73
BAB IV
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PRODUK IMPOR MAINAN ANAK MELALUI KEBIJAKAN STANDAR NASIONAL INDONESIA DITINJAU
DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN
A. Pembinaan terhadap Produk Impor Mainan Anak melalui Kebijakan SNI
Pembinaan dan pengawasan bagi SNI yang diberakukan secara wajib merupakan kewenangan Pimpinan Instansi teknis dan atau Pemerintah Daerah
Pembinaan tersebut meliputi konstitusi, pendidikan, pelatihan, dan pemasyarakatan standardisasi
89
. Pembinaan dan pengawasan bagi SNI yang tidak diberlakukan secara wajib merupakan kewenangan lembaga yang menerbitkan Sertifikat
90
. Pembinaan ini dilakukan dalam rangka menjamin keselamatan dan keamanan bagi
konsumen agar terhindar dari bahaya yang dapat mengancam keselamatan anak- anak dalam bermain mainan impor tersebut.
Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur melakukan pembinaan terhadap Industri Mainan yang tidak memenuhi ketentuan SNI Minan Secara
Wajib berdasarkan hasil pengawasan berkala sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf a angka 1.
91
Lampiran 1 Peraturan Kepala BSN Nomor 301 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberlakuan SNI Secara Wajib, reguasi teknis didefinisikan
sebagai dokumen yang menetapkan karakteristik barang termasuk persyaratan
89
Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional, Pasal 23
90
Enny Santiastuti,Analisis Pemberlakuan SNI Baja Pelat, dan Gulungan Canai Panas Secara Wajib terhadap Industri Baja Turunannya,Tesis:2011 , Jakarta,hlm,65.
91
Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 52M-INDPER102013 Tentang Penunjukan Lembaga Penilaian Kesesuaian Dalam Rangka Pemberlakuan Dan
Pengawasan Standar Nasional Indonesia SNI Mainan Secara Wajib Pasal 4 ayat 3
Universitas Sumatera Utara
74
administratif yang sesuai yang pemenuhannya bersifat wajib, regulasi teknis dapat juga secara khusus mencakup terminologi, simbol, persyaratan pengemasan,
penandaan atau pelabelan yang digunakan pada barang dan atau jasa, proses atau metode produksi.
92
Penerapan SNI mainan impor anak secara wajib dilakukan oleh Direktur Jenderal Pembina Industri dan melakukan pembinaan kepada Direktur Pembina
Industri. Pembinaan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan industri dalam menerapkan SNI wajib melalui:
1. Sosialisasi atas pemberlakuan SNI wajib danatau terdapat perubahan.
2. Verifikasi dan Evaluasi faktor-faktor terkait penerapan SPPT-SNI.
3. Pembinaan teknis dan konsultasi dalam penerapan SNI.
Pembinaan teknis dilakukan melalui pelatihan peningkatan sumber daya manusia dalam peningkatan mutu produk; dan atau sosialisasi pemberlakuan dan
penerapan SNI wajib. Verifikasi dan evaluasi faktor-faktor terkait penerapan SNI dilakukan melalui:
a. Inventarisasi dan verifikasi data produsen terkait rencana pelaksanaan
monitoring penerapan SNI; b.
Inventarisasi data Lembaga Penilai Kesesuaian serta pihak terkait dalam penerapan SNI
c. Analisis dampak pemberlakuan SNI secara wajib bagi produsen dalam
negeri
92
Peraturan Kepala Badan Standardisasi Nasional Nomor 1 Tahun 2011, Lampiran Pasal 2.1
Universitas Sumatera Utara
75
d. Penerbitan surat pencatatan Registrasi SPPT-SNI sebagai salah satu
persyaratan penerbitan SPPT-SNI.
93
Direktorat Jenderal Pembina Industri, dan atau Dinas Pembina bidang industri pada Pemerintah Provinsi dan KabupatenKota sesuai dengan tugas pokok
dan fungsi masing-masing melakukan pembinaan SNI mainan anak dan spesifikasi teknis.
94
Pembinaan ini meliputi bantuan teknis, konsultasi, pendidikan dan pelatihan, fasilitas serta pemasyarakatan standardisasi.
Pembinaan melalui kebijakan SNI wajib ini tentu diharapkan dapat menjamin kepastian akan keselamatan dan keamanan anak-anak dan para pelaku
konsumen dalam mengunsumsi barang mainan tersebut. Pembinaan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur ini dilakukan agar
produk yang dihasilkan bisa sesuai standar dan memperhatikan keselamatan terutama banyaknya mainan impor yang berasal dari China yang tidak sedikit
mainan dari negara tersebut yang kualitasnya dibawah rata-rata. Oleh karena itu, bagi produk mainan impor yang beredar tanpa SPPT-SNI akan ditarik dan
dilarang beredar. Pembubuhan tanda SNI pada setiap produk danatau kemasan ditempat
yang mudah dibaca dengan proses penandaan yang menghasilkan tanda SNI tidak boleh mudah hilang. Karena nantinya, permohonan sertifikasi SNI ditujukan
kepada Lembaga Sertifikasi ProdukLSpro yang terakreditasi KAN dan ditunjuk oleh Menteri
95
.
93
Opcit., Bab VI
94
Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 86M-INDPER92009 Tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri Pasal 15.
95
httpindustri.bisnis.comreadsni-wajib diakses pada tanggal 3 Maret 2016
Universitas Sumatera Utara
76
Bentuk pembinaan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Industri Manufaktur menjadi salah satu upaya untuk memberikan rasa aman kepada
konsumen agar konsumen dapat dengan mudah untuk membedakan mana produk yang berkualitas sesuai standar dan mana yang tidak berkualitas.
B. Pengawasan Penerapan SNI Mainan Anak Secara Wajib