commit to user 42
h. Kemampuan Pinjaman Daerah DSCR
Kemampuan suatu daerah dalam mendapatkan uang atau manfaat dari pihak lain yang digunakan untuk mempercepat pertumbuhan
ekonomi serta meningkatkan pelayanan publik dengan konsekuensi harus mengambalikannya dalam waktu tertentu.
C. Penelitian Terdahulu
Muhammad Ilham Ramadhani 2009 yang berjudul “Analisis
Kinerja Keuangan Daerah dan Kapasitas Pinjaman Daerah Sebelum Otonomi Daerah dan Pada Masa Otonomi Daerah di Kota Depok 19971998 – 2008.”
Hasilnya DDF Kota Depok dikategorikan cukup pada waktu sebelum otonomi daerah dan kurang pada masa otonomi daerah. Perhitungan efektivitasnya
sebelum otonomi daerah memenuhi target dengan rasio di atas 100, sedangkan tingkat kemandiriannya sebelum otonomi daerah lebih rendah jika
dibandingkan pada masa otonomi daerah dan memiliki pola hubungan partisipatif. Kemampuan daerahnya dalam melakukan pinjaman daerah jangka
panjang, menunjukkan bahwa Kota Depok masih mempunyai peluang untuk mengembangkan sumber pembiayaan daerah berdasarkan sisa pokok pinjaman
daerah yang lebih kecil dari ketentuan UU No. 33 Tahun 2004 yaitu sebesar 75 dan DSCR yang lebih besar dari UU No. 33 Tahun 2004 yaitu ³ 2,5.
Fatima Zahra 2008 yang berjudul “Analisis Keuangan Daerah di
Kabupaten Karnganyar Perbandingan Sebelum dan Sesudah Otonomi Daerah 19941995-2006.” Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui
commit to user 43
kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten Karanganyar baik sebelom dan sesudah otonomi daerah. Data yang digunakan adalah data APBD 12 tahun
anggaran. Hasil dari analisis deskriptif menunjukkan bahwa APBD Kabupaten Karanganyar mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Dilihat dari analisis
kuantitatif tentang DDF, KF, Kebutuhan Fiskal bahwa kabupaten karanganyar cenderung mengalami penurunan padaera sebelum otonomi daerah
dibandingkan selam otonomi daerah. Dilihat dari Upaya Fiskal yaitu rata-rata perubahan PAD dan PDRB menunjukkan hasil baik yaitu elastis baik harag
barangharga konsumen,sedangkan dilihat dari rasio aktivitas keserasian bahwadi Kabupaten Karanganyar belanja rutin lebih besar daripada belanja
pembangunan, sehingga manfaat yang diperoleh masyarakat sangat rendah. Berdasarkan perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan
keuangan daerah Kabu[paten Karanganyar adalah rendah konsultatif.
Alfian Mujiwardhani 2008 dengan judul “Analisis Kemandirian
Daerah Kabupaten Cilacap Sebelum dan Selama Otonomi Daerah.” Tinjauan Keuangan Daerah. Hasil yang diperoleh melalui penelitian menunjukkan
bahwa kemampuan keuanagan daerah Kabupaten Cilacap masih rendah. Besarnya hanya mencapai 12,91, ini menunjukkan pola hubungan instruktif
dimana pemerintah pusat peranannya lebih dominana dibanding kemandirian pemerintah daerah.
Ana Prihatiningsih 2010 dengan judul “Analisis Kemampuan
Keuangan Daerah Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Di Kota Surakarta.” Secara umum hasil penelitian ii menunjukkan bahwa Kota Surakarta dari segi
commit to user 44
kinerja keuangannya belum mampu melaksanakan otonomi daerah atau kemampuan keuangannya masih rendah sekali dan mempunyai pola hubungan
instruktif terhadap pemerintah pusat dilihat dari nilai rasio kemandirian kota yang bernilai 20,52 terletak antara 0-25.
D. Kerangka Pemikiran