Derajat Desentralisasi Fiskal DDF Derajat Otonomi Fiskal DOF Upaya Fiskal Rasio Efektivitas Indeks Kinerja Pajak dan Retribusi Daerah

commit to user 96

2. Analisis Kuantitatif

a. Derajat Desentralisasi Fiskal DDF

Dari perhitungan DDF, yaitu rasio antara PAD, BHPBP dan SBD terhadap TPD memperlihatkan bahwa dari rerata tahun 2002- 2008 nilai perbandingan antara SBD terhadap TPD sangat besar dibanding PAD dan BHPBP terhadap TPD dengan nilai yang lebih dari 50. Hal ini menunjukkan bahwa ketergantungan Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali terhadap Pemerintah Pusat masih sangat tinggi dan bisa dikatakan belum mandiri.

b. Derajat Otonomi Fiskal DOF

DOF Kabupaten Boyolali pada tahun 2006-2008 cenderung mengalami penurunan. Dilihat dari reratanya DOF Kabupaten Boyolali sebesar 7,53. Hal ini menunjukkan kemampuan Pemerintah Daerah dalam membiyai sendiri penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat cenderung masih rendah karena kurang dari 50.

c. Upaya Fiskal

Dari perhitungan upaya fiskal Kabupaten Boyolali dengan mencari elastisitas PAD terhadap PDRB dengan pertumbuhannya, makadengan menggunakan PDRB ADHB laju pertumbuhan PDRB terhadap peningkatan PAD sebesar 1,97 berarti jika PDRB naik 1 maka PAD akan meningkat sebesar 1,97. Bila menggunakan PDRB ADHK laju pertumbuhan PDRB terhadap peningkatan PAD sebesar commit to user 97 4,41 berati jika PDRB naik 1 maka PAD akan meningkat sebesar 4,41.

d. Rasio Efektivitas

Dilihat dari rerata bagian pos-pos penyusunan PAD yang terdiri dari pajak, retribusi, laba usaha daerah dan lain-lain PAD sah, PAD Kabupaten Boyolali tahun 2002-2008 dapat dikategorikan sudah efektif karena rasio antara realisasi dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya lebih besar dari 100.

e. Indeks Kinerja Pajak dan Retribusi Daerah

Dilihat dari hasil perhitungan analisis rasio pengumpulan pajakretribusi daerah dan tingkat pertumbuhan dan proporsi dari tiap- tiap pos pajak dan retribusi daerah terhadap total pajak maupun total retribusi, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1 Pajak Daerah Kategori Pajak Daerah: a. Prima: pajak penerangan jalan PPJ. b. Berkembang: pajak hotel, pajak restoran, pajak reklame dan pajak parkir. c. Terbelakang: pajak hiburan dan pajak galian golongan c. 2 Retribusi Daerah Kategori Retribusi Daerah: a. Prima: retribusi pelayanan kesehatan bagian RSU pandan arang dan retribusi biaya cetak KTPKK. commit to user 98 b. Potensial: retribusi pelayanan kesehatan bagian dinas kesehatan sosial DKK, retribusi pelayanan pasar, retribusi pelayanan askeskin dan jasa usaha pemakaian kekayaan daerah. c. Berkembang: retribusi pelayanan pemakaman, pemeriksaan alat pemadam kebakaran, pelayanan pendidikan, jasa usaha penjualan produksi usaha daerah, ijin gangguan, tempat usaha, tanda daftar perusahaan, tanda daftar gudangdan pelayanan insemenasi buatan. d. Terbelakang: retribusi pelayanan persampahankebersihan, bea cetak akte capil, perkir di tepi jalan umum, pengujian kendaraan bermotor, pasar grosirpertokoan, jasa usaha terminal, jasa usaha khusus tempat parkir, jasa usaha rumah potong hewan, jasa usaha tempat rekreasi olahraga, jasa pengolahan limbah cair, IMB, ijin trayek, surat ijin usaha perdagangan, ijin usaha perusahaan, surat ijin perusahaan, AdmUnt Mend leg naskah, ijin penjualan kayu diluar kawasan hutan, dol lelang; jembatan darurat; andang; steger werk; perancah begisting; direksi keet, pemeriksaan kwalitas susu, pelayanan kesehatan hewan dan pelayanan kesehatan swasta.

f. Kemandirian Keuangan Daerah