Enny Maulidna Sembiring : Penentuan Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Dari Unit Perebusan Yang Terdapat Pada Air Kondensat Dan Air Kolam Fat Fit Dengan Metode Ekstraksi Sokletasi Di Ptpn Iii Pks Rambutan Tebing
Tinggi, 2008. USU Repository © 2009
1.2. Permasalahan
Adapun permasalahan yang akan dibicarakan dan dibahas yaitu mengenai: apakah hasil analisa terhadap kehilangan minyak dari di unit perebusan yang
terdapat di air kondensat dan di kolam fat fit sesuai dengan standar yang ditetapkan di PTPN III PKS Rambutan Tebing Tinggi.
1.3. Tujuan
Adapun tujuan penulis karya ilmiah ini adalah: 1.
untuk mengetahui kadar kehilangan minyak pada air kondensat 2.
untuk mengetahui kadar kehilangan minyak pada kolam fat fit.
1.4. Manfaat
Dari faktor hilangnya minyak kelapa sawit pada proses perebusan bisa mempengaruhi kuantitas hasil akhir dan begitu juga terhadap kolam fat fit, maka
penulis karya ilmiah ini memberikan hasil analisis yang dapat digunakan untuk melihat efesiensi dari alat yang digunakan serta memperbaiki penanganan
pengolahan di stasiun perebusan.
Enny Maulidna Sembiring : Penentuan Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Dari Unit Perebusan Yang Terdapat Pada Air Kondensat Dan Air Kolam Fat Fit Dengan Metode Ekstraksi Sokletasi Di Ptpn Iii Pks Rambutan Tebing
Tinggi, 2008. USU Repository © 2009
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit Elaeis Guinensis Jack, berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Meskipun demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit
berasal dari Amerika Selatan yaitu Brazil karena lebih banyak ditemukan spesies kelapa sawit di hutan Brazil dibandingkan dengan Afrika. Pada kenyataanya
tanaman kelapa sawit hidup subur diluar daerah asalnya, seperti Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Papua Nugini.
Bagi Indonesia, tanaman kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan perkebunan nasional. Selain mampu menciptakan kesempatan kerja
yang mengarah pada kesejahteraan masyarakat, Indonesia merupakan salah satu produsen utama minyak kelapa sawit.
Kelapa sawit pertama kali di perkenalkan di Indonesia oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1848. Ketika itu ada empat jenis bibit kelapa sawit
yang dibawa dari Mauritius dan Amsterdam dan ditanam di kebun Raya Bogor. Tanaman kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan secara komersial
pada tahun 1912. Fauzi.,dkk, 2004
Enny Maulidna Sembiring : Penentuan Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Dari Unit Perebusan Yang Terdapat Pada Air Kondensat Dan Air Kolam Fat Fit Dengan Metode Ekstraksi Sokletasi Di Ptpn Iii Pks Rambutan Tebing
Tinggi, 2008. USU Repository © 2009
2.1.1. Klasifikasi Kelapa Sawit
Kelapa sawit Elaeis Guinensis Jacq dalam klasifikasi botanis dapat diuraikan sebagai berikut:
Divisi : Embryophyta Siphonagama
Kelas : Angiospermae
Ordo : Palmeles
Family : Palmaceae
Sub-family : Palminae Genus
: Alaes Spesies
: Alaeis Guinensis Jacq
Tanaman kelapa sawit tumbuh tegak lurus dan dapat mencapai ketinggian sampai 20 m. tanaman ini berumah satu atau Monoecious, yang artinya bunga
jantan dan bunga betina terdapat pada tandan bunga betina. Masing – masing tandan terletak terpisah dan keluar dari ketiak pelepah. Djoehana.., 1991
2.1.2. Jenis – jenis Kelapa Sawit
Berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah, beberapa jenis kelapa sawit diantaranya Dura, Pisifera, Tenera, dan Macro Carya.
1. Dura - Tempurung tebal 2-8 mm
- Tidak terdapat lingkaran serabut pada bagian luar tempurung. - Daging buah relative tipis, yaitu 35-50 terhadap buah
- Kernel daging biji besar dengan kandungan minyak rendah - Dalam persilangan, dipakai sebagai pohon induk betina
Enny Maulidna Sembiring : Penentuan Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Dari Unit Perebusan Yang Terdapat Pada Air Kondensat Dan Air Kolam Fat Fit Dengan Metode Ekstraksi Sokletasi Di Ptpn Iii Pks Rambutan Tebing
Tinggi, 2008. USU Repository © 2009
2. Pisifera - Ketebalan tempurung sangat tipis, bahkan hamper tidak ada
- Daging buah tebal, lebih tebal dari daging buah dura - Daging biji sangat tipis
- tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan jenis lain dan dipakai sebagai pohon induk jantan
3. Tenera - Hasil dari persilangan Dura dengan Pisifera
- Tempurung tipis 0,5-4 mm - Terdapat lingkaran serabut disekeliling tempurung
- Daging buah sangat tebal 60-96 dari buah - Tandan buah lebih banyak, tetapi ukurannya relative lebih kecil
4. Marco Carya - tempurung tebal sekitar 5 mm
- Daging buah sangat tipis Risza , 1994
Perbedaan ketebalan daging buah kelapa sawit menyebabkan perbedaan jumlah rendemen minyak kelapa sawit yang dikandungnya. Rendemen minyak
paling tinggi terdapat pada jenis tenera yaitu mencapai 22-24 , sedangkan pada jenis Dura hanya 16-18.
Berdasarkan warna kulit buah, beberapa jenis kelapa sawit di antaranya jenis Nigrescens, Virescens, dan Albescens
Enny Maulidna Sembiring : Penentuan Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Dari Unit Perebusan Yang Terdapat Pada Air Kondensat Dan Air Kolam Fat Fit Dengan Metode Ekstraksi Sokletasi Di Ptpn Iii Pks Rambutan Tebing
Tinggi, 2008. USU Repository © 2009
Table: 2.1. Jenis kelapa sawit berdasarkan warna kulitnya Jenis
Warna buah muda Warna buah masak
Nigrescens Ungu kehitaman
Jingga kehitam-hitaman Virescens
Hijau Jingga kemerahan, tetapi
ujung buah tetap hijau Abescens
Keputih-putihan Kekuning-kuningan dan
ujungnya ungu kehitaman
Jenis unggul kelapa sawit dihasilkan dari persilangan bibit unggul, yang dimana berdasarka prinsip reproduksi . Misalnya dalam proses persilangan antara
Dura dan Pisifera. Hasil persilangan tersebut telah terbukti memiliki kualitas dan kuantitas yang lebih baik dibandingkan dengan jenis lain. Tim Penulis.PS, 1997
2.2. Minyak Kelapa Sawit
Salah satu dari beberapa tanaman golongan palma yang dapat menghasilkan minyak adalah kelapa sawit Elaeis Guinensis Jack. Minyak
kelapa sawit dapat juga dihasilkan dari inti kelapa sawit yang dinamakan minyak inti kelapa sawit palm kernel oil.
Beberapa faktor yang mempengaruhi mutu minyak kelapa sawit yang baik yaitu mempunyai kadar air kurang dari 0,1 dan kadar kotoran lebih kecil dari
0,01 kandungan asam lemak bebas serendah mungkin kurang 2 atau kurang, bilangan peroksida dibawah 2, bebas dari warna merah dan kuning
harus berwarna pucat.Ketaren,1986 Table: 2.2. komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit
No Asam lemak
Minyak Kelapa Sawit Minyak Inti Sawit
1 Asam kaplirat
- 3 - 4
2 Asam kaproat
- 3 – 7
3 Asam laurat
- 46 – 52
4 Asam miristat
1,1 – 2,5 14 – 17
5 Asam palmitat
40 – 46 6,5 – 9
6 Asam stearat
3,6 – 4,7 1 – 2,5
7 Asam oleat
39 – 45 13 – 19
Enny Maulidna Sembiring : Penentuan Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Dari Unit Perebusan Yang Terdapat Pada Air Kondensat Dan Air Kolam Fat Fit Dengan Metode Ekstraksi Sokletasi Di Ptpn Iii Pks Rambutan Tebing
Tinggi, 2008. USU Repository © 2009
8 Asam linoleat
7 - 11 0,5 - 2
Sifat fisika-kimia kelapa sawit meliputi warna, bau, dan flavor, kelarutan dalam pelarut organic, titik asap, polymorphism dan lain- lain. Warna minyak
kelapa sawit ditentukan oleh adanya pigmen yang terdapat didalamnya kelapa sawit, karena asam –asam lemak dan gliserida tidak berwarna. Warna orange atau
kuning disebabkan adanya pigmen karoten yang larut dalam minyak kelapa sawit. Bau dan Flavor dalam minyak terdapat secara alami, juga terjadi akibat
kerusakan minyak. Sedangkan bau khas minyak kelapa sawit ditimbulkan oleh persenyawaan beta-ionone. ketaren,1986
Titik cair minyak kelapa sawit berada dalam kisaran suhu 21 – 29
o
No. C,
karena minyak kelap sawit mengandung beberapa macam asam lemak yang mempunyai titik cair yang berbeda – beda.
Table: 2.3. Beberapa sifat fisis dan kimia minyak kelapa sawit Sifat fisis dan kimia
Nilai 1.
Titik cair 21 – 29
2. Berat jenis 15
o
0,859 – 0,870 C
3. Indeks Bias D 40
o
36,0 – 37,5 C
4. Bilangan penyabunan
224 – 249 5.
Bilangan Iod 14,5 – 19,0
Ketaren. ,1986
2.3. Tandan Buah Segar TBS