Tujuan Ruang Lingkup Pengawasan

commit to user 15 2 Pengawasan merupakan proses tindak lanjut, yaitu dilaksanakan terus-menerus sehingga dapat memperoleh hasil pengawasan yang berkesinambungan. 3 Pengawasan harus menjamin adanya kemungkinan pengambilan koreksi yang cepat dan tepat terhadap penyimpangan dan penyelewengan yang ditemukan untuk mencegah berlanjutnya kesalahan atau penyimpangan. 4 Pengawasan bersifat mendidik dan dinamis, yaitu dapat menimbulkan kegairahan untuk memperbaiki, mengurangi atau meniadakan penyimpangan disamping menjadi pendorong dan perangsang untuk menertibkan dan menyempurnakan kondisi obyek pengawasan. Norma Umum pengawasan yang isinya dirumuskan dalam empat poin tersebut merupakan bagian dari norma pengawasan umum, yang dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri tersebut dibagi dalam tiga bagian yakni : a Norma umum pengawasan; b Norma umum pemeriksaan; dan c Norma laporan. Demikianlah uraian singkat tentang maksud dari norma umum pengawasan yang tentunya juga diterapkan oleh instansi-instansi atau aparat pengawasan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri termasuk pula Inspektorat Kabupaten.

d. Tujuan Ruang Lingkup Pengawasan

1 Tujuan pengawasan Menurut Soeharto A.H. pengawasan bertujuan untuk menilai apakah suatu kegiatan dilaksanakan secara efektif, efisien dan ekonomis, dan apakah pelaksanaannya sudah didasarkan pada ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. commit to user 16 Sedangkan menurut pendapat Sukarna dalam bukunya berjudul “Pengantar Ilmu Administrasi” tujuan suatu pengawasan adalah : a Untuk mengetahui jalannya pekerjaan, apakah lancar atau tidak. b Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang diperbuat oleh pegawai dan mengadakan pencegahan agar tidak terulang lagi kesalahan-kesalahan yang sama atau timbulnya kesalahan- kesalahan baru. c Untuk mengetahui apakah penggunaan budget yang telah ditetapkan dalam perencanaan terarah pada sasaranya dan sesuai dengan yang telah direncanakan. d Untuk mengetahui pelaksanaan kerja sesuai dengan program seperti yang telah ditentukan dalam perencanaan atau tidak. e Untuk mengetahui hasil pekerjaan dibandingkan dengan yang telah ditetepkan dalam perencanaan, yaitu standar. Dalam buku berjudul “ introduction to the Study of Public Administration” Leonard D White” berpendapat bahwa tujuan pengawasan adalah : a Untuk menjamin bahwa kekuasan itu digunakan untuk tujuan yang diperintah dan mendapat dukungan serta persetujuan dari rakyatnya; b untuk melindung hak asasi manusia yang telah dijamin oleh undang-undang daripada tindakan penyalahgunaan kekuasaan. 2 Ruang lingkup pengawasan Apabila kita menginginkan suatu pengawasan yang lengkap maka pengawasan tersebut harus mengarah pada pengawasan terhadap : a Ketaatan pada peraturan; b Keuangan; c Efisiensi dan kehematan;dan commit to user 17 d Efektifitas hasil program. Tujuan pengawasan terhadap keuangan dan ketaatan pada peraturan adalah untuk menilai apakah suatu instansi telah melaksanakan kegiatan, mengendalikan dan mempertanggung jawabkan kegiatannya sesuai dengan peraturan yang berlaku dan apakah catatan akuntansi, laporan keuangan dan sistem akutansi dapat dipertanggung jawabkan secara tepat sehingga bermanfaat bagi penyusunan anggaran, pengawasan anggaran, pemberian informasi keuangan kepada yang berwenang dan perhitungan serta pembukuan anggaran. Pengawasan efisiensi dan penghematan adalah untuk menilai pelaksanaan kegiatan dan pemanfaatan keuangan dan material secara efisien, ekonomis dan efektif, artinya harus diteliti dan dibuktikan bahwa: a Barang dan jasa yang diperolehdiadakan memang benar-benar diperlukan; b Harga barang dan jasa memang pantas dan wajar; c Penyimpanan dan penjagaan tepat; d Penggunaan barang dan jasa sudah tepat; e Imbalan terhadap barang dan jasa yang dijual sudah pantas dan cukup. Pemeriksaan hasil program dilaksanakan untuk menilai dari program dengan titik berat pada menelusuri dan meneliti mengenai: a Apakah kelembagaan manajemen ada pengaruhnya pada pencapaian hasil. b Apakah ada alternatif lain yang lebih baik ditinjau dari aspek efisien, ekonomis dan efektif serta pembiayaan yang lebih rendah. Apakah ada manfaat atau kerugian yang semula tidak diperhitungkan. Uraian kegiatan dasar tahap-tahap pemeriksaan sebagai berikut : a Tahap persiapan pelaksanaan; commit to user 18 Kegiatan yang harus dilaksanakan oleh pemeriksa dalam persiapan pemeriksaan mencakup hal-hal sebagai berikut : 1 Menentukan sasaran pemeriksaan; 2 Menunjuk petugas yang akan melaksanakan pemeriksaan; 3 Mempersiapkan berkas pemeriksaan; 4 Mempelajari berkas pemeriksaan; 5 Menyiapkan formulir-formulir yang akan digunakan dalam pemeriksaan; 6 Menyusun jadwal pemeriksaan. Semua persiapan tersebut dapat dilakukan dikantor sendiri berdasarkan datainformasi yang ada mengenai obyek yang diperiksa. b Tahap pelaksanaan pemeriksaan; Kegiatan yang harus dilakukan dalam tahap pelaksanaan pemeriksaan meliputi : 1 Mempelajari dan menilai sistem pengendalian manajemen atau sistem pengendalian intern; 2 Menentukan luasnya pegujian-pengujian yang akan dilaksanakan; 3 Menetapkan prosedur-prosedur pemeriksaan yang tepat dan melakukan pengujian-pengujian yang diperlukan; 4 Menyusun kertas kerja pemeriksaan KKP; 5 Menuntaskan masalah-masalah yang dijumpai dalam pemeriksaan c Tahap pelaporan hasil pemeriksaan; Dari kegiatan pemeriksaan yang telah dilaksanakan harus dibuat laporan hasil pemeriksaan secara tertulis. Penyusunan laporan hasil pemeriksaan memerlukan langkah-langkah sebagai berikut : 1 Mereview kertas kerja pemeriksaan; 2 Menyusun konsep laporan hasil pemeriksaan berdasarkan materi dalam kertas kerja pemeriksaan yang telah direview; commit to user 19 3 Membahas konsep laporan hasil pemeriksaan dengan penanggungjawab obyek yang diperiksa. Laporan hasil pemeriksan ini antara lain bertujuan agar temuan, kesimpulan, rekomendasi dan komentar hasil pemeriksaan dikomunikasikan secara resmi kepada pejabat yang berwenang untuk malakukan tindak lanjut atas rekomendasi atau untuk yang perlu mengetahui informasi tersebut d Tahap tindak lanjut hasil pemeriksaan. Agar rekomendasi yang tercantum dalam laporan hasil pemeriksaan mencapai tujuan, maka pemeriksa harus mengikuti tindak lanjut yang dilakukan oleh pejabat yang berwenang. Karena itu perlu diambil langkah-langkah sebagai berikut : 1 Memonitor pelaksanaan tindak lanjut; 2 Menegaskan kembali rekomendasi dalam hal tindak lanjut yang diusulkan belumtidak dilaksanakan. 3 Tinjauan umum Pegertian Efisiensi Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, efisiensi adalah hubungan antara masukan dan keluaran, efisiensi merupakan ukuran apakah penggunaan barang dan jasa yang dibeli dan digunakan oleh organisasi perangkat pemerintahan untuk mencapai tujuan organisasi perangkat pemerintahan dapat mencapai manfaat tertentu. Efisiensi juga mengandung beberapa pengertian antara lain : a Efisiensi pada sektor hasil dijelaskan dengan konsep masukan- keluaran input-output . b Efisiensi pada sektor pelayanan masyarakat adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan pengorbanan seminimal mungkin; atau dengan kata lain suatu kegiatan telah dikerjakan secara efisien jika pelaksanaan pekerjaan tersebut telah mencapai sasaran dengan biaya yang terendah atau dengan biaya minimal diperoleh hasil yang diinginkan. commit to user 20 c Efisiensi penyelenggaraan pemerintahan daerah dapat dicapai dengan memperhatikan aspek hubungan dan tatakerja antar instansi pemerintah daerah dengan memanfaatkan potensi dan keanekaragaman suatu daerah. Faktor penentu efisiensi adalah : a Faktor teknologi pelaksanaan pekerjaan. b Faktor struktur organisasi yaitu susunan yang stabil dari jabatan-jabatan baik itu struktural maupun fungsional. c Faktor sumber daya manusia seperti tenaga kerja, kemampuan kerja, maupun sumber daya fisik seperti peralatan kerja, tempat bekerja serta dana keuangan. d Faktor dukungan kepada aparatur dan pelaksanaanya baik pimpinan maupun masyarakat. e Faktor pimpinan dalam arti kemampuan untuk mengkombinasikan keempat faktor tersebut kedalam suatu usaha yang berdaya guna dan berhasil guna untuk mencapai sasaran yang dimaksud. 4 Tinjauan Tentang Keuangan Daerah a Pengertian keuangan daerah Menurut Pasal 1 butir 5 PP Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, keuangan daerah adalah: “Semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut.” Selanjutnya Menurut Mamesa dalam Halim Theresia keuangan daerah dapat diartikan sebagai: “Semua hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang, juga segala satuan, baik berupa uang maupun barang, yang dapat dijadikan kekayaan daerah sepanjang belum memilikidikuasai oleh negara atau commit to user 21 daerah yang lebih tinggi serta pihak-pihak lain sesuai ketentuanperaturan perundang-undangan yang berlaku Mamesa dalam Halim Theresia, 2007: 24”. Jadi berdasarkan definisi di atas, yang dimaksud dengan Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang juga segala satuan baik uang maupun barang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah sesuai ketentuanperaturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan yang dimaksud dengan semua hak ialah hak untuk memungut sumber-sumber penerimaan daerah, seperti pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, dan lain-lain, dan atau hak untuk menerima sumber-sumber penerimaan lain seperti dana alokasi umum dan dana alokasi khusus sesuai peraturan yang ditetapkan. Hak tersebut dapat menaikkan kekayaan daerah Abdul Halim, 2007: 25. Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah adalah Kepala Daerah yang karena jabatannya mempunyai kewenangan menyelenggarakan keseluruhan pengelolaan keuangan daerah. Kepala Daerah adalah gubernur bagi daerah provinsi atau bupati bagi daerah kabupaten atau walikota bagi daerah kota. Ruang lingkup keuangan daerah meliputi: 1 hak daerah untuk memungut pajak Daerah dan retribusi daerah serta melakukan pinjaman; 2 kewajiban daerah untuk menyelenggarakan urusan Pemerintahan daerah dan membayar tagihan pihak ketiga; 3 penerimaan daerah; 4 pengeluaran daerah; 5 Kekayaan Daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain commit to user 22 Yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan Daerah; dan 6 kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah. dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan daerah danatau kepentingan umum. Seperti diketahui dalam pasal 157 UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dinyatakan bahwa sumber pendapatan daerah terdiri atas: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan; dan lain-lain pendapatan daerah yang sah . b Asas Umum Pengelolaan Keuangan Daerah 1 Keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat. 2 Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu sistem yang terintegrasi yang diwujudkan dalam APBD yang setiap tahun ditetapkan dengan peraturan daerah Aparat pengelola keuangan daerah, DPRD dan petugas pengawasan harus melakukan pengendalian agar semua tujuan tersebut dapat tercapai. commit to user 23 B. KERANGKA PEMIKIRAN Gambar 2. Skematik Kerangka pemikiran Penjelasan Skematik Kerangka pemikiran: Pemerintahan daerah terdiri atas Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, diantara keduanya menghasilkan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah yang pengelolaannya harus Efektif, Efisien dan Akuntabel, maka disini diperlukan pengawasan Inspektorat guna mewujudkanya sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 agar terciptanya tujuan Penyelenggaraan Pemerintahan daerah Yaitu; Kesejahteraan masyarakat, Pelayanan publik dan Daya saing daerah. Pengawasan Inspektorat Kabupaten ü Kesejahteraan rakyat ü Pelayanan publik ü Daya saing daerah Pemerintahan Daerah Pemerintah daerah DPRD APBD Pelaksanaan Pengelolaan Ø Efektif Ø Efisien Ø Akuntabel Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 commit to user 24 BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

1. Landasan Hukum Inspektorat Kabupaten

Dokumen yang terkait

Pengaruh Personal Background Dan Pengetahuan Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Peran Auditor Inspektorat Dalam Pengawasan Keuangan Daerah, Studi Kasus Inspektorat Pemerintah Kabupaten Langkat

4 92 86

Peranan Badan Pengawas Daerah/Inspektorat Daerah Dalam Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Pengelolaan Pajak Daerah Kabupaten Samosir

3 45 95

EFISIENSI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH MELALUI PENGAWASAN (STUDI DI BADAN PENGAWAS DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT) 2012

0 18 62

PENGARUH PENGAWASAN, PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH, DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA Pengaruh Pengawasan, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah.

0 5 16

PENGARUH PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN PERAN INSPEKTORAT TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN.

1 4 44

ANALISIS PEMANFAATAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH OLEH INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN.

0 0 6

PENGARUH PENGAWASAN INTERNAL, SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR (Survey pada DPPKAD Kabupaten Karanganyar)

0 2 11

Aplikasi Fungsi Manajemen Oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah (Dp2kad) Kabupaten Karanganyar

0 1 125

EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN NGAWI

0 2 75

PENGARUH KEAHLIAN INDEPENDENSI DAN PROFESIONALITAS PENGAWASAN FUNGSIONAL TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (Studi Pada Inspektorat Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Cilacap )

0 0 19