Pengujian Kekerasan Pengujian Tarik

Gambar 3.7 Spesimen Metallografi Pengamatan struktur mikro atau metallografi dalam pengujian ini sangat diperlukan untuk mengetahui besar atau diameter dari butiran spesimen.

3.5 Pengujian

Pengujian yang dilakukan terhadap baja HSS ASP 23 yang belum dan telah mengalami proses perlakuan panas meliputi uji kekerasan, uji tarik dan metallografi.

3.5.1 Pengujian Kekerasan

Pengujian kekerasan dilakukan di Laboratorium Metallurgi, Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik USU. Sebelum diuji kekerasannya, spesimen dibersihkan dan diratakan permukanya terlebih dahulu dengan mesin poles dan kertas pasir. Setelah itu pengujian kekerasan dilakukan dengan alat brinell dengan pembebanan 3000 kg dan diameter jejak diukur mengunakan teropong indentor. Setiap benda uji dilakukan pengujian kekerasan sebanyak 5 kali kemudian diambil rata-ratanya sesuai skala Brinell. Adapun alat uji Brinell dapat dilihat pada gambar 3.8. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.8 Alat uji Brinell Lab. Metallurgi USU, 2013 Spesifikasi: Type : BH-3CF Kapasitas max : 3500 Kg Bola indentasi : 3, 5, dan 10 mm Keterangan Gambar : 1. Panel beban 2. Tuas Hidrolik 3. Indentorbola indentor 4. Katup hidrolik 5. Beban 6. Landasan uji Berikut ini adalah prosedur percobaan yang dilakukan pada pengujian kekerasan dengan metode Brinell : 1 2 3 4 5 6 Universitas Sumatera Utara 1. Spesimen dibersihkan permukaannya dengan mesin polish hingga permukaannya rata dan mengkilap. 2. Setelah bersih, spesimen diletakkan pada landasan uji dan bola indentor yang digunakan adalah bola dengan diameter 10 mm. 3. Spesimen dinaikkan hingga menyentuh bola indentor, kemudian katup hidrolik dikunci. 4. Tuas hidrolik ditekan berulang-ulang hingga skala pada panel menunjukkan angka 3000 kg kemudian ditahan selama 15 detik. 5. Setelah 15 detik katup hidrolik dibuka untuk mengembalikan beban ke posisi semula 0 kg. 6. Pengamatan diameter indentasi dilakukan dengan menggunakan teropong Indentor dan data diameternya disesuaikan dengan tabel kekerasan BHN. 7. Pengambilan data kekerasan diulang sebanyak 5 kali untuk masing-masing spesimen dan diambil data rata-ratanya.

3.5.2 Pengujian Tarik

Pada penelitian ini pengujian tarik dilakukan pada nilai kekerasan yang optimum setelah proses hardening dan tempering. Pada pengujian tarik dicari tegangan luluh σ y , tengangan batas σ u dan regangan. Karena terjadi perbedaan kelunakan bahan akibat variasi suhu perlakuan panas maka perlu dihitung kembali ketebalan bahan sebelum dilakukan pengujian. Pada penelitian ini pengujian tarik menggunakan alat uji tarik Torsee Type AMU- 10 dengan kapasitas 10 ton seperti yang diperlihatkan oleh gambar 3.9. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.9 Alat uji tarik Torsee Type AMU-10 Spesifikasi: Type : AMU-10 Beban max : 10 Ton Force Tahun :1989 Keterangan Gambar : 1. Panel beban 2. Pembaca grafik 3. Tombol ON 4. Tombol UP 5. Katup Unload Valve 6. Chuck atas 7. Chuck bawah 1 2 10 5 4 3 9 8 7 6 Universitas Sumatera Utara 8. Tombol Pump 9. Tombol DOWN 10. Katup Load Valve Berikut ini adalah prosedur percobaan yang dilakukan pada pengujian tarik dengan menggunakan alat uji tarik Torsee Type AMU-10 : 1. Spesimen dibentuk sesuai ukuran menurut standar ASTM E-8M, namun dalam penelitian ini spesimen di skalakan menjadi 1 : 2 mengingat tingginya harga material yaitu panjang daerah uji 30 mm, panjang daerah cekam 30 mm, tebal spesimen 2.5 mm. 2. Mesin uji tarik dihidupkan kemudian disetting alat pembaca grafik dan jarum skala beban pada panel. 3. Spesimen dicekam pada chuck atas, kemudian chuck bawah dinaikkan dengan menekan tombol UP hingga mencekam spesimen secara keseluruhan. 4. Katup hidrolik load valve dibuka kemudian mesin pompa hidrolikPUMP dijalankan sampai spesimen putus. 5. Setelah spesimen putus katup hidrolik load valve ditutup dan katup pembuka unload valve dibuka, kemudian chuck bawah diturunkan dengan menekan tombol DOWN. 6. Spesimen yang putus dilepas dari chuck atas dan bawah, kemudian diukur besar pertambahan panjangnya dan besar nilai regangan yang diperoleh dari grafik hasil uji tarik seperti yang terlihat pada lampiran uji tarik kemudian dicatat data hasil pengujian. Universitas Sumatera Utara 7. Prosedur yang sama dilakukan pada spesimen uji tarik yang lain.

3.5.3 Pengujian Fatique