Pengendalian Kualitas Desain Eksperimen

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Pengendalian Kualitas

Pengendalian kualitas merupakan suatu sistem verifikasi dan penjagaan perawatan dari suatu tingkat kualitas produk atau proses yang dikehendaki dengan perencanaan yang seksama, pemakaian peralatan yang sesuai, inspeksi yang terus menerus serta tindakan korektif bilamana diperlukan. Jadi, pengendalian kualitas tidak hanya kegiatan inspeksi ataupun menentukan apakah produk itu baik accept atau jelek reject. Pengendalian kualitas dilakukan mulai dari proses input informasibahan baku dari pihak marketing dan purchasing hingga bahan baku tersebut masuk ke pabrik dan bahan baku itu diolah di pabrik yang akhirnya dikirim ke pelanggan. Bahkan pengendalian kualitas juga dilakukan setelah adanya purna jual. Untuk memenuhi semua kebutuhan ini tentunya perlu adanya berbagai macam tool yang mampu merepresentasikan data yang dibutuhkan dan menganalisis data tersebut hingga didapat suatu kesimpulan.Ginting, 2007

3.2. Desain Eksperimen

Desain eksperimen, yaitu suatu rancangan percobaan dengan tiap langkah tindakan yang betul-betul terdefenisikan sedemikian sehingga informasi yang berhubungan dengan atau diperlukan untuk persoalan yang sedang diselidiki dapat dikumpulkan sebanyak-banyaknya. Desain eksperimen perlu dimengerti prinsip- Universitas Sumatera Utara prinsip dasar yang lazim digunakan dan dikenal yaitu: replikasi, randomisasi atau pengacakan dan kontrol lokal. Sebelum memberikan penjelasan ketiga prinsip dasar diatas, terlebih dahulu akan dijelaskan pengertian tentang perlakuan, kekeliruan eksperimen dan unit eksperimen. 1. Perlakuan Perlakuan adalah sekumpulan daripada kondisi-kondisi eksperimen yang akan digunakan terhadap unit eksperimen dalam ruang lingkup desain yang dipilih. Perlakuan ini bisa berbentuk tunggal atau terjadi dalam bentuk kombinasi. 2. Unit eksperimen Unit terhadap perlakuan tunggal yang mungkin merupakan gabungan beberapa faktor dikenakan dalam sebuah replikasi eksperimen dasar. 3. Kekeliruan eksperimen Kekeliruan eksperimen menyatakan kegagalan daripada dua unit eksperimen identik yang dikenai perlakuan untuk memberikan hasil yang sama. Ini bisa terjadi karena, misalnya kekeliruan waktu menjalankan eksperimen, variasi antara unit eksperimen dan pengaruh gabungan dari semua faktor tambahan yang mempengaruhi karakteristik yang sedang dipelajari. Prinsip dasar yang digunakan dan dikenal yaitu: 1. Replikasi Replikasi diartikan dengan pengulangan dari eksperimen dasar. Replikasi diperlukan karena dapat: a. Memberikan taksiran kekeliruan eksperimen yang dapat dipakai untuk menentukan panjang interval konfidensi atau dapat digunakan sebagai Universitas Sumatera Utara satuan dasar pengukuran untuk penetapan taraf signifikansi daripada perbedaan-perbedaan yang diamati. b. Menghasilkan taksiran yang lebih akurat untuk kekeliruan eksperimen. c. Memungkinkan kita untuk memperoleh taksiran yang lebih baik mengenai efek rata-rata daripada suatu faktor 2. Pengacakan atau Randomisasi Tes atau uji signifikansi akan banyak dilakukan. Umumnya untuk setiap prosedur pengujian, asumsi-asumsi tertentu perlu diambil dan dipenuhi agar pengujian yang dilakukan menjadi berlaku. Salah satu daripadanya ialah pengamatan-pengamatan juga kekeliruan-kekeliruan berdistribusi secara independen. Asumsi ini sukar untuk dapat dipenuhi tetapi dengan jalan berpedomen kepada prinsip sampel acak random sampel yang diambil dari sebuah populasi atau berpedoman pada perlakuan acak terhadap unit eksperimen, maka pengujian dapat dijalankan seakan-akan asumsi yang diambil benar adanya. Pengacakan tidak menjamin terjadinya independensi, melainkan hanyalah memperkecil adanya korelasi antar pengamatan jadi juga antar kekeliruan. Selain daripada keberhasilan untuk membuat korelasi antar kekeliruan sekecil- kecilnya, p engacakan juga merupakan suatu cara untuk ”menghilangkan” bias. 3. Kontrol lokal Kontrol lokal merupakan sebagian daripada keseluruhan prinsip desain yang harus dilaksanakan. Biasanya merupakan langkah-langkah atau usaha-usaha yang berbentuk penyeimbangan, pengkotakan atau pemblokan dan pengelompokan daripada unit-unit eksperimen yang digunakan dalam desain. Jika replikasi dan Universitas Sumatera Utara pengacakan pada dasarnya akan memungkinkan berlakunya uji signifikansi, maka kontrol lokal menyebabkan desain lebih efisien, yaitu menghasilkan prosedur pengujian dengan kuasa yang lebih tinggi. Sudjana, 1994

3.3. Uji Kenormalan Data