Gambaran Gangguan Pencernaan Gambaran Status Kehamilan Gambaran Penampilan Makanan

81

5.5.4. Gambaran Gangguan Pencernaan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari data rekam medis didapatkan bahwa gambaran gangguan pencernaan pasien rawat inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 yaitu terlihat pada tabel 5.7. Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Gangguan Pencernaan Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 Gangguan Pencernaan Jumlah n Persentasi Ada 24 41,4 Tidak ada 34 58,6 Total 58 100 Sumber : data primer yang diolah oleh peneliti, 2011 Berdasarkan tabel 5.7. di atas, dari 58 responden didapatkan hasil bahwa responden yang mengalami gangguan pencernaan lebih sedikit jika dibandingkan dengan responden yang tidak mengalami gangguan pencernaan. Persentase responden yang mengalami gangguan pencernaan mencapai 41,4, sedangkan responden yang tidak memiliki gangguan pencernaan mencapai 58,6.

5.5.5. Gambaran Status Kehamilan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari jawaban pada instrumen kuesioner didapatkan bahwa gambaran status kehamilan pasien rawat inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 yaitu terlihat pada tabel 5.8. 82 Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi Status Kehamilan Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 Status Kehamilan Jumlah n Persentasi Hamil Tidak hamil 58 100 Total 58 100 Sumber : data primer yang diolah oleh peneliti, 2011 Berdasarkan tabel 5.8. di atas, dari 58 responden didapatkan hasil bahwa responden yang sedang hamil tidak ada atau memiliki persentase 0. Responden ada dalam penelitian ini hampir semua yang tidak hamil. Persentase responden yang tidak hamil mencapai 100.

5.5.6. Gambaran Penampilan Makanan

Gambaran Penampilan makanan dapat dilihat dari warna, bentuk, porsi, dan penyajian makanan. Data warna, bentuk, porsi dan penyajian makanan yang diperoleh dari jawaban responden pada instrumen kuesioner. 5.5.6.1.Gambaran Warna Makanan Berdasarkan hasil yang diperoleh dari jawaban pada instrumen kuesioner didapatkan bahwa gambaran warna makanan pasien rawat inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 yaitu terlihat pada tabel 5.9. Tabel 5.9. Distribusi Frekuensi Warna Makanan Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 Warna makanan Jumlah n Persentasi Tidak Menarik 20 34,5 Menarik 38 65,5 Total 58 100 Sumber : data primer yang diolah oleh peneliti, 2011 83 Berdasarkan tabel 5.9. di atas, dari 58 responden didapatkan hasil bahwa responden yang menyatakan warna makanan tidak menarik lebih sedikit daripada responden yang menyatakan warna makanan menarik. Persentase responden yang menyatakan warna makanan tidak menarik mencapai hanya 34,5, sedangkan persentase responden yang menyatakan warna makanan menarik mencapai 65,5. 5.5.6.2.Gambaran Bentuk Makanan Berdasarkan hasil yang diperoleh dari jawaban pada instrumen kuesioner didapatkan bahwa gambaran bentuk makanan pasien rawat inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 yaitu terlihat pada tabel 5.10. Tabel 5.10. Distribusi Frekuensi Bentuk Makanan Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 Bentuk makanan Jumlah n Persentasi Tidak Menarik 24 41,4 Menarik 34 58,6 Total 58 100 Sumber : data primer yang diolah oleh peneliti, 2011 Berdasarkan tabel 5.10. di atas, dari 58 responden didapatkan hasil bahwa responden yang menyatakan bentuk makanan tidak menarik lebih sedikit daripada responden yang menyatakan bentuk makanan menarik. Persentase responden yang menyatakan bentuk makanan tidak menarik mencapai 41,4, sedangkan persentase responden yang menyatakan bentuk makanan menarik mencapai 58,6. 84 5.5.6.3.Gambaran Porsi Makanan Berdasarkan hasil yang diperoleh dari jawaban pada instrumen kuesioner didapatkan bahwa gambaran porsi makanan pasien rawat inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 yaitu terlihat pada tabel 5.11. Tabel 5.11. Distribusi Frekuensi Porsi Makanan Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 Porsi makanan Jumlah n Persentasi Tidak Sesuai 29 50,0 Sesuai 29 50,0 Total 58 100 Sumber : data primer yang diolah oleh peneliti, 2011 Berdasarkan tabel 5.11. di atas, dari 58 responden didapatkan hasil bahwa responden yang menyatakan porsi makanan tidak sesuai sama dengan responden yang menyatakan porsi makanan sesuai. Persentase responden yang menyatakan penampilan makanan tidak sesuai dan sesuai adalah 50,0. 5.5.6.4.Gambaran Penyajian Makanan Berdasarkan hasil yang diperoleh dari jawaban pada instrumen kuesioner didapatkan bahwa gambaran penyajian makanan pasien rawat inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 yaitu terlihat pada tabel 5.12. Tabel 5.12. Distribusi Frekuensi Penyajian Makanan Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 Penyajian makanan Jumlah n Persentasi Tidak Menarik 16 27,6 Menarik 42 72,4 Total 58 100 Sumber : data primer yang diolah oleh peneliti, 2011 85 Berdasarkan tabel 5.12. di atas, dari 58 responden didapatkan hasil bahwa responden yang menyatakan penyajian makanan tidak menarik lebih sedikit daripada responden yang menyatakan penyajian makanan menarik. Persentase responden yang menyatakan penyajian makanan tidak menarik hanya 27,6, sedangkan persentase responden yang menyatakan penyajian makanan menarik mencapai 72,4. 5.5.7. Gambaran Rasa Makanan Gambaran rasa makanan dilihat dari aroma, bumbu, konsistensi, keempukan, dan temperature. Data aroma, bumbu, konsistensi, keempukan, dan temperature diperoleh dari jawaban responden pada instrumen kuesioner. 5.5.7.1.Gambaran Aroma Makanan Berdasarkan hasil yang diperoleh dari jawaban pada instrumen kuesioner didapatkan bahwa gambaran aroma makanan pasien rawat inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 yaitu terlihat pada tabel 5.13. Tabel 5.13. Distribusi Frekuensi Aroma Makanan Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 Aroma makanan Jumlah n Persentasi Tidak Enak 30 51,7 Enak 28 48,3 Jumlah 58 100 Sumber : data primer yang diolah oleh peneliti, 2011 Berdasarkan tabel 5.14. di atas, dari 58 responden didapatkan hasil bahwa responden yang menyatakan aroma makanan tidak enak lebih banyak daripada responden yang menyatakan aroma makanan enak. Persentase 86 responden yang menyatakan aroma makanan tidak enak mencapai 51,7, sedangkan persentase responden yang menyatakan aroma makanan enak mencapai 48,3. 5.5.7.2.Gambaran Bumbu Makanan Berdasarkan hasil yang diperoleh dari jawaban pada instrumen kuesioner didapatkan bahwa gambaran bumbu makanan pasien rawat inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 yaitu terlihat pada tabel 5.14. Tabel 5.14. Distribusi Frekuensi Bumbu Makanan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 Bumbu makanan Jumlah n Persentasi Tidak Terasa 34 58,6 Terasa 24 41,4 Jumlah 58 100 Sumber : data primer yang diolah oleh peneliti, 2011 Berdasarkan tabel 5.14. di atas, dari 58 responden didapatkan hasil bahwa responden yang menyatakan bumbu makanan tidak terasa lebih banyak daripada responden yang menyatakan bumbu makanan terasa. Persentase responden yang menyatakan bumbu makanan tidak terasa mencapai 58,6, sedangkan persentase responden yang menyatakan bumbu makanan terasa mencapai 41,4. 5.5.7.3.Gambaran Konsistensi Makanan Berdasarkan hasil yang diperoleh dari jawaban pada instrumen kuesioner didapatkan bahwa gambaran konsistensi makanan pasien rawat inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 yaitu terlihat pada tabel 5.15. 87 Tabel 5.15. Distribusi Frekuensi Konsistensi Makanan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 Konsistensi makanan Jumlah n Persentasi Tidak sesuai 27 46,6 Sesuai 31 53,4 Total 58 100 Sumber : data primer yang diolah oleh peneliti, 2011 Berdasarkan tabel 5.15. di atas, dari 58 responden didapatkan hasil bahwa responden yang menyatakan konsistensi makanan tidak sesuai lebih sedikit daripada responden yang menyatakan konsistensi makanan sesuai. Persentase responden yang menyatakan konsistensi makanan tidak sesuai sebesar 46,6, sedangkan persentase responden yang menyatakan konsistensi makanan sesuai mencapai 53,4. 5.5.7.4.Gambaran Keempukan Makanan Berdasarkan hasil yang diperoleh dari jawaban pada instrumen kuesioner didapatkan bahwa gambaran keempukan makanan pasien rawat inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 yaitu terlihat pada tabel 5.16. Tabel 5.16. Distribusi Frekuensi Keempukan Makanan Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 Keempukan makanan Jumlah n Persentasi Tidak sesuai 17 29,3 Sesuai 41 70,7 Jumlah 58 100 Sumber : data primer yang diolah oleh peneliti, 2011 Berdasarkan tabel 5.16. di atas, dari 58 responden didapatkan hasil bahwa responden yang menyatakan keempukan makanan yang tidak sesuai 88 lebih sedikit daripada responden yang menyatakan keempukan makanan sesuai. Persentase responden yang menyatakan keempukan makanan tidak sesuai hanya 29,3, sedangkan persentase responden yang menyatakan keempukan makanan sudah sesuai mencapai 70,7. 5.5.7.5.Gambaran Temperatur Makanan Berdasarkan hasil yang diperoleh dari jawaban pada instrumen kuesioner didapatkan bahwa gambaran temperatur makanan pasien rawat inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 yaitu terlihat pada tabel 5.17. Tabel 5.17. Distribusi Frekuensi Temperatur Makanan Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 Temperatur makanan Jumlah n Persentasi Tidak Sesuai 16 27,6 Sesuai 42 72,4 Jumlah 58 100 Sumber : data primer yang diolah oleh peneliti, 2011 Berdasarkan tabel 5.17. di atas, dari 58 responden didapatkan hasil bahwa responden yang menyatakan temperatur makanan tidak sesuai lebih sedikit daripada responden yang menyatakan temperatur makanan sesuai. Persentase responden yang menyatakan temperatur makanan tidak sesuai hanya 27,6, sedangkan persentase responden yang menyatakan temperatur makanan sesuai mencapai 72,4. 5.5.8. Gambaran Makanan dari Luar Rumah Sakit Berdasarkan hasil yang diperoleh dari jawaban pada instrumen kuesioner didapatkan bahwa gambaran makanan dari luar rumah sakit pasien 89 rawat inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 yaitu terlihat pada tabel 5.18. Tabel 5.18. Distribusi Frekuensi Makanan dari Luar Rumah Sakit Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 Penampilan makanan Jumlah n Persentasi Sering 25 43,1 Tidak sering 33 56,9 Total 58 100 Sumber : data primer yang diolah oleh peneliti, 2011 Berdasarkan tabel 5.19. di atas, dari 58 responden didapatkan hasil bahwa responden yang sering mengkonsumsi makanan dari luar rumah sakit lebih sedikit daripada responden yang tidak sering mengkonsumsi makanan dari luar rumah sakit. Persentase responden yang sering mengkonsumsi makanan dari luar rumah sakit mencapai 43,1, sedangkan persentase responden yang tidak sering mengkonsumsi makanan dari luar rumah sakit mencapai 56,9. 5.6.Analisis Bivariat Analisis bivariat merupakan analisis untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Dalam pengujian hipotesis penelitian dengan data rasio harus memenuhi syarat uji normalitas distribusi data. Uji normalitas distribusi variabel sisa makanan dengan jumlah sampel 58 responden. Adapun hasil uji normalitas terhadap variabel sisa makanan yaitu 0,200. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa variabel sisa makanan dengan hasil analisis taraf signifikasi 0,200 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa 90 penyebaran data distribusi subjek penelitian untuk variabel sisa makanan tersebut dalam keadaan normal sehingga dapat dilakukan uji parametrik. Analisis bivariat dalam penelitian digunakan untuk mengetahui hubungan keadaan psikis, kebiasaan makan, gangguan pencernaan, penampilan makanan yang meliputi warna, bentuk, porsi dan penyajian makanan, rasa makanan yang meliputi aroma, bumbu, konsistensi, keempukan, dan temperatur, dan makanan dari luar rumah sakit. Dalam penelitian ini tidak dapat dilakukan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara status kehamilan dengan terjadinya sisa makanan. hal ini karena tidak ditemukan responden yang sedang dalam masa kehamilan ketika penelitian sedang berjalan. 5.6.1. Hubungan Keadaan Psikis dengan Terjadinya Sisa Makanan pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 Hubungan antara keadaan sikis dengan terjadinya sisa makanan pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 diketahui dengan menggunakan uji anova. Tabel 5.19. Hubungan Keadaan Psikis dengan Terjadinya Sisa Makanan Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 Keadaan Psikis Rata-rata SD P value Abnormal 12,67 12,58 0,421 Borderline abnormal 22,54 13,80 Normal 20,05 11,10 Total 20,27 11,08 Sumber : data primer yang diolah oleh peneliti, 2011 91 Responden yang memiliki keadaan psikis abnormal yang rata-rata meninggalkan sisa makanan sebanyak 12,67 dengan standar deviasi 12,58, sedangkan responden yang memiliki keadaan psikis borderline abnormal rata- rata meninggalkan sisa makanan sebanyak 22,53 dengan standar deviasi 13,80, dan responden yang memiliki keadaan psikis normal rata-rata meninggalkan sisa makanan sebanyak 20,05 dengan standar deviasi 11,10. Dari uji statistik diperoleh nilai p value 0,421. Artinya pada α 5 tidak terdapat hubungan keadaan psikis dengan sisa makanan. 5.6.2. Hubungan Kebiasaan Makan dengan Terjadinya Sisa Makanan pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 Hubungan kebiasaan makan dengan terjadinya sisa makanan pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 diketahui dengan menggunakan uji T- independent. Tabel 5.20. Hubungan Kebiasaan Makan dengan Terjadinya Sisa Makanan Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 Kebiasaan Makan Rata-rata SD Pvalue n Tidak Sesuai 20,60 12,27 0,542 52 Sesuai 17,45 6,81 6 Sumber : data primer yang diolah oleh peneliti, 2011 Berdasarkan tabel 5.20, iketahui rata-rata sisa makanan pada responden yang memiliki kebiasaan makan sesuai dengan rumah sakit adalah 20,60 dengan standar deviasi 12,27. Sedangkan rata-rata sisa makanan pada responden yang memiliki kebiasaan makan tidak sesuai dengan rumah sakit 92 adalah 17,45 dengan standar deviasai 6,81. Dengan uji statistik diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,542. Artinya pada α 5 tidak ada hubungan antara kebiasaan makan dengan sisa makanan. 5.6.3. Hubungan Gangguan Pencernaan dengan Terjadinya Sisa Makanan pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 Hubungan gangguan pencernaan dengan terjadinya sisa makanan pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 diketahui dengan menggunakan uji T- independent. Tabel 5.21. Hubungan Gangguan Pencernaan dengan Terjadinya Sisa Makanan Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 Gangguan Pencernaan Rata-rata SD Pvalue n Ada 24,16 11,60 0,034 24 Tidak ada 17, 53 11,35 34 Sumber : data primer yang diolah oleh peneliti, 2011 Diketahui rata-rata sisa makanan pada responden yang memiliki gangguan pencernaanadalah 24,16 dengan standar deviasi 11,60. Sedangkan rata-rata sisa makanan pada responden yang tidak memiliki gangguan pencernaan adalah 17, 53 dengan standar deviasai 11,35. Dengan uji statistik diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,034 . Artinya pada α 5 ada hubungan antara gangguan pencernaan dengan sisa makanan. 93 5.6.4. Hubungan Penampilan Makanan dengan Terjadinya Sisa Makanan pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 Hubungan penampilan makanan meliputi hubungan warna, bentuk, porsi, dan penyajian makanan dengan terjadinya sisa makan pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 diketahui dengan menggunakan uji T- independent. 5.6.4.1.Hubungan Warna Makanan dengan Terjadinya Sisa Makanan pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 Hubungan warna makanan dengan terjadinya sisa makanan pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 diketahui dengan menggunakan uji T- independent. Tabel 5.22. Hubungan Warna Makanan dengan Terjadinya Sisa Makanan Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 Warna Makanan Rata-rata SD Pvalue n Tidak menarik 24,43 13,99 0,051 20 Menarik 18,08 10,26 38 Sumber : data primer yang diolah oleh peneliti, 2011 Diketahui rata-rata sisa makanan pada responden yang menyatakan warna makanan menarik adalah 24,43 dengan standar deviasi 13,99. Sedangkan rata-rata sisa makanan pada responden menyatakan warna makanan menarik adalah 18,08 dengan standar deviasai 10,26. Dengan uji statistik dipe roleh nilai probabilitas sebesar 0,051. Artinya pada α 5 tidak ada hubungan antara warna makanan dengan sisa makanan. 94 5.6.4.2.Hubungan Bentuk Makanan dengan Terjadinya Sisa Makanan pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 Hubungan bentuk makanan dengan terjadinya sisa makanan pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 diketahui dengan menggunakan uji T- independent. Tabel 5.23. Hubungan Bentuk Makanan dengan Terjadinya Sisa Makanan Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 Bentuk Makanan Rata-rata SD Pvalue n Tidak menarik 22,69 14,34 0,194 24 Menarik 18,57 9,53 34 Sumber : data primer yang diolah oleh peneliti, 2011 Diketahui rata-rata sisa makanan pada responden yang menyatakan bentuk makanan tidak menarik adalah 22,69 dengan standar deviasi 14,34. Sedangkan rata-rata sisa makanan pada responden menyatakan bentuk makanan menarik adalah 18,56 dengan standar deviasai 9,53. Dengan uji statistik diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,194. Artinya p ada α 5 tidak ada hubungan antara bentuk makanan dengan sisa makanan. 5.6.4.3.Hubungan Porsi Makanan dengan Terjadinya Sisa Makanan pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 Hubungan porsi makanan dengan terjadinya sisa makanan pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 diketahui dengan menggunakan uji T- independent. 95 Tabel 5.24. Hubungan Porsi Makanan dengan Terjadinya Sisa Makanan Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 Porsi Makanan Rata- rata SD Pvalue n Tidak sesuai 19,87 12,08 0,799 29 Sesuai 20,67 11, 76 29 Sumber : data primer yang diolah oleh peneliti, 2011 Diketahui rata-rata sisa makanan pada responden yang menyatakan porsi makanan tidak sesuai adalah 19,87 dengan standar deviasi 12,08. Sedangkan rata-rata sisa makanan pada responden menyatakan porsi makanan sesuai adalah 20,67 dengan standar deviasai 11,76. Dengan uji statistik diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,799. Artinya pada α 5 tidak ada hubungan antara porsi makanan dengan sisa makanan. 5.6.4.4.Hubungan Penyajian Makanan dengan Terjadinya Sisa Makanan pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 Hubungan penyajian makanan dengan terjadinya sisa makanan pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 diketahui dengan menggunakan uji T- independent. Tabel 5.25. Hubungan Penyajian Makanan dengan Terjadinya Sisa Makanan Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 Penyajian Makanan Rata-rata SD Pvalue n Tidak menarik 19,45 13,18 0,748 16 Menarik 20,58 11,42 42 Sumber : data primer yang diolah oleh peneliti, 2011 96 Diketahui rata-rata sisa makanan pada responden yang menyatakan penyajian makanan menarik adalah 19,45 dengan standar deviasi 13,18. Sedangkan rata-rata sisa makanan pada responden menyatakan penyajian makanan menarik adalah 20,58 dengan standar deviasai 11,42. Dengan uji statistik diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,748. Artinya pada α 5 tidak ada hubungan antara penyajian makanan dengan sisa makanan. 5.6.5. Hubungan Rasa Makanan dengan Terjadinya Sisa Makanan pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 Hubungan rasa makanan yang meliputi aroma, bumbu, konsistensi, keempukan, kerenyahan, kematangan, dan temperatur dengan terjadinya sisa makan pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011. 5.6.5.1.Hubungan Aroma Makanan dengan Terjadinya Sisa Makanan pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 Hubungan aroma makanan dengan terjadinya sisa makanan pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 diketahui dengan menggunakan uji T- independent. Tabel 5.26. Hubungan Aroma Makanan dengan Terjadinya Sisa Makanan Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 Aroma Makanan Rata-rata SD Pvalue n Tidak enak 25,04 10,47 0,001 30 Enak 15,16 11,18 28 Sumber : data primer yang diolah oleh peneliti, 2011 97 Diketahui rata-rata sisa makanan pada responden yang menyatakan aroma makanan tidak enak adalah 25,04 dengan standar deviasi 10,47. Sedangkan rata-rata sisa makanan pada responden menyatakan aroma makanan enak adalah 15,16 dengan standar deviasai 11,18. Dengan uji statistik diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,001. Artinya pada α 5 ada hubungan antara aroma makanan dengan sisa makanan. 5.6.5.2.Hubungan Bumbu Makanan dengan Terjadinya Sisa Makanan pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 Hubungan bumbu makanan dengan terjadinya sisa makanan pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 diketahui dengan menggunakan uji T- independent. Tabel 5.27. Hubungan Bumbu Makanan dengan Terjadinya Sisa Makanan Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 Bumbu Makanan Rata-rata SD Pvalue n Tidak terasa 22,33 9,92 0,115 34 Terasa 17,35 13,78 24 Sumber : data primer yang diolah oleh peneliti, 2011 Diketahui rata-rata sisa makanan pada responden yang menyatakan bumbu makanan tidak terasa adalah 22,33 dengan standar deviasi 9,92. Sedangkan rata-rata sisa makanan pada responden menyatakan bumbu makanan terasa adalah 17,35 dengan standar deviasai 13,78. Dengan uji statistik diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,115. Artinya pada α 5 tidak ada hubungan antara bumbu makanan dengan sisa makanan. 98 5.6.5.3.Hubungan Konsistensi Makanan dengan Terjadinya Sisa Makanan pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 Hubungan konsistensi makanan dengan terjadinya sisa makanan pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 diketahui dengan menggunakan uji T- independent. Tabel 5.28. Hubungan Konsistensi Makanan dengan Terjadinya Sisa Makanan Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 Konsistensi Makanan Rata- rata SD Pvalue n Tidak sesuai 20,72 11,94 0,789 27 Sesuai 19,88 11, 90 31 Sumber : data primer yang diolah oleh peneliti, 2011 Diketahui rata-rata sisa makanan pada responden yang menyatakan konsistensi makanan tidak sesuai adalah 20,72 dengan standar deviasi 11,94. Sedangkan rata-rata sisa makanan pada responden menyatakan konsistensi makanan sesuai adalah 19,88 dengan standar deviasai 11,90. Dengan uji statist ik diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,789. Artinya pada α 5 tidak ada hubungan antara konsistensi makanan dengan sisa makanan. 5.6.5.4.Hubungan Keempukan Makanan dengan Terjadinya Sisa Makanan pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 Hubungan keempukan makanan dengan terjadinya sisa makanan pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 diketahui dengan menggunakan uji T- independent. 99 Tabel 5.29. Hubungan Keempukan Makanan dengan Terjadinya Sisa Makanan Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 Keempukan Makanan Rata-rata SD Pvalue n Tidak sesuai 20,37 14,37 0,983 17 Sesuai 20,25 10,80 41 Sumber : data primer yang diolah oleh peneliti, 2011 Diketahui rata-rata sisa makanan pada responden yang menyatakan keempukan makanan tidak sesuai adalah 20,37 dengan standar deviasi 14,37. Sedangkan rata-rata sisa makanan pada responden menyatakan keempukan makanan sesuai adalah 20,25 dengan standar deviasai 10,80. Dengan uji statistik diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,983 . Artinya pada α 5 tidak ada hubungan antara keempukan makanan dengan sisa makanan. 5.6.5.5.Hubungan Temperatur Makanan dengan Terjadinya Sisa Makanan pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 Hubungan temperatur makanan dengan terjadinya sisa makanan diketahui dengan menggunakan uji T- independent. Tabel 5.30. Hubungan Temperatur Makanan dengan Terjadinya Sisa Makanan Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 Temperatur Makanan Rata-rata SD Pvalue n Tidak sesuai 21,95 13,66 0,510 16 Sesuai 19,63 11,16 42 Sumber : data primer yang diolah oleh peneliti, 2011 Diketahui rata-rata sisa makanan pada responden yang menyatakan temperatur makanan tidak sesuai adalah 21,95 dengan standar deviasi 13,66. 100 Sedangkan rata-rata sisa makanan pada responden menyatakan temperatur makanan sesuai adalah 19,63 dengan standar deviasai 11,16. Dengan uji statistik diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,510. Artinya pada α 5 tidak ada hubungan antara temperatur makanan dengan sisa makanan. 5.6.6. Hubungan Makanan dari Luar Rumah Sakit dengan Terjadinya Sisa Makanan pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 Hubungan makanan dari luar rumah sakit dengan terjadinya sisa makanan diketahui dengan menggunakan uji T- independent. Tabel 5.31. Hubungan Makanan dari Luar Rumah Sakit dengan Terjadinya Sisa Makanan Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 Makanan dari Luar Rumah Sakit Rata-rata SD Pvalue n Sering 23,85 10,55 0,044 25 Tidak sering 17,56 12,16 33 Sumber : data primer yang diolah oleh peneliti, 2011 Diketahui rata-rata sisa makanan pada responden yang sering mengkonsumsi makanan dari luar rumah sakit adalah 23,85 dengan standar deviasi 10,55. Sedangkan rata-rata sisa makanan responden yang tidak sering mengkonsumsi makanan dari luar rumah sakit adalah 17,56 dengan standar deviasai 12,16. Dengan uji statistik diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,044. Artinya pada α 5 terdapat hubungan antara porsi makanan dengan sisa makanan. 101

BAB 6 PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang berhubungan dengan adanya sisa makanan biasa pada pasien rawat inap di kelas III RSUD Pirngadi Medan

20 222 99

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SISA MAKANAN PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT DJATIROTO LUMAJANG

7 30 154

FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN SISA MAKANAN BIASA PASIEN BANGSAL RAWAT INAP RSUD SALATIGA Faktor-Faktor Eksternal Yang Berhubungan Dengan Sisa Makanan Biasa Pasien Bangsal Rawat Inap RSUD Salatiga.

0 1 18

PENDAHULUAN Faktor-Faktor Eksternal Yang Berhubungan Dengan Sisa Makanan Biasa Pasien Bangsal Rawat Inap RSUD Salatiga.

1 2 5

FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN SISA MAKANAN BIASA PASIEN BANGSAL RAWAT INAP Faktor-Faktor Eksternal Yang Berhubungan Dengan Sisa Makanan Biasa Pasien Bangsal Rawat Inap RSUD Salatiga.

0 2 16

FAKTOR – FAKTOR INTERNAL PASIEN YANG Faktor – Faktor Internal Pasien Yang Berhubungan Dengan Sisa Makanan Di Ruang Rawat Inap Kelas Iii Rsud Kajen Kabupaten Pekalongan.

0 0 18

(ABSTRAK) FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA SISA MAKANAN PADA PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI RSUD KOTA SEMARANG.

0 0 3

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA SISA MAKANAN PADA PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI RSUD KOTA SEMARANG.

0 4 97

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ADANYA SISA MAKANAN BIASA PADA PASIEN RAWAT INAP DI KELAS III RUMAH SAKIT PIRNGADI MEDAN

0 1 25

Faktor-faktor yang berhubungan dengan adanya sisa makanan biasa pada pasien rawat inap di kelas III RSUD Pirngadi Medan

0 0 14