71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Selama tahun 2013, kinerja portofolio saham adalah yang terbaik dibandingkan kinerja portofolio obligasi dan sukuk.
2. Selama tahun 2013, kinerja portofolio obligasi lebih baik dibandingkan
kinerja portofolio sukuk. 3.
Saham memiliki kinerja portofolio terbaik berdasarkan hasil pengujian melalui tiga indeks yaitu Sharpe, Treynor, dan Jensen.
4. Hasil pengujian chi-square test menghasilkan kesimpulan yang
berbeda, pada pengujian chi-square test terhadap indeks Sharpe diketahui bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kinerja
portofolio saham, obligasi, dan sukuk. 5.
Hasil pengujian chi-square test terhadap indeks Treynor dan Jensen menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kinerja
portofolio saham, obligasi, dan sukuk.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diambil di atas, maka peneliti
pada penelitian kali ini mencoba memberikan saran sebagai berikut:
72 1.
Sebaiknya masyarakat Indonesia lebih giat lagi dalam berinvestasi dalam bentuk obligasi dan juga sukuk, guna meningkatkan
perekonomian Indonesia. 2.
Keadaan tukar rupiah dan ekonomi yang melemah pada tahun 2015 ini sebaiknya dapat menjadi pelajaran dan juga sebagai motivasi bahwa
tidak selamanya berinvestasi dalam bentuk mata uang adalah hal yang baik.
3. Sebaiknya penelitian berikutnya membandingkan jenis investasi
lainnya sehingga dapat menyempurnakan penelitian kali ini.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Defenisi Investasi
Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan atas sejumlah dana Halim 2005:4, atau komitmen sumberdaya lainnya
yang dilakukan pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang Tandelilin 2001: 3. Umumnya
investasi dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu investasi pada asset- aset riil Real Asset dan investasi pada asset-aset finansial
Financial Assets. Investasi pada asset-aset finansial dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper,
surat berharga dan lainnya. investasi juga bisa dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi, dan lain-lain.
Sedangkan, investasi pad asset-aset riil dapat berbentuk pembelian asset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan,
pembukaan perkebunan dan lainnya Halim 2005:4. Adapun pihak-pihak yang melakukan kegiatan investasi
disebut investor. Investor pada umumnya bisa digolongkan menjadi dua, yaitu investor individual individualretail investors dan
investor institusional institutional investors . investor individual terdiri dari individu-individu yang melakukan aktifitas investasi.
10 Sedangkan, investor institusional biasanya terdiri dari perusahaan-
perusahaan asuransi, lembaga penyimpan dana bank dan lembaga simpan-pinjam, lembaga dana pensiun, maupun perusahaan
investasi Tandelilin 2001: 4 . Investasi yang dilakukan investor di pasar modal diperlukan pengetahuan yang cukup, pengalaman, serta
naluri bisnis untuk manganalisis efek-efek yang mana yang akan di beli, mana yang akan dijual, dan mana yang tetap dimilki. Mereka
yang ingin berkecimpung dalam jual beli saham atau yang sejenisnya harus meninggalkan budaya ikut-ikutan, berjudi, dan
sebagainya yang tidak rasional Halim 2005:4. Menurut Sharpe 1995, Investasi berarti mengorbankan aset
yang dimiliki sekarang guna mendapatkan aset pada masa
mendatang yang tentu saja dengan jumlah yang lebih besar. Suatu
proyek investasi umumnya memerlukan dana yang besar dan akan mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang. Oleh karena itu
dilakukan perencanaan investasi yang lebih teliti agar tidak terlanjur menanamkan investasi pada proyek yang tidak menguntungkan.
Menurut Tandelilin 2001, alasan melakukan investasi adalah
sebagai berikut:
a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa depan.
b. Mengurangi resikoinflasi.
c. Dorongan untuk menghemat pajak.
Jenis-jenis investasi menurut Senduk 2004 yang tersedia di pasaran yaitu:
11 a. Tabungan di bank
b. Deposito di bank c. Saham
d. Properti e. Barang-barang koleksi
f. Emas g. Mata uang asing
h. Obligasi
2.1.2 Saham
Saham sebagai salah satu instrumen investasi yang memiliki potensi tingkat keuntungan dan kerugiang yang cukup besar. Saham
adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan. Pengertian saham ini artinya
adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas PT atau yang disebut emiten. Saham
menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah pemilik sebagia dari perusahaan tersebut.
Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas itu adalah pemilik perusahaan yang
menerbitkan kertas tersebut. Besarnya kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut
Darmadji dan Fakhruddin, 2011. Saham terbagi atas 2 jenis yaitu : a.
Saham Biasa Saham biasa merupakan pemilik sebenarnya dari
perusahaan. Mereka menanggung risiko dan mendaparkan keuntungan. Pada saat kondisi perusahaan buruk, mereka tidak
mendapat dividen. Dan sebaliknya, pada saat kondisi perusahaan
12 baik, mereka mendapat dividen yang dibagikan kepada pemegang
saham biasa. Pemegang saham biasa memliki hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS dan ikut menentukan
kebijakan perusahaan. Jika perusahaan dilikuidasi, pemegang saham biasa akan membagi sisa aset perusahaan setelah dikurangi
dengan kewajiban perusahaan terhadap pihak ketiga dan bagian pemegang saham preferen. Karakteristik saham biasa :
1 Hak suara pemegang saham, dapat memilih dewan komisaris.
2 Hak didahulukan, bila organisasi penerbit menerbitkan saham
baru. 3
Tanggung jawab terbatas, pada jumlah yang diberikan s b.
Saham Preferen Selain saham biasa kita juga mengenal saham preferen.
Saham preferen preferred stock merupakan saham gabungan antara saham biasa dan obligasi, karena bisa menghasilkan
pendapatan tetap seperti bunga obligasi tetapi bisa juga tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor. Saham
preferen serupa dengan saham biasa, hal tersebut dikarenakan mewakili kepemiliki ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh
tempo yang tertulis diatas lembaran saham tersebut dan mendapat dividen. Sedangkan persamaan antara saham preferen dengan
obligasi yaitu: ada klaim atas laba dan aktiva sebelumnya; dividennya tetap selama masa berlaku dari saham; memiliki hak
13 tebus dan dapat dipertukarkan convertible dengan saham biasa.
Oleh karena saham preferen diperdagangkan berdasarkan hasil yang ditawarkan kepada investor, maka secara praktis saham
preferen dipandang sebagai surat berharga dengan pendapatan tetap dan karena itu akan bersaing dengan obligasi di pasar. Nilai
suatu saham dilihat dari fungsinya dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
1 Par Value Nilai Nominal
Nilai nominal suatu saham adalah nilai yang tercantum pada saham yang bersangkutan yang berfungsi untuk tujuan
akuntansi. Par Value disebut juga stated value atau face value.
2 Base Price Harga Dasar
Harga dasar suatu saham sangat erat kaitannya dengan harga pasar suatu saham. Harga dasar suatu saham dipergunakan
dalam perhitungan indeks harga saham. Harga dasar suatu saham baru merupakan harga perdananya. Harga dasar akan
berubah sesuai dengan aksi emiten. 3
Market Price Harga Pasar Market Price Harga Pasar merupakan harga yang paling
mudah ditentukan karena harga pasar merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung. Jika pasar bursa
efek sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penutupnya
14 closing price. Jadi harga pasar inilah yang menyatakan naik
turunnya suatu saham.
2.1.3 Obligasi
Over The Counter Fixed Income Securities yang diterbitkan Bursa Efek Surabaya BES menyebutkan bahwa obligasi adalah
surat utang jangka menengah-panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar
imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli
obligasi tersebut. Sedangkan menurut Peraturan Bapepam Obligasi adalah sertifikat yang berisi kontrak antara investor
dan perusahaan, yang menyatakan bahwa investor tersebut atau
pemegang obligasi telah meminjamkan sejumlah uang kepada
perusahaan. Perusahaan yang menerbitkan obligasi mempunyai kewajiban
untuk membayar bunga secara reguler sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan
serta pokok pinjaman pada saat jatuh tempo.
Keputusan RI No. 755KMK0111982 menyebutkan Pasal 1 menyebutkan bahwa obligasi adalah jenis efek berupa
surat pengakuan utang atas pinjaman uang dari masyarakat dalam bentuk tertentu, untuk jangka waktu sekurangkurangnya
tiga tahun dengan menjanjikan imbalan bunga yang jumlah serta pembayarannya telah ditentukan terlebih dahulu oleh
Emiten badan pelaksana pasar modal.
Obligasi diklasifikasikan sebagai hutang jangka panjang long term debt yang memiliki berbagai batasan covenant untuk
melindungi pihak peminjam maupun yang meminjamkan Kieso,2002. Syarat-syarat perjanjian dan covenant antara kedua
15 pihak dicantumkan dalam surat obligasi bond indenture atau note
agreement. Sebagai bagian dari hutang jangka panjang, penerbitan obligasi biasanya berdasarkan tingkat bunga, artinya pihak peminjam
akan membayar bunga tersebut setiap periode. Bagi investor, obligasi juga disebut sebagai fixed income securities, dimana fixed
income securities adalah suatu investasi yang memberikan return melalui pembayaran secara periodik dan eventual dari principal pada
saat jatuh tempo. Konsep-konsep yang penting dalam obligasi antara lain :
a. Coupon rate : tingkat bunga yang ditetapkan pada sebuah obligasi
b. Face valueMaturity value : besarnya nilai pokok dari sebuah
obligasi yang dibayarkan kembali pada saat jatuh tempo c.
Interest rate : tingkat bunga tertentu yang diinginkan oleh investor
d. Maturity : jangka waktu jatuh tempo pembayaran pokok pinjaman
obligasi Di Indonesia, jangka waktu obligasi biasanya 5 tahun, ada juga
yang sampai 10 tahun. Semakin pendek maturity–nya, suatu obligasi akan semakin diminati karena dianggap risikonya akan semakin
kecil. Tingkat bunga berubah-ubah di pasar, sedangkan arus kas yang berasal dari obligasi bagaimanapun tetap sama. Akibatnya nilai
obligasi akan berfluktuasi. Ketika tingkat bunga naik, nilai Present
16 Value PV dari tingkat perolehan arus kas obligasi akan menurun
dan nilai obligasi pun akan turun. Begitu juga sebaliknya.
2.1.3.1 Jenis Obligasi
Secara umum, obligasi dapat dibagi ke dalam empat jenis:
a. Berdasarkan Penerbit
1 Corporate bonds : adalah obligasi yang diterbitkan
oleh perusahaan, baik BUMN maupun swasta 2
Government bonds : adalah obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah
3 Municipal bonds : adalah obligasi yang diterbitkan
oleh pemerintah daerah b.
Berdasarkan mekanisme permbayaran bunga 1
Zero coupon bonds : adalah obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga secara periodik, namun
dibayar sekaligus pokok pada tanggal jatuh tempo 2
Coupon bonds : adalah obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik sesuai dengan
ketentuan penerbitnya 3
Fixed coupon bonds : merupakan obligasi dengan tingkat bunga yang telah ditetapkan sebelum masa
penawaran di pasar perdana primary market dan
17 akan dibayarkan secara periodik
Floating coupon bonds : adalah obligasi dengan bunga yang ditentukan sebelum jangka waktu
tertentu, berdasarkan suatu acuan tertentu seperti average time deposit ATD yaitu rata-rata tertimbang
tingkat suku bunga deposito dari bank pemerintah dan swasta.
c. Berdasarkan hak penukaran hak opsi
1 Convertible bonds : merupakan obligasi yang
memberikan hak pada pemegangnya untuk mengkonversi obligasi ke sejumlah saham emiten
issuer 2
Callable bonds : adalah obligasi yang memberikan hak pada emiten issuer untuk membeli kembali
obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi. 3
Exchangeable bonds : adalah obligasi yang memberikan hak pada pemegang obligasi untuk
menukar obligasi tersebut ke dalam saham atau kepemilikan perusahaan emiten di perusahaan lain.
4 Putable bonds : merupakan obligasi yang memberikan
hak pada pemegang obligasi yang mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga
tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.
18 d.
Berdasarkan jaminan 1
Secured bonds : adalah obligasi yang dijaminkan oleh kekayaan perusahaan atau pihak ketiga
2 Unsecured bonds : adalah obligasi yang tidak
dijaminkan oleh kekayaan perusahaan maupun pihak ketiga.
2.1.3.2 Risiko Obligasi
Obligasi memiliki dua jenis risiko, yaitu systematic risk dan unsystematic risk.
a. Systematic risk merupakan risiko yang disebabkan oleh
faktor-faktor makro secara umum yang mempengaruhi seluruh sekuritas. Keragaman dalam total return
sekuritas yang berhubungan dengan seluruh pergerakan dalam pasar dan ekonomi akan memiliki efek terhadap
seluruh sekuritas yang ada. Pada dasarnya tiap sekuritas, baik saham maupun obligasi, memiliki systematic risks
karena risiko ini berhubungan dengan tingkat bunga, pasar, dan risiko inflasi. Faktor politik dan ekonomi
suatu negara juga merupakan penyebab dari risiko ini. Risiko ini tidak dapat dihindari oleh investor
bagaimanapun diversifikasi investasi dilakukan. Jika pasar sedang menurun tajam atau sedang menguat,
19 kebanyakan saham juga akan terpengaruh. Risiko ini
sangat penting untuk diperhatikan investor. b.
Nonsystematic risk merupakan risiko yang dimiliki oleh masing-masing sekuritas secara unik dan tidak
berhubungan dengan keragaman return dalam pasar. Risiko ini berhubungan dengan faktor-faktor seperti
risiko bisnis dan keuangan yang akan mempengaruhi likuiditas perusahaan.
2.1.3.3 Return Obligasi
Return adalah tingkat pengembalian yang diperoleh investor atas investasi yang dilakukannya. Return terdiri dari:
a. Required return adalah return yang diinginkan atau
disyaratkan oleh investor pada awal investasi. b.
Expected return adalah return yang diestimasikan dari aset yang diharapkan oleh investor di masa depan.
c. Realized return adalah return yang benar-benar dapat
direalisasikan dari investasi. d.
Total return adalah ukuran persentase yang berhubungan dengan seluruh arus kas suatu sekuritas dalam periode
tertentu terhadap harga belinya.Arus kas obligasi berasal dari pembayaran bunga yang diterima oleh investor.
The Council of the Islamic Fiqh Academy, dalam pertemuan ke-6 yang diadakan di Jeddah, Arab Saudi, 14-20
20 Maret 1990, membahas mengenai obligasi menurut Islam
Hasilnya antara lain : a.
obligasi yang memberikan kewajiban untuk membayar jumlah obligasi dan bunganya terkait dengan face value
atau keuntungan yang telah ditetapkan sebelumnya, dilarang dalam syariah. Penerbitan, pembelian, dan
negosiasi obligasi tersebut semuanya dilarang karena terkait dengan bunga pinjaman interest-bearing loans.
b. zero coupon bonds juga dilarang karena dijual pada harga
yang lebih rendah dari face value-nya. Pemilik obligasi tersebut akan memperoleh keuntungan dari perbedaan
harga yang merupakan diskon dari obligasi. c.
Prize Bonds obligasi berhadiah juga dilarang karena dipinjamkan dengan kewajiban untuk membayar
keuntungan yang telah ditentukan atau jumlah tambahan yang diambil sesuai keinginan pihak-pihak tertentu.
Obligasi ini juga diibaratkan sebagai judi Qimar. Dengan kata lain, obligasi dilarang dalam Islam karena
mengandung unsur riba bunga di dalamnya yang mengharuskan peminjam untuk membayar sejumlah nilai
obligasi ditambah jumlah tertentu sebagai bunga. Dilarangnya kegiatan yang berkaitan dengan obligasi,
membuat AAOIFI Shari’a Board membuat suatu alternatif
21 pembiayaan sebagai pengganti obligasi yang disebut Sukuk.
Di Indonesia, sukuk dikenal dengan nama obligasi syariah yang dibedakan dengan obligasi konvensional.
2.1.4 Sukuk
Sukuk atau yang sering disebut dengan obligasi syariah merupakan salah satu instrumen pasar modal syariah di samping
saham syariah dan reksadana syariah. Pada awalnya banyak kalangan yang meragukan keabsahan dari obligasi syariah.
Mengingat obligasi merupakan surat bukti kepemilikan hutang, yang dalam Islam sendiri hal tersebut tidak diakui. Namun demikian,
sebagaimana pengertian bank syariah adalah bank yang menjalankan prinsip syariah, tetap menyalurkan dana, tetapi tidak dengan dasar
bunga, demikian juga adanya pergeseran pengertian pada obligasi.
2.1.4.1 Pengertian Sukuk
Obligasi Syariah di dunia internasional dikenal dengan Sukuk. Sukuk berasal dari bahasa
Arab “sak” tunggal dan “sukuk” jamak yang memilliki arti mirip dengan sertifikat
atau note. Sukuk merupakan bukti claim kepemilikan
Nathif, 2004. Sebuah sakk atau sukuk mewakili
kepentingan interest, baik penuh ataupun proporsional dalam sebuah atau
kumpulan aset. Ketentuan yang mengatur tentang penerbitan sukuk, terutama dari sisi syariah telah
ditetapkan oleh Accounting and Auditing Standard for
22 Islamic Financial Institutions AAOIFI, yaitu Sharia
Standard No. 17 – Investment Sukuk. AAOIFI sendiri mendefinisikan sukuk sebagai sertifikat bernilai sama yang
merupakan bukti kepemilikan yang tidak dibagikan atas suatu aset, hak manfaat, dan jasa-jasa atau kepemilikan atas proyek
atau kegiatan investasi tertentu. Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional
No.32DSN-MUIIX2002, Obligasi Syariah adalah suatu surat berharga jangka
panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang Obligasi Syariah berupa bagi
hasilmarginfee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.
Menurut Pontjowinoto 2003, obligasi syariah adalah
suatu kontrak perjanjian tertulis yang bersifat jangka panjang untuk membayar kembali pada waktu tertentu seluruh
kewajiban yang timbul akibat pembiayaan untuk kegiatan tertentu menurut syarat dan ketentuan tertentu serta
membayar sejumlah manfaat secara periodik menurut akad. Dari sisi pasar modal, penerbitan obligasi syariah muncul
sehubungan dengan berkembangnya institusi-institusi keuangan syariah, dana pensiun syariah, dan reksa dana
syariah yang membutuhkan alternatif penempatan investasi. Dari dua pengertian di atas, jelas bahwa hal yang harus
dihindari dari penerbitan obligasi syariah adalah bunga
23 ribainterest yang diharamkan oleh ajaran Islam. Achsien
2000 mengatakan faktor diskonto yang digunakan sebagai cost of capital tergantung dari aset dan risiko yang
dikandungnya. Islam mengijinkan pinjam-meminjam tidak dengan bunga, melainkan dengan basis profitloss sharing.
Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa Islam mendorong umatnya menjadi investor dan bukannya kreditor. Investor
selalu berhadapan dengan risiko, sejalan dengan konsep profitloss sharing yang berarti juga risk sharing. Dengan
demikian penghitungan cost of capital dalam pendanaan Islami akan lebih menjurus pada cost of equity, karena debt
dengan sistem tersebut pun diakui sebagai equity.
2.1.4.2 Jenis-Jenis Sukuk
AAOIFI dalam Sharia Standard 2003-2004 membagi sukuk investasi investment sukuk menjadi beberapa macam:
a. Sertifikat pemilikan dalam aset yang disewakan, adalah
sertifikat dengan nilai yang sama, yang diterbitkan baik oleh pemilik dari aset yang disewakan atau aset nyata
yang dijanjikan akan disewakan, atau oleh lembaga perantara keuangan yang bertindak atas nama pemilik
dengan tujuan menjual aset itu dan memperoleh kembali nilainya melalui pembelianpemilikan karena pemegang
sertifikat menjadi pemilik aset tersebut.
24 b.
Sertifikat pemilikan manfaat usufruct. Sertifikat pemilikan manfaat ini juga dapat dibagi menjadi empat
macam: 1
Sertifikat pemilikan manfaat dari aset yang tersedia Sertifikat ini terdiri dari dua macam, yaitu:
a Sertifikat yang nilainya sama, yang diterbitkan
oleh pemilik aset yang ada, baik oleh dirinya sendiri atau lembaga perantara, dengan tujuan
menyewakan aset itu dan menerima pembayaran sewa dari pendapatan karena pemilikan sertifikat
subscription, karena manfaat aset itu berpindah kepada pemilikan dari .pemegang serifikat
b Sertifikat yang nilainya sama, yang diterbitkan
oleh pemilik aset yang ada, baik oleh dirinya sendiri atau lembaga perantara, dengan tujuan
menyewakan kembali manfaat itu dan menerima sewa dari pendapatan yang disebabkan pemilikan
sertifikat itu subscription karena pemegang sertifikat menjadi pemilik manfaat aset itu.
2 Sertifikat pemilikan manfaat dari aset yang ditentukan
dan akan dimiliki Sertifikat yang sama nilai, diterbitkan dengan tujuan menyewakan aset nyata
tangible di masa datang dan untuk memperoleh sewa
25 dari pendapatan yang disebabkan pemilikan sertifikat
subscription, karena manfaat dari aset yang ditentukan di masa datang itu beralih menjadi
pemilikan pemegang sertifikat. 3
Sertifikat pemilikan jasa pihak tertentu Sertifikat yang sama nilai, yang diterbitkan untuk
tujuan penyediaan jasa melalui penyedia tertentu seperti manfaat pendidikan pada suatu universitas
dan memperoleh pembayaran jasa service charge karena pemegang sertifikat menjadi pemilik dari jasa-
jasa ini. 4
Sertifikat pemilikan jasa yang ditentukan di masa depan, adalah sertifikat yang sama nilai, yang
diterbitkan untuk tujuan penyediaan jasa di masa depan melalui penyedia tertentu seperti manfaat
pendidikan pada suatu universitas, tanpa memberi nama dari lembaga pendidikan itu dan memperoleh
imbalan fee dalam bentuk pendapatan karena kepemilikan subscription karena pemegang sertifikat
menjadi pemilik jasa. Usmani 2006 mengatakan bahwa dua jenis sukuk
yang dijelaskan di atas merupakan Sukuk Ijarah yang
dianalogikan dengan leasing yang berarti adanya transfer
26 kepemilikan manfaat dari aset atau properti tertentu sebagai
perlindungan dari sewa secara periodik. Perjanjian ijarah memiliki potensi yang baik untuk penerbitan sukuk melalui
sekuritisasi aset yang disewakan, yang dapat membantu menciptakan pasar sekunder untuk para finansier.
c. Sertifikat Salam adalah sertifikat yang sama nilai yang
diterbitkan untuk tujuan memobilisasi modal salam sehingga barang-barang yang akan dikirim, berdasarkan
transaksi Salam, akan menjadi milik dari pemegang sertifikat.
d. Sukuk sertifikat Istisna’ adalah sukuk yang diterbitkan
berdasarkan perjanjian atau akad istishna dimana para pihak yang menyepakati jual beli dalam rangka
pembiayaan suatu proyekbarang. Adapun harga, waktu penyerahan, dan spesifikasi barangproyek ditentukan
terlebih dahulu. Sertifikat ini memiliki nilai yang sama dan diterbitkan dengan tujuan memobilisasi dana yang
akan digunakan untuk memproduksi barang-barang yang kemudian akan dimiliki oleh pemilik sertifikat.
e. Sertifikat Murabahah Adalah sertifikat yang sama nilai
yang diterbitkan untuk tujuan membiayai pembelian barang-barang melalui Murabahah sehingga pemegang
sertifikat menjadi pemilik komoditas Murabahah.
27 f.
Sertifikat Musyarakah adalah sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad Musyarakah dimana dua
pihak atau lebih bekerjasama menggabungkan modal dengan tujuan menggunakan dana yang dimobilisasi untuk
melaksanakan sebuah proyek baru, mengembangkan proyek yang sedang berlangsung atau membiayai aktifitas
bisnis berdasarkan sebuah akad kemitraan sehingga pemegang sertifikat menjadi pemilik proyek atau aset dari
aktivitas itu sesuai dengan partisipasi mereka masing- masing, dengan sertifikat Musyarakah yang dikelola
berdasarkan pertisipasi atau Mudharabah, atau sebuah
perwakilan investasi.
1 Sertifikat Partisipasi adalah sertifikat yang mewakili
proyek atau aktifitas yang dikelola berdasarkan Musyarakah dengan menunjuk salah satu mitra atau
pihak lain untuk mengelola operasinya. 2
Sukuk Mudarabah adalah sertifikat yang mewakili proyek atau aktifitas yang dikelola berdasarkan
Mudharabah dengan menunjuk salah satu mitra atau pihak lain sebagai Mudharib untuk pengelolaan
operasinya.Achsien 2000 berpendapat bahwa sukuk Mudharaba sesungguhnya sama dengan Muqarada
bond dan diajukan sebagai alternatif pengganti
28 interestbearing bonds. Instrumen keuangan ini sudah
mendapatkan pengesahan dari IOC Academy. Muqarada bond dikeluarkan oleh perusahaan sebagai
mudarib kepada investor sebagai rabb al mal dengan tujuan pendanaan proyek tertentu yang dijalankan
perusahaan. Proyek ini sifatnya terpisah dengan aktivitas umum
perusahaan. Keuntungannya didistribusikan secara periodik berdasarkan persentase
tertentu yang telah disepakati. 3
Sertifikat Wakil Investasi Investment Agency adalah sertifikat yang mewakili proyek atau aktifitas yang
dikelola berdasarkan perwakilan investasi investment agency dengan menunjuk wakil untuk mengelola
operasinya atas nama pemegang sertifikat. g.
Sertifikat Muzaraah adalah sertifikat sama nilai yang diterbitkan dengan tujuan menggunakan dana yang
dimobilisasi melalui pembelian sertifikat untuk pembiayaan sebuah proyek berdasarkan Muzaraah
sehingga pemegang sertifikat berhak memiliki sebagian hasil pertanian menurut syarat dari perjanjian.
h. Sertifikat Musaqat adalah sertifikat sama nilai yang
diterbitkan dengan tujuan menggunakan dana yang dimobilisasi melalui pembelian sertifikat untuk
29 pengairan irigasi pepohonan yang menghasilkan buah,
membelanjakannya untuk keperluan tersebut dan pemeliharaannya berdasarkan akad Musaqat sehingga
pemegang sertifikat berhak memiliki sebagian hasil perkebunan itu berdasarkan perjanjian.
i. Sertifikat Mugharatsah adalah sertifikat yang sama nilai
yang diterbitkan berdasarkan akad Mugharatsah untuk tujuan menggunakan dana itu dalam penanaman pohon
dan melaksanakan kerja serta biaya yang diperlukan untuk penanaman tersebut sehingga pemegang sertifikatnya
memiliki sebagian dalam tanah dan tumbuhannya.
2.1.4.3 Karakteristik Sukuk Investasi
Menurut Cecep 1999, ada lima cirikarakteristik sukuk obligasi syariah sebagai alternatif investasi, yaitu :
a. Sukuk investasi adalah sertifikat sama nilai equal value
atas nama atau atas unjuk agar menciptakan klaim pemilik sertifikat atas hak finansial dan obligasi yang
diwakili oleh sertifikat. b.
Sukuk investasi mewakili sebuah bagian umum dalam pemilikan dari aset yang tersedia untuk investasi, baik
aset non–moneter, manfaat, jasa ataupun campuran dari ketiganya ditambah dengan hak, hutang dan aset moneter.
30 Sukuk-sukuk ini tidak mewakili sebuah hutang yang
diserahkan kepada emiten oleh pemegang sertifikat. c.
Sukuk investasi diterbitkan berdasarkan sebuah kontrak yang dirujuk Syariah sesuai dengan peraturan Syariah
yang mengatur penerbitan dan perdagangannya. d.
Perdagangan sukuk investasi tergantung kepada syarat- syarat yang mengatur perdagangan hak yang
mewakilinya. e.
Pemilik sertifikat-sertifikat ini berbagi keuntungan sebagaimana dinyatakan dalam prospektus pembelian,
dan menanggung kerugian secara proporsional terhadap sertifikat yang dimiliki dikuasai oleh mereka.
Achsien 2003 berpendapat bahwa tidak semua emiten dapat menerbitkan
obligasi syariah. Untuk menerbitkan obligasi syariah, terdapat beberapa persyaratan yang
harus dipenuhi, yaitu: a.
Aktivitas utama core business yang halal, tidak bertentangan dengan substansi Fatwa No: 20DSN-MUIIV2001. Fatwa
tersebut menjelaskan bahwa jenis kegiatan usaha yang bertentangan dengan syariah Islam antara lain:
1 Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau
perdagangan yang dilarang; 2
Usaha lembaga keuangan konvensional ribawi, termasuk perbankan dan asuransi konvensional;
31 3
Usaha yang memproduksi, mendistribusi, serta memperdagangkan makanan dan minuman haram;
4 Usaha yang memproduksi, mendistribusi, dan atau
menyediakan barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.
b. Peringkat Investment Grade:
1 Memiliki fundamental usaha yang kuat
2 Memiliki fundamental keuangan yang kuat
3 Memiliki citra yang baik bagi publik Peringkat investment
grade ini ditentukan dalam Peraturan Bapepam. c.
Keuntungan tambahan jika termasuk dalam komponen Jakarta Islamic Index JII
2.1.5 Perbandingan Saham, Obligasi, dan Sukuk
Dari penjelasan mengenai saham, obligasi dan sukuk sebelumnya, dapat dibuat perbandingan antara ketiga instrumen
pembiayaan tersebut. Secara sederhana, perbandingan tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 2.1 Perbedaan Saham, Obligasi, dan Sukuk
Deskripsi Saham
Obligasi Sukuk
Prinsip Dasar Kepemilikan
saham dalam perusahaan
Surat pernyataan utang dari Issuer
Bukan merupakan surat utang,
melainkan kepemilikan
bersama atas suatu asetproyek
Klaim Menyatakan
Emiten Klaim
32 kepemilikan
terhadap perusahaan
menyatakan sebagai pihak
peminjam kepemilikan
didasarkan pada asetproyek yang
spesifik
Penggunaan Dana Dapat digunakan
untuk apa saja Dapat digunakan
untuk apa saja Harus digunakan
untuk kegiatan usaha yang halal
Jenis Penghasilan Dividen capital
gain Bungakupon,
capital gain Imbalan, bagi
hasil, margin, capital gain
Underlying Asset Tidak Perlu
Tidak Perlu Perlu
Sharia Endorsement
Tidak Perlu Tidak Perlu
Perlu Sumber:
www.bapepam.go.id
2.1.6 Indeks Harga Saham Gabungan
Indeks harga saham adalah indikator atau cerminan pergerakan harga saham. Indeks merupakan salah satu pedoman bagi investor
untuk melakukan investasi di pasar modal khususnya saham. Bursa Efek Indonesia memiliki 11 jenis indeks harga saham yang secara
terus menerus disebarluaskan melalui media cetak maupun elektronik. Indeks tersebut antara lain Indeks Harga Saham
Gabungan IHSG, Indeks Sektoral, Indeks LQ45, Jakarta Islamic Indeks JII, Indeks Kompas100, Indeks Bisnis-27, Indeks
Pefindo25, Indeks Sri-Kehati, Indeks Papan Utama, Indeks Papan Pengembangan, Indeks Individual. Indeks Harga Saham Gabungan
menggunakan seluruh perusahaan tercatat sebagai komponen perhitungan indeks. Poulasi yang diambil dalam penelitian ini adalah
seluruh saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai tahun 2013. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan IHSG sebagai
33 salah satu data pendukung dalam menghitung hasil investasi dengan
metode Sharpe, Treynor dan Jensen.
2.1.7 Indeks Obligasi Negara Indonesia Government Bond Index
Indeks Obligasi Negara atau yang biasa disebut dengan IGBX merupakan nilai rata-rata tertimbang weighted average terhadapa
nilai obligasi yang masih tercatat dan dapat doperdagangkan. Perhitungan IGBX menggunakan metode perhitungan Bond Index
yang lazim digunakan dengan berdasarkan perubahan harga pasar yang terjadi di pasar secara harian dalam hal ini adalah data harga
transaksi Obligasi Negara yang dilaporkan melalui Bursa Efek Indonesia selaku penerima laporan transaksi efek.
a. Clean Price Indeks CPI merupakan hasil perhitungan
perkembangan harga pasar atas suatu kelompok Obligasi Negara berdasarkan jatuh temponya. Harga pasar yang digunakan adalah
harga Obligasi Negara yang terjadi dan dilaporkan melalui Bursa Efek Indonesia selaku penerima laporan transaksi efek yang
disesuaikan terlebih dahulu menjadi clean price. CPI memberikan gambaran perkembangan harga pada saat tertentu t,
dibandingkan dengan pada saat penyusunan Indeks Obligasi Negara base date.
b. Yield adalah yield to maturity dari masing – masing obligasi.
Yield Index, atau disebut juga Bondway Bond Weigthed Average Yield, merupakan angka yang diperoleh dari Weigthed Average
34 Yield terhadap nilai nominal dari obligasi tercatat dan dapat
diperdagangkan. Angka indeks ini dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur keberhasilan perolehan yield suatu portofolio.
c. Total Return Index TRI dihitung berdasarkan kenaikan indeks
harga dari previous price nya. Harga yang digunakan untuk menghitung TRI adalah gross price clean price ditambah
accrued interest.
2.1.8 Return, Risiko dan Portofolio
Sharpe 1995 menyatakan bahwa risiko dan return merupakan dua ciri khas dari investasi, oleh karenanya sangat penting untuk
mengetahui asal-usulnya. Faktor-faktor penting yang menyebabkan harus di identifikasi dan di evaluasi. Hal ini merupakan tugas utama
dari analisis sekuritas dan hasilnya merupakan unsur-unsur yang krusial untuk membentuk portofolio, melakukan revisi, evaluasi dan
menetapkan strategi investasi jangka panjang. Return
merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukan. Sumber-sumber
return investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu yield dan capital gain. Yield merupakan komponen return yang mencerminkan
aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Sedangkan capital gain yaitu kenaikan harga suatu surat
berharga saham atau surat utang jangka panjang, yang bisa
35 memberikan keuntungan bagi investor. Penjumlahan yield dan
capital gain disebut sebagai return total suatu investasi Tandellin, 2001.
Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima dengan return yang diharapakn. Risiko dari
suatu portofolio saham bergantung kepada proporsi dari saham- saham individu, varians, dan covarians dari saham-saham tersebut.
Perubahan yang terjadi pada variabel-variabel tersebut akan merubah risiko dari portofolio. Masih berkaitan dengan hal itu, sudah
merupakan kebenaran umum bahwa bila saham-saham yang dipilih secara acak dan digabungkan ke dalam suatu portofolio, maka risiko
portofolio akan menurun sesuai dengan banyaknya saham yang berbeda ditambahkan Statman 1987.
Solnik 1995 juga mengatakan bahwa risiko total dari portofolio tidak hanya bergantung jumlah saham yang terdapat
dalam portofolio, tetapi juga pada risiko dari tiap-tiap saham individu dan tingkat dimana risiko itu independen. Lebih lanjut
Solnik menyebutkan bahwa saham domestik cenderung naik atau turun bersama-sama karena mereka dipengaruhi oleh kondisi
domestik, seperti pengumuman tentang suplai uang, pergerakan suku bunga, defisit anggaran dan pertumbuhan nasional.
Tujuan yang mendasar dari portofolio adalah untuk mendapatkan alokasi yang optimal diantara aktiva-aktiva yang
36 berbeda. Portofolio diartikan sebagai serangkaian kombinasi
beberapa aktiva yang akan diinvestasikan dan dipegang oleh investor, baik perorarangan maupun lembaga. Kombinasi tersebut
bisa berupa aktiva riil berupa emas, perak, real assets maupun aktiva finansial berupa surat-surat berharga bukti kepemilikan suatu
perusahaaan atau saham. Dalam pasar modal, portofolio dikaitkan dengan portofolio aktiva finansial yaitu kombinasi beberapa saham
sehingga investor dapat meraih return optimal dan memperkecil risk Sumariyah, 1997.
Menurut Robert Ang 1997 portofolio merupakan kumpulan dari instrument investasi yang dibentuk untuk memenuhi sasaran
invest asi. Jones 2000 berpendapat
portofolio berarti sekumpulan sekuritas dimana dengan sejumlah dana relatif kecil
dapat diinvestasikan dengan membeli saham-saham dari perusahaan- perusahaan yang beroperasi pada berbagai jenis industri, selain itu
dengan portofolio akan mengurangi risiko. Husnan 2003 menyebut portofolio sebagai strategi diversifikasi investasi ke dalam dua atau
lebih saham untuk menurunkan risiko.
2.1.8.1 Portofolio Efisien dan Portofolio Optimal
Investor yang rasional akan memilih portofolio yang efisien, karena merupakan portofolio yang dibentuk dengan
mengoptimalkan satu dari dua dimensi, yaitu dengan return ekspektasi atau return portofolio. Portofolio yang efisien
37 adalah portofolio yang memberikan return ekspektasi
terbesar dengan tingkat risiko yang sudah pasti atau portofolio yang mengandung risiko terkecil dengan tingkat
return ekspektasi yang sudah pasti Jogiyanto, 2003. Portofolio dikatakan efisien jika portofolio tersebut terletak
di efficient set atau efficient frontier. Portofolio dikategorikan efisien apabila memiliki tingkat risiko yang
sama, mampu memberikan tingkat keuntungan yang lebih tinggi, atau mampu menghasilkan tingkat keuntungan yang
sama, tetapi dengan risiko yang lebih rendah. Sedangkan portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih
seorang investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio yang efisien Tandelilin, 2001.
Investor memilih portofolio yang memberi kepuasan melalui risiko dan return, dengan memilih sekuritas yang
berisiko. Portofolio optimal merupakan sesuatu yang unik atas investasi pada aset berisiko. Investasi yang realistik
akan melakukan investasi tidak hanya pada satu jenis investasi, akan tetapi melakukan diversifikasi pada berbagai
investasi dengan pengharapan akan meminimalkan risiko dan memaksimalkan return Sartono dan Zulaihati, 1998.
38
2.1.8.2 Pengukuran Kinerja Portofolio
Perkembangan konsep pengukuran kinerja portofolio terjadi pada akhir tahun 60an yang dipelopori oleh Wiliam
Sharpe, Trenor, dan Michael Jensen. Konsep ini berdasarkan teori Capital Market. Ketiga ukuran ini dikenal
dengan istilah composite risk-adjusted measure of portofolio performance karena mengkombinasikan antara
return dan risk dalam suatu perhitungan Jogiyanto, 2003. Ketiga ukuran kinerja tersebut adalah sebagai berikut:
a. Ukuran Kinerja Sharpe
Salah satu metode yang digunakan untuk membandingkan kinerja portofolio dengan menggunakan
konsep dari Garis Pasar Modal Capital Market Line CML atau lebih dikenal dengan istilah Reward to
Variability Rasio RVAR. Dimana Sharpe menyatakan series kinerja portofolio dihitung merupakan hasil bersih
dari portofolio dengan tingkat bunga bebas risiko per unit risiko dengan diberi simbol Sp. Indeks kinerja
Sharpe dihitung dengan formula sebagai berikut Manurung, 2000:
Sp =
Rp −Rf
σp
Keterangan: - Sp = indeks kinerja Sharpe.
39 - Rp = return portofolio atau tingkat pengembalian pasar.
- Rf = return bebas risiko tingkat bunga bebas risiko. -
σp = total risiko yaitu hasil jumlah dari risiko sistematik dan risiko unsistematik.
Jika portofolio sangat diversifikasi maka total risiko hampir sama dengan risiko sistematik dikarenakan
risiko unsistematik mendekati nol. Hal ini juga dapat disebut bila portofolio sama dengan portofolio pasar
maka total risiko sama dengan risiko sistematis atau risiko pasar atau dapat disebut dengan beta.
b. Ukuran Kinerja Treynor
Treynor sebagai salah satu indeks yang digunakan untuk mengukur kinerja portofolio, Treynor
mengansumsikan bahwa portofolio sangat diversifikasi dikenal dengan istilah Reward to Valatility Ratio
RVOR. Oleh karenanya indeks Treynor menyatakan series kinerja portofolio dihitung merupakan hasil bersih
dari portofolio dengan tingkat suku bunga bebas risiko per unit risiko pasar portofolio tersebut dengan diberi
simbol Tp. Indeks kinerja Treynor dihitung dengan formula berikut Manurung, 2000:
Tp=
Rp −Rf
β p
40 Keterangan:
- Tp = indeks kinerja Treynor. - Rp = return portofolio atau tingkat pengembalian pasar.
- Rf = return bebas risiko tingkat bunga bebas risiko. -
βp = risiko pasar dari portofolio atau risiko sistematik portofolio.
Dalam menghitung indeks Treynor ini maka asumsi yang harus diperhatikan bahwa hasilnya
memberikan evaluasi pada satu periode, karena tingkat pengembalian portofolio dan risiko membutuhkan
periode yang panjang. Bila periode yang dipergunakan cukup pendek maka risiko yang dihitung dengan beta
memberikan hasil yang tidak wajar atau tidak representatif. Disamping itu asumsi normalitas dari
tingkat pengembalian perlu juga diperhatikan. c.
Ukuran Kinerja Jensen Sebagai salah satu ukuran kinerja portofolio, Jensen
sangat memperhatikan CAPM dalam mengukur kinerja portofolio tersebut yang sering disebut dengan Jesen
ALPHA differential return measure. Jesen ALPHA merupakan sebuah ukuran absolut yang mengestimasikan
tingkat pengembalian konstan selama periode investasi dimana memperoleh tingkat Jesen
ALPHA
41 pengembalian diatas dibawah dari buy-hold strategy
dengan risiko sistematik yang sama. Adapun formula Jensen ALPHA sebagai berikut Manurung, 2000:
a
p
= R
p
-[R
f
+b
p
R
m
-R
f
] Semakin tinggi a
p
yang positif maka kinerja portofolionya semakin baik.
Jensen ALPHA dapat dihitung dengan cara lain yaitu dengan menyederhanakan persamaan diatas menjadi
persamaan dibawah ini: Rp-Rf= ap + bp Rm-Rf
Persamaan diatas memperlihatkan adalah risiko premium portofolio dipengaruhi oleh risiko market
premium. Nilai a dan b pada persamaan diatas diestimasikan sesuai dengan model yang dikenal dengan
regresi. Oleh karenanya data asli runtun waktu dari portofolio, tingkat pengembalian pasar dan tingkat bunga
bebas risiko harus tersedia. Nilai a yang tertinggi dan siginifikan merupakan portofolio yang terbaik dari
portofolio yang ada.
2.2 Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai analisis perbandingan investasi saham,
obligasi dan sukuk telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya.
Peneliti meninjau beberapa penelitian terdahulu dengan tujuan untuk
42 memberitahu pembaca hasil penelitian-penelitian lain yang berhubungan
dengan penelitian yang sedang dilaporkan dan menghubungkan suatu penelitian dengan dialog yang lebih luas tentang suatu topik dalam pustaka,
serta untuk mengisi kekurangan dan memperluas penelitian sebelumnya. Berikut ini penelitian sebelumnya yang digunakan peneliti sebagai bahan
rujukan penelitian.
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
No. Peneliti
Judul Penelitian
Metode Hasil Penelitian
1. Suryawan
2003
Evaluasi Kinerja
Portofolio Saham di
BEJ Studi Empiris
Saham- Saham LQ
45. Metode Sharpe,
Jensen, dan Treynor dengan
transportasi ZScore
standardized Pengukuran kinerja
portofolio dengan metode Sharpe, Jensen, dan
Treyonor akan memiliki karakteristik angka indeks
yang berbeda satu sama lain,sehingga tidak dapat
dibandingkan satu sama lainnya secara langsung
sehingga diperlukan standarisasi ukuran
kinerja.
2. Abdullah
2003 Analisis
perbandinga n alternatif
investasi pada
obligasi, saham,
valas, emas dan deposito
serta portofolio
optimal dari kelima
instrument investasi
tersebut Uji Anova
dan Markowitz Difersificatio
Hasil penelitian menunjukkan obligasi
mempunyai return 40 s.d. 67,43 lebih baik dari
saham yang memiliki tingkat return -11,85 s.d.
8,186. Portofolio paling optimal terdiri dari 100
obligasi. Komposisi portofolio lingkup yang
optimal adalah deposito sebesar 85 dan obligasi
sebesar 15.
3. Anwar
2006 Kinerja
investasi Uji Anova dan
Markowitz Hasil penelitian
menunjukkan kinerja
43 saham,
obligasi dan reksadana
PT. Asuransi
Jasa Indonesia
berdasarkan metode
sharpe dan optimalisasi
portfolio investasi Jasindo
berdasarkan return lebih baik dibanding pasar,
terutama untuk kinerja saham selama tahun 2003,
2004, 2005 dimana return bulanan saham Jasindo
sebesar 4.5 sedangkan return saham pasar hanya
2,99. Namun untuk rata- rata return obligasi dan
reksadana pasar lebih baik dibanding jasindo yaitu
2,099 obligasi dan 0,66 reksadana
dimana return Jasindo sebesar 0,916 dan
0,453.
4. Asyuti
2003 Perbandinga
n Kinerja Reksa Dana
Syariah dan Konvension
al dalam Menghasilk
an Return Optimal
pada tahun 2001-2002
Menggunakan Metode Sharpe,
Treynor dan Jensen Measure
Penelitiannya menunjukkan bahwa
kinerja reksadana saham syariah masih dibawah
kinerja pasar JII underperformed.
Sedangkan Danareksa Sharpe Syariah saham
menunjukkan return di atas return pasar JII
sebagai benchmarking. Dengan menggunakan risk
adjusted return, index Sharpe Danareksa Syariah
terlihat lebih kecil dibandingkan dengan
index Sharpe JII. Akan tetapi index Treynor
Danareksa Syariah lebih besar dari JII. Penulis
menyarankan agar portofolio reksadana
syariah campuran lebih menempatkan proporsi
dananya pada sektor obligasi syariah.
Diharapkan selanjutnya jalinan kerjasama antar
44 unit bisnis syariah
diperkuat baik perbankan, asuransi dan dana pensiun
untuk mengembangkan reksadana syariah.
5. Setyanto
2004 Menyusun
Portofolio Investasi
Optimal Reksa Dana
Batasa Syariah
Menggunak an
Markowitz Pemakaian
Markowitz Hasil perhitungan yang
dilakukan Budi dengan memakai pendekatan Teori
Markowitz berhasil mendapatkan komposisi
yang lebih baik, yakni return yang lebih tinggi
dengan tingkat risiko yang lebih rendah. Proporsi
yang dihasilkan adalah 74 pada obligasi syariah
dan 26 pada deposito syariah. Hasil
penelitiannya yang menarik adalah bahwa
berbagai skenario kondisi optimal ternyata selalu
menolak kehadiran saham Jakarta Islamic Index. Hal
tersebut disebabkan oleh volatilitas returnnya yang
sangat tinggi sehingga berisiko tinggi dan
korelasi diantara return saham sebagian besar
positif.
6. Prasetya
2008 Analisis
Perbedaan Kinerja
Perusahaan Sebelum
dan Setelah Penerbitan
Obligasi Syariah
Ijarah di Indonesia
Periode Penelitian
2003 – 2007 Independen t-
test dan variabel dummy
Dari penelitian yang telah dilakukan terbukti bahwa
perbedaan kinerja perusahaan sebelum dan
setelah penerbitan obligasi syariah ijarah yang
tercermin dari kenaikan nilai Current Ratio, Total
Asset Turnover, dan Return on Asset serta
penurunan nilai Debt to Total Asset Ratio, hampir
semuanya tidak signifikan. Hanya rasio Total Asset
Turnover yang
45 menunjukkan signifikansi
perbedaan selama periode 2003-2007. Hasil
penelitian ini akan dipengaruhi oleh jenis
industri dari tiap perusahaan, sehingga hasil
perhitungan masing- masing sampel perusahaan
dapat berbeda dengan hasil perhitungan secara
keseluruhan
7. Putra dan
Heykal 2012
Analisis perbandinga
n investasi saham,
emas, dan obligasi
Menggunakan Metode Sharpe,
Treynor dan Jensen Measure
Hasil yang didapat dari ketiga instrumen investasi
selama periode penelitian adalah sebagai berikut,
menurut metode Sharpe obligasi adalah instrumen
investasi terbaik dengan nilai 0,05329, menurut
metode Treynor emas adalah intrumen investasi
terbaik dengan nilai 0,00227, dan menurut
metode jensen emas adalah instrumen terbaik dengan
nilai 0,00029. Dapat disimpulkan bahwa selama
periode penelitian emas adalah jenis instrumen
investasi terbaik yang kemudian diikuti oleh
obligasi pada peringkat kedua dan saham pada
peringkat ketiga.
Sumber: Data Penelitian Terdahulu
46
2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis 2.3.1