1.2. Permasalahan
Penggunaan alat pelindung diri merupakan upaya untuk mengurangi terjadinya bahaya kesehatan dan kecelakaan kerja, namun hasil observasi yang
dilakukan di lapangan masih banyak pekerja yang tidak menggunkan APD. Maka peneliti ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku
karyawan kilang papan dalam tindakan penggunaan alat pelindung diri di PT Hidup Baru Kota Binjai Tahun 2014.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku karyawan kilang papan dalam tindakan penggunaan alat
pelindung diri di PT Hidup Baru Kota Binjai Tahun 2014.
1.4. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh faktor-faktor tersebut pada perilaku karyawan kilang papan dalam tindakan penggunaan alat pelindung diri di PT
Hidup Baru Kota Binjai Tahun 2014.
1.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a.
Memberikan masukan bagi PT Hidup Baru Kota Binjai dalam meningkatkan perilaku pekerja dalam penggunaan APD Alat Pelindung Diri untuk mencapai
Universitas Sumatera Utara
derajat kesehatan pekerja setinggi-tingginya sehingga dapat meningkatkan kualitas produktivitas kerja.
b. Bagi kalangan akademik, penelitian ini tentunya bermanfaat sebagai kontribusi
untuk memperkaya khasanah keilmuan pada umumnya dan pengembangan penelitian sejenis di masa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perilaku 2.1.1 Pengertian Perilaku
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme makhluk hidup yang bersangkutan. Manusia sebagai salah satu makluk hidup mempunyai bentangan yang
sangat luas, antara lain: berbicara, berjalan, menangis, tertawa, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar Notoatmodjo,
2007. Menurut Skinner, yang dikutip oleh Notoatmodjo 2007 merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan
dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme tersebut merespon, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau
Stimulus Organisme Respon Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat
dibedakan menjadi dua: 1.
Perilaku Tertutup Covert Behavior Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup
covert. Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian,
Universitas Sumatera Utara
persepsi, pengetahuankesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
2. Perilaku terbuka Overt Behavior
Respon seseorang dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon seseorang terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik, yang
dengan mudah dapat diamati atau dilihat orang lain
2.1.2 Jenis Perilaku
Menurut Notoatmodjo, 2010 perilaku dibagi menjadi dua bagian yaitu 1.
Perilaku yang alami Innate Bahavior Perilaku alami yaitu yang dibawa sejak organisme dilahirkan yang berupa reflex
dan insting 2.
Perilaku Operan Operant Behavior Perilaku operan yaitu perilaku yang dibentuk melalui proses belajar, sebagian
besar perilaku manusia adalah perilaku operan.
2.1.3 Domain Perilaku
Teori Bloom yang dikutip dalam Notoatmodjo 2010 membedakan perilaku dalam 3 domain perilaku yaitu : kognitif cognitive, afektif affective dan
psikomotor psychomotor. Untuk kepentingan pendidikan praktis, teori ini kemudian dikembangkan menjadi 3 ranah perilaku yaitu :
1. Pengetahuan knowledge Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
Universitas Sumatera Utara
panca indra manusia. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang overt behaviour Tingkat
pengetahuan di dalam domain kognitif Notoatmodjo, 2010, tercakup dalam 6 tingkatan, yaitu:
a. Tahu know, diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali recall sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima b.
Memahami comprehension, diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan suatu materi tersebut secara benar. c.
Aplikasi application, diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real sebenarnya.
d. Analisis analysis, yaitu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis synthesis, merupakan kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. f.
Evaluasi evaluation, tingkat pengetahuan yang berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Universitas Sumatera Utara
2. Sikap Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap itu tidak dapat lansung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap
secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional
terhadap stimulus sosial. Newcomb salah seorang ahli psikososial dikutip Notoatmodjo 2010, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau
kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi
tindakan suatu perilaku Menurut Allport dikutip Notoatmodjo 2007 sikap itu terdiri dari 3 komponen
pokok yaitu: a.
Kepercayaan keyakinan, ide, dan konsep terhadap suatu objek. b.
Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. c.
Kecenderungan untuk bertindak tend to behave Ketiga komponen ini bersama-sama membentuk sikap yang utuh total
attitude. Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting.
Universitas Sumatera Utara
Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu:
a. Menerima receiving
Menerima diartikan bahwa orang subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek.
b. Merespon responding
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha
untuk menjawab pertanyaan pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima
ide tersebut. c.
Menghargai valuing Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah
adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. d.
Bertanggung jawab responsible Bertanggungjawab atas segala sesuatu yang dipilihnya dengan segala resiko
merupakan sikap yang paling tinggi. 3. Tindakan practice
Seperti telah disebutkan di atas bahwa sikap adalah kecenderungan untuk bertindak praktik. Sikap belum tentu terwujud dalam bentuk tindakan. Untuk
mewujudkan sikap menjadi suatu tindakan diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, seperti fasilitas atau sarana dan prasarana. Setelah
Universitas Sumatera Utara
seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia
akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang diketahui atau disikapinya dinilai baik. Inilah yang disebut praktik practice kesehatan Notoatmodjo, 2007.
2.1.4 Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan health behaviour adalah respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor
yang memengaruhi sehat-sakit kesehatan seperti lingkungan, makanan, minuman, dan pelayanan kesehatan. Dengan perkataan lain perilaku kesehatan adalah semua
aktivitas atau kegiatan seseorang baik yang dapat diamati observable maupun yang tidak dapat diamati unobservable yang berkaitan dengan pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan ini mencakup mencegah atau melindungi diri dari penyakit dan masalah kesehatan lain, meningkatkan kesehatan,
dan mencari penyembuhan apabila sakit atau terkena masalah kesehatan. Oleh sebab itu perilaku kesehatan ini pada garis besarnya dikelompokkan menjadi dua yakni
Notoatmodjo, 2010 : 1.
Perilaku orang yang sehat agar tetap sehat dan meningkat. Oleh sebab itu perilaku ini disebut perilaku sehat healthy behaviour.
2. Perilaku orang yang sakit atau telah terkena masalah kesehatan, untuk
memperoleh penyembuhan atau pemecahan masalah kesehatannya. Oleh sebab itu perilaku ini disebut perilaku pencarian pelayanan kesehatan health seeking
Universitas Sumatera Utara
behaviour. Tempat pencarian kesembuhan ini adalah tempat atau fasilitas pelayanan kesehatan seperti RS, puskesmas, poliklinik, dan lain-lain.
2.1.5 Teori Perilaku Kesehatan
Perilaku dan budaya kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu faktor penting dalam meminilisasi terjadinya kecelakaan kerja. pada beberapa
penelitian yang dilakukan perilaku merupakan salah satu faktor penting yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja. terdapat beberapa teori yang berhubungan
dengan teori yang berhubungan dengan perilaku tersebut antara lain: 1.
Social Cognitive Theory Social Cognitive Theory merupakan teori perilaku kesehatan yang dikembangkan
oleh Albert Bandura. Terdapat tiga faktor yang mempenagruhi perilaku kesehatan yaitu faktor personal, faktor sosial, dan lingkungan, dimana satu sama lain saling
menentukan yang besrifat dinamis, berkesinambungan, dimana perubahan satu faktor akan mempengaruhi perubahan pada dua faktor lainnya Glanz, 2002.
Teori sosial kognitif digunakan untuk mengenal dan memprediksi perilaku individu dan grup serta mengidenfikasi metode-metode yang tepat dalam mengubah
perilaku. Teori ini erat hubungannya dengan pembelajaran seseorang menjadi pribadi yang lebih baik. Teori ini menjelaskan bahwa dalam belajar, pengetahuan,
pengalaman pribadi, karakteristik individu seperti persepsi dan motivasi berinteraksi.
Universitas Sumatera Utara
2. Teori Ramsey
Ramsey mengemukaakan bahwa perilaku kerja yang aman atau terjadinya perilaku yang dapat menyebabkan kecelakaan, dipengaruhi oleh 4 empat faktor
yaitu: a.
Pegamatan Seseorang mengamati suatu bahaya yang mengancam. Bila seseorang tidak
mengamati atau salah mengamati adanya bahaya maka ia tidak akan menampilakan perilaku kerja yang aman
b. Kognitif pengetahuan
Seseorang harus memiliki pengetahuan yang baik mengenai potensi bahaya sehingga ia dapat berperilaku kerja yang aman.
c. Pengambilan keputusan
Perilaku kerja seseorang akan aman jika ia memiliki keputusan untuk menghindari walaupun yang bersangkutan telah melihat dan mengetahui bahwa
yang dihadapi tersebut merupakan suatu yang membahayakan. d.
Kemampuan Perilaku seseoarang dalam bekerja akan aman jika ia memilki kemampuan
bertindak untuk menghindari bahaya.
Universitas Sumatera Utara
2.1.6 Perilaku Organisasi
Organisasi adalah sekumpulan orang yang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi, yang berbeda dari sekadar sekumpulan orang
karena mempunyai tujuan yang spesifik dan memiliki struktur yang lebih formal, terbentuk bilamana beberapa orang bergabung, menjalankan dan mengkoordinasikan
tugas dan tanggung jawab untuk tujuan tertentu. Dapat dikatakan pula bahwa organisasi sebagai usaha mendapatkan sumber daya dan memanfaatkannya,
diharapkan dengan cara yang efisien, untuk menghasilkan. Yang dimaksud dengan perilaku organisasi adalah kegiatan-kegiatan dan proses yang digunakan oleh
anggota-anggota organisasi untuk melakukan hal itu. Perilaku organisasi membahas seluruh kegiatan organisasi yang di dalamnya
terdapat, perilaku manusia, budaya, sosial dan sistem yang mendukung adanya organi sasi
Perilaku unit terdiri dari pengetahuan, motivasi, kepribadian, emosi-emosi, persepsi, pelatihan, keefektifan pemimpin, kepuasaan pekerjaan, pembuatan dan
sikap. Jika dikaitkan dengan penggunaan APD yang memiliki tujuan untuk mencapai kesehatan dan keselamatan kerja maka dibutuhkan perilaku unit kerja yang sistematis.
tersebut. Sehingga antara manusia dan organisasi dapat saling mempengaruhi. Perilaku organisasi adalah bidang studi yang mempelajari pengaruh yang dimiliki
olehindividu, kelompok, dan struktur terhadap perilaku dalam organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan efektifitas suatu organisasi. Sistem pengendalian
manajemen mempengaruhi perilaku manusia.
Universitas Sumatera Utara
2.1.7 Motivasi
Istilah motivasi berasal dari kata Latin “movere” yang berarti dorongan atau menggerakkan. Motivasi mempersoalkan bagaimana cara mengarahkan daya dan
potensi agar bekerja mencapai tujuan yang ditentukan Malayu S.P Hasibuan, 2006. Motivasi inilah yang mendorong seseorang untuk berperilaku beraktifitas dalam
pencapaian tujuan. Motivasi ada karena adanya kebutuhan seseorang yang harus segera mencapai tujuan. Motivasi adalah suatu perangsang keinginan Want dan
daya tertentu yang ingin dicapai. Tingkah laku seseorang dipengaruhi serta dirangsang oleh keinginan, kebutuhan, tujuan dan kepuasannya. Rangsangan timbul
dari diri sendiri dan dari luar atau lingkungan. Rangsangan matariil dan non materiil ini akan menciptakan motivasi yang mendorong orang bekerja atau beraktivitas untuk
memperoleh kebutuhan dan kepuasan dari kerjanya Malayu S.P Hasibuan, 2006. Oleh sebagian besar ahli, proses motivasi diarahkan untuk mencapai tujuan.
Tujuan atau hasil yang dicari karyawan dipandang sebagai kekuatan yang bisa menarik orang. Memotivasi orang adalah proses manajemen untuk mempengaruhi
tingkah laku manusia berdasarkan pengetahuan mengenai apa yang membuat orang tergerak Suarli dan Bahtiar, 2010. Motivasi terbentuk dari sikap attitude karyawan
dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan situasion. Motivasi terbentuk dar sikap attitude karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahan. Motivasi
merupakan kondisi atau energy yang menggerakkan diri karyawan karyawan yang terarah atau tertuju organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan
Universitas Sumatera Utara
positif terhadap situasi itulah yang memperkuat motivasi kerja untuk mencapai kinerja maksimal.
Dari definisi motivasi diatas dapat ditarik sutu kesimpulan 3 faktor pokok dalam motivasi adalah motivasi menjadi kekuatan pendorong bagi seseorang untuk
berperilaku tertentu adanya orientasi tertentu untuk tujuan tertentu dan adanya kebutuhan pribadi. Jadi motivasi merupakan dorongan bagi seseorang berperilaku
tertentu untuk mencapai keinginannya sehingga tercapai kesesuaian antara kebutuhan pribadi dengan tujuan organisasi. Kesesuaian akan dapat menimbulkan sinergi dalam
mencapai organisasi Mitfah, 2003.
2.2 Alat Pelindung Diri
2.2.1 Pengertian Alat Pelindung
Alat pelindung diri perorangan adalah alat yang digunakan seseorang dalam melakukan pekerjaannya, yang dimaksud untuk melindungi dirinya dari sumber
bahaya tertentu, baik yang berasal dari pekerjaan dan berguna dalam usaha untuk mencegah atau mengurangi kemungkinan cedera atau sakit. Alat pelindung diri
adalah suatu alat yang mempunyai kemempuan untuk melindungi seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya di tempat kerja.
Alat pelindung diri dipakai setelah usaha rekayasa engineering dan cara kerja yang aman telah maksimun Depnakertrans RI, 2004
Alat pelindung diri yang telah dipilih hendaknya memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Dapat memberikan perlindungan terhadap bahaya
2. Berbobot ringan
3. Dapat dipakai secara fleksibel tidak memedakan jenis kelamin
4. Tidak menimbulakan bahaya tambahan
5. Tidak mudah rusak
6. Memenuhi ketentuan dari standar yang ada
7. Pemeliharaan mudah
8. Penggantian suku cadang mudah
9. Tidak membetasi gerak
10. Rasa tidak nyaman tidak berlebihan
11. Bentuknya cukup menarik
Menurut Boediono yang mengutip anjuran ILO 1989, beberapa kriteria dasar yang harus dipenuhi oleh semua jenis peralatan pelindung, ada dua hal yang
penting yaitu: 1.
Apapun sifat bahayanya, peralatan pelindung harus memberikan perlindungan terhadap bahaya tersebut
2. Peralatan pelindung tersebut harus ringan dipakinya dan awet dan membeuat rasa
kurang nyaman sekecil mungkin, tetapi memungkinkan mobilitas, pengelihatan, dan sebagainya yang maksimum.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2 Tujuan dan Manfaat dari Penggunaan APD
Tujuan penggunaan APD adalah: 1.
Melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa dan administrative tidak dapat dilakukan dengan baik
2. Meningkatkan efektivitas dan produktivitas kerja
3. Menciptakan lingkungan kerja yang aman
Manfaat pengunaan APD adalah: 1.
Untuk melindungi seluruh sebagian tubuh terhadap kemungkinan adanya potensi bahya kecelakaan kerja
2. Mengurangi resiko akibat kecelakaan
Keuntungan penggunaan APD dapat dirasakan oleh tiga pihak yaitu perusahaan, tenaga kerja, masyarakat dan pemerintah Suma’mur 2009 :
1. Perusahaan
a. Meningkatkan keuntungan karena hasil produksi dapat terjamin baik jumlah
maupun mutunya b.
Penghematan biaya pengobatan serta pemeliharaan kesehtan para tenaga kerja c.
Menghindari terbuangnya jam kerja akibat absentisme tenaga kerja sehingga dapat tercapai produktivitas yang tinggi dan dengan efisiensi yang optimal
2. Tenaga kerja
a. Menghindari diri dari resiko pekerjaan seperti kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja
Universitas Sumatera Utara
b. Memberikan perbaikan kesejahteraan pada tenaga kerja sebagai akibat adanya
keuntungan perusahaan 3.
Masyarakat dan pemerintah a.
Meningkatkan hasil produksi dan mengutamakan perekonomian negara dan jaminan yang memuaskan bagi masyarakat
b. Menjamin kesejahteraan masyarakat tenaga kerja, berarti melindungi sebagian
penduduk Indonesia dan membantu usaha-usaha kesehatan pemerintah c.
Kesejahteraan tenaga kerja, berarti menjamin kesejahteraan keluarga secara langsung
d. Merupakan suatu usaha kesehatan masyarakat yang akan membentu kearah
pembentukan masyarakat sejahtera e.
Kebiasaan hidup sehat diperusahaan akan membantu penerapannya dalam pembinaan kesehatan masyarakat.
2.2.3 Kebijakan tentang APD
Undang-undang N0. 25 tahun 1997 tentang ketenagakerjaan pasal 108 menyatakan bahwa “setiap pekerja mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan
atas : Keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusialaan, perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama”. Oleh karena itu upaya
perlindungan terhadap pekerja akan bahaya khususnya pada saat melaksanakan kegiatan di tempat kerja perlu dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
Penggunaan APD di tempat kerja telah diatur pada Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 antara lain:
1. Pasal 3 ayat 1 butir F menyatakan bahwa salah satu syarat-syarat keselamatan
kerja adalah dengan cara memberikan alat pelindung diri APD pada pekerja 2.
Pasal 9 ayat 1 butir C menyatakan bahwa pengurus perusahaan diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada setiap tenaga kerja baru tentang alat-alat
pelindung diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan 3.
Pasal 12 butir B menyatakan bahwa tenaga kerja diwajibkan untuk memakai alat pelindung diri APD
4. Pasal 12 butir E menyatakan bahwa pekerja boleh mengatakan keberatan apabila
alat pelindung diri yang diberikan diragukan tingkat keamanannya 5.
Pasal 13 menyatakan barang siapa yang memasuki suatu tempat kerja, diwajibkan mentaati semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat pelindung diri yang
diwajibkan 6.
Pasal 14 butir C meyatakan bahwa pengurus diwajibkan untuk menyediakan secara cuma-cuma, semua alat pelindung diri yang diwajibkan pada tenaga kerja
yang berada di bawah pimpinanya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut.
Kebijakan dalam bentuk sanksi dan pemberian penghargaan hadiah ternyata mempunyai makna dalam meningkatkan motivasi berperilaku pekerja terutama dalam
penggunaan APD.
Universitas Sumatera Utara
2.2.4 Jenis-Jenis APD
Alat-alat proteksi diri beraneka ragam bentuknya. ada 8 jenis APD, dimana penggolongannya berdasarkan bagian-bagian tubuh yang dilindunginya:
1. Alat pelindung Kepala
Alat ini terdiri dari alat pengikat rambut, penutup rambut, topi dari berbagai bahan, terbuat dari bahan yang kuat, tahan terhadap benturan, tusukan, api, air, dan listrik
tegangan rendah maupun tinggi. Pelindung kepala dapat pula dikombinasi dengan tutup telinga. Penggunaan alat ini bertujuan untuk melindungi kepala dari bahaya
terbentur dengan benda tajam atau keras yang menyebabkan luka, tergores, terpotong, tertusuk, terpukul oleh benda-benda jatuh, malayang dan meluncur, juga melindungi
kepala dari panas radiasi, api, percikan bahan-bahan kimia korosif dan mencegah rambut rontok dengan bagian mesin yang berputar. Tenaga kerja wanita dengan
rambut yang panjang sering mengalami kecelakaan akibat rambutnya terjerat dalam mesin yang berputar.
2. Alat Pelindung Mata
Kacamata pengaman diperlukan untuk melindungi mata dari kemungkinan kontak dengan bahaya karena percikan atau kemasukan debu-debu, gas-gas uap,
cairan korosif, partikel-partikel melayang, atau terkena radiasi gelombang elektromagnetis.
Universitas Sumatera Utara
Ada lima tipe alat pelindung mata: a.
Spectacles b.
Eye Shields kacamata tanpa pelindung samping c.
Gogles cup type dan box type d.
Face screen e.
Visors 3.
Alat Pelindung muka Alat ini digunakan untuk melindungi wajah dari bahaya cedera dari percikan
api atau bahan berahaya lainnya pada saat bekerja seperti pada pengelasan. Bentuk dari pelindung muka bermacam-macam, dapat berbentik helm las helmet welding
dan kedok las handshield welding. 4.
Alat Pelindung Kaki Alat pelindung kaki berfungsi untuk melindungi kaki dari tertimpa benda-benda
berat, percikan larutan asam dan basa yang korosif atau cairan yang panas, terinjak benda-benda tajam dan terlindungi dari dermatitis eksim karena zat-zat kimia dan
kemungkinan tersandung atau tergelincir. Sepatu yang digunakan disesuaikan dengan jenis resiko, seperti:
a. Pada industri ringan tempat kerja biasa
b. Sepatu pelindung safety shoes atau sepatu boot
c. Untuk mencegah tergelincir, dipakai sol anti slip luar dari karet alam atau
sintesik dengan bermotif timbul permukaan kasar d.
Untuk mencegah tusukan dari benda-benda runcing, dilapisi dengan logam
Universitas Sumatera Utara
e. Terhadap bahaya listrik, sepatu seluruhnya harus dijahit atau direkat tidak
boleh menggunakan paku f.
Sepatu atau sandal yang berlandaskan kayu, baik dipakai pada tempat kerja yang lembab, lantai panas.
g. Sepatu boot dari sintesis untuk pencegahan bahan-bahan kimia
h. Untuk bekerja dengan logam cair atau benda panas, ujung celana tidak
boleh dimasukkan ke dalam sepatu, karena cairan logam atau bahan panas dapat masuk kedalam sepatu
5. Alat Pelindung Tangan
Alat pelindung tangan berfungsi melindungi tangan dan jari-jari dari api, panas dingin, radiasi elektromagnetik dan radiasi mengion, listrik, bahan kimia, benturan
dari pukulan, luka, lecet dan infeksi. Bentuknya macam-macam antara lain: a.
Sarung tangan gloves b.
Mitten : sarung tangan dengan ibu jari terpisah sedang jari lain menjadi satu c.
Hand pad : melindungi telapak tangan d.
Sleeve: untuk pergelangan tangan sampai lengan, biasanya digabung dengan sarung tangan
6. Alat Pelindung Telinga
Alat pelindung telinga terdiri dari dua jenis ear plug dan tutup telinga ear muff: a.
Sumbat telingan Sumbat telinga yang baik adalah menahan frekuensi tertentu saja, sedangkan
frekuensi untuk bicara bisanya komunikasi tidak terganggu. Kelemahan dari
Universitas Sumatera Utara
sumbat telinga adalah tidak tepat ukurannya dengan lubang telinga pemakai, kadang-kadang lubang telinga kanan tidak sama dengan yang kiri
Sumbat telinga dapat terbuat dari karet, plastic keras, plastic lunak, lilin dan kapas. Yang disenangi adalah jenis karet dan plastic lunak karena bisa
menyesuaikan bentuk dengan lubang teliga. Kemampuan atenuasi daya lindung antara 25-30 dB. Bila ada kebocoran sedikit saja, dapat mengurangi
atenuasi kurang lebih 15dB. b.
Tutup Telinga Tutup telinga ada beberapa jenis, antenuasinya pada frekuensi antara 280-400
Hz sampai 42dB 35-45 dB dan untuk frekuensi biasa antara 25-30 dB. Untuk keadaan khusus dapat dikombinasikan antara tutup telinga dan sumbat telinga
sehingga dapat antenuasi yang lebih tinggi, tapi tidak lebih dari 50 dB, karena hantaran suara melelui tulang masih ada.
7. Alat Pelindung Tubuh
Pakaian pelindung dapat berbentuk apron yang menutupi sebagian tubuh yaitu mulai dari dada sampai lutut dan overalls yang menutupi seluruh badan . pakaian
pelindung digunakan untuk melindungi pemakainnya dari percikan cairan, api, larutan bahan-bahan kimia korosif dan oli, cuaca kerja panas, dingin, lembab.
Pakaian pekeja pria yang bekerja melayani mesin seharusnya berlengan pendek, pas tidak longgar pada dada atau punggung, tidak ada lipatan-lipatan yang mungkin
mendatangkan bahaya. pakaian kerja wanita sebaiknya menggunkana celana panjang, baju yang pas, tutup rambut dan tidak memakai perhiasan.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Landasan Teori
Landasan teori yang digunakan untuk menganalisis perilaku pekerja terhadap penggunaan APD adalah teori perilaku organisasi. Perilaku organisasi adalah
tingkah laku yang berusaha menjelaskan tindakan-tindakan manusia secara individu-individu
maupun kelompok di dalam organisasi. Perilaku organisasi pada analisis individual terdiri pengetahuan, persepsi, motivasi, kepribadian, pelatihan, kepuasaan,
penghargaan kinerja, rancangan kerja dan tekanan kerja, perilaku organisasi ini akan menjelaskan tindakan-tindakan manusia. Hal ini dapat dikatan bahwa perilaku
pekerja akan menjelaskan tindakan pekerja dalam penggunaan APD
Gambar 2.1. Landasan Teori Perilaku Organisasi Unit Individu:
1. Pengetahuan
2. Motivasi
3. Kepribadian
4. Emosi-emosi
5. Persepsi
6. Pelatihan
7. Keefektifan pemimpin
8. Kepuasaan Pekerjaan
9. Pembuatan keputusan
individual 10.
Penghargaan kinerja 11.
Ukuran sikap Perilaku
Organisasi Tindakan
Individu
Universitas Sumatera Utara
2.4 Kerangka Konsep