5.2 Pengaruh Pengetahuan terhadap Tindakan Penggunaan APD
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
Notoatmodjo, 2007. Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan pengalaman inderawi dikenal sebagai pengetahuan empiris dan rasional. salah satu
faktor yang mempengaruhi pengetahuan terhadap kesehatan adalah tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan karyawan yang rata-rata SMA menyebabkan
kemampuan karyawan untuk memahami informasi tentang APD menjadi berkurang. Pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan
responden untuk dapat menjawab dengan benar semua pernyataan tentang APD. Pengetahuan karyawan tentang APD di PT Hidup Baru pada penelitian ini mayoritas
rendah yaitu sebesar 55,8. Sebagian besar responden 76,7 tidak mengetahui bahwa alat pelindung diri adalah alat yang digunakan untuk melindungi diri dari
sumber bahaya. Hal ini terlihat bahwa penggunaan APD pada karyawan kilang papan disebabkan karena sudah mengalami kejadian yang mengganggu kesehatan dan
keselamatan mereka, sedangkan bagi karyawan yang belum mengalami hal tersebut, belum menggunakan APD. Para karyawan juga menyatakan bahwa para pekerja
kilang papan tidak perlu menggunakan APD, hal inilah yang menghambat kebijakan dalam melindungi pekerja, karena pekerja sendiri tidak merasa penting dan tidak
Universitas Sumatera Utara
membutuhkan perlindungan diri yang mengakibatkan perusahaan terkadang acuh atas kesehatan dan keselamatan para pekerjanya.
Hasil uji chi square diperoleh nilai p=0,038 dengan demikian terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tindakan penggunaan alat pelindung diri di PT
Hidup Baru Kota Binjai. Hasil penelitian ini sesuai dengan Mulyanti 2008 tentang penggunaan alat pelindung diri dalam asuhan persalinan normal di Rumah Sakit
Meuraxa Banda Aceh tahun 2008, dimana hasil penelitiannya menyatakan variabel pengetahuan mempengaruhi perilaku terhadap penggunaan APD. Notoatmodjo
2007 menyatakan bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.
Karyawan yang berpengetahuan tinggi sebagian besar menggunakan APD yaitu 7 orang 36,8 dan karyawan yang berpengetahuan rendah hanya 2 orang
8,3. Hasil ini memperlihatkan benang merah antara pengetahuan dengan penggunaan APD, bahwa seseorang yang pengetahuannya baik cenderung untuk
berperilaku baik terutama dalam menjaga kesehatan dan keselamatan diri dalam bekerja, begitu pula sebaliknya, orang yang pengetahuannya kurang cenderung untuk
berperilaku buruk dalam menjaga kesehatan dan keselamatan diri dalam bekerja. Hasil yang sama juga didapatkan pada penelitian yang dilakukan oleh Lastria
2012 tentang gambaran perilaku penyapu jalan dalam pemakaian Alat Perlindungan Diri APD didapatkan hasil bahwa sebanyak 59,5 petugas penyapu jalan di kota
Pekanbaru mempunyai perilaku yang tidak sehat dalam pemakaian alat pelindung diri. Penelitian lain yang dilakukan oleh Farida 2006 tentang faktor-faktor yang
Universitas Sumatera Utara
berhubungan dengan pemakaian Alat Pelindung Diri APD pada juru las listrik diwilayah kecamatan Tembalang kota Semarang mengatakan bahwa ada hubungan
antara pengetahuan responden dengan pemakaian Alat Pelindung Diri APD dengan tingkat keeratan sedang
Uji statistik regresi logistik berganda menunjukkan variabel pengetahuan menunjukkan ada pengaruh terhadap tindakan penggunaan APD dengan nilai p=
0,022 α=0,05. Hal ini dikarenakan perilaku karyawan dipengaruhi oleh
pengetahuan. Seorang karyawan akan berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Selain itu pengetahuan akan menimbulkan kesadaran dan akhirnya
menyebakan karyawan berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Hasil atau perubahan perilaku dengan cara ini memakan waktu yang lama karena
didasari oleh kesadaran mereka sendiri bukan karena paksaan. Pengaruh pengetahuan terhadap penggunaan APD pada penelitian ini
diperoleh nilai probabilitas p=0,038, dengan odds ratio OR 7,323 artinya karyawan yang memiliki pengetahuan tinggi mempunyai peluang untuk
menggunakan APD 7,323 kali lebih besar dibandingkan dengan karyawan yang pengetahuannya rendah. Hasil penelitian Madyanti 2012 di RSUD Bengkalis
menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang APD dengan perilaku penggunaan APD, responden yang berpengetahuan baik
kemungkinan untuk berperilaku baik lebih besar yaitu 32,4 kali untuk menggunakan APD saat persalinan dibanding responden yang berpengetahuan kurang. Peningkatan
pengetahuan karyawan dapat dilakukan dengan memberikan informasi mengenai
Universitas Sumatera Utara
potensi bahaya di tempat kerja, penyakit akibat kerja, manfaat APD, serta pelatihan tentang penggunaan APD. Ketersedian fasilitas dalam memperoleh informasi APD
juga perlu dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh Sukarso 2005 pada penggilingan padi di
wilayah kerja puskesmas kedawung II kecamatan kedawung Kabupaten Sragen pada tenaga kerja yang mempunyai masa kerja lama 9 tahun diperoleh bahwa 53,1
tenaga kerja memiliki pengetahuan kurang mengenai pengertian APD masker, 59,3 tenaga kerja tidak memakai APD masker selama bekerja di penggilingan padi. Hasil
analisa bivariat menunjukkan adanya pengaruh antara pengetahuan dan sikap terhadap kedisiplinan pemakaian APD masker.
Menurut Notoatmodjo 2007 mengatakan bahwa pengetahuan selain diperoleh dari bangku pendidikan, juga dapat diperoleh dari pengalaman langsung
seperti informasi yang diterima dari pelayanan yang sering dikunjungi dan pengalaman tidak langsung seperti informasi yang didapatkan dari media massa dan
media elektronik, hal ini dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan.Oleh karena itu pihak perusahaan perlu meningkatkan pengetahuan karyawan terutama pentingnya
penggunaan APD saat bekerja sehingga resiko terjadinya cedera dan kecelakaan kerja dapat diminimalis atau bahkan meniadakan kecelakaan kerja dan meningkatkan
pengetahuan pekerja tentang keselamatan kerja, yaitu lebih diberikan arahan atau pelatihan oleh manajemen perusahaan agar semua pekerja memiliki pengetahuan
yang cukup tentang penggunaan APD. Pelatihan dapat dilakuakan dengan cara simulasi yang tidak perlu terlalu lambat, sehingga tidak menggangu proses produksi
Universitas Sumatera Utara
perusahaan. Selain itu perusahaan dapat melakukan berbagai cara dalam mengingatkan kembali para karyawannya dengan cara menempelkan poster-poster
ataupun arahan-arahan mengenai penggunaan APD.
5.3 Pengaruh Sikap terhadap Tindakan Penggunaan APD