e. Produksi dengan istilah lerge scale production dapat dicapai karena
adanya trasnportasi, dapat ditekan pada tingkat yang paling ekonomis. f.
Kedudukan monopoli akan hapus dengan adanya transportasi,dan dengan tarif yang wajar, dapat dicapai kemungkinan memperluas
kebutuhan nasional dipasaran dunia yang membutuhkan produk nasional serta mendorong meningkatnya pendapatan nasional.
50
Di Indonesia penyelenggaraan pengangkutan mempunyai peranan sangat penting dalam pembangunan bidang ekonomi, politik,sosial budaya dan pertahanan
keamanan Negara serta menunjang pelaksanaan tugas-tugas pemerintah. Dalam hal ini, penyelenggaraan jasa pengangkutan yang terkhusus dalam pengangkutan limbah
B3 diserahkan kepada badan hukum yang berbentuk perseroan terbatas.Salah satunya Multi Cargo.
D. Pengertian Pengangkutan
Pengangkutan adalah perpindahan tempat, baik mengenai benda-benda maupun orang, karena perpindahan itu mutlak diperlukan untuk mencapai dan meninggikan
manfaat serta efisien.
51
50
Soegijatna Tjakranegara,hukum pengangkutan barang dan penumpang,PT.Rineka Cipta,Jakarta,1995,hlm 3.
51
Sinta Uli,Pengangkutan Suatu Tinjauan Hukum Multimoda Transport Angkutan Lau Angkutan Darat dan Angkutan Udara,Usu press, Medan,2006, hlm 30
Universitas Sumatera Utara
Kegiatan dari transportasi memindahkan barang dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain, maka dengan demikian pengangkut menghasilkan jasa
angkutan atau dengan perkataan lain produksi jasa bagi masyarakat yang membutuhkan sangat bermanfaat untuk pemindahanpengiriman barang-barangnya.
52
52
Soegijatna Tjakranegara,Op.Cit.,hlm.1.
Khusus mengenai pengangkutan laut tidak di jumpai definisinya dalam KUHD.Namun dalam PP No. 17 tahun 1988 di jumpai mengenai pengangkutan laut.
“Setiap kegiatan pelayaran yang menggunakan kapal laut untuk mengangkut penumpang, barang dan atau hewan untuk satu perjalanan atau lebih dari satu
pelabuhan ke pelabuhan lain antara beberapa pelabuhan”. Pasal 1 angka 1 PP No. 17 tahun 1988
Berkaitan dengan pengaturan pengangkutan laut, pada awalnya hanya diatur dalam KUHD buku II, Bab V karena KUHD ini merupakan warisan dari Hindia
Belanda, namun kemudian diganti dan disempurkandengan UU No. 21 tahun 1992tentang pelayaran, kemudian dilakukannya perubahan atas UU No. 21 tahun
1992 dengan UU No.17 tahun 2004 tentang pelayaran.
Sebagaimana dimaksud dalam UU No.17 tahun 2008 Angkutan di Perairan adalah kegiatan mengangkut danatau memindahkan penumpang danatau barang
dengan menggunakan kapal.
Universitas Sumatera Utara
Dalam kegiatan bisnis, pengangkutan laut, darat dan udara di butuhkan dan sangat berperanannya sangat penting sekali, karena selain sebagai alat fisik yang
membawa barang-barang dari produsen ke konsumen, juga sebagai alat penentu harga barang-barang tersebut. Disamping itu, jika di tinjau dari beberapa segi,
pengangkutan banyak mempunyai manfaat, antara lain sebagai berikut ; a.
Dari kepentingan pengirim barang, pengirim memperoleh manfaat untuk konsumsi pribadi maupun keuntungan komersial.
b. Dari segi pengangkut barang, pengangkut mendapat keuntungan material
sejumlah uang atau keuntuangan immaterial, berupa peningkatan kepercayaan masyarkat atau jasa angkutan yang di usahakan oleh pengangkut
c. Dari kepentingan penerima barang, penerima barang mendapat manfaat untuk
kepentiangan konsumsi pribadi maupun keuntungan komersial. d.
Dari beberapa uraian diatas peranan penting alat transpiortasi laut, darat dan udara.Adalah demi kelancaran kegiatan ekonomi maupun kegiatan sosial
masyarkat, baik itu dalam negeri maupun luar negeri kegiatan internasional Disamping hal-hal yang diuraikan diatas.Manfaat pengangkutan melalui laut ini
mempunyai keunikan tersendiri bagi perusahaan pengangkutan.Bukan mengangkut penumpang atau barang-barang logistik.Namun mengangkut limbah melalui laut.
Untuk lebih mengetahui tentang pengangkutan khususnya pengangkutan barang melalui laut, harus diketahui terlebih dahulu memahami konsep pengangkutan secara
komprehensif, perlu dikaji terlebih dahulu, aspek-aspek yang tersirat dalam konsep pengangkutan, konsep pengangkutan meliputi 3 aspek, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Pengangkutan sebagai usaha;
2. Pengangkutan sebagai perjanjian;
3. Pengangkutan sebagai proses penerapan.
Ketiga aspek pengangkutan tersebut menyatakan kegiatan yang berakhir dengan pencapaian tujuan pengangkutan. Tujuan kegiatan usaha pengangkutan adalah
memperoleh keuntungan dan laba, tujuan kegiatan perjanjian pengangkutan adalah memperoleh hasil realisasi yang diinginkan oleh pihak-pihak, tujuan kegiatan
pelaksanaan pengangkutan adalah memperoleh keuntungan dan tiba dengan selamat di tempat tujuan.
Kata yang paling tepat untuk menyatakan ketiga aspek kegiatan dan hasilnya itu adalah “pengangkutan” karena sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, bukan
“angkutan”. Istilah angkutan artinya hasil dari perbuatan mengangkut atau menyatakan apa yang diangkut muatan. Apabila dipakai dengan istilah hukum, yang
tepat adalah “hukum pengangkutan”, bukan “hukum angkutan”
53
Dalam perjanjian pengangkutan itu pihak pengangkut dapat dikatakan sudah mengakui menerima barang-barang dan meyanggupi untuk membawanya ketempat
Sebagaimana halnya dengan perjanjian-perjanjian lainnya, kedua belah pihak diberikan kebebasan seluas-luasnya untuk mengatur sendiri segala hal mengenai
pengangkutan yang akan diselenggarakan itu. Apabila terjadi kelalaian pada salah satu pihak, maka akibat-akibatnya ditetapkan sebagaimana berlaku untuk perjanjian-
perjanjian pada umumnya dalam Buku III KUHPerdata.
53
Abdulkadir Muhammad ,HukumPengangkutan Niaga,PT.Citra Aditya Bakti, Bandung,1991, hlm 1.
Universitas Sumatera Utara
yang telah ditunjuk dan menyerahkan kepada orang yang dialamatkan. Kewajiban ini dapat dipersamakan dengan kewajiban seorang harus menyerahkan suatu barang
berdasarkan suatu perikatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1235 B.W., dalam perikatan mana termaktub kewajiban untuk menyimpan dan memelihara barang
tersebut sebagai : “seorang bapak rumah yang baik.”
54
Perihal pengangkutan orang dan barang melalui laut, diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Dagang dalam Buku II bab V A dan bab V B , dimana
memuat peraturan-peraturan yang melarang seorang pengangkut untuk memperjanjikan bahwa ia tidak akan menanggung atau hanya akan menanggung
sebagian saja kerusakan-kerusakan pada barang-barang yang diangkutnya, yang akan ditimbulkan oleh kurang baiknya alat pengangkut atau kurang cakapnya pekerja-
Apabila si pengangkut lalai menjalankan kewajibannya, maka pada umumnya akan berlaku peraturan-peraturan
yang untuk itu telah ditetapkan dalam Buku III dari Kitab Undang-undang Hukum Perdata.
Meskipun perjanjian pengangkutan pada hakekatnya sudah harus tunduk pada pasal-pasal dari bagian umum dari hukum perjanjian yang diatur didalam KUH
Perdata, akan tetapi oleh undang-undang telah ditetapkan berbagai peraturan khusus yang bertujuan untuk kepentingan umum membatasi kebebasan dalam hal membuat
perjanjian pengangkutan.
54
R.Subekti,Aneka Perjanjian,PT.Citra Aditya Bakti,Bandung,1995,hlm 70.
Universitas Sumatera Utara
pekerja yang dipakainya.Perjanjian yang dibuat dengan melanggar aturan tersebut, diancam dengan kebatalan juga.
55
E. Peraturan Pengangkutan Limbah B3