Latar Belakang Pemilihan Judul

Oktri Pratiwi Barus : Dampak Permberlakuan Tarif Fiskal Luar Negeri Terhadap Jumlah Penumpang Pada Maskapai Penerbangan, 2009. USU Repository © 2009

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

Kebijakan pemberlakuan Tarif Fiskal Luar Negeri bagi yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak meresahkan sejumlah maskapai penerbangan, karena berdampak pada turunnya jumlah penumpang. Sejak kebijakan fiskal ini diberlakukan per 1 Januari 2009, maskapai penerbangan terus mengalami kerugian. Biro Perjalanan Wisata serta airlines merugi akibat pemberlakuan fiskal sebesar Rp 2,5 juta kepada setiap penumpang pesawat terbang tujuan luar negeri yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP. Sebelum fiskal diberlakukan, kapasitas seat penumpang bisa mencapai 90 persen. Namun setelah berlaku di awal tahun 2009, jumlah penumpang turun tajam dan hanya mencapai 30 persen saja. Bisa diperkirakan kerugian yang harus ditanggung perusahaan maskapai penerbangan sejak kebijakan itu diterapkan mencapai US 3,000 per hari. Padahal, biaya belanja pesawat yang harus dikeluarkan seperti ongkos maintenance menggunakan kurs dollar. Penerbangan internasional yang diharapkan bisa menutupi cost tetapi malah drop akibat kebijakan ini. Hari pertama pemberlakuan Fiskal Luar Negeri di Bandara Polonia bertepatan dengan perayaan tahun baru 2009 dengan rute penerbangan ke Singapura, Kuala Lumpur dan Pulau Penang, Malaysia. Dari Oktri Pratiwi Barus : Dampak Permberlakuan Tarif Fiskal Luar Negeri Terhadap Jumlah Penumpang Pada Maskapai Penerbangan, 2009. USU Repository © 2009 ratusan penumpang pesawat udara yang bertolak ke luar negeri, hanya sekitar 10 persen Warga Negara Indonesia yang tidak memiliki NPWP dengan tujuan berlibur dan berobat di negeri jiran. Oleh sebab itu, pihak maskapai penerbangan belum bisa memberikan penilaian dan justifikasi bahwa dampak pembebasan fiskal bagi pemilik NPWP ini berpengaruh terhadap traffic penumpang. Dampak pemberlakuan Tarif Fiskal Luar Negeri bagi yang tidak memiliki NPWP ini akan dirasakan oleh maskapai penerbangan Indonesia yang mempunyai rute penerbangan ke luar negeri, seperti Lion Air, Sriwijaya Air, Malaysia Airlines, Silk Air, dan Kartika Air. Dengan diberlakukannya Tarif Fiskal Luar Negeri TFLN ini, banyak calon penumpang yang membatalkan keberangkatannya dan pemanfaatan jasa perusahaan travel dan airline menurun drastis. Para agen pelayanan dan operator kapal transportasi laut ke luar negeri juga mengeluhkan penurunan jumlah penumpang yang mencapai 90 persen. Sebelum peraturan baru, kewajiban membayar Fiskal Luar Negeri, masing-masing Rp 1 juta untuk angkutan udara Rp 500.000,- untuk angkutan laut. Artinya, pembayaran fiskal mulai tahun ini naik 150 persen jika dibandingkan dengan pembayaran fiskal sebelumnya. Namun, kenaikan itu lebih rendah dari pada usulan semula sebesar Rp 3 juta untuk angkutan udara. Penerapan aturan tersebut dilakukan dalam rangka menyadarkan seluruh masyarakat untuk memenuhi kewajiban kenegaraan sesuai dengan UUD 1945 yakni bela negara dan membayar pajak. Oktri Pratiwi Barus : Dampak Permberlakuan Tarif Fiskal Luar Negeri Terhadap Jumlah Penumpang Pada Maskapai Penerbangan, 2009. USU Repository © 2009 Sarana untuk memenuhi kewajiban kenegaraan tersebut adalah melalui kepemilikan NPWP sebagai bukti cinta dan peduli kepada negara. Aturan ini tidak difokuskan untuk meningkatkan perolehan penerimaan pajak. Warga yang ingin mendapat fasilitas bebas fiskal harus menunjukkan kartu NPWP, paspor, dan kartu keluarga. Penumpang yang secara otomatis bebas dari fiskal adalah: • Penumpang yang berusia di bawah 21 tahun, • Orang asing yang berada di Indonesia kurang dari 183 hari dalam 12 bulan, • Pejabat perwakilan diplomatik, • Pejabat perwakilan organisasi internasional, • WNI yang memiliki dokumen resmi penduduk negara lain, • Jemaah haji, • Pelintas batas jalan darat, dan • Tenaga Kerja Indonesia TKI. Sedangkan bebas fiskal dengan disertai Surat Keterangan Bebas Fiskal Luar Negeri antara lain diberikan kepada: • Mahasiswa asing dengan rekomendasi perguruan tinggi, • Orang asing yang melakukan penelitian, • Tenaga kerja asing Batam, Bintan, dan Karimun, • Penyandang cacat atau orang sakit yang akan berobat ke luar negeri atas biaya organisasi sosial termasuk seorang pendamping, • Program pertukaran mahasiswa dan pelajar, Oktri Pratiwi Barus : Dampak Permberlakuan Tarif Fiskal Luar Negeri Terhadap Jumlah Penumpang Pada Maskapai Penerbangan, 2009. USU Repository © 2009 • Tenaga Kerja Indonesia TKI selain dengan kartu keterangan kerja luar negeri, dan • Anggota misi kesenian, kebudayaan, olahraga, dan keagamaan. Sejak diefektifkannya kebijakan tersebut, terminal keberangkatan Internasional Bandara Polonia Medan sunyi dari penumpang. Bahkan tingkat isian seat maskapai menurun hingga 70 persen.

1.2 Pembatasan Masalah