Metode Pengambilan Contoh dan Pengujian

68 b Copy SPPT-SNI. 8 Pelimpahan SPPT-SNI dilaksanakan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan 9 LSPro bertanggungjawab terhadap SPPT-SNI yang diterbitkan sesuai dengan keten1tuan penerapan SNI yang diberlakukan secara wajib dan peraturan perundang-undangan. 10 Pelaku usaha pemegang SPPT-SNI wajib untuk menyampaikan laporan realisasi produksi danatau impor Mainan kepada Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur setiap satu bulan sejak diterbitkannya SPPT-SNI. 11 Penerbitan SPPT-SNI untuk mainan yang telah masuk daerah pabean Indonesia atau diproduksi dan masih beada digudang produksi sebelum tanggal pemberlakuan SNI Mainan secara wajib dilakukan berdasarkan ketentuan: a SPPT-SNI hanya berlaku untuk jumlah mainan yang berada didalam gudang importir produsen; b Proses sertifikasi mengacu pada Bab III; c Pengambilan contoh dilakukan digudang produsenimportir. 87

C. Metode Pengambilan Contoh dan Pengujian

1. Pengambilan Contoh Tujuan dalam pengambilan contoh dan pengujian ini adalah merupakan tata cara yang diperlukan untuk mendukung penerapan pemberlakuan SNI 87 Ibid, Bab III Universitas Sumatera Utara 69 mainan secara wajib berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 24M- INDPER42013 dan perubahannya Nomor 55M-INDPER112013. 88 Metode pengambilan contoh dan pengujian ini merupakan pedoman bagi Petugas Pengambil Contoh yang selanjutnya disebut PPC dan Petugas Laboratorium Penguji dalam melaksanakan pengambilan contoh dan pengujian Mainan dalam rangka SPPT-SNI. Dalam hal ruang lingkup metode pengambilan contoh mencakup standar acuan, ketentuan-ketentuan, peralatan, jumlah contoh yang diambil, pelaksanaan pengambilan contoh, pengesahan contoh uji, pengiriman contoh uji dan dokumen terkait. Standar acuan yang dimaksud terdiri dari: a. SNI ISO 8124-1:2010; b. SNI ISO 8124-2:2010; c. SNI ISO 8124-3:2010; d. SNI ISO 8124-4:2010 e. SNI IEC 62115:2011; danatau f. Sebagaian Parameter: g. EN71-5 Ftalat h. SNI 7617:2010 Non Azo i. SNI 7617:2010 Formaldehida Ketentuan ketentuan yang berlaku dalam pengambilan contoh yaitu sebagai berikut: 88 Ibid., Bab IV Universitas Sumatera Utara 70 a. Suatu mainan termasuk dalam satu famili produk jika memenuhi kesamaan dalam kriteria sebagai berikut: 1 HS Code; 2 kategori usia; 3 fungsi utama elektrik atau mekanik; 4 bahan baku utama; 5 parameter uji; Tahapan pengambilan contoh untuk produk dalam negeriimpor yang memiliki lebih dari satu satu famili produk dilakukan pengelompokkan dengan ketentuan: a. Pengelompokkan mainan berdasarkan famili produk. b. Pengembalianj contoh uji untuk produk dalam negeri diambil dari lotbatch yang mewakili hasil produksi selama 6 bulan dan contoh uji untuk produk impor merupakan produk yang diekspor pada setiap pengapalan shipment. c. Contoh uji diambil berdasarkan family produk. d. Jumlah contoh uji mengacu pada ketentuan Lampiran II Perauran Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Nomor 02BIMPER12014 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemberlakuan dan Pengawasan Penerapan SNI Mainan Secara Wajib. Pelaksanaan pengambilan contoh dalam rangka Sertifikasi oleh LSPro langkah-langkah yang harus dilakukan adalah : a. petugas Penambil Contoh diberikan kebebasan oleh Produsenimportir untuk melakukan prngambilan contoh; Universitas Sumatera Utara 71 b. pengambilan contoh dilakukan secara acak; c. pengambilan contoh selesai apabila jumlah contoh sesuai dengan yang diperlukan; d. masukkan contoh tersebut kedalam kemasan kemudian diberi label contoh uji dan disegel sesuai peruntukkannya, yaitu satu set untuk dikirim ke laboratorium uji dan satu set lagi untuk arsip perusahaan; e. buat berita acara pengambilan contoh mashing-masing dibuat rangkap empat f. berita acara pengambilan contoh dan label uji tersebut ditandatangani oleh PPC dan wakil dari perusahaan atau yang bertanggungjawab; g. berita acara pengambilan contoh dan label contoh uji di capstempel perusahaan; h. Berita Acara Pengambilan Contoh diberikan untuk LSPro. Perusahaan, laboratorium penguji, dan PPC; pengawasan standar produk oleh Petugas Pengawas Standar Produk selanjutnya disebut PPSP langkah-langkah yang harus dilakukan: a. petugas pengambil contoh dan PPSP diberikan kebebasan oleh produsenimportir utnuk melakukan pengambilan contoh; b. pengambilan contoh dilakukan secara acak; c. pengambilan contoh selesai apabila jumlah contoh sesuai dengan yang diperlukan; d. masukkan contoh tersebut ke dalam kemasan kemudian diberi label contoh uji dan disegel sesuai peruntukkannya, yaitu satu set untuk dikirim ke laboratorium uji dan satu set lagi untuk arsip perusahaan; Universitas Sumatera Utara 72 e. buat berita acara pengambilan contoh masing-masing dibuat rangkap empat; f. berita acara pengambilan contoh dan Label Contoh Uji tersebut ditandatangai oleh PPC dan PPSP dan wakil dari perusahaan atau yang bertanggungjawab; g. berita acara pengambilan contoh dan label contoh uji dicapstempel perusahaan; h. berita acara pengambilan contoh diberikan untuk PPSP, perusahaan, laboratorium penguji, dan PPCP; i. berita acara pengambilan contoh oleh PPSP diberikan kepada Direktorat Jenderal Pembina. Universitas Sumatera Utara 73 BAB IV PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PRODUK IMPOR MAINAN ANAK MELALUI KEBIJAKAN STANDAR NASIONAL INDONESIA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN

A. Pembinaan terhadap Produk Impor Mainan Anak melalui Kebijakan SNI

Dokumen yang terkait

Pembinaan dan Pengawasan Terhadap Produk Impor Mainan Anak Melalui Kebijakan Standar Nasional Indonesia (SNI) Secara Wajib Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian

0 5 73

Pembinaan dan Pengawasan Terhadap Produk Impor Mainan Anak Melalui Kebijakan Standar Nasional Indonesia (SNI) Secara Wajib Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian

0 0 7

Pembinaan dan Pengawasan Terhadap Produk Impor Mainan Anak Melalui Kebijakan Standar Nasional Indonesia (SNI) Secara Wajib Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian

0 0 1

Pembinaan dan Pengawasan Terhadap Produk Impor Mainan Anak Melalui Kebijakan Standar Nasional Indonesia (SNI) Secara Wajib Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian

0 0 22

Pembinaan dan Pengawasan Terhadap Produk Impor Mainan Anak Melalui Kebijakan Standar Nasional Indonesia (SNI) Secara Wajib Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian

0 0 1

Pembinaan dan Pengawasan Terhadap Produk Impor Mainan Anak Melalui Kebijakan Standar Nasional Indonesia (SNI) Secara Wajib Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian

0 0 4

Pembinaan dan Pengawasan Terhadap Produk Impor Mainan Anak Melalui Kebijakan Standar Nasional Indonesia (SNI) Secara Wajib Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian

0 0 8

Akibat Hukum Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Kopi Secara Wajib Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 Tentang Standardisasi Dan Penilaian Kesesuaian

0 0 8

Akibat Hukum Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Kopi Secara Wajib Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 Tentang Standardisasi Dan Penilaian Kesesuaian

0 0 1

Akibat Hukum Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Kopi Secara Wajib Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 Tentang Standardisasi Dan Penilaian Kesesuaian

0 0 25