Teori Stakeholder Perbedaan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional

12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori Penelitian

1. Teori Stakeholder

Teori Stakeholder merupakan individu, sekelompok manusia, komunitas atau masyarakat baik secara keseluruhan maupun secara parsial yang memiliki hubungan serta kepentingan terhadap perusahaan. Yang termasuk dalam stakeholder yaitu shareholder, kreditur, karyawan, pelanggan, supplier, pemerintah, masyarakat dan sebagainya. Stakeholder terbagi menjadi dua yaitu stakeholder primer dan sekunder Brooks, 2004. Stakeholder primer adalah individu atau kelompok yang tanpa keberadaannya perusahaan tidak mampu survive untuk going concern, meliputi shareholder dan investor, karyawan, konsumen dan pemasok, bersama dengan yang didefinisikan sebagai kelompok stakeholder publik, yaitu pemerintah dan komunitas. Stakeholder sekunder didefinisikan sebagai individu atau kelompok yang mempengaruhi dan dipengaruhi perusahaan, namun mereka tidak berhubungan dengan transaksi perusahaan dan tidak esensial kelangsungannya. Bagi bank, deposan merupakan keberadaan yang vital, karena bank membutuhkan dana dari deposan sebagai salah satu fungsi operasional bank untuk going concern dalam bentuk tabungan, deposito dan giro. Hal tersebut mengakibatkan setiap bank bank syariah ataupun bank 13 konvensional untuk bersaing memperoleh pangsa pasar deposan, yaitu bank konvensional menggunakan suku bunga dan bank syariah dengan sistem bagi hasilnya untuk menarik deposan.

2. Definisi Bank

Menurut UU RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk- bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, menyangkut kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Menurut Muhammad 2005 dilihat dari pembayaran bunga atau bagi hasil, bank dibedakan menjadi dua jenis, yaitu bank yang melakukan usaha secara konvensional dan bank yang melakukan usaha secara syariah. a. Bank Konvensional Dalam Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 menyebutkan bahwa bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional danatau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kurniati 2011 menyatakan bahwa dalam pelaksanaannya bank memiliki fungsi yaitu: 14 1 Menghimpun dana dari masyarakat maupun dari lembaga non bank dan dunia usaha lainnya. 2 Memberikan kredit. 3 Memperlancar lalu lintas pembayaran. 4 Sebagai media kebijakan moneter. 5 Sebagai penyedia informasi, pemberian konsultasi dan bantuan penyelenggaraan administrasi.

b. Bank Syariah

Menurut UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan, perbankan merupakan segala sesuatu yang menyangkut tentang bank. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kedit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut Yaya dkk, 2009 bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah yang terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah BPRS. Bus adalah bank syariah yang memberikan jasa dalam lalu lintas pmbayaran. Unit Usaha Syariah UUS adalah unit kerja dari kantor atau unit kerja dikantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, 15 atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan diluar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu dan unit syariah. Menurut khoiriyah 2011 bank syariyah harus menjalankan usahanya dengan: a Tidak mengandung riba, b Bisnis dan investasi dijalankan berdasarkan aktivitas yang halal, c Zakat harus dibayar oleh bank untuk dimanfaatkan masyarakat, d Semua aktivitas harus sejalan dengan prinsip-prinsip syariah dengan Dewan Pengawas Syariah bertindak sebagai penyedia dan memberikan nasehat kepada bank syariah mengenai keputusan suatu transaksi. Bank syariah dijalankan dengan keunggulan tanpa adanya unsur riba, hal tersebut menjadi daya Tarik bagi para nasabah untuk menggunakan jasa perbankan syariah. Muhammad 2005 dalam bukunya menyebutkan bahwa hakikat pelnggaran riba dalam Islam adalah suatu penolakan terhadap timbulnya risiko finansial tambahanyang ditetapkan dalam transaksi uang atau modal maupun jual beli yang dibebankan kepada satu pihak saja sedangkan pihak lainnya dijamin keuntungannya. Riba memiliki tiga unsur, yakni 1 kelebihan dari pokok pinjaman, 2 kelebihan 16 pembayaran sebagai imbalan tempo pembayaran, dan 3 jumlahan tambahan yang disyaratkan dalam transaksi. Menurut novianti 2013 menyatakan bahwa pengharaman riba disebutkan dalam ayat-ayat dari beberapa surat dalam Al-Qur ’an yang berbeda. Ayat pertama menegaskan bahwa riba menghilangkan sebagai sama dengan memberikan harta orang lain secara tidak sah. Ayat ketiga memerintahkan kaum muslimin untuk menjauhi riba demi kesejahtraan mereka sendiri. Ayat keempat menetapkan perbedaan yang jelas antara riba dengan perdagangan, yang, mendorong kaum muslimim mengambil jumlah modal pokoknya saja dan merelakannya jika si peminjam tidak mampu melunasi. Menurut Widianingsih 2011 perbankan syariah dapat diartikan sebagai Bank Islam dan Bank yang beroperasi dengan prinsip syariah. Prinsip syariah adalah perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil mudharabah, pembiayaan berdasarkan prinsip penyerta modal musyarakah, prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan murabahah, pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa 17 ijarah dan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewakan dari bank oleh pihak lain.

3. Perbedaan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional

terdapat beberapa perbedaan antara bank syariah dan bank konvensional yakni: TABEL 2.1 Perbedaan bank syariah dan bank konvensonal No Item Bank Syariah Bank Konvensional 1. Investasi Melakukan investasi yang halal saja Melakukan segala bentuk investasi yang halal dan haram 2 Prinsip pembagian keuntungan Berdasarkan prinsip bagi hasil Berdasarkan prinsip tingkat suku bunga 3 Orientasi Profit dan falah oriented Profit oriented 4 Hubungan dengan nasabah Hubungan kemitraan Hubungan kreditor- debitor 5 Dewan pengawas Penghimpunan dan penyaluran dana sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah Tidak terdapat dewan pengawas Sumber: Haryanto 2010 Perbedaan mendasar bank syariah dengan bank konvensional. Pertama, bank syariah berdasarkan bagi hasil dan margin keuntungan, sedangkan bank konvensional berdasarkan tingkat bunga. Kedua, pada bank syariah hubungan dengan bank syariah berbentuk kemitraan sedangkan pada bank konvensional hubungan dengan bank berbentuk debitur – kreditur. Ketiga, bank syariah melakukan investasi yang halal saja, sedangkan bank konvensional melakukan investasi apa saja. Keempat, bank syariah berorientasi keuntungan duniawi dan ukhrawi, 18 sedangkan orientasi bank konvensional semata hanya duniawi. Kelima, Bank syariah tidak memandang uang sebagai komoditi, sedangkan sedangkan bank konvensional cenderung berpandangan demikian.

4. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah BPRS

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Tingkat Inflasi Terhadap Minat Menabung Masyarakat di Kota Medan (Studi Kasus di Kecamatan Medan Petisah)

33 196 121

Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Rasio Hutang Terhadap Yield to Maturity Obligasi Korporasi Konvensional di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2009-2010

2 40 117

Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Dan Suku Bunga Terhadap Jumlah Deposito Pada PT BPRS Puduarta Insani.

2 76 88

Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Bagi Hasil Terhadap Deposito Mudharabah (Studi Kasus BPRS Puduarta Insani Medan)

8 140 95

Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga Deposito, dan Jumlah Bagi Hasil Deposito terhadap Jumlah Deposito Mudharabah (Studi Kasus PT. Bank Syariah Mandiri Tahun 2008-2012)

0 13 130

Pengaruh Jumlah Bagi Hasil Deposito Mudharabah, Tingkat Imbalan SBIS, Suku Bunga Simpanan Berjangka 1 Bulan, dan Inflasi terhadap Jumlah Deposito Mudharabah (Studi Kasus PT. Bank Syariah Mandiri tahun 2007-2011)

0 16 136

PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL, SUKU BUNGA DAN INFLASI TERHADAP TABUNGAN MUDHARABAH

0 4 89

ANALISIS PENGARUH INFLASI TINGKAT BUNGA NILAI TUKAR DAN TINGKAT BAGI HASIL TERHADAP JUMLAH Analisis Pengaruh Inflasi Tingkat Bunga Nilai Tukar Dan Tingkat Bagi Hasil Terhadap Jumlah Penghimpunan Deposito Pihak Ketiga (Deposito Mudharabah 1 Bulan) (Studi

1 16 15

ANALISIS PENGARUH INFLASI TINGKAT BUNGA NILAI TUKAR DAN TINGKAT BAGI HASIL TERHADAP JUMLAH Analisis Pengaruh Inflasi Tingkat Bunga Nilai Tukar Dan Tingkat Bagi Hasil Terhadap Jumlah Penghimpunan Deposito Pihak Ketiga (Deposito Mudharabah 1 Bulan) (Studi

0 2 15

PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL DEPOSITO BANK SYARIAH DAN SUKU BUNGA DEPOSITO BANK UMUM Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Bank Syariah Dan Suku Bunga Deposito Bank Umum Terhadap Jumlah Simpanan Deposito Mudharabah(Studi Pada Bank Umum Syariah di Indonesia

0 2 16