintah. Shogun ketiga Iemitsu Tokugawa sangat religius dalam pemerintahannya. Shogun keempat Ietsuna Tokugawa memiliki jiwa yang demokratis dalam memimpin. Shogun kelima Tsunayoshi Tokugawa sangat otoriter dan religius dalam menjalankan tugasnya. Shogun keenam Ienobu Tokugawa sangat rajin, mau belajar dalam segala hal dan adil dalam memerintah. Shogun ketujuh Ietsugu Tokugawa karena masih berumur 3 tahun saat menjabat Shogun karakternya nakal sebagaimana anak kecil lainnya. Shogun kedelapan Yoshimune Tokugawa menyukai kemajuan, kecanggihan dan budaya barat. Shogun kesembilan Ieshige Tokugawa tidak percaya diri dan sulit berkata serius serta tidak tegas dalam menyikapi masalah. Shogun kesepuluh Ieharu Tokugawa tidak tegas dalam memerintah. Shogun kesebelas Ienari Tokugawa sangat demokratis, jujur, dan tegas. Shogun keduabelas Ieyoshi Tokugawa sangat cermat dalam menilik suatu masalah. Shogun ketiga belas Iesada tidak tegas dalam memerintah. Shogun keempat belas Iemochi Tokugawa mudah terpengaruh dan kekanak-kanakan. Shogun kelima belas Yoshinobu Tokugawa cerdik dalam menyikapi suatu masalah.

Yoshinobu Tokugawa Shogun kelima belas lahir pada tahun 1837 dengan ayah yang bernama Nariaki seorang Daimyo dari Han Mito. Yoshinobu Tokugawa dididik keras oleh ayahnya dengan maksud untuk menjadikannya Shogun Tokugawa. Pada tahun 1847 Yoshinobu menjadi


(10)

anak angkat Ieyoshi Tokugawa. Pada bulan Januari 1853 Yoshinobu diperkenalkan sebagai ahli waris Shogun Ieyoshi. Hal itu mengejutkan para kolega Ieyoshi dikarenakan Ieyoshi mempunyai anak kandung yang bernama Iesada.

Pada tanggal 8 Juli 1853 Ieyoshi diberi ultimatum oleh Komodor Mattew Perry untuk membuka Jepang (menghapuskan Sakoku). Apabila Ieyoshi menolak maka Amerika akan mengadakan perang dengan jepang. Mengetahui akan kecanggihan alat perang Negara Amerika Ieyoshi mengadakan perundingan terlebih dahulu tetapi, sebelum perundingan mencapai mufakat Ieyoshi meninggal dunia.

Meski Yoshinobu dinyatakan sebagai ahli waris oleh Ieyoshi, tetapi dikarenakan tidak ada mandat resmi dari Ieyoshi Tokugawa jabatan Shogun digantikan oleh Iesada Tokugawa.

Ketidakpuasan istana atas pemerintahan yang dipegang Iesada Tokugawa membuat Bakufu terpecah-belah. Terjadi kampanye diam-diam untuk menjadikan Yoshinobu sebagai Shogun berikutnya. Kampanye yang menonjol saat itu adalah dengan mengumpulkan catatan harian Keiki yang dibukukan dengan judul Riwayat Perkataan dan Kegiatan Hitotsubashi

Keiki (nama kecil Yoshinobu Tokugawa). Mengetahui adanya kampanye

tersebut Yoshinobu menolak mentah mentah maksud dari tujuan kampanye tersebut. Setelah Iesada meninggal dunia Shogun dijabat oleh Iemochi. Tanpa sepengetahuan Iemochi seorang penasehat setianya Ii Naosuke menandatangani perjanjian Harris dengan Konsulat Amerika


(11)

Towsend Harris. Kemudian, Ii Naosuke mengeluarkan surat pengasingan diri untuk Yoshinobu dengan tuduhan ingin menggulingkan Kaisar. Tetapi, dikarenakan serangan keluarga Mito Ii Naosuke meninggal dunia dan Yoshinobu pun dibebaskan.

Setelah Iemochi meninggal dunia demi melindungi jepang Yoshinobu menyetujui pengangkatan dirinya sebagai Shogun. Kekosongan tahta Kaisar membuat Yoshinobu menggantikan kekuasaan Kaisar. Selain itu, adanya perjanjian Harris sebelumnya sekaligus untuk menghindari perang dan proses tarik ulur yang begitu lama menyebabkan Yoshinobu tidak membuka seluruh Jepang melainkan hanya membuka pelabuhan Hyogo. Dikarenakan kekosongan tahta Kaisar pembukaan pelabuhan Hyogo tersebut dilakukan tanpa persetujuan Kaisar. Hal tersebut menyebabkan terjadinya pemberontak dari wilayah Chosu dan Satsuma yang menganggap bahwasanya Yoshinobu telah menginjak harga diri Kaisar. Wilayah Chosu dan Satsuma meminta agar Yoshinobu turun tahta dan mengembalikan kekuasaan kepada Kaisar. Tetapi, pihak Yoshinobu tidak melakukan tuntutan tersebut. Maka, perang antara pro-Yoshinobu Tokugawa dengan gabungan pemberontak Chosu dan Satsuma pun tidak dapat dihindari (perang ini dikenal sebagai perang Boshin). Pihak Yoshinobu kalah dalam perang dan mengharuskan Yoshinobu turun dari Shogun dan mengembalikan semua fasilitas yang dipunyai yaitu dua belas kapal perang dan puluhan ribu tentara infanteri. Kemudian, Shogun dihapuskan sampai keakar-akarnya. Pemerintahan dikembalikan kepada


(12)

Kaisar Taisei Hokan dan dimulai zaman Meiji. Pada tanggal 21 November 1913 Yoshinobu meninggal dunia dan dianugerahi sebagai Shogun terakhir.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Alasan Pemilihan Judul

Pada zaman Edo, di bawah perintah kaisar Keshogunan Tokugawa merupakan pemerintahan diktator militer feodalisme yang pendiri awalnya adalah Ieyasu Tokugawa. Tepat pada tanggal 24 Maret 1603 Ieyasu Tokugawa diangkat sebagai Shogun pada zaman Edo. Salah satu kebijakan yang ditetapkan oleh Ieyasu Tokugawa adalah Sakoku. Sakoku merupakan kebijakan agar Jepang menutup diri dari pengaruh Negara lain. Akan tetapi, pada tanggal 8 Juli 1853 Jepang diberi ultimatum untuk membuka diri. Setelah ultimatum tersebut Jepang dilanda masa krisis, kemudian Yoshinobu Tokugawa menjabat sebagai Shogun kelima belas. Meskipun berada di bawah tekanan sebagai Shogun Yoshinobu Tokugawa mampu memberikan keputusan yang baik.

Alasan penulis memilih judul PEMERINTAHAN REZIM SHOGUN TOKUGAWA YANG TERAKHIR adalah memaparkan secara singkat kebijakan dan perjuangan yang dilakukan oleh Yoshinobu Tokugawa sebagai Shogun pada saat masa krisis pemerintahan Tokugawa di zaman Edo. Pada saat pemerintahan Shogun ditangannya dengan masa jabatan sekitar 1 tahun, Yoshinobu Tokugawa memberikan keputusan untuk menghapuskan sakoku secara perlahan sehingga membuat perubahan besar di Negara Jepang.


(14)

1.2 Pembatasan Masalah

Dalam penulisan kertas karya ini, penulis membatasi pembahasannya mengenai pemerintahan rezim Shogun Tokugawa yang terakhir pada zaman Edo. Pembahasan lebih diarahkan pada penjelasan tentang bagaimana pemerintahan militer (bakufu) pada zaman Edo yang dipimpin oleh Shogun Tokugawa terakhir yang bernama Yoshinobu Tokugawa. Selain itu, penulis menjelaskan mengenai sejarah pemerintahan Tokugawa dan keadaan pemerintahan Tokugawa yang terakhir.

1.3. Tujuan Penulisan

Pada dasarnya dalam setiap penulisan kertas karya selalu ada tujuan yang ingin dicapai.Adapun tujuan penulisan kertas karya ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan sejarah pemerintahan Tokugawa pada zaman Edo. 2. Untuk mengetahui sejarah pemerintahan Tokugawa pada zaman Edo.

3. Untuk memaparkan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintahan Tokugawa yang dipimpin oleh Shogun Tokugawa yang terakhir.

4. Menambah wawasan dan pengetahuan pembaca serta mahasiswa mengenai sejarah Negara Jepang sebagai tujuan dari ilmu pengetahuan.


(15)

1.4 Metode Penelitian

Metode penulisan yang digunakan penulis dalam penulisan Kertas Karya ini adalah dengan cara mempergunakan Data Kepustakaan yaitu dengan memanfaatkan sumber-sumber bacaan yang ada di perpustakaan dan sumber bacaan lainnya, serta memanfaatkan Informasi Teknologi Internet yang sangat membantu dalam pengumpulan data agar lebih akurat.


(16)

BAB II

SEJARAH SHOGUN TOKUGAWA

2.1. Latar Belakang Berdirinya Shogun Tokugawa

Shogun Tokugawa adalah Shogun generasi ketiga dan terakhir yang berlangsung pada zaman Edo (1603-1867) dari kesinambungan keberadaan Shogun generasi kedua pada zaman Muromachi (1338-1573). Dan Shogun generasi yang pertama pada zaman Kamakura (1192 -1336). .

Shogun memiliki peranan besar dalam pemerintahan jepang. Akan tetapi, bukan Shogun pemimpin Negara Jepang yang sebenarnya. Kaisar adalah pemimpin tertinggi Negara Jepang. Kaisar yang mengangkat dan memerintah Shogun. Kaisar dianggap sebagai keturunan amaterasu (dewi matahari) karena itu kaisar dianggap terlalu suci untuk berperan aktif dalam masalah pemerintahan dan masalah kemiliteran. Kaisar hanya berperan aktif dalam kegiatan seremonial Negara. Kaisar yang menjabat pada saat zaman Edo bernama Kaisar Komei.

Shogun merupakan jabatan jenderal yang dibuat di luar sistem Taiho

Ritsuryo yaitu kitab hukum yang dibuat dari tahun 701 dan mulai diberlakukan

pada tahun 702.

Keshogunan Tokugawa merupakan pemerintahan diktator militer feodalisme di Jepang yang didirikan oleh Ieyasu Tokugawa yang diangkat sebagai Shogun pada tanggal 24 Maret 1603. Setiap pewaris tahta Shogun diberi nama keluarga Tokugawa. Keluarga Tokugawa memiliki lambang yang bernama Mitsuba Aoi (3 helai daun Aoi). Yang boleh menggunakan lambang tersebut hanya keluarga


(17)

Tokugawa ataupun generasi Tokugawa yang diharapkan akan mewarisi tahta Shogun. Apabila Shogun tidak memiliki keturunan Shogun diperbolehkan untuk mengangkat anak yang akan dijadikan pewaris berikutnya dan dapat diberi nama Tokugawa. Berikut ini adalah nama Shogun Tokugawa beserta masa jabatannya :

1. Ieyasu Tokugawa (1543-1616) masa berkuasa pada tahun 1603-1605. 2. Hidetada Tokugawa (1579-1632) masa berkuasa pada tahun 1605-1632. 3. Iemitsu Tokugawa (1604-1651) masa berkuasa pada tahun 1623-1651. 4. Ietsuna Tokugawa (1641-1680) masa berkuasa pada tahun 1651-1980. 5. Tsunayoshi Tokugawa (1646-1709) masa berkuasa pada tahun 1680-1709. 6. Ienobu Tokugawa (1662-1712) masa berkuasa pada tahun 1709-1712. 7. Ietsugu Tokugawa (1709-1716) masa berkuasa pada tahun 1713-1716. 8. Yoshimune Tokugawa (1684-1751) masa berkuasa pada tahun 1716-1745. 9. Ieshige Tokugawa (1712-1986) masa berkuasa pada tahun 1745-1760. 10.Ieharu Tokugawa (1737-1786) masa berkuasa pada tahun 1760-1786. 11.Ienari Tokugawa (1793-1841) masa berkuasa pada tahun 1787-1837. 12.Ieyoshi Tokugawa (1793-1853) masa berkuasa pada tahun 1837-1853. 13.Iesada Tokugawa (1824-1858) masa berkuasa pada tahun 1853-1858. 14.Iemochi Tokugawa (1846-1866) masa berkuasa pada tahun 1858-1866. 15.Yoshinobu Tokugawa (1837-1913) masa berkuasa pada tahun 1866-1867.


(18)

2.2. Peran Shogun Tokugawa Dalam Pemerintahan Kaisar

Peran Shogun Tokugawa dalam pemerintahan kaisar berbeda menurut gelar jabatannya. Berikut ini adalah peran Shogun Tokugawa dalam pemerintahan Kaisar berdasarkan gelar jabatan dan peringkatnya :

1. Sei-i Tashogun (biasanya disebut Shogun) yang berarti panglima tertinggi

pasukan ekpedisi dalam melawan orang biadab. Shogun ini ditugaskan menaklukkan wilayah bagian timur Jepang.

2. Seiteki Tashogun yaitu bertugas sebagai Panglima penakluk orang

Bar-bar.

3. Shogun dengan peringkat terendah disebut Seisei Tashogun yang tugasnya menaklukkan wilayah bagian barat Jepang.

Selain hal tersebut berbagai peran Shogun yang dibuat dan diterapkan oleh pemerintahan Tokugawa (bakufu) adalah :

a. Kinchunarabini Kuge Shohatto yaitu Shogun memiliki kuasa untuk

menentukan siapa saja yang boleh bertemu kaisar. Rakyat biasa tidak boleh bertemu langsung dengan kaisar, terkecuali Daimyo (Tuan Tanah) atau disebut juga kepala wilayah dapat bertemu Kaisar bila mendapat persetujuan Shogun. Dalam hal ini Shogun juga berperan menanggung biaya hidup Kekaisaran.

b. Buke Shohatto adalah dimana para bushi, semua yang bekerja pada

pemerintahan baik yang di daerah maupun yang di pusat, kehidupannya diatur oleh Shogun. Daimyo juga tidak boleh bersekutu dengan wilayah


(19)

lain, walaupun itu persekutuan berupa perkawinan dan perdagangan. Karena hal tersebut, setiap Daimyo yang ingin menikah harus melalui izin dari Shogun. Untuk menghindari persekutuan melalui jalur pedagangan Shogun menetapkan tempat yang bisa dikontrol setiap saat. Yaitu hanya di wilayah Osaka, Kyoto dan Edo (sekarang disebut Tokyo).

c. Menetapkan hanya ada tiga jenis Daimyo. Daimyo memiliki daerah yang dikuasainya (disebut Han). Daimyo pertama yang selalu mendapat perlakuan khusus karena berasal dari 3 cabang keluarga inti (Gosanke) Shogun tokugawa yang disebut Shimpan. Dimana 3 cabang keluarga inti (Gosanke) tersebut dipimpin oleh putra Tokugawa Ieyasu. Nama putra Tokugawa Ieyasu dan cabang keluarga inti yang dipimpin adalah :

1. Tokugawa Yoshinao yaitu penguasa Han Owari generasi pertama. Han Owari merupakan cabang dari Gosanke (rumah keturunan untuk Shogun yang tidak memiliki ahli waris dengan mengangkat anak dari cabang tersebut) .

2. Tokugawa Yorinobu yaitu penguasa Han Kii generasi pertama cabang kedua dari Gosanke.

3. Tokugawa Yorifusa yaitu panguasa Han Mito (tempat kelahiran Tokugawa Yoshinubu Shogun terakhir) generasi pertama cabang ketiga Gosanke. Memiliki pendapatan paling kecil dari cabang keluarga tokugawa lainnya. Kepala daerah kekuasaan Mito dikarenakan selalu berdampingan dengan Shogun secara tidak resmi dikenal sebagai “wakil Shogun.” Hal tersebut menandakan Bakufu


(20)

(pemerintahan Tokugawa) dengan sengaja mengabaikan status keluarga Mito.

Daimyo kedua yaitu Fudai. Fudai adalah daimyo secara turun temurun menjadi pengikut setia dan membantu Shogun. Tozama merupakan daimyo urutan ketiga dan baru bertekuk lutut pada Shogun setelah kalah pada pertempuran perang sekigahara yang berlangsung pada tahun 1600. d. Sankin Koutai yaitu mengharuskan setiap daimyo untuk tinggal di Edo

(sekarang Tokyo). Daimyo Shimpan dan Fudai masing-masing selama 6 bulan. Sedangkan Daimyo Tozama diwajibkan tinggal lebih lama di Edo selama 1 tahun. Hal ini disebabkan Daimyo Tozama dicurigai akan melakukan pemberontakan dan melawan Shogun. Hal tersebut yang menyebabkan Shogun membuat peraturan untuk para Daimyo Tozama harus tinggal lebih lama di Edo daripada Daimyo lainnya. Banyaknya Daimyo yang tinggal di Edo, dan wilayah daerah yang harus menanggung biaya hidup para Daimyo ini menyebabkan petani harus membayar pajak sebanyak 60%. Dengan pajak sebesar itu akibatnya petani dilanda kemiskinan.

e. Sakoku adalah kebijaksanaan untuk menutup diri dari dunia luar. Dimana

orang asing tidak diperbolehkan menginjakkan kakinya di Jepang dan orang Jepang pun tidak diperbolehkan keluar Jepang dengan alasan apapun. Hanya bangsa Belanda yang diperbolehkan berdagang melalui pelabuhan Dejima di Kyushu. Tetapi, orang Belanda yang akan berdagang


(21)

di Jepang, harus mendapatkan izin dari Shogun terlebih dahulu kemudian diperiksa secara ketat baru boleh berdagang.

2.3. Karakteristik Shogun Pada Pemerintahan Zaman Edo

Setiap Shogun yang pada saat pemerintahannya memiliki gaya dan karakter masing-masing. Cara menelisik suatu masalah pun mempunyai sudut pandang yang berbeda. Kekuasaannya diakui menurut kehebatannya masing-masing. Dibawah ini akan diuraian karakteristik setiap Shogun Tokugawa dalam memerintah pada zaman edo.

Ieyasu Tokugawa merupakan Shogun pendiri pertama Tokugawa. Kepribadiannya sangat halus, cermat dalam membuat perhitungan, serta berani dan tegas pada waktu dan tempat yang tepat. Meskipun memiliki kepribadian yang halus Ieyasu Tokugawa bukan orang yang lunak dalam setiap memberikan hukuman. Ieyasu ditakuti dan dihormati dikarenakan kecerdasaan dan kecerdikannya dalam memimpin. Ieyasu Tokugawa mampu menggalang kesetiaan yang besar dari setiap pengikutnya.

Ieyasu Tokugawa bukan seorang keturunan Shogun. Tetapi, dikarenakan kecerdikannya dan kehebatannya dalam menggalang sekutu yang begitu berpihak kepadanya Ieyasu Tokugawa memalsukan garis keturunannya agar bisa menjadi seorang Shogun. Lahir pada tahun 1543 diberi nama Matsudaira Takechiyo dan ayah bernama Matsudaira Hirotada yang merupakan seorang Daimyo Mikawa dan ibu yang bernama Odaikata. Dalam masa memerintah Ieyasu Tokugawa masih menghormati kedudukan Kaisar dalam pemerintahan. Selalu menanyakan dan


(22)

mendapatkan persetujuan dari Kaisar baru melakukan keputusan tersebut. Sebelum melepaskan jabatannya sadar akan terjadi kepunahan keluarga Shogun Tokugawa dikarenakan tidak adanya ahli waris Ieyasu Tokugawa menciptakan tiga cabang Gosanke. Gosanke merupakan rumah keturunan untuk Shogun yang tidak mempunyai ahli waris. Dengan kata lain seorang Shogun bisa mengangkat anak dari ketiga cabang tersebut untuk dijadikan ahli waris. Tiga cabang tersebut adalah Owari, Kii, dan Mito. Kemudian saat berusia 60 tahun tepatnya pada tahun 1603 diangkat menjadi Shogun Tokugawa yang pertama. Selang dua tahun berikutnya pada tahun 1605 turun tahta dari Shogun. Turun tahta tersebut tidak serta melepaskan jabatan Shogunnya. Dan Ieyasu Tokugawa meninggal dunia pada tahun 1616.

Hidetada Tokugawa Shogun Tokugawa kedua lahir pada tahun 1579 dan merupakan anak kandung ketiga dari Shogun Ieyasu Tokugawa. Hidedata Tokugawa menjabat Shogun saat usianya 26 tahun. Pada saat menjabat banyak menerima masukan ide dari sang ayah yang merupakan Ogoshu (pensiunan Shogun)dan juga menggunakan sistem diktator militer ajaran dari ayahnya. Hidetada Tokugawa melarang adanya pengajaran agama Kristen. Pada tahun 1623 turun jabatan dan meninggal pada tahun1632.

Iemitsu Tokugawa Shogun Tokugawa ketiga lahir pada tanggal 12 Agustus 1604. Merupakan anak kandung pertama dari Shogun Hidetada. Menjabat Shogun pada tahun 1623 dengan usia 19 tahun. Menghilangkan tugas kaisar dalam pemerintahan istana. Meneruskan pandangan ayahnya yang melarang adanya ajaran agama Kristen. Memperkuat peraturan sakoku dengan


(23)

menetapkan bahwa kapal dagang dari Negara Belanda hari kepulangannya tidak boleh lebih dari dua puluh sembilan hari. Karena peraturan tersebut Jepang berhasil memperlakukan sakoku selama 1 abad. Pada tahun 1651 meningggal dunia dan jabatan Shogun digantikan oleh anak kandungnya Ietsuna Tokugawa.

Ietsuna Tokugawa Shogun Tokugawa keempat lahir pada tahun 1641 dan merupakan anak kandung dari Iemitsu Tokugawa. Ketika ayahnya meninggal Ietsuna masih berusia 10 tahun dan hal ini membuat Shogun dalam krisis. Dikarenakan ketakutan akan terjadinya tidakberdaulatnya Shogun Tokugawa maka meskipun usia Ietsuna Tokugawa baru mencapai 10 tahun, Ietsuna Tokugawa dianugerahi gelar Shogun Tokugawa. Akan tetapi, Ietsuna memiliki orang yang menasehatinya dalam memerintah. Jiwanya yang demokratis dan mau mendengarkan pendapat banyak orang membuat Ietsuna disukai pengikutnya. Banyak ronin (samurai tidak bertuan) yang melakukan pemberontakkan pada saat dia menjabat Shogun. Pada saat usianya menjelang 20 tahun terjadi kebakaran di Edo dan butuh waktu dua tahun untuk membangun Edo kembali. Iemitsu menggalang pengaruhnya secara tidak langsung dengan membuat peraturan penghapusan Junshi (bawahan mengikuti mati tuannya dengan cara bunuh diri). Penghapusan Junshi diberlakukan agar mengurangnya kekuatan para Daimyo. Pada tahun 1679 Ietsuna Tokugawa jatuh sakit dan meninggal dunia pada tahun 1680 sekaligus berakhirnya jabatan Shogun yang dijabatnya.

Tsunayoshi Tokugawa Shogun Tokugawa kelima lahir pada 23 Februari 1646 dan merupakan adik dari Shogun keempat Ietsuna Tokugawa. Pada saat Tsunayoshi Tokugawa menjabat Shogun pada tahun 1680 sampai dengan tahun


(24)

1709 Tsunayoshi sangat otoriter dalam memerintah. Dikarenakan sifat kereligiusannya pada tahun 1684 Tsunayoshi Tokugawa untuk meningkatkan standar hidup masyarakat Jepang membuat peraturan melarang adanya prostitusi, melarang pelayan restoran bekerja di rumah teh, dan melarang adanya penjualan kain-kain mahal. Undang-undang tersebut justru menimbulkan banyaknya praktek penyelundupan. Serta diikarenakan lahir pada tahun anjing menjadi terobsesi pada segala sesuatu yang berkenaan dengan anjing. Pada tahun 1690 Tsunayoshi Tokugawa kembali mengeluarkan undang-undang agar bangsa Jepang harus melindungi hewan terutama anjing. Dan penduduk Jepang harus memberikan makan kepada setiap anjing liar. Karena hal tersebut Tsunayoshi mendapat julukan Inu-Kubo (Shogun anjing). Pada tanggal 17 Februari 1709 Tsunayoshi Tokugawa meninggal di usia 62 tahun.

Ienobu Tokugawa Shogun Tokugawa keenam merupakan keponakan dari Shogun kelima Tsunayoshi Tokugawa. Dilahirkan pada tanggal 11 Juni 1662 dari keluarga Daimyo wilayah Kofu dengan ayah yang bernama Tsunashige Tokugawa. Tsunayoshi Tokugawa mengangkatnya sebagai anak dan mengajarinya berbagai hal. Sepeninggalan Tsunayoshi Tokugawa dari jabatan Shogun yang digantikan oleh Ienobu Tokugawa pada tahun 1709 Ienobu Tokugawa membuat keputusan yang baru. Yaitu menggunakan filosofi Cina untuk panutan dalam pemerintahan dan menghapus undang-undang mengenai perlindungan hewan. Ienobu Tokugawa melakukan perubahan besar dengan merubah Bakufu dari sistem militer menjadi sistem institusi sipil. Sistem hukuman dengan menganiaya juga dihapuskan. Sistem peradilan dirubah menjadi


(25)

lebih adil yaitu dengan mencari bukti kejahatan sipelaku lalu menjatuhkan hukuman. Ienobu Tokugawa juga merevisi Buke Shohatto dengan bahasa yang lebih halus dan juga membuat emas logam sebagai alat barter (jual beli). Ienobu Tokugawa diingat dengan sifatnya yang rajin dan mau belajar. Sebelum semua tugasnya diselesaikan pada tanggal 14 Oktober 1712 diusia 51 tahun Ienobu Tokugawa menghembuskan napas terakhirnya dan dimakamkan di candi Zojo (kuil keluarga Tokugawa) sesuai dengan permintaan terakhirnya.

Ietsugu Tokugawa Shogun Tokugawa ketujuh lahir pada tanggal 8 Agustus 1709 dan merupakan anak tertua dari Ienobu Tokugawa. Pada tahun 1713 usia baru beranjak 3 tahun dia dinobatkan sebagai Shogun pengganti ayahnya. Selama menjabat tidak banyak yang dilakukannya karena umurnya masih balita dan memiliki karakter yang nakal seperti anak kecil lazimnya. Mengambil keputusan berdasarkan penasehat setianya. Ietsugu Tokugawa merubah sistem jual beli dengan emas logam kemata uang baru untuk ketingkat yang lebih rendah. Perubahan mata uang juga merubah sistem dagang di Jepang dimana Cina dan belanda diperbolehkan memasuki wilayah Jepang setiap tahunnya. Pada 30 April 1716 diusia 7 tahun Ietsugu Tokugawa meninggal dunia dikarena penyakit komplikasi akibat cuaca dingin.

Shogun Tokugawa yang kedelapan adalah Yoshimune Tokugawa. Lahir pada tanggal 27 November 1648. Yoshimune Tokugawa lahir dicabang keluarga inti Kii dan merupakan anak dari Mitsusada Tokugawa dimana kakeknya Yorinobu Tokugawa merupakan anak dari Shogun Ieyasu Tokugawa. Menjabat Shogun pada tahun 1716 diusia 32 tahun. Yoshimune Tokugawa menerapkan


(26)

reformasi keuangan dengan tidak membatasi dan menutup wilayah domain. Sama seperti Ieyasu Tokugawa yang menciptakan Gosanke, Yoshimune Tokugawa mendirikan rumah keturunan keluarga inti Tokugawa dengan 3 cabang (Gosankyo). 3 cabang tersebut dalah Tayasu, Hitotsubashi, dan Shimizu. Pada tahun 1640 buku-buku asing dilarang disebarluaskan di Jepang. Tetapi, pada tahun 1720 Yoshimune menerapkan sistem santai dipemerintahannya. Yoshimune sebenarnya suka akan kemajuan, kecanggihan dan budaya bangsa barat dalam pemerintahannya. Dengan memperbolehkan beredarnya buku-buku asing yang diterjemahkan kedalam bahasa Jepang. Dan memulai perkembangan studi barat yang dikenal sebagai Rangaku. Pada tahun 1745 Yoshimune turun jabatan dari Shogun. Dan meninggal dunia pada tanggal 20 Mei 1751 diusia 67 tahun.

Shogun kesembilan adalah Ieshige Tokugawa merupakan anak pertama dari Yoshimune Tokugawa. Lahir pada tahun 1712 dan menjabat Shogun pada usia 33 tahun tepatnya pada tahun 1745. Ieshige memiliki penyakit kronis, sulit berbicara serius, dan tidak tegas dalam memerintah. Dimasa pemerintahannya terjadi banyak kasus korupsi, bencana alam, periode kelaparan dan munculnya kelas pedagang. Kecanggungan Ieshige Tokugawa dalam memerintah menyebabkan lemahnya kekuatan keluarga Tokugawa pada saat itu. Pada tahun 1760 Ieshige Tokugawa menyerahkan jabatan Shogun kepada Ieharu Tokugawa dan meninggal dunia pada tahun 1761.

Ieharu Tokugawa lahir pada tanggal 20 Juni 1737 dan merupakan anak tertua dari Ieshige Tokugawa dan menjabat Shogun pada tahun 1760. Pada saat menjabat Shogun analisis mata uang perak Cina dan jepang merupakan salah satu


(27)

program pemerintahannya. Tidak begitu tegas dalam menyelesaikan masalah hal itu ditunjukkan dengan terjadinya bencana alam dan menyebabkan periode kelaparan terjadi berlangsung lama. Pada tanggal 8 September 1786 meninggal dunia tanpa memberitahukan ahli warisnya.

Shogun yang kesebelas adalah Ienari Tokugawa. Lahir pada tanggal 18 November 1773 dan menjabat Shogun pada tahun 1787. Terjadinya praktek korupsi di perkantoran Shogun dan terjadi kerusuhan di toko-toko beras di Osaka dan Edo. Terjadinya kebaran besar di Kyoto dari tanggal 6 Maret 1788 semakin membesar ditanggal 8 Maret 1788 dan padam karena hujan deras 11 Maret 1788. Perlu waktu 2 tahun untuk membangun kembali kota Kyoto. Selain kebakaran besar tersebut banyak terjadi bencana alam yang terjadi sehingga menyebabkan kelaparan dan ribuan orang meninggal karenanya. Masa-masa sulit yang dihadapi Jepang Ienari tidak angkat tangan dan tetap membuat Jepang keluar dari krisis. Ienari benar-benar pemimpin yang demokratis,jujur dan tegas. Pada tanggal 22 Maret 1841 Ienari meninggal dunia dan seluruh istana benar-benar berduka cita. Istana bersedih atas meninggalnya Ienari Tokugawa Shogun yang menjabat paling lama dan membuat Jepang keluar dari krisis. Untuk menunjukkan rasa berduka cita pada saat meninggalnya Ienari Tokugawa para pejabat Bakufu mencukur kepala mereka dan tidak memperbolehkan dimainkannya musik di istana untuk menghormati Shogun Ienari Tokugawa.

Ieyoshi Tokugawa lahir pada tanggal 22 Juni 1793 dan merupakan anak kedua dari Ienari Tokugawa. Ieyoshi Tokugawa menjadi Shogun kedua belas pada tahun 1837. Pada tahun 1853 berunding dengan Komodor Matthew Perry untuk


(28)

membiarkan Amerika untuk berdagang di Jepang. Perundingan tersebut dilakukan hanya untuk menarik-ulur perang yang akan terjadi apabila Sakoku tidak dihapuskan. Ieyoshi merupakan Shogun yang berpikiran panjang dan penuh dengan kecermatan. Tetapi, sebelum perjanjian diselesaikan Ieyoshi meninggal dunia pada tahun tersebut. Jabatan Shogunnya diberikan kepada anak ketiganya Iesada Tokugawa.

Iesada Tokugawa lahir pada tanggal 6 Mei 1824 dan menjabat Shogun pada tahun 1853. Dikarenakan fisiknya yang lemah Iesada Tokugawa tidak layak menjabat Shogun. Dipemerintahannya menandai awal periode Bakumatsu (pembagian periode dalam sejarah Jepang merujuk pada tahun-tahun terakhir zaman Edo. Iesada Tokugawa tidak tegas tidak mampu menyelesaikan polemik yang terjadi. Bahkan pada masa pemerintahannya seorang Tairo yang bernama Ii Naosuke menandatangani perjanjian Harris tanpa melalui persetujuannya maupun Kaisar. 14 Agustus 1858 Iesada meninggal dunia.

Iemochi Tokugawa lahir pada tanggal 17 Juli 1846 dan menjabat Shogun pada 1858. Iemochi Tokugawa memimpin lebih banyak mendengar saran dari faksi pendukungnya tanpa membuat keputusan sendiri dikarenakan umurnya yang masih muda. Pada saat hidupnya Iemochi Tokugawa mudah tersulut amarahnya dan kekanak-kanakan, mudah terpengaruh dan memiliki rasa tidak senang kepada Shogun kelima belas Yoshinobu Tokugawa. Mengundurkan diri pada tanggal 14 Juni 1865 tetapi benar-benar turun jabatan pada tanggal 29 Agustus 1866 dan meninggal dunia.


(29)

Kemudian, Shogun kelima belas dijabat oleh Yoshinobu Tokugawa. Seseorang yang dikatakan reinkarnasi dari Shogun pertama Ieyasu Tokugawa dikarenakan kecerdikannya dalam mengatasi masalah. Dan orang yang begitu banyak menerima masalah saat menjabat sebagai Shogun yang diakibatkan oleh Shogun sebelumnya.


(30)

BAB III

PEMERINTAHAN REZIM SHOGUN TOKUGAWA YANG TERAKHIR

3.1 Eksistensi Yoshinobu Tokugawa Sebagai Shogun Terakhir

Yoshinobu Tokugawa merupakan Shogun yang kelima belas sekaligus Shogun yang terakhir. Nariaki merupakan Ayah dari Yoshinobu Tokugawa. Nariaki yaitu seorang Daimyo Han Mito yang disegani karena ketegasan, kecerdikan dan keberanian dirinya. Nariaki juga sering disebut patriarki Mito yaitu sebuah sistem permasyarakatan yang menentukan Orang tua laki-laki sebagai kepala keluarga. Nariaki merupakan pendukung kampanye Sonno Joi (Hormati Kaisar usir kaum Bar-bar). Dia juga selalu memikirkan cara-cara agar bangsa asing tidak masuk wilayah Jepang. Nariaki memiliki 6 anak perempuan dan 21 anak laki-laki. Akan tetapi dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang kesehatan pada masa itu 9 orang anak laki-lakinya meninggal dunia. Meskipun memilik banyak anak, hanya anak dari istri sahlah yang diperbolehkan menjadi ahli waris.

Ibu Yoshinobu Tokugawa bernama Putri Tominomiya Yoshiko. Yang berasal dari keluarga pangeran Arisugawa (kerabat dekat kaisar) dan diadopsi oleh Kaisar Ninko. Dia sangat dicintai Nariaki karena kepintarannya.

Kakak-kakak Keiki yang hidup memiliki sifat feminisme meskipun mereka adalah seorang laki-laki. Hal ini dikarenakan gen putri Tominomiya Yoshiko lebih dominan daripada gen Nariaki. Dan dikarenakan keseharian dan seluruh kakak


(31)

Yoshinobu Tokugawa hanya mempelajari Undang-Undang dan dirawat oleh wanita-wanita lemah gemulai.

Kemudian, Keiki (Yoshinobu Tokugawa) lahir pada tahun 1837. Karena Ayahnya takut Keiki mengikuti jejak kakak-kakaknya maka Ayahnya mengajukan petisi agar masa kecil Keiki harus dibesarkan dan dirawat ditangan Samurai. Keiki dilahirkan dikediaman Mito di Edo, namun ketika umurnya tepat setahun Keiki dibawa kembali ke propinsi kelahirannya.

Setelah Keiki berumur 10 tahun, Nariaki kembali ke propinsi dan melihat kemajuan yang dimiliki Keiki, Keiki tumbuh menjadi anak yang baik, pintar dan perkasa. Nariaki diam-diam merencanakan untuk menjadikan Keiki sebagai Shogun. Meskipun menurut peraturan yang ada hal tersebut tidak mungkin terjadi.

Merasa kurang puas atas pengajaran yang dilakukan para pelayan, Nariaki memberikan peraturan keras untuk Keiki. Keiki harus tidur dengan baringan yang lurus sempurna. Karena hasilnya selalu tidak memuaskan Nariaki memerintahkan pelayan untuk memasang dua bilah pedang di bantal kayu yang berdiri tegak lurus seperti sepasang tanduk dan Keiki harus menggunakannya saat tidur. Saat seperti itu Keiki harus hati-hati di tidurnya kalau tidak wajahnya akan terluka. Dan Keiki pun harus tidur dengan tangan kanan di bawah badannya. Agar jika suatu hari ada musuh yang menyerangnya saat dia tertidur dan kehilangan tangan kirinya, Dia masih bisa melakukan perlawanan dengan tangan kanannya.

Keiki tidak sepenuhnya patuh pada perintah Ayahnya. Dia pernah tidak mau belajar sastra klasik cina. Pengajarnya pun marah dan selalu menghukum Keiki dengan membakar tanaman moxa yang akhirnya membuat tangannya


(32)

membengkak. Keiki tidak menyesal sedikit pun meski tangannya membengkak seperti itu. Kemudian Ayahnya yang memberi hukuman kepadanya. Keiki diikat dikamar berhari-hari tanpa diberi makanan. Sampai Akhirnya Keiki menyerah dan mengaku kalah.

Keiki yang dididik seperti itu maka tumbuhlah ia dengan segala keperkasaannya. Kabar akan kemandiriannya pun terdengar sampai ketelinga Ieyoshi Tokugawa. Atas perintah Ieyoshi Tokugawa, Keiki diadopsi oleh keluarga Hitosubashi (cabang keluarga Kii). Hal ini dikarenakan keluarga Hitotsubashi tidak memiliki ahli waris. Nariaki langsung menyetujui perintah ini. Karena baginya dengan diangkatnya Keiki menjadi anak adopsi dari keluarga Hitosubashi maka semakin besar peluang Keiki untuk menjadi Shogun.

Awal musim gugur pada tahun 1847, Keiki menuju ke Edo untuk bergabung kekeluarga Hitotsubashi. Keiki diterima baik dikeluarga tersebut, dikarenakan dia masih ada hubungan darah dengan keluarga Hitotsubashi. Istri Ieyoshi Tokugawa merupakan kakak perempuan Ibu Keiki. Dan Keiki pun di beri nama keluarga Hitotsubashi.

Melihat kepribadian Keiki, Ieyoshi Tokugawa berniat menjadikannya Shogun. Kemudian pada bulan Januari tahun 1853 saat Hitotsubashi Keiki berusia 15 tahun, Ieyoshi Tokugawa mengatakan kepada kolega-koleganya akan niatnya tersebut. Di acara tahunan Shogun, ada satu hari khusus berburu burung elang dan burung tersebut akan dipersembahkan kepada Kaisar. Pada hari tersebur Ieyoshi Tokugawa mengajak Hitotsubashi Keiki. Kehadiran Hitotsubashi Keiki bersama Ieyoshi Tokugawa saat itu membuat orang-orang yang hadir di acara tahunan


(33)

tersebut langsung menangkap maksud Ieyoshi Tokugawa. Karena biasanya Shogun yang ditemani oleh seseorang maka kemungkinan besar orang yang menemaninya itu adalah ahli warisnya. Hitotsubashi Keiki menghadapi hal tersebut dengan biasa-biasa saja. Baginya saat itu dirinya menemani Ieyoshi Tokugawa hanya karena dia merupakan anak angkat dari Ieyoshi Tokugawa. Apa salahnya kalau anak angkat menemani Ayahnya yang sedang berburu. Selain itu, sebenarnya Hitotsubashi Keiki tak pernah sekalipun berniat untuk menjadi ahli waris Shogun ataupun menjadi Shogun yang berikutnya.

Pada tanggal 8 Juli 1853 Ieyoshi Tokugawa diberi ultimatum oleh Komodor Amerika Serikat Matthew Perry untuk membuka Jepang. Pada tanggal 9 Juli 1853 Ieyoshi Tokugawa menderita sakit. Dokter pribadinya menyatakan Ieyoshi Tokugawa hanya menderita serangan jantung mendadak. Akan tetapi selang tiga hari Ieyoshi Tokugawa menderita sakit yaitu tepat pada tanggal 11 Juli 1853 Ieyoshi Tokugawa meninggal dunia. Tanpa ada langkah-langkah resmi dari pengganti Ieyoshi Tokugawa yang meninggal secara mendadak. Kemudian dengan adanya ancaman dari Matthew Perry yang akan menyerang Jepang kalau tidak mau membuka negaranya maka Bakufu dilanda ketakutan dan kekacauan yang sangat besar.

Dikarenakan tidak ada mandat resmi dari Almarhum Ieyoshi Tokugawa maka kekuasaan Shogun dialihkan kepada Iesada Tokugawa. Hal ini dikarenakan Iesada Tokugawa memiliki hubungan kekerabatan yang lebih dekat dari keluarga Shogun. Iesada Tokugawa merupakan anak kandung Ieyoshi Tokugawa dari selirnya yang bernama Atobe Yuzaimon. Semenjak diangkatnya Iesada Tokugawa


(34)

menjadi Shogun, Hitotsubashi Keiki jadi sering bertemu dengan Iesada Tokugawa. Dan entah karena apa setiap kali melihat Hitotsubashi Keiki, Iesada selalu ketakukan. Hal ini membuat Hitotsubashi Keiki merasa aneh terhadap Iesada Tokugawa. Iesada Tokugawa juga tidak mau berbicara secara akrab terhadap orang lain kecuali pada Ibunya.

Akan tetapi, Hitotsubashi Keiki masih diharapkan sebagai penerus Shogun berikutnya. Jika Iesada Tokugawa sebagai Shogun yang ketiga belas maka Hitotsubashi Keiki diharapkan menjadi Shogun keempat belas. Kampanye dilakukan secara diam-diam oleh pendukung Hitotsubashi Keiki. Dan ini tanpa sepengetahuan Hitotsubashi Keiki . Kampanye tersebut diharapkan agar banyak pihak mendukung Hitotsubashi Keiki. Salah satunya adalah mengumpulkan catatan harian Hitotsubashi Keiki ke dalam sebuah buku yang diberi judul

Riwayat Perkataan dan Kegiatan Hitotsubashi Keiki. Setelah sekian lama ditutupi

akhirnya Hitotsubashi mengetahui kampanye diam-diam tersebut. Dengan rasa kecewa yang tinggi Hitotsubashi keiki menulis surat kepada Ayahnya akan ketidak inginannya atas ditunjuknya dia sebagai penerus Shogun. Agar surat tersebut benar-benar sampai kepada Ayahnya Hitotsubashi Keiki menyuruh seorang wanita yang diam-diam disukainya yang bernama Kaharashi untuk menyampaikan surat tersebut kepada Ayah kandungnya. Atas persetujuan dari istri Hitotsubashi Keiki yang bernama Mikako maka Kaharashi mengantarkan surat tersebut kepada Nariaki. Dikarenakan penipuan yang dilakukan Nariaki terhadap Kaharashi timbul konflik antara Nariaki dan Hitotsubashi Keiki.


(35)

Selain Hitotsubashi Keiki ada lagi seseorang yang diharapkan menjadi penerus Iesada Tokugawa. Yaitu Yoshitomi Tokugawa yang masih merupakan anak dari cabang keluarga Tokugawa dan merupakan cucu dari Shogun kesebelas (Ienari Tokugawa). Dikarenakan umurnya masih dua belas tahun Yoshitomi Tokugawa dikhawatirkan tidak mungkin mampu memimpin tiga ratus Daimyo melewati masa-masa suram. Akan tetapi, Yoshitomi Tokugawa memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan selalu berterus terang. Yoshitomi Tokugawa juga memiliki seorang pendukung yang jabatannya sangat kuat dalam Bakufu. Namanya Ii Naosuke yang menjabat sebagai Tairo (tetua yang hebat). Akan tetapi pada akhirnya Ii Naosukelah yang pada akhirnya menjadikan Yoshitomi Tokugawa sebagai bonekanya.

Ii Naosuke memiliki jabatan yang hebat dan menyadari akan kekuasaan yang dimilikinya. Kemudian tanpa adanya perintah dari Kaisar Komei dengan lancangnya Ii Naosuke menandatangani perjanjian komersial dimana Negara Jepang akan membuka diri dan jika menolak maka Negara Amerika Serikat akan menggempur Jepang. Penandatanganan ini dilakukan oleh Ii Naosuke dengan konsul Amerika Serikat Townsend Harris.

Hitotsubashi Keiki yang merupakan anak dari kelahiran keluarga Mito yang menganggap Kaisar adalah segalanya menjadikan hal tersebut merupakan sebuah tamparan yang sangat menyakitkan. Dengan lantang Hitotsubashi Keiki mendatangi kediaman Ii Naosuke dan menegurnya. Hitotsubashi keiki juga menyampaikan ketidak inginannya untuk menjadi penerus Shogun kepada Ii Naosuke. Disatu sisi Ii Naosuke sangat membenci Hitotsubashi Keiki karena


(36)

sangat berani menegurnya. Tapi disisi lain Ii Naosuke sangat menyukai Keiki dikarenakan Hitotsubashi Keiki tidak berambisi menjadi penerus Shogun.

Pada tanggal 13 Agustus 1858 Iesada Tokugawa meninggal dunia. Yoshitomi Tokugawa diangkat menjadi Shogun keempat belas dan namanya diganti menjadi Iemochi Tokugawa. Dengan sigap Ii Naosuke mengeluarkan surat pengasingan Hitotsubashi Keiki. Surat pengasingan itu dibuat dengan tuduhan bahwa Hitotsubashi Keiki menginginkan kemunduran Kaisar. Tidak hanya Hitotsubashi yang diberi surat pengasingan diri. Nariaki yang merupakan ayah kandung dari Hitotsubashi Keiki juga harus mengalami hal yang serupa. Mengasingkan diri artinya dimana Hitotsubashi Keiki dan Nariaki tidak diperbolehkan keluar dan berbicara terhadap pelayan kecuali dengan keluarga dikediamannya masing-masing.

Tetapi pengasingan diri itu tidak berlangsung lama, pada bulan Maret tahun 1858 Ii Naosuke tewas dikarenakan serangan dari keluarga Mito. Maka dengan surat amnesti yang dikeluarkan oleh Kaisar Komei maka Hitotsubashi Keiki dan Nariaki dibebaskan dari segala tuduhan. Pada tahun 1860 Nariaki meninggal dunia.

Pada Tanggal 27 Juni 1862 kaisar menunjuk Hitotsubashi keiki sebagai pengawal Shogun Iemochi Tokugawa. Iemochi tidak menganggap Hitotsubashi keiki sebagai pengawal setianya. Tetapi lebih menganggap Hitotsubashi Keiki sebagai musuh dalam selimut. Karena dari awal Iemochi diajarkan untuk memperlakukan Hitotsubashi Keiki serendah-rendahnya.


(37)

Pada musim gugur Bakufu membuat keputusan menarik kembali secara sepihak perjanjian komersial yang dilakukan oleh Ii Naosuke dengan Townsend Harris. Menyadari akan terjadinya kekalahn dari pihak Jepang maka sebagai pengawal Shogun dan pendukung Kaisar, Hitotsubashi Keiki melakukan sebuah Trik. Trik tersebut adalah menegaskan akan kepemimpinan Hitotsubashi Keiki dalam mengusir bangsa asing dari Jepang tetapi pada akhirnya hal tersebut hanya omongan kosong belaka untuk menghindari pertumpahan darah di Jepang.

Kaisar Komei sama sekali tidak mengetahui kalau kekuatan militer barat lebih besar daripada kekuatan Jepang. Kaisar hanya memberi berdasarkan petunjuk dan pesan yang diberikan oleh Bakufu. Kaisar selalu diberi pesan-pesan buruk mengenai Hitotsubashi. Bahwasanya Hitotsubashi akan menggulingkan pemerintahan Kaisar dan pada akhirnya Kaisar akan dibunuh. Kaisar sama sekali tidak tahu segala tipu daya yang dilakukan Hitotsubashi Keiki adalah untuk melindungi rakyat Jepang dari pertumpahan darah. Merasa difitnah sedemikian rupa maka Hitotsubashi Keiki benar-benar melakukan perkataannya. Hitotsubashi Keiki menabuh genderang perang dengan bangsa asing. Serangan dari dalam juga bermunculan, serangan ini dimaksudkan untuk menjatuhkan Kaisar dan pemerintahan Shogun. Akan tetapi, berkat pembelaan tentara Jepang yang dipimpin oleh Hitotsubashi Keiki timbul kembali rasa percaya Kaisar terhadap Hitotsubashi Keiki. Begitu juga dengan Iemochi Tokugawa yang mulai mengakui ketulusan Hitotsubashi Keiki yang mempertahankan keberlangsungan pemerintahan Kaisar dan Keshogunan.


(38)

Kebencian sebagian anggota keluarga Tokugawa terhadap Hitotsubashi Keiki dikarenakan Hitotsubashi Keiki merupakan anak kandung dari Nariaki. Pada tanggal 14 Juni 1865 Iemochi Tokugawa membuat surat pengunduran dirinya sebagai Shogun. Hal tersebut terjadi karena Iemochi ditekan untuk membuat solusi dikarenakan adanya tekanan dari bangsa barat yang dengan terang-terangan menggunakan kapal meriam dan memberikan ultimatum agar Jepang membuka seluruh pelabuhan. Akan tetapi bakufu tidak menyetujui surat pengunduran diri tersebut. Dan Iemochi Tokugawa masih ditetapkan sebagai Shogun.

Pada tahun 29 Agustus 1866 Iemochi Tokugawa meninggal dunia diusianya yang berumur dua puluh tahun. Sebelum meninggal Iemochi Tokugawa berwasiat untuk menjadikan Tayasu Kamenosuke sebagai penggantinya. Bakufu merasa cemas atas wasiat tersebut dikarenakan saat itu Tayasu Kamenosuke baru berumur dua tahun. Dikarenakan tidak ada pilihan lain maka Hitotsubashi Keiki dipilih sebagai pengganti Shogun berikutnya. Hitotsubashi Keiki tidak menerima jabatan itu begitu saja dan memikirkan hal tersebut berulang kali. Akan tetapi, dikarenakan Hitotsubashi Keiki tidak tega atas ketidak berdayaan Jepang tanpa seorang Shogun. Maka dengan keterpaksaan Hitotsubashi Keiki menerima jabatan Shogun Tokugawa. Pada tanggal 10 januari 1867 Hitotsubashi Keiki resmi menjadi Shogun yang kelima belas. Sesuai undang-undang yang ada saat seseorang menjabat Shogun dan apabila anak tersebut tidak memiliki nama Tokugawa sebagai marganya, maka nama kecil orang tersebut setelah hari


(39)

pengangkatannya harus diganti. Hitotsubashi Keiki diganti namanya menjadi Yoshinobu Tokugawa.

3.2. Berakhirnya Kekuasaan Shogun Tokugawa

Setelah tiga minggu Yoshinobu Tokugawa menjabat sebagai Shogun, kaisar Komei meninggal dunia karena sakit cacar. Calon Kaisar yang baru merupakan remaja berusia empat belas tahun. Hal tersebut mengharuskan Yoshinobu Tokugawa untuk bersikap tegas dan menggantikan kekuasaan Kaisar sementara. Akan tetapi, rakyat Jepang menganggap hal tersebut merupakan pelanggaran yang tidak bisa ditoleransi. Karena Shogun bukan pemimpin tertinggi di Jepang. Hal tersebut membuat Shogun semakin di benci oleh rakyat Jepang. Dikarenakan kekosongan kekuasaan kaisar pemberontakan untuk menggulingkan Keshogunan pun semakin gencar. Pemberontakan untuk meruntuhkan kekuasaan pada saat itu disebut dengan Periode Bakumatsu.

Berbagai masalah besar yang menyebabkan runtuhnya pemerintahan bakufu adalah:

1. Pembukaan pelabuhan Hyogo pada bulan April 1867 yang dilakukan Yoshinobu Tokugawa tanpa ada persetujuan Kaisar.

2. Pemberontakan dari wilayah Choshu dan Satsuma yang menginginkan Keshogunan Tokugawa dihapuskan karena dianggap sudah melanggar ajaran yang ditetapkan. Dan menuntut mengembalikan kekuasaan kepada kaisar. Dan terjadi peperangan antara Yoshinobu Tokugawa dan


(40)

pemberontak wilayah Choshu dan Satsuma yang dikenal dengan perang Boshin.

Pada tanggal 29 Oktober 1867 diajukan surat pengembalian kekuasaan Kaisar, meniadakan Bakufu dan perintah kepada Yoshinobu Tokugawa untuk mengundurkan diri sebagai Shogun. Yoshinobu juga diminta untuk mengembalikan seluruh tanah Tokugawa kepada Istana. Selain itu juga Yoshinobu Tokugawa diminta untuk mengembalikan dua belas kapal perang, dan puluhan ribu tentara infanteri. Maka secara resmi pada hari tersebut Yoshinobu Tokugawa tidak lagi dikaitkan dalam pemerintahan. Dan pemerintahan dipimpin kembali oleh Kaisar Taisei Hokan. Kemudian dilanjutkan Restorasi Meiji yang menetapkan agar Jepang membuka diri, dan penghapusan perbedaan golongan. Dan menghapuskan sampai keakar-akarnya Keshogunan Tokugawa.

Yoshinobu Tokugawa meninggal dunia pada 21 November 1913 pukul 16:10 sore waktu Jepang dikarenakan penyakit radang paru-paru yang akut. Yoshinobu Tokugawa diingat sebagai Shogun Tokugawa yang terakhir.


(41)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

1. Pada saat pemerintahan Keshogunan Tokugawa dijabat oleh Yoshinobu Tokugawa, Yoshinobu Tokugawa menghadapi situasi dan kondisi yang dilematis. Mendapat tekanan dari pihak luar (bangsa asing) dan dari pihak dalam (bangsa Jepang). Bangsa asing memaksa Yoshinobu Tokugawa untuk membuka Jepang, akan tetapi bangsa Jepang memilih lebih baik berperang agar selamanya dapat menutup Jepang dari pengaruh bangsa asing.

2. Yoshinobu Tokugawa membuat keputusan yang cerdas atas polemik yang terjadi di zaman Edo. Dengan menarik ulur untuk membuka Jepang atau tidak sama sekali. Disaat bangsa asing mulai marah dan menganggap Jepang ingkar janji Yoshinobu meredakan dengan cara hanya membuka sebuah pelabuhan. Disaat bangsa Jepang menyudutkan dirinya dan menganggap bahwa Yoshinobu Tokugawa telah berkhianat Yoshinobu Tokugawa menyatakan perang terhadap bangsa asing dengan memimpin perang.

3. Meski Jepang kalah dalam pertempuran melawan bangsa asing tetapi kekuatan armada perang Jepang diakui oleh bangsa asing. Terutama kekuatan Yoshinobu Tokugawa sebagai Shogun Tokugawa yang kelima belas sekaligus terakhir.


(42)

4.2. Saran

1. Sejarah tentang Shogun Tokugawa termasuk sejarah penting yang menjadikan Jepang dikenang sebagai Negara yang hebat harus lebih diperkenalkan kedunia agar tidak lagi terjadi pemikiran yang salah mengenai Shogun khususnya Shogun pada zaman Edo.

2. Pemikiran-pemikiran konfusionisme yang diberlakukan Pemerintah Tokugawa pada zaman Edo patut dijadikan resensi untuk diadakannya pengkajian sejarah budaya Jepang.


(43)

DAFTAR PUSTAKA

Shiba, Ryotaro. 2010. The Last Shogun Kisah Hidup Tokugawa Yoshinobu. Jakarta : Penerbit Kantera.

Diakses pada tangggal 27 April 2011.

Kaisar.


(1)

Kebencian sebagian anggota keluarga Tokugawa terhadap Hitotsubashi Keiki dikarenakan Hitotsubashi Keiki merupakan anak kandung dari Nariaki. Pada tanggal 14 Juni 1865 Iemochi Tokugawa membuat surat pengunduran dirinya sebagai Shogun. Hal tersebut terjadi karena Iemochi ditekan untuk membuat solusi dikarenakan adanya tekanan dari bangsa barat yang dengan terang-terangan menggunakan kapal meriam dan memberikan ultimatum agar Jepang membuka seluruh pelabuhan. Akan tetapi bakufu tidak menyetujui surat pengunduran diri tersebut. Dan Iemochi Tokugawa masih ditetapkan sebagai Shogun.

Pada tahun 29 Agustus 1866 Iemochi Tokugawa meninggal dunia diusianya yang berumur dua puluh tahun. Sebelum meninggal Iemochi Tokugawa berwasiat untuk menjadikan Tayasu Kamenosuke sebagai penggantinya. Bakufu merasa cemas atas wasiat tersebut dikarenakan saat itu Tayasu Kamenosuke baru berumur dua tahun. Dikarenakan tidak ada pilihan lain maka Hitotsubashi Keiki dipilih sebagai pengganti Shogun berikutnya. Hitotsubashi Keiki tidak menerima jabatan itu begitu saja dan memikirkan hal tersebut berulang kali. Akan tetapi, dikarenakan Hitotsubashi Keiki tidak tega atas ketidak berdayaan Jepang tanpa seorang Shogun. Maka dengan keterpaksaan Hitotsubashi Keiki menerima jabatan Shogun Tokugawa. Pada tanggal 10 januari 1867 Hitotsubashi Keiki resmi menjadi Shogun yang kelima belas. Sesuai undang-undang yang ada saat seseorang menjabat Shogun dan apabila anak tersebut tidak memiliki nama Tokugawa sebagai marganya, maka nama kecil orang tersebut setelah hari


(2)

pengangkatannya harus diganti. Hitotsubashi Keiki diganti namanya menjadi Yoshinobu Tokugawa.

3.2. Berakhirnya Kekuasaan Shogun Tokugawa

Setelah tiga minggu Yoshinobu Tokugawa menjabat sebagai Shogun, kaisar Komei meninggal dunia karena sakit cacar. Calon Kaisar yang baru merupakan remaja berusia empat belas tahun. Hal tersebut mengharuskan Yoshinobu Tokugawa untuk bersikap tegas dan menggantikan kekuasaan Kaisar sementara. Akan tetapi, rakyat Jepang menganggap hal tersebut merupakan pelanggaran yang tidak bisa ditoleransi. Karena Shogun bukan pemimpin tertinggi di Jepang. Hal tersebut membuat Shogun semakin di benci oleh rakyat Jepang. Dikarenakan kekosongan kekuasaan kaisar pemberontakan untuk menggulingkan Keshogunan pun semakin gencar. Pemberontakan untuk meruntuhkan kekuasaan pada saat itu disebut dengan Periode Bakumatsu.

Berbagai masalah besar yang menyebabkan runtuhnya pemerintahan bakufu adalah:

1. Pembukaan pelabuhan Hyogo pada bulan April 1867 yang dilakukan Yoshinobu Tokugawa tanpa ada persetujuan Kaisar.

2. Pemberontakan dari wilayah Choshu dan Satsuma yang menginginkan Keshogunan Tokugawa dihapuskan karena dianggap sudah melanggar ajaran yang ditetapkan. Dan menuntut mengembalikan kekuasaan kepada kaisar. Dan terjadi peperangan antara Yoshinobu Tokugawa dan


(3)

pemberontak wilayah Choshu dan Satsuma yang dikenal dengan perang Boshin.

Pada tanggal 29 Oktober 1867 diajukan surat pengembalian kekuasaan Kaisar, meniadakan Bakufu dan perintah kepada Yoshinobu Tokugawa untuk mengundurkan diri sebagai Shogun. Yoshinobu juga diminta untuk mengembalikan seluruh tanah Tokugawa kepada Istana. Selain itu juga Yoshinobu Tokugawa diminta untuk mengembalikan dua belas kapal perang, dan puluhan ribu tentara infanteri. Maka secara resmi pada hari tersebut Yoshinobu Tokugawa tidak lagi dikaitkan dalam pemerintahan. Dan pemerintahan dipimpin kembali oleh Kaisar Taisei Hokan. Kemudian dilanjutkan Restorasi Meiji yang menetapkan agar Jepang membuka diri, dan penghapusan perbedaan golongan. Dan menghapuskan sampai keakar-akarnya Keshogunan Tokugawa.

Yoshinobu Tokugawa meninggal dunia pada 21 November 1913 pukul 16:10 sore waktu Jepang dikarenakan penyakit radang paru-paru yang akut. Yoshinobu Tokugawa diingat sebagai Shogun Tokugawa yang terakhir.


(4)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

1. Pada saat pemerintahan Keshogunan Tokugawa dijabat oleh Yoshinobu Tokugawa, Yoshinobu Tokugawa menghadapi situasi dan kondisi yang dilematis. Mendapat tekanan dari pihak luar (bangsa asing) dan dari pihak dalam (bangsa Jepang). Bangsa asing memaksa Yoshinobu Tokugawa untuk membuka Jepang, akan tetapi bangsa Jepang memilih lebih baik berperang agar selamanya dapat menutup Jepang dari pengaruh bangsa asing.

2. Yoshinobu Tokugawa membuat keputusan yang cerdas atas polemik yang terjadi di zaman Edo. Dengan menarik ulur untuk membuka Jepang atau tidak sama sekali. Disaat bangsa asing mulai marah dan menganggap Jepang ingkar janji Yoshinobu meredakan dengan cara hanya membuka sebuah pelabuhan. Disaat bangsa Jepang menyudutkan dirinya dan menganggap bahwa Yoshinobu Tokugawa telah berkhianat Yoshinobu Tokugawa menyatakan perang terhadap bangsa asing dengan memimpin perang.

3. Meski Jepang kalah dalam pertempuran melawan bangsa asing tetapi kekuatan armada perang Jepang diakui oleh bangsa asing. Terutama kekuatan Yoshinobu Tokugawa sebagai Shogun Tokugawa yang kelima belas sekaligus terakhir.


(5)

4.2. Saran

1. Sejarah tentang Shogun Tokugawa termasuk sejarah penting yang menjadikan Jepang dikenang sebagai Negara yang hebat harus lebih diperkenalkan kedunia agar tidak lagi terjadi pemikiran yang salah mengenai Shogun khususnya Shogun pada zaman Edo.

2. Pemikiran-pemikiran konfusionisme yang diberlakukan Pemerintah Tokugawa pada zaman Edo patut dijadikan resensi untuk diadakannya pengkajian sejarah budaya Jepang.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Shiba, Ryotaro. 2010. The Last Shogun Kisah Hidup Tokugawa Yoshinobu. Jakarta : Penerbit Kantera.

Diakses pada tangggal 27 April 2011.

Kaisar.