Penggunaan Air di Industri Pengolahan Air Water treatment

Kerak laminar kerak yang dipecahkan menunjukkan lapisan – lapisan kerak yang tipis. Pembentukan lapisan kerak merupakan indikasi pembentukan berbagai kerak dengan berbagai kondisi boiler. Naibaho, P.M., 1996.

2.5.5.1. Penyingkiran Silika

Silika tidak dapat disingkirkan dengan pertukaran kation – hidrogen atau pertukaran natrium zeolit, dan biasanya hanya tersingkir sebagian di dalam proses gamping – soda, dingin maupun panas. Silika merupakan ketidakmurnian yang sangat tidak dikehendaki, karena dapat menyebabkan pembentukan kerak yang melekat sangat kuat. Silika dapat disingkirkan dari air ketel dengan menggunakan gamping dolomit atau magnesia aktif di dalam pelunak. Jika menggunakan koagulasi dan pengendapan sebelumnya, sebagian silika dapat disingkirkan dengan koagulat feri. Zat ini sangat cocok bila konsentrasi silika tinggi di dalam air penambah. Metode ini tidak dapat membuang seluruh silika yang larut, tetapi dapat menurunkan konsentrasinya sampai cukup rendah sehingga pembuangan cuci blowdown ketel dapat mencegah pembentukan kerak di dalam ketel bila dilakukan dengan baik. Cara yang paling umum digunakan untuk menghasilkan air yang hanya mengandung sedikit silika ialah demineralisasi. Austin, G.T., 1996.

2.6. Penggunaan Air di Industri

a. Air bagi suatu industri adalah bahan penunjang baik untuk kegiatan langsung atau tak langsung. b. Penggunaan air di industri biasanya untuk mendukung beberapa sistem, antara lain : Universitas Sumatera Utara ◦ Sistem pembangkit uap boiler ◦ Sistem pendingin ◦ Sistem pemroses air proses ◦ Sistem pemadam kebakaran ◦ Sistem air minum c. Persyaratan kualitas air yang dapat digunakan dalam industri berbeda-beda tergantung kepada tujuan penggunaan air tersebut. d. Air yang berasal dari alam pada umumnya belum memenuhi persyaratan yang diperlukan sehingga harus menjalani proses pengolahan lebih dahulu.

2.7. Pengolahan Air

Yang dimaksud dengan pengolahan adalah usaha – usaha teknis yang dilakukan untuk mengubah sifat – sifat suatu zat. Dalam proses pengolahan air ini pada lazimnya dikenal dengan cara pengolahan lengkap atau complete treatment process, yaitu air akan mengalami pengolahan lengkap, baik physics, kimiawi dan bakteriologik. Pada pengolahan cara ini biasanya dilakukan terhadap air sungai kotorkeruh. Pada hakekatnya, pengolahan lengkap ini dibagi dalam tiga tingkatan pengolahan, yaitu : 1. Pengolahan physics; yaitu suatu tingkatan pengolahan yang bertujuan untuk mengurangimenghilangkan kotoran – kotoran yang kasar, penyisihan lumpur dan pasir, serta mengurangi kadar zat – zat organik yang ada dalam air yang akan diolah. Universitas Sumatera Utara 2. Pengolahan kimia; yaitu suatu tingkatan pengolahan dengan menggunakan zat – zat kimia untuk membantu proses pengolahan selanjutnya. Sutrisno, C.T., 2004. Pengolahan air water conditioning harus diatur seesuai dengan rencana penggunaan air itu. Ketel uap tekanan tinggi 17,2 Mpa atau lebih mempunyai syarat air ketelnya harus dimurnikan dengan sebaik – baiknya. Austin, G.T., 1996.

2.8. Water treatment

Proses-proses utama dilakukan oleh pabrik pengolahan air yaitu pemisahan padatan dan menghilangkan kuman. Bahan-bahan yang tidak dapat larut dapat digolongkan menurut ukurannya dan ini mempengaruhi metoda-metoda perawatan yang digunakan. Padatan-padatan yang besar bisa terdapat secara alami, seperti pasir, kerikil dan reruntuhan alami yang besar daun-daun, tongkat-tongkat, dll., atau bisa juga puing - puing. Partikel-partikel yang besar dapat dihilangkan dengan cara yang sederhana atau menyaring. Bahan-bahan lebih kecil yang tidak bisa dilarutkan, sebagai contoh, partikel-partikel tanah liat atau senyawa organik yang tidak bisa dilarutkan, menunjukkan suatu masalah yang penting yang dapat memberi warna atau kekeruhan, atau kedua-duanya, kedalam air dan dapat melindungi patogen-patogen dari obat desinfeksi. Partikel-partikel kecil ini, dikenal sebagai koloid-koloid. Bahan- bahan tidak larut ini berikatan bersama-sama untuk membentuk partikel-partikel yang besar dengan penambahan bahan penggumpal kimia di dalam air yang mempercepat pembentukan gumpalan yang besar dan dapat menangkap partikel-partikel yang kecil dan dapat dihilangkan dengan pengendapan. Universitas Sumatera Utara Beberapa bahan-bahan yang dapat larut di dalam air dengan demikian akan sedikit mempengaruhi koagulasi, proses-proses pengendapan dan filtrasi. Bahan- bahan yang dapat larut dapat berupa organik atau anorganik; bagaimanapun, grup utama pada jenis yang dapat larut adalah ion anorganik. Raw water dipilih atau ditentukan dengan mengandung konsentrasi yang rendah senyawa organik yang dapat larut, dan proses-proses treatment spesifik digunakan jika perlu untuk menghilangkan senyawa yang dapat larut, sebagai contoh, superklorinasi untuk menghilangkan senyawa rasa dan bau. Ion anorganik yang dapat larut dihilangkan ketika konsentrasi cukup tinggi dan mempengaruhi kualitas air yang kurang baik; sebagai contoh, pelunakan air untuk menghilangkan ion kalsium dan magnesium, desalinasi, menghilangkan besi dan mangan. Proses pengolahan air adalah untuk menghilangkan padatan-padatan mengandalkan presipitasi penambahan bahan penggumpal kimia; proses untuk menghilangkan ion anorganik dari air menggunakan presipitasi kimia misal; pengurangan soda kapur dan oksidasi besi atau di atas proses-proses yang tertentu misal; pertukaran ion dan oksidasi kimia. Desinfeksi membutuhkan penambahan desinfektan kimia yang dapat dipelihara dalam konsentrasi yang cukup untuk membunuh patogen-patogen dan tidak menggunakan reaksi kimia. Reaksi kimia yang terjadi di dalam perairan dan selama proses pengolahan air dapat kompleks. Meski perairan mengandung larutan encer berupa ion - ion dan molekul-molekul, ada biasanya sejumlah besar pada jenis yang berbeda di dalam larutan dan interaksi yang siknifikan. Mayoritas reaksi-reaksi itu dapat dipahami dari suatu pertimbangan tetapan keseimbangan pada reaksi-reaksi. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan

3.1.1. Alat

1. Beaker glass 50 ml Pyrex 2. Erlenmeyer 250 ml Pyrex 3. Gelas ukur 10 ml Pyrex 4. Buret 10 ml Pyrex 5. Labu takar 1000 ml Pyrex 6. Pipet tetes 7. Statif dan klem 8. Botol aquadest 9. Lovibond Nessleriser 2150

3.1.2. Bahan

1. Sampel air boiler 2. Aquadest 3. H 2 SO 4 0,02 N p.a 4. Phenolptalein 5. Metyl Orange 6. Larutan sulfat molybdat p.a Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Prosedur Penerimaan Sawit Rakyat Ke Pabrik Kelapa Sawit ( Pks ) Di Ptpn Ii Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara ( Studi Di Ptpn Ii Sawit Seberang )

6 76 105

Pengaruh Tekanan Pada Stasiun Kempa Terhadap Kehilangan Minyak Dan Biji Pecah Dalam Pengolahan Minyak Kelapa Sawit

11 88 51

Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Effluent Ranut (Reaktor Anaerobik Unggun Tetap) Menggunakan Teknik Elektrokoagulasi

2 53 102

Corrective Maintenance Bantalan Luncur Lori Pabrik Kelapa Sawit Dengan Kapasitas Angkut 2,5 Ton TBS Menggunakan Analisa Kegagalan

17 114 75

Perencanaan Dan Pembuatan Poros Digester Untuk Sebuah Pabrik Kelapa Sawit Dengan Kapasitas Olahan 12 Ton Tbs /Jam Dengan Pengecoran Logam

2 80 101

Kajian Pengembangan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Supermini Dalam Rangka Peningkatan Pendapatan Petani Kelapa Sawit Di Sumatera Utara (The Study On The Development Of Supermini Palm Oil Factory In Order To Increase The Palm Oil Farmers Income In North Sumater

0 49 7

Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Yang Berasal Dari Kolam Akhir (Final Pond) Dengan Proses Koagulasi Melalui Elektrolisis

0 42 3

Analisis Logam Transisi Dalam Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Setelah Perlakuan Land Application

2 69 3

Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik

0 57 39

Pengendalian Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Secara Biologis Dan Pengaruhnya Terbadap Sifat Tanah, Pertumbuhan Tanaman Kedelai(Glycine Max) Pada Tanah Ultisol

0 31 296