Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Bagi Hasil Terhadap Deposito Mudharabah (Studi Kasus BPRS Puduarta Insani Medan)

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DAN BAGI HASIL TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH

(STUDI KASUS BPR SYARIAH PUDUARTA INSANI MEDAN)

Skripsi

Diajukan Oleh

Delvin Hamonangan Pasaribu 060501082

Ekonomi Pembangunan

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

ABSTRAK

Bank merupakan suatu sektor yang sangat penting dan memiliki pengaruh yang besar terhadap aktivitas perekonomian masyarakat, dalam menjalankan usahanya bank terdiri dari bank konvensional dan bank syariah. Perbedaan yang paling mendasar di antara keduanya yaitu insentif imbal hasil, dimana bank konvensional menerapkan sistem bunga sementara itu bank syariah menerapkan sistem bagi hasil.

Penelitian ini berjudul ” Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Bagi Hasil Terhadap Deposito Mudharabah (Studi Kasus BPRS Puduarta Insani)”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh tingkat suku bunga dan tingkat bagi hasil terhadap volume deposito

mudharabah pada PT. BPRS Puduarta Insani. Penelitian ini menggunakan model partial adjustment model (PAM), data yang diperoleh diprogram dengan menggunakan program Eviews 5.1

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat suku bunga berpengaruh secara signifikan terhadap deposito mudharabah dan tingkat bagi hasil juga berpengaruh secara signifikan terhadap deposito mudharabah. Kata Kunci: Suku Bunga, Tingkat Bagi Hasil, Deposito Mudharabah


(3)

ABSTRACT

Bank is a very important sector and has big influence to the people economic activity, bank has been operated in consist of convensional bank and islamic bank. The different between both of them is profit insentif, that convensional bank has been exploited interest bank system, while islamic bank has been exploited profit sharing system.

The tittle of this research is “Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Bagi Hasil Terhadap Deposito Mudharabah (Studi Kasus BPRS Puduarta Insani). The goal of this research is to analyze is there interest rate and profit sharing influence to mudharabah deposite volume in BPRS Puduarta Insani. This research use partial adjustment model (PAM), the data has programmed by eviews 6.0 program.

The result of this research shows that interest rate and profit sharing rate have significant influence to the mudharabah deposite volume.


(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil a’lamin, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan dan memanjatkan syukur kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari kegelapan menuju alam yang terang benderang.

Skripsi ini diberi judul Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Bagi Hasil Terhadap Deposito Mudharabah (Studi Kasus BPRS Puduarta Insani Medan) yang disusun berdasarkan hasil riset yang penulis peroleh selama penulis melakukan penelitian di BPRS Puduarta Insani Medan, guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program sarjana di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dorongan oleh berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec, selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc, PhD, selaku Sekertaris Departemen Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai Dosen


(5)

Pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan memberikan masukan untuk membimbing penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Drs Rujiman, MA sebagai Dosen Penguji I yang telah banyak memberikan masukan dan saran kepada penulis dalam penyempurnaan skripsi ini

5. Ibu Ilyda Sudardjat, M.Si, selaku Dosen Penguji II yang telah banyak memberikan masukan dan saran yang berguna dalam penyempurnaan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen yang dengan ikhlas memberikan ilmunya kepada penulis beserta staff administrasi pada Fakultas Ekonomi, khususnya untuk Departemen Ekonomi Pembangunan.

7. Kepada Orang Tua tercinta yang telah memberikan kekuatan lahir dan batin kepada penulis dan tidak henti-hentinya mendorong serta memanjatkan do’a untuk keselamatan dan keberhasilan penulis.

8. Sahabat-sahabat terdekatku di Fakultas Ekonomi yang telah membantu dan mendukung penulis, terima kasih atas kebersamaan dan karena telah memberikan warna dalam persahabatan, serta mambantu dalam memperlancar proses penyelesaian skripsi penulis.

9. Kepada staff dan karyawan PT.BPRS Puduarta Insani yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini tidak terlepas dari keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu


(6)

penulis menerima saran yang sehat dan konstruktif untuk kesempurnaan skripsi ini.

Semoga kita semua diberkahi Allah SWT dan mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Mei 2010 Hormat Penulis,

(Delvin Hamonangan P.) NIM: 060501082


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ABSTRACT

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Hipotesis ... 7

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

BAB II URAIAN TEORITIS ... 9

2.1 Pengertian Bank ... 9

2.2 Bank Umum dan Jenis Kegiatan Usahanya ... 12


(8)

2.4 BPR dan Jenis Kegiatan Usahanya... 16

2.5 Pengertian Mudharabah ... 24

2.6 Pengertian Bagi Hasil ... 29

2.7 Pengertian Bunga ... 29

2.8 Perbedaan Bagi Hasil dan Bunga ... 31

2.9 Teori Klasik Tentang Tingkat Bunga ... 30

2.10 Teori Kynes Tentang Tingkat Bunga ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

3.1 Ruang Lingkup Penelitian... 33

3.2 Jenis Sumber Data ... 33

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.4 Pengolahan Data ... 34

3.5 Model Analisis Data ... 34

3.6 Test of goodness of fit (uji kesesuaian) ... 35

3.7 Uji Asumsi Klasik ... 39


(9)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 43

4.1 Profil BPRS Puduarta Insani ... 43

4.2 Sejarah Singkat Berdirinya PT. BPRS Puduarta Insani... 44

4.3 Visi dan Misi PT. BPRS Puduarta Insani ... 45

4.4 Struktur Organisasi Perusahaan ... 46

4.5 Produk PT. BPRS Puduarta Insani ... 59

4.6 Hasil Analisis Data ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 73

5.1 Kesimpulan ... 73

5.2 Saran ... 75 DAFTAR PUSTAKA ...


(10)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Hal

2.1 Perbedaan Bank Konvensional dengan Bank Syariah…………...14

2.2 Perbedaan Antara Bagi Hasil dan Bunga………...31

4.1 Hasil Eastimasi Model PAM………..63

4.2 Uji Multikolinearitas………...71


(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Hal

3.1 Kurva Uji F Statistik………36

3.2 Kurva Normal………...38

3.3 Kurva DW Statistik………..41

4.1 Uji F Statistik………...66

4.2 Uji t Statistik Tingkat Bagi Hasil……….67

4.3 Uji t Statistik Tingkat Suku Bunga………..68

4.4 Uji t Statistik Jumlah Deposito Mudharabah Periode Sebelumnya………69


(12)

ABSTRAK

Bank merupakan suatu sektor yang sangat penting dan memiliki pengaruh yang besar terhadap aktivitas perekonomian masyarakat, dalam menjalankan usahanya bank terdiri dari bank konvensional dan bank syariah. Perbedaan yang paling mendasar di antara keduanya yaitu insentif imbal hasil, dimana bank konvensional menerapkan sistem bunga sementara itu bank syariah menerapkan sistem bagi hasil.

Penelitian ini berjudul ” Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Bagi Hasil Terhadap Deposito Mudharabah (Studi Kasus BPRS Puduarta Insani)”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh tingkat suku bunga dan tingkat bagi hasil terhadap volume deposito

mudharabah pada PT. BPRS Puduarta Insani. Penelitian ini menggunakan model partial adjustment model (PAM), data yang diperoleh diprogram dengan menggunakan program Eviews 5.1

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat suku bunga berpengaruh secara signifikan terhadap deposito mudharabah dan tingkat bagi hasil juga berpengaruh secara signifikan terhadap deposito mudharabah. Kata Kunci: Suku Bunga, Tingkat Bagi Hasil, Deposito Mudharabah


(13)

ABSTRACT

Bank is a very important sector and has big influence to the people economic activity, bank has been operated in consist of convensional bank and islamic bank. The different between both of them is profit insentif, that convensional bank has been exploited interest bank system, while islamic bank has been exploited profit sharing system.

The tittle of this research is “Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Bagi Hasil Terhadap Deposito Mudharabah (Studi Kasus BPRS Puduarta Insani). The goal of this research is to analyze is there interest rate and profit sharing influence to mudharabah deposite volume in BPRS Puduarta Insani. This research use partial adjustment model (PAM), the data has programmed by eviews 6.0 program.

The result of this research shows that interest rate and profit sharing rate have significant influence to the mudharabah deposite volume.


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Paradigma baru dalam suatu sistem perbankan belakangan ini banyak dibicarakan oleh para ekonom dikalangan akademis maupun praktisi, dalam hal ini sering dibicarakan tentang konsep perbankan syariah, dimana perbankan syariah menerapkan suatu prinsip-prinsip Islam ke dalam transaksi maupun kegiatan-kegiatan perbankan. Prinsip yang diterapkan dalam perbankan syariah yaitu transaksi keuangan yang berupa penyimpanan uang maupun penyaluran dana yang tidak dikenakan bunga (interest free banking), namun dalam prakteknya, sistem perbankan syariah belum mendapat respon banyak dari kalangan masyarakat umum, dikarenakan sistem perbankan konvensional masih melekat erat di kalangan masyarakat, dan masyarakat juga belum begitu mengetahui tentang suatu konsep yang baru yaitu konsep perbankan syariah.

Usaha modern pertama untuk mendirikan bank tanpa bunga pertama kali dilakukan di Malaysia pada tahun 1940-an, tetapi usaha tersebut tidak sukses (Adiwarman, 2004; 23). Eksperimen lainnya dilakukan di Pakistan pada akhir tahun 1950-an, dimana suatu lembaga perkreditan didirikan di pedesaan negara tersebut, namun demikian bank syariah yang paling sukses dan inovatif di masa modern dilakukan di Mesir pada tahun 1963, dengan berdirinya Mit Ghamr Local Saving Bank, banyak mendapat respon dari


(15)

masyarakat setempat, namun hal ini tidak terjadi terlalu lama dikarenakan terjadinya resesi di Mesir yang mengakibatkan bank Mit Grahm Local Saving Bank diambil alih oleh bank sentral negara tersebut (Mustafa, 2007; 294).

Pertumbuhan bank-bank Islam di Indonesia dipelopori oleh Baitul Maal Indonesia (BMI) pada tahun 1992, yang kemudian disusul oleh lembaga-lembaga keuangan Islam lainnya, seperti Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) dan Baitul Maal Wat-tamwil (BMT). Perbankan syariah ini muncul dari adanya kesadaran masyarakat tentang bahaya riba dan kelemahan sistem bunga yang dianut oleh bank konvensional.

Perbankan merupakan suatu sektor yang sangat penting dan besar pengaruhnya terhadap aktivitas perekonomian masyarakat modern. Secara umum tujuan dari perbankan syariah adalah mempercepat kemajuan ekonomi masyarakat dan melaksanakan kegiatan perbankan (financial), komersial dan investasi sesuai dengan prinsip Islam.

Pemberlakuan Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yang juga diikuti dengan diberlakukannya sejumlah ketentuan pelaksanaan dalam bentuk surat keputusan (SK) Direksi Bank Indonesia/peraturan ini telah memberikan landasan hukum yang kuat dan memberikan kesempatan-kesempatan kepada bank konvensional melakukan dual banking system, hal ini merupakan sebuah kesempatan untuk mengembangkan dan memperluas laju pertumbuhan bank syariah di Indonesia, antara lain melalui izin pembukaan kantor cabang syariah oleh bank umum konvensional. Selain itu Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia untuk mempersiapkan


(16)

perangkat peraturan dan fasilitas-fasilitas penunjang yang mendukung operasional bank syariah.

Bank syariah memiliki kegiatan yang sama dengan bank konvensional, yaitu sama-sama melakukan kegiatan perbankan antara lain: melakukan penghimpunan dana dari masyarakat dan menyalurkan dana ke masyarakat dan juga memberikan layanan jasa terhadap nasabah, namun yang menjadi perbedaan di antara kedua bank ini adalah sistem yang dijalankan memakai prinsip-prinsip yang berbeda, dimana telah diketahui bahwa sistem perbankan syariah memakai prinsip-prinsip Islam melalui bagi hasil dan pembebasan terhadap bunga kepada nasabahnya. Bank syariah melakukan atau membuat suatu kontrak kerja sama dengan pihak peminjam dana dengan menyepakati bagi hasil terdahulu, dan pihak peminjam dana akan melunasi pinjamannya dan membagi hasil yang telah disepakati terlebih dahulu. Pihak peminjam pada bank konvensional akan diberikan bunga oleh bank yang dibebankan kepada pihak peminjam dana, namun bunga yang diberikan tidak akan sama dengan bulan berikutnya tergantung dengan peningkatan tingkat suku bunga kredit.

Perkembangan bank syariah di Indonesia sekarang ini cukup berkembang pesat dalam dunia bisnis perbankan, namun dengan seiringnya perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah ini, bentuk perbankan lain juga berkembang pesat di tengah-tengah masyarakat. Hadirnya Bank Perkereditan Rakyat Syariah (BPRS) merupakan sebuah lembaga perbankan yang bertugas menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya ke masyarakat dalam berbagai bentuk produk yang ada di BPR Syariah, namun


(17)

BPR Syariah tidak melayani jasa seperti yang dilakukan oleh bank umum syariah.

Penulis memilih BPR Syariah sebagai studi kasus dalam penelitian ini dikarenakan sektor perbankan ini sangat potensial dalam membantu membangun pertumbuhan masyarakat, umumnya dikalangan masyarakat ekonomi menengah melalui konsumsi maupun investasi. Produk-produk yang ditawarkan BPR Syariah ini dapat diterima dikalangan masyarakat kalangan menengah ke bawah. Keunggulan inilah yang dimiliki oleh BPR Syariah. Untuk memenuhi kebutuhan kredit bagi para pengusaha dan pedagang kecil yang kekurangan modal, tentunya harus memenuhi kriteria mudah dan tepat waktu, sehingga BPRS tersebut memiliki keunggulan komparatif dengan jenis perbankan yang lain. Dalam memberikan kredit kepada masyarakat haruslah mudah dalam mendapatkannya dan murah. Dalam arti lain bagi hasil yang terjangkau dan biaya-biaya yang terjangkau, karena dikalangan masyarakat menengah ke bawah kekurangan atas modal merupakan suatu permasalahan yang sering dialami. Oleh karena itu perolehan modal yang mudah merupakan keinginan dari para pengusaha.

BPR Syariah yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah BPR Syariah Puduarta Insani yang terletak di Jln. Pekan Raya No. 13 A Medan. BPR Syariah ini merupakan suatu badan usaha dari suatu insitusi Agama Islam Negeri (IAIN) di Kota Medan. Sehingga pengelolaannya melibatkan pakar-pakar yang mengerti tentang prinsip-prinsip syariah sehingga akan banyak mendapatkan pelajaran-pelajaran yang baik. BPR Syariah Puduarta Insani terletak di daerah Kabupaten Deli Serdang yang mayoritas


(18)

penduduk nya masyarakat menengah ke bawah. Selain di daerah Deli Serdang, BPR Syariah Puduarta Insani juga memiliki cabang di Kota Medan. BPR Syariah ini banyak diminati oleh masyarakat di daerahnya baik di Kabupaten Deli Serdang maupun di Kota Medan. Sebagian besar pengurus BPR Syariah Puduarta Insani dikelola langsung oleh dosen-dosen di Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Medan, dan sebagian dari kalangan ekonom-ekonom Kota Medan. BPR Syariah ini telah lama berdiri dan telah banyak melakukan penyaluran dana ke masyarakat dan menghimpun dana dari masyarakat. Sebagai lembaga perbankan, BPRS Puduarta Insani menjalankan fungsinya sebagai lembaga perantara dua pihak (financial intermediary), yakni pihak kelebihan dana dan pihak kekurangan dana (fungsi spesifik financial intermediary: agent of trust, agent of development and agent of success).

Prinsip bagi hasil (profit sharing) merupakan sebuah karakteristik dari suatu perbankan syariah dan dasar bagi operasional bank syariah secara keseluruhan. Secara syariah prinsip ini didasarkan pada kaidah al-mudharabah, dengan hal ini bank syariah akan bertindak sebagai mitra antara orang yang memiliki kelebihan dana dan orang yang kekurangan dana, dengan penabung bank akan bertindak sebagai pengelola dana (mudharib), sementara penabung akan bertindak sebagai pemilik dana (shahibul maal). Antara keduanya diadakan akad mudharabah, yang menyatakan pembagian keuntungan masing-masing pihak yang terkait.

Bunga atau riba adalah penambahan, perkembangan peningkatan dan pembesaran yang diterima oleh pemilik dana, sebagai suatu imbalan karena menangguhkan atau berpisah dari sebagian modalnya selama priode


(19)

waktu tertentu. Secara umum riba adalah pengambilan tambahan yang harus dibayar, baik dalam transaksi jual beli maupun sewa menyewa yang bertentangan dengan prinsip syariah (Antonio, 2005; 59). Sedangkan dalam perbankan konvensional deposito yang ditanamkan di bank konvensional akan mendapatkan bunga sesuai dengan tingkat suku bunga yang berubah setiap saat. Namun dalam perbankan syariah sistem bunga tidak dibenarkan dalam menjalankan aktivitas dan lalu lintas perbankan syariah.

Tingkat suku bunga merupakan salah satu pertimbangan seseorang untuk menabung atau mendepositokan danannya pada bank. Tingkat bunga yang tinggi akan mendorong masyarakat untuk menabung atau mendepositokan dananya dan mengorbankan konsumsi yang sekarang untuk dimanfaatkan di masa yang akan datang. Dimana para penabung bersifat profit motif atau dengan kata lain memanfaatkan keuntungan pada saat tingkat suku bunga tinggi. Dalam hal ini berarti masyarakat lebih tertarik mengorbankan konsumsinya sekarang guna menambah tabungannya.

Konsep ini berbeda dengan sistem perbankan syariah yang memakai bagi hasil atas penggunaan dana oleh pihak peminjam (baik dari pihak nasabah maupun pihak peminjam). Pinjaman yang disalurkan akan memberikan bagi hasil yang telah disepakati. Namun konsekuensinya, apabila dana yang disalurkan macet (tidak dapat berkembang) maka bagi hasil yang disepakati juga akan berkuarang, dalam deposito mudharabah, banyaknya bagi hasil yang didapat tergantung dengan jumlah deposito keseluruhan.

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa deposan bersifat profit motif adalah dilihat dari tingkat sisi bunga apabila tingkat suku bunga


(20)

meningkat maka masyarakat lebih berminat untuk mendepositokan uangnya di bank konvensional, sebaliknya apabila tingakat bagi hasil lebih tinggi maka deposan lebih memilih untuk mendepositokan uangnya ke bank syariah. Saat ini masyarakat lebih ingin mendepositokan uangnya dari pada menabung ke tabungan biasa, dengan alasan bahwa keuntungan yang didapat lebih besar walaupun resiko yang dihadapi cukup besar juga.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Bagi Hasil Terhadap Deposito Mudharabah (Studi Kasus BPR Syariah Puduarta Insani)”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Apakah tingkat bagi hasil berpengaruh terhadap volume deposito

mudharabah pada BPR Syariah Puduarta Insani ?

2. Apakah tingkat suku bunga bank konvensional berpengaruh terhadap volume deposito mudharabah pada BPR Syariah Puduarta Insani ?

3. Apakah jumlah deposito mudharabah tahun sebelumnya bepengaruh terhadap volume deposito mudharabah pada BPR Syariah Puduarta Insani?

1.3 Hipotesis

Hipotesis yang dapat diambil berdasarkan rumusan masalah tersebut sebagai berikut :


(21)

1. Terdapat pengaruh tingkat bagi hasil terhadap volume deposito

mudharabah di BPR Syariah Puduarta Insani.

2. Terdapat pengaruh tingkat suku bunga bank konvensional terhadap volume deposito mudharabah di BPR Syariah Puduarta Insani.

3. Terdapat pengaruh jumlah deposito mudharabah tahun sebelumnya terhadap deposito mudharabah di BPR Syariah Puduarta Insani.

1.4. Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui pengaruh tingkat bagi hasil terhadap volume deposito

mudharabah. Pada BPR Syariah Puduarta Insani.

2. Mengetahui pengaruh tingkat suku bunga bank konvensional terhadap volume deposito mudharabah. Pada BPR Syariah Puduarta Insani.

Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Memberikan gambaran kepada pemerintah tentang perkembangan dan kemajuan bank syariah.

2. Memberi masukan berupa informasi dan saran kepada pihak–pihak yang berkompeten dalam perbankan syariah khususnya pihak BPR Syariah Puduarta Insani.

3. Memberikan pengetahuan dan pemahaman pada penulis tentang perbankan syariah khususnya pengaruh bagi hasil dan bunga terhadap simpanan di BPR Syariah.


(22)

4. Memberikan masukan berupa informasi dan saran kepada pihak-pihak yang ingin meneliti permasalahan yang sama.


(23)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1. Pengertian Bank

Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak (Kasmir,2002;23).

Sebagai lembaga keuangan, kegiatan bank sehari-harinya tidak akan terlepas dari bidang keuangan. Kegiatan pihak perbankan secara sederhana dapat dikatakan adalah menghimpun dana dan menyalurkan dana kepada masyarakat umum.

Adapun kegiatan-kegiatan perbankan yang ada di Indonesia dewasa ini adalah:

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito.

2. Menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit investasi, kredit modal kerja maupun kredit perdagangan.

3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya.

Dalam praktek perbankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis perbankan yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 jenis-jenis perbankan dapat ditinjau dari berbagai segi yaitu:


(24)

1. Dilihat dari Segi Fungsinya a. Bank Umum

Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh wilayah. Bank umum juga sering disebut bank komersil (commercial bank).

b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya di sini kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum.

2. Dilihat dari Segi Kepemilikan

Ditinjau dari segi kepemilikan maksudnya adalah siapa saja yang memiliki bank tersebut. Kepemilikan ini dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang bersangkutan.

Jenis bank dilihat dari segi kepemilikan tersebut adalah: a. Bank Milik Pemerintah

Bank milik pemerintah yaitu bank yang baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank dimiliki oleh pemerintah pula. Contoh: BRI, BNI, BTN dan BPD.


(25)

b. Bank Milik Swasta Nasional

Bank jenis ini merupakan bank yang seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannya didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula. Contoh: Danamon, Bank Niaga, BCA, Muamalat dan sebagainya.

c. Bank Milik Koperasi

Kepemilikan saham-saham pada bank ini dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi. Contoh : Bank Umum Koperasi Indonesia. d. Bank Milik Asing

Bank milik asing merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta asing atau pemerintah asing. Contoh: ABN AMBRO Bank, City Bank, Hongkong Bank, Bangkok Bank dan sebagainya. 3. Dilihat dari Segi Status

Status ini menunjukkan ukuran kemampuan bank dalam melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk, modal maupun kualitas layanannya.

Status bank yang dimaksud adalah : a. Bank Devisa

Bank devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing. Contoh:

transfer keluar negeri, pembukaan dan pembayaran letter of credit serta transaksi lainnya.


(26)

b. Bank Non Devisa

Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa.

4. Dilihat dari Segi Harga

Jenis bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan harga baik harga jual maupun harga beli terdiri dari :

a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional. b. Bank yang berdasarkan prinsip syariah. 2.2. Bank Umum dan Jenis Kegiatan Usahanya

Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Hal ini menunjukkan bahwa bank umum menjalankan usaha di bidang jasa yang bersifat umum meliputi seluruh jasa perbankan, sebagai lembaga keuangan, dalam menjalankan usahanya di bidang jasa yang bersifat umum meliputi seluruh jasa perbankan sebagai lembaga keuangan.

Bank umum menerapkan dua cara dalam menjalankan usahanya di bidang jasa perbankan, yaitu :

a. Bank Konvensional

Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia merupakan bank yang berorientasi pada prinsip konvensional. Hal ini tidak terlepas dari sejarah bangsa Indonesia, dimana asal mula bank di Indonesia dibawa oleh bangsa Belanda. Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga


(27)

kepada para nasabahnya, bank konvensional menggunakan dua metode yaitu:

1. Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito. Demikian pula harga untuk produk pinjamannya (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. Penentuan harga ini dikenal dengan istilah spread based. Apabila suku bunga simpanan lebih tinggi dari suku bunga pinjaman maka dikenal dengan nama negative spread (Kasmir,2002;38).

2. Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan Barat menggunakan atau menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau persentase tertentu. Sistem pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee based. b. Bank yang berdasarkan Prinsip Syariah

Bank yang berdasarkan prinsip syariah yaitu bank yang dalam aktivitasnya, baik dalam penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah.

Pada dasarnya ketiga fungsi utama perbankan (menerima titipan dana, meminjamkan uang dan jasa pengiriman uang) adalah boleh dilakukan, kecuali bila dalam melaksanakan fungsi perbankan yang dilarang syariah. Dalam praktik perbankan konvensional yang dikenal saat ini, fungsi tersebut dilakukan berdasarkan sistem bunga. Bank konvensional memang tidak serta merta identik dengan riba, namun kebanyakan praktik bank konvensional dapat digolongkan sebagai transaksi riba (Rodoni dan Hamid,2007;14).


(28)

2.3.Perbedan Bank Syariah dengan Bank Konvensional

Bank Konvensional dan bank syariah memiliki persamaan, terutama dalam sisi teknis penerimaan uang, mekanisme transfer, teknologi computer yang digunakan, syarat-syarat umum dalam melakukan pembukaan rekening maupun dalam memperoleh pembiayaan. Namun banyak terdapat perbedaan di antara keduanya.

TABEL 2.1

Perbedaan Bank Konvensional Dengan Bank Syariah

NO ITEM BANK

KONVENSIONAL

BANK SYARIAH

1. Bunga Berbasis bunga Berbasis

revenue/profit loss sharing

2. Resiko Anti risk Risk sharing

3. Operasional Beroperasi dengan Pendekatan

sektor keuangan, tidak terkait langsung

dengan sektor riil

Beroperasi dengan pendekatan sektor riil

4. Produk Produk tunggal (kredit) Multi produk (jual beli, bagi hasil, jasa) 5. Pendapatan Pendapatan yang

diterima

deposan tidak terkait dengan pendapatan yang diperoleh bank dari kredit

Pendapatan yang diterima deposan terkait langsung dengan pendapatan yang diperoleh bank dari pembiayaan 6. Negative

Spread

Mengenal negative Spread

Tidak Mengenal

negative spread

7. Dasar Hukum

Bank Indonesia dan pemerintah

Al-quran, sunnah, fatwa ulama, Bank Indonesia dan pemerintah

8. Falsafah Berdasarkan atas bunga (riba)

Tidak berdasarkan bunga (riba), spekulasi (maisir)


(29)

Sumber: Rodoni dan Hamid (2008) 2.4.BPR dan Jenis Kegiatan Usahanya

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah salah satu jenis bank yang dikenal melayani golongan pengusaha mikro, kecil dan menengah. BPR berlokasi yang pada umumnya dekat dengan tempat masyarakat yang membutuhkannya. BPR sudah ada sejak jaman sebelum kemederkaan yang dikenal dengan sebutan Lumbung Desa, Bank Desa, Bank Tani dan Bank Dagang Desa atau Bank Pasar. BPR merupakan lembaga perbankan resmi yang diatur berdasarkan

Undang-dan ketidak jelasan (gharar)

9. Operasional -Dana masyarakat (dana pihak ketiga/DPK) berupa titipan simpanan yang harus dibayar bunganya pada saat jatuh tempo

-Penyaluran dana pada

sektor yang menguntungkan, aspek

halal tidak menjadi pertimbangan,

-Dana masyarakat (dana pihak ke tiga/DPK) berupa titipan

(wadiah dan investasi (mudharabah) yang baru akan mendapatkan hasil jika ‘diusahakan’terlebih dahulu -Penyaluran dana (financing)

Pada usaha yang

halal dan menguntungkan

10. Aspek sosial

Tidak diketahui secara tegas

Dinyatakan secara eksplisit dan tegas yang tertuang dalam visi dan

misi 11. Organisasi Tidak memiliki dewan

pengawas syariah (DPS)

Harus memiliki dewan pengawas syariah

12. Uang Uang adalah komoditi selain sebagai alat pembayaran

Uang bukanlah komoditi tetapi hanyalah alat pembayaran


(30)

Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan dan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 10 Tahun 1998. Dalam Undang-Undang tersebut secara jelas disebutkan bahwa ada dua jenis bank, yaitu bank umum dan BPR.

2.4.1.BPR Konvensional

BPR konvensional merupakan BPR yang dalam menjalankan kegiatan operasionalnya berdasarkan sistem konvensional yaitu dengan menerapkan sistem bunga (interst banking) kepada nasabahnya.

2.4.1.1 Fungsi BPR

Fungsi BPR tidak hanya sekedar menyalurkan kredit kepada para pengusaha mikro, kecil dan menengah, tetapi juga menerima simpanan dari masyarakat. Dalam penyaluran kredit kepada masyarakat menggunakan prinsip 3T, yaitu Tepat Waktu, Tepat Jumlah, Tepat Sasaran, karena proses kreditnya yang relatif cepat, persyaratan lebih sederhana, dan sangat mengerti akan kebutuhan nasabah.

2.4.1.2. Jenis Layanan BPR

Jenis layanan yang dilakukan oleh BPR konvensional antara lain menghimpun dana masyarakat dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu. memberikan kredit dalam bentuk kredit modal kerja, kredit investasi, maupun kredit konsumsi. Melalui Peraturan Bank Indonesia, BPR diberi kesempatan untuk mempercepat pengembangan jaringan kantor dengan membuka Kantor Cabang dan Kantor Kas, sehingga ini akan semakin memperluas


(31)

jangkauan BPR dalam menyediakan layanan keuangan kepada para pengusaha mikro, kecil dan menengah.

2.4.2. Pengertian BPRS

Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) adalah salah satu lembaga keuangan perbankan syariah, yang pola operasionalnya mengikuti prinsip-prinsip syariah atau muamalah Islam.

BPRS berdiri berdasarkan UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan dan Perturan Pemerintah (PP) No. 72 Tahun 1992 tentang Bank berdasarkan Prinsip Bagi Hasil. Pada pasal 1 (butir empat) UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, disebutkan bahwa Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha yang berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran (Rodoni dan Hamid, 2008: 38).

2.4.2.1 Pendirian BPR Syariah

Dalam mendirikan BPRS ada beberapa hal yang harus dipenuhi antara lain:

a. Persyaratan umum. b. Permohonan izin prinsip. c. Permohonan izin usaha. d. Persiapan pra operasional. e. Laporan pembukuan.


(32)

2.4.2.2. Tujuan Pendirian

Menurut Rodoni dan Hamid (2008;44) adapun yang menjadi tujuan pendirian BPR Syariah antara lain :

a. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat Islam terutama masyarakat golongan ekonomi lemah.

b. Mengurangi urbanisasi.

c. Menambah lapangan kerja, terutama di kecamatan-kecamatan. d. Meningkatkan pendapatan perkapita.

e. Membina semangat ukhuwah islamiah melalui kegiatan ekonomi. f. Diarahkan untuk memenuhi kebutuhan jasa pelayanan perbankan bagi

masyarakat pedesaan.

g. Menunjang pertumbuhan dan modernisasi ekonomi pedesaan.

h. Melayani kebutuhan modal dengan prosedur pemberian kredit yang mudah dan sederhana.

i. Menampung dan menghimpun tabungan masyarakat. Dengan demikian BPR syariah dapat turut memobilisasi modal untuk keperluan pembangunan dan turut mendidik rakyat dalam berhemat dan menabung.

2.4.2.3. Kegiatan Usaha BPR Syariah

Kegiatan usaha BPR Syariah berdasarkan UU Nomor 10 Tahun 1998 meliputi hal-hal berikut ini (Rodoni dan Hamid,2008: 44) :


(33)

a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk berupa simpanan deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

b. Memberikan kredit.

c. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah (PP).

d. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposit dan atau tabungan pada bank lain.

2.4.2.4. Kegiatan yang Dilarang

Berdasarkan pasal 14 UU Nomor 7 Tahun 1992, kegiatan usaha yang tidak diperkenankan oleh BPR, termasuk juga BPR Syariah sebagai berikut:

a. Menerima simpanan dalam bentuk giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran.

b. Melakukan kegiatan usaha dalam bentuk valuta asing. c. Melakukan penyertaan modal.

d. Melakukan usaha perasuransian.

e. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagimana dimaksud dalam Pasal 13 UU No. 7 Tahun 1992.


(34)

2.4.2.5. Produk-Produk BPR Syariah

Produk-produk yang ditawarkan oleh BPR Syariah secara garis besar adalah sebagai berikut (Rodoni dan Hamid,2008;45):

a. Mobilisasi Dana Masyarakat

Bank akan mengerahkan dana masyarakat dalam berbagai bentuk seperti menerima simpanan wadiah, menyediakan fasilitas tabungan dan deposito berjangka. Fasilitas ini dapat digunakan untuk menitip

shadaqah, Infaq, zakat, mempersiapkan ongkos naik haji (ONH), merencanakan kurban, aqiqah, khitanan, mempersiapkan pendidikan, pemilikan rumah, kendaraan dan lain-lain.

1. Simpanan Amanah

Bank menerima titipan amanah (trustee account) berupa dana

infaq, shadaqah, dan zakat. Akad penerimaan titipan ini adalah

wadiah yaitu titipan yang tidak menanggung resiko. Bank akan memberikan profit dari bagi hasil yang didapat bank melalui pembiayan pada nasabah.

2. Tabungan Wadiah

Bank menerima tabungan (saving account). Akad penerimaan dana ini juga wadiah dimana bank memberikan profit kepada penabung yang diperhitungkan secara harian dan dibayar setiap bulan.

3. Deposito Wadiah atau Deposito Mudharabah

Bank menerima deposito berjangka (time investment account),


(35)

dimana bank menerima dana masyarakat berjangka satu bulan, tiga bulan, enam bulan, dan seterusnya sebagai penyertaan sementara pada bank. Deposan yang akad deposito wadiahnya mendapatkan nisbah bagi hasil keuntungan lebih kecil dari

mudharabah bagi hasil yang diterima bank dalam pembiayaan/kredit nasabah yang dibayar setiap bulan.

b. Penyaluran Dana

Menurut Rodoni dan Hamid (2008;46) penyaluran dana BPR syariah sebagai berikut:

1. Pembiayan Mudharabah

Pembiayaan mudharabah adalah suatu perjanjian antara pemilik dana (pengusaha) dengan pengelola dana (bank) yang keuntungan dibagi menurut rasio/nisbah yang telah disepakati bersama di muka. Apabila terjadi kerugian maka pengusaha menanggung kerugian dana, sedangkan bank menanggung pelayanan material dan kehilangan imbalan kerja.

2. Pembiayan Musyarakah

Pembiayaan musyarakah merupakan suatu perjanjian antara pengusaha dengan bank, dimana modal dari kedua belah pihak digabungkan untuk usaha tertentu yang dikelola secara bersama-sama, keuntungan dan kerugian ditanggung bersama sesuai kesepakatan di muka.


(36)

3. Pembiayan Bai’bitsaman Ajil

Proses jual beli antara bank dengan nasabah dimana bank akan menalangi lebih dahulu kepada nasabah dalam pembelian suatu barang tertentu.

4. Pembiayaan Murabahah

Suatu perjanjian yang disepakati antara bank dan nasabah, dimana bank menyediakan pembiayan untuk pembelian bahan baku atau modal kerja lainnya yang dibutuhkan nasabah yang akan dibayar kembali oleh nasabah sebesar harga jual bank.

5. Pembiayaan Qardhul Hasan

Pembiayaan yang merupakan perjanjian antara bank dengan nasabah yang layak menerima pembiayaan kebajikan dimana nasabah yang menerima hanya membayar pokoknya dan dianjurkan memberikan ZIS.

c. Jasa Perbankan Lainnya

Secara bertahap bank akan menyediakan jasa untuk memperlancar pembayaran dalam bentuk proses transfer dan inkaso, pembayaran rekening air, listrik, telepon, angsuran KPR dan lain-lainnya. Bank juga mempersiapkan bentuk pelayanan yang sifatnya bentuk talangan dana (bridging financing) yang didasarkan atas pembiayan bai’ salam.

2.4.5 Badan-Badan Pengembang BPR Syariah

Dalam rangka mengembangkan BPR Syariah, terbentuk suatu badan yang menyelenggarakan pendidikan dan memberikan technical assistance untuk BPR Syariah yang baru tumbuh, yaitu Institut for Syariah Economic


(37)

Developmen (ISED) dan Yayasan Pendidikan dan Pengembangan Bank Syariah (YPPBS). Yayasan ISED secara berkesinambungan akan terus melaksanakan program pendirian/pemberian bantuan teknis pendirian BPR-BPR Syariah di Indonesia.

2.5. Pengertian Mudharabah

Mudharabah berasal dari kata adharbu fill ardhi yaitu berpergian untuk urusan dagang. Dalam Surat 73 ayat 20,”Mereka berpergian di muka bumi mencari karunia Allah”.Mudharabah disebut juga qiradh yang berasal dari kata al qardhu yang berarti al qath’u (potongan) karena memotong sebagian hartanya untuk diperdagangkan dan memperoleh sebagian keuntungan. (Raditya,2007).

Sedangkan menurut Al Hadist anjuran mudharabah terlihat dalam hadist

berikut: “Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Sayyidina Abbas bin Abdul Muthalib jika memberikan dana ke mitra usahanya secara mudharabah ia mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni lembah yang berbahaya, atau membeli ternak. Jika menyalahi peraturan tersebut, maka yang bersangkutan bertanggungjawab atas dana tersebut. Disampaikanlah syarat- syarat tersebut kepada Rasulullah dan Rasulullah pun membolehkannya.”

(H.R.Thabrani) (Antonio,1999:136). Menurut Ijma’dalam kitab Nasbu ar Rayah

(4/13) yang ditulis oleh Imam Zailai menyatakan bahwa para sahabat telah berkonsensus terhadap legitimasi pengolahan harta yatim secara mudharabah.

Kesepakatan para sahabat ini sejalan dengan spirit hadist yang dikutip Abu Ubaid dalam kitab Al Amwal (454) (Antonio,1999:137).

Dengan demikian, ditinjau dari hukum Islam, mudharabah ini diperbolehkan, baik menurut Alquran, Sunnah, maupun Ijma’.


(38)

Teknik perbankan dalam pelaksanaan mudharabah yaitu sebagai berikut:

1. Jumlah modal yang harus diserahkan kepada nasabah selaku pengelola modal, harus diserahkan tunai, dapat berupa uang atau barang yang dinyatakan nilainya dalam satuan uang.

2. Hasil pengolahan modal pembiayaan mudharabah dapat diperhitungkan dengan dua cara:

a. Perhitungan dari pendapatan proyek (revenue sharing)

b. Perhitungan dari keuntungan proyek (profit sharing)

3. Hasil usaha dibagi sesuai dengan persetujuan dalam akad, pada setiap bulan atau waktu yang telah disepakati. Bank selaku pemilik modal menanggung seluruh kerugian kecuali akibat kelalaian dan penyimpangan pihak nasabah seperti penyelewengan kecurangan, dan penyalahgunaan dana.

4. Bank berhak melakukan pengawasan terhadap perkerjaan namun tidak berhak mencampuri urusan pekerjaan/usaha nasabah.

5. Jika nasabah cedera dengan sengaja, misalnya tidak mau membayar kewajiban atau menunda pembayaran kewajiban dapat dikenakan sanksi.

Mudharib adalah pengawas atau amin untuk modal yang dipercayakan kepadanya. Mudharib harus menggunakan dana dengan cara yang telah disepakati dan kemudian mengembalikan kepada rabb al-mal modal dan bagian keuntungan yang telah disepakati. Mudharib menerima untuk dirinya sendiri sisa dari keuntungan tersebut (Lewis dan Alagaout,2007:60).


(39)

2.5.1. Rukun Mudharabah

Menurut Karim (2004;205) faktor-faktor yang harus ada (rukun) dalam akad mudharabah adalah:

1. Pelaku

Dalam akad mudharabah harus ada minimal dua pelaku. Pihak pertama bertindak sebagai pemilik modal (shahib al-mal), sedangkan pihak ke dua bertindak sebagai pelaksana usaha (mudharib atau amil)

2. Objek (Modal dan Kerja)

Objek yang terdiri dari modal dan kerja merupakan konsekuensi logis dari tindakan yang dilakukan oleh pelaku. Pemilik modal menyerahkan sebagai objek mudharabah, sedangkan pelaksana usaha menyerahkan kerjanya sebagai objek mudharabah.

3. Persetujuan kedua Belah Pihak (Ijab dan Qabul)

Rukun ini merupakan konsekuensi dari prinsip an-taraddin minkum

(sama-sama rela) yaitu kedua belah pihak harus secara rela bersepakat untuk mengikatkan diri dalam akad mudharabah.

4. Nisbah Keuntungan

Nisbah keuntungan adalah rukun yang khas dalam akad mudharabah,

karena tidak ada dalam akad jual beli. Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh kedua pihak yang bermudharabah.


(40)

2.5.2. Jenis-Jenis Mudharabah

Menurut Antonio (1999;137) mudharabah terbagi dalam dua jenis yaitu :

1. Mudharabah Muthlaqah

Transaksi mudharabah muthlaqah adalah bentuk kerja sama antar

shibul maal dan mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi spesifikasi jenis usaha waktu dan daerah bisnis.

2. Mudharabah Muqayyadah

Mudharabah muqayyadah atau disebut juga dengan istilah restricted mudharabah/specified. Mudharabah muqayyadah adalah kebalikan dari mudharabah mutalaqah. Pihak mudharib dibatasi dengan batasan jenis usaha, waktu atau tempat usaha.

2.5.3.Aplikasi dalam Perbankan

Al-mudharabah biasanya diterapkan pada produk-produk pembiayaan dan pendanan. Pada sisi penghimpunan dana al mudharabah

biasanya diterapkan pada: 1. Tabungan berjangka

Tabungan yang dimaksudkan untuk tujuan khusus, seperti tabungan haji,

qurban dan sebagainya. 2. Deposito biasa.


(41)

Dimana dana yang dititipkan nasabah khusus untuk bisnis tertentu, misalnya murabahah saja atau ijaroh saja.

Sedangkan pada sisi pembiayan mudharabah diterapkan untuk:

1. Pembiayaan modal kerja, seperti modal kerja perdagangan dan jasa.

2. Investasi khusus: disebut juga mudharabah muqayyadah, dimana sumber dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh shaibul maal.

2.5.4.Manfaat Mudharabah

1. Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat.

2. Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatan/hasil usaha bank, shingga bank tidak akan pernah mengalami negative spread.

3. Pengembalian pokok pembiayan disesuaikan dengan arus kas usaha nasabah, sehingga tidak memberatkan nasabah.

4. Bank akan lebih selektif dan hati-hati (prudent) mencari usaha yang benar-benar halal, aman dan menguntungkan karena keuntungan yang kongkrit dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan.

5. Prinsip bagi hasil berbeda dengan prinsip bunga tetap dimana bank akan tetap menagih nasabah satu jumlah bunga tetap berapa pun keuntungan yang dihasilkan nasabah, sekalipun merugi dan terjadi krisisi ekonomi. 2.5.5.Resiko Mudharabah


(42)

1. Sid streaming; nasabah menggunakan dana itu bukan seperti yang disebut dalam kontrak.

2. Lalai dan kesalahan yang disengaja.

3. Penyembunyian keuntungan oleh nasabah, bila nasabahnya tidak jujur.

2.6. Pengertian Bagi Hasil

Bagi hasil adalah pembagian keuntungan yang berdasarkan nisbah dalam perjanjian antara deposan dengan mudharib. Nisbah bagi hasil ini besarannya adalah 51:49, 60:40, atau tergantung pada akad yang disepakati bersama dan bagi hasil yang diterima tergantung dari keuntungan yang didapat oleh bank.

2.7. Pengertian Bunga

Bunga atau riba adalah penambahan, perkembangan, peningkatan dan pembesaran yang diterima pemberi pinjaman dari peminjam dari jumlah pinjaman pokok sebagai imbalan karena menangguhkan atau berpisah dari sebagian modalnya selama periode waktu tertentu. Secara umum riba adalah pengambilan tambahan yang harus dibayarkan, baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam meminjam yang bertentangan dengan prinsip syariah (Sudarsono, dalam Raditya;2007)

2.8. Teori Klasik Tentang Tingkat Bunga: Loanable Funds

Tabungan, menurut teori klasik (teori yang dikemukakan kaum klasik seperti Adam Smith, David Ricardo, dll) adalah fungsi dari tingkat bunga,


(43)

makin tinggi bunga, maka makin tinggi pula keinginan masyarakat untuk menyimpan dananya di bank. Artinya, pada tingkat bunga yang lebih tinggi, masyarakat akan terdorong untuk mengorbankan atau mengurangi pengeluaran untuk berkonsumsi guna menambah tabungan. Sedangkan bunga adalah “harga” dari (penggunaan) loanable funds, atau bisa diartikan sebagai dana yang tersedia untuk dipinjamkan atau dana investasi, karena menurut teori klasik bunga adalah “harga” yang terjadi di pasar investasi. Investasi juga merupakan tujuan dari tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat bunga (tingkat bunga kredit), maka keinginan untuk melakukan investasi juga semakin kecil. Alasannya, seorang pengusaha akan menambah pengeluaran investasinya apabila keuntungan yang diharapkan dari investasi tersebut lebih besar dari tingkat bunga yang harus dibayarkan untuk dana investasi tersebut sebagai ongkos untuk penggunaan dana (cost of capital). Makin rendah tingkat bunga, maka pengusaha akan mendorong untuk melakukan investasi, sebab biaya penggunaan dana juga semakin kecil. Tingkat bunga dalam keadaan keseimbangan (artinya tidak ada dorongan untuk naik atau turun) akan tercapai apabila keinginan menabung masyarakat sama dengan keinginan pengusaha untuk melakukan investasi.

2.9. Teori Kenyes tentang Tingkat Bunga

Keynes dalam teorinya menyebutkan bahwa, tingkat bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang, menurut teori ini ada tiga motif, mengapa seseorang bersedia untuk memegang uang tunai, yaitu motif transaksi, berjaga-jaga dan spekulasi (Boediono dalam Raditya;2007). Tiga


(44)

motif inilah yang merupakan sumber timbulnya permintaan uang yang diberi istilah Liquidity preference, adanya permintaan uang menurut teori Keynes berlandaskan pada konsepsi bahwa umumnya orang menginginkan dirinya tetap likuid untuk memenuhi tiga motif tersebut. Teori Keynes menekankan adanya hubungan langsung antara kesediaan orang membayar harga uang tersebut (tingkat bunga) dengan unsur permintaan akan uang untuk tujuan spekulasi, dalam hal ini permintaan besar apabila tingkat bunga rendah dan permintaan kecil apabila bunga tinggi.

2.10. Perbedaan Bagi Hasil dan Bunga

Terdapat banyak perbedan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional, Perbedan yang sangat mendasar antar ke dua bank tersebut terletap pada pembagian tingkat bagi hasil yang diterapkan pada Bank Syariah dengan bunga yang diterapkan pada Bank Konvensional.

Tabel 2.2

Perbedaan Antara Bagi Hasil dan Bunga

Bagi Hasil Bunga

Penentuan besarnya rasio atau nisab bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi.

Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi selalu untung.

Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh

Besarnya persentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang

dipinjamkan. Bagi hasil bergantung pada keuntungan

proyek yang dijalankan. Bila usaha merugi, kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak.

Pembayaran bunga tetap seperti dijanjikan apakah proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi.

Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan.

Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun jumlah keuntungan berlipat atau keadaan ekonomi sedang booming.


(45)

Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil.

Eksistensi bunga diragukan oleh semua agama termasuk Islam. Sumber: Sudarsono dalam Raditya:2007


(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini mengkaji tentang seberapa besar pengaruh tingkat suku bunga dan tingkat bagi hasil terhadap deposito mudharabah.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder runtun waktu (time series) triwulanan, dari triwulan I tahun 2005 - triwulan IV tahun 2009. Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui studi dokumen dengan mempelajari berbagai tulisan baik melalui buku, jurnal, majalah dan situs internet untuk mendukung penelitian. Data yang diperoleh berasal dari laporan

keuangan BPR Syariah Puduarta Insani,

mendukung penelitian ini.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari BPR Syariah Puduarta Insani dan dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research), yang diperoleh dari publikasi resmi yang berhubungan dengan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan pencatatan data yang diperoleh dari berbagai sumber yang telah disebutkan di atas.


(47)

3.4. Pengolahan Data

Penulis melakukan pengolahan data dengan metode statistik menggunakan program eviews 6.0 dalam penulisan skripsi ini.

3.5.Model Analisis Data

Menganalisis besarnya pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan model ekonometrika dengan meregresikan variabel-variabel yang ada dengan menggunakan metode partial adjustment model (PAM)

Permasalahan yang akan dibahas adalah sejauh mana pengaruh tingkat suku bunga dan tingkat bagi hasil terhadap jumlah deposito mudharabah dengan menggunakan analisis regresi berganda. Fungsi matematikanya sebagai berikut:

Y=f (X1,X2)………(1)

Kemudian fungsi di atas ditransformasikan ke dalam model persamaan regresi linier berganda dengan spesifikasi menggunakan model semi log sebagai berikut:

logY= α + β1X1 + β2X2 + log Yt-1 + µ……….(2) Dimana

LY = Log deposito investasi mudharabah insani (Rupiah)

α = Intercept/konstanta

β1β2 = Koefisien regresi

X1 = Tingkat suku bunga (persen) X2 = Tingkat bagi hasil (persen)

Log Yt-1 = Log Jumlah deposito investasi mudharabah insani tahun sebelumnya


(48)

µ = Term of error

3.6.Test Goodness of fit

Uji goodness of fit adalah salah satu metode uji nonparametrik yang paling sering digunakan. Selain dapat digunakan baik untuk data skala nominal maupun ordinal, uji ini juga dapat digunakan untuk data selang atau rasio. Uji signifikan pertama meliputi kesamaan frekuensi yang diharapkan. Kegunaan uji goodness of fit ini adalah untuk menentukan seberapa tepat frekuensi yang teramati cocok dengan frekuensi yang diharapkan.Untuk menganalisis model tersebut dilakukan pengujian sebagai berikut :

3.6.1. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel independen secara bersam-sama memberi penjelasan terhadap variabel dependen. Nilai R2 berkisar antar 0 sampai 1 (0<R2≤1).

3.6.2. Uji F-Statistik (Overall Test)

Uji F digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen secara bersama-sama (serempak) terhadap variabel dependen.

Rumus untuk mencari F hitung (F*) adalah:

Ho ; b1 = b2 =………...= bk = 0 (tidak ada pengaruh) Ho ; bi = 0……….i=1 (ada pengaruh)

Jika F hitung > F-tabel, maka Ho ditolak, yang berarti nilai variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen.


(49)

Nilai F-hitung diperoleh dengan rumus:

F hitung =

Dimana:

R2 = Koefisien determinasi k = Jumlah variabel independen n = Jumlah sampel

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 ; β1 = β2 = 0 Ho diterima (F*<F-tabel) artinya variabel independen secara overall tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

Ha ; β1 ≠ β2 ≠ 0 Ha diterima (F*>F-tabel) artinya variabel

independan secara overall berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.


(50)

Kurva Uji F statistic

3.6.3. Uji t-Statistik (Partial Test)

Uji-t merupakan suatu prosedur yang mana hasil sampel dapat digunakan untuk verifikasi kebenaran atau kesalahan hipotesis nul (H0). Keputusan untuk menerima atau menolak H0 dibuat berdasarkan nilai uji statistik yang diperoleh dari data. Hal yang penting dalam hipotesis penelitian yang menggunakan data.

Prosedur uji-t pada koefisien regresi parsial pada regresi berganda sama dengan prosedur uji koefisien pada regresi berganda. Dalam uji ini menggunakan hipotesis sebagai berikut:

H0 ; bi = b Ha ; bi ≠ b

Dimana b adalah koefisien variabel independen ke-i nilai parameter hipotesis. Biasanya b dianggap sama dengan 0 artinya tidak ada pengaruh variabel x terhadap y. Bila nilai t-hitung > t-tabel maka pada tingkat kepercayaan tertentu H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel independen yang diuji berpengaruh secara nyata atau signifikan terhadap variabel dependen. Nilai t hitung diperoleh dengan rumus:

t-hitung =

(

)

i i

Sb b b

Dimana:

bi = Koefisien variabel independen ke-i b = Nilai hipotesis nol


(51)

Sbi = Simpangan baku dari variabel independen ke-i Kriteria pengambilan keputusan :

H0 : b = 0 H0 diterima (t*<t-tabel) artinya variabel independen secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

H0 : b ≠ 0 Ha diterima (t*>t-tabel) artinya variabel independen secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

Ha diterima Ha diterima

Ho diterima

Gambar 3.2 Kurva Normal


(52)

3.7. Uji Asumsi Klasik

3.7.1. Uji Normalitas

Uji ini dilakukan untuk memastikan µ (term of error) tersebar normal. Jika µ tersebut normal maka koefisien OLS (β OLS) juga tersebar normal dengan demikian Y juga tersebar normal, karena adanya hubungan

linier antara µ, β, dan Y. untuk sebaran µ dapat digunakan uji Jarque Berra

(JB) error term atau µ disebut normal jika nilai JB lebih rendah atau sama dengan nilai kritis tabel chi-square (derajat bebas, alpha).

Hipotesis yang dipakai adalah H0 diterima dan Ha ditolak jika nilai JB lebih besar dari tabel chi-square, berarti sebaran error (µ) dan Y tidak normal dan H0 ditolak. Sedangkan Ha diterima jika nilai JB lebih kecil dari nilai tabel chi-square berarti sebaran error (µ) dan Y normal.

3.7.2. Uji Multikolinearitas

Istilah multikolinearitas mula-mula dikemukakan oleh Ragner Fisher yang mempunyai arti hubungan linear sempurna antara variabel, variabel independen dalam suatu model regresi. Multikolinearitas timbul akibat sifat-sifat yang terkadang dalam kebanyakan variabel ekonomi berubah bersama-sama sepanjang waktu dan penggunaan Lag (Lagged Values) dari variabel-variabel bebas tertentu dalam model regresi. Dengan adanya multikolinearitas, maka hasil estimasi koefisien regresi bersifat bias. Analisis regresi tidak menemukan hubungan yang benar akan kemampuan


(53)

produksi akan menjadi lemah. Uji multikolinearitas diperoleh dengan beberapa langkah yaitu:

1. Melakukan regresi lengkap Y=f(X1,….Xn) sehingga kita mendapatkan R-square.

2. Melakukan regresi X1 terhadap seluruh X lainnya, maka diperoleh nilai Ri-square (auxiliary regression).

3. Membandingkan nilai Ri-square dengan R-square. Hipotesis yang dapat dipakai adalah H0 diterima apabila Ri-square > R-square model pertama berarti tidak terjadi multikolinearitas dan Ha diterima apabila

Ri-square > R-square model pertama berarti terjadi masalah multikolinearitas.

3.7.3.Uji Autokorelasi

Autokorelasi terjadi bila error term (μ) dari periode waktu yang berbeda

berkorelasi. Dikatakan bahwa error term berkorelasi atau mengalami korelasi serial apabila variabel (ei, ej) ≠ 0 untuk i ≠ j.

Ada beberapa cara untuk mengetahui keberadaan autokorelasi, yaitu : a. Dengan memplot grafik.

b. Dengan Durbin-Watson (D-W Test).

D-hitung =

− −

2 1) (

et e et t


(54)

Ho : ρ = 0 berarti tidak ada autokorelasi Ha : ρ ≠ 0 berarti ada autokorelasi.

Dengan jumlah sampel dan variabel independen tertentu, diperoleh nilai kritis dl dan du dalam tabel distribusi Durbin-Watson untuk berbagai nilai ⍺. Hipotesis yang digunakan adalah :

Gambar 3.3 Kurva D-W Statistik

Keterangan :

Ho : tidak ada korelasi

Dw < dl : tolak Ho (ada korelasi positif) Dw > 4-dl : tolak Ho (ada korelasi negatif) Du < dw < 4-du : terima Ho (tidak ada korelasi)


(55)

(4-du) ≤ dw ≤ (4-dl) : tidak bisa disimpulkan (inconclusive)

3.8. Definisi Operasional

Berdasarkan model yang digunakan dalam penelitian ini, maka variabel yang digunakan terdiri dari:

a. Deposito Investasi Mudharabah Insani (DIMI)

Deposito investasi mudharabah insani merupakan investasi berjangka (perorangan atau badan hukum) yang penarikannya hanya dapat dilakukan sesuai jangka waktu yang ditetapkan (sesuai jatuh tempo). Nasabah yang menginvestasikan akan memperoleh bagi hasil sesuai yang disepakati. Dalam satuan Miliar Rupiah.

b. Tingkat Suku Bunga

Tingkat suku bunga merupakan tingkat bunga yang harus dibayarkan kepada nasabah dalam memberikan keuntungan dari hasil mendepositokan dananya di bank konvensional. Data ini bersumber dari statistik keuangan Bank Indonesia menurut suku bunga per satu bulan bank umum, dalam bentuk persen.

c. Tingkat Bagi Hasil

Tingkat bagi hasil adalah tingkat keuntungan yang diperoleh dari nasabah penghimpun dana pada PT. BPRS Puduarta Insani yang perhitungannya didasarkan pada persentase (%) yang ditetapkan dari keuntungan riil yang diperoleh pada setiap bulan.


(56)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Profil BPRS Puduarta Insani

Nama : PT. BPR Syariah Puduarta Insani Alamat : Gedung BPR Syariah Puduarta Insani

Jl. Pekan Raya No. 13 A Tembung, Deliserdang Telepon/Fax : (061) 7384689

Tangga l Berdiri : 10 April 1996 Tanggal Beroprasi : 18 Juni 1996 Jenis Usaha : Perbankan

Modal Dasar : Rp. 500.000.000,- Modal Disetor : Rp. 117.750.000,-

Jumlah Kantor : Sebanyak 1 kantor pusat dan 1 kantor kas KEPEMILIKAN SAHAM

No Nama Kepemilikan

1 IAIN SUMATERA UTARA 38,97 %

2 BAZIS (BAZ) SUMATERA UTARA 21,71 % 3 Drs. H. Maratua Simanjuntak 13,48 % 4 Hj. Sariani Amiraden Siregar 10,04 %


(57)

4.2. Sejarah Singkat BPRS Puduarta Insani

Banyak hal yang melatarbelakangi berdirinya BPRS Puduarta Insani. Pada tahun 1992, ketika Rektor IAIN-SU dijabat oleh Bigjend TNI Drs. H.A. Nazri Adlani, beliau menyampaikan gagasan dikalangan petinggi IAIN-SU, yaitu bagaimana agar IAIN-SU dapat berbuat sesuatu yang nyata di tengah-tengah masyarakat. Gagasan itu mendapat sambutan dan segera ditindaklanjuti dengan menyelenggarakan kursus perbankan syariah di bawah asuhan Forum Kajian Ekonomi dan Perbankan Islam (FKEBI) yang merupakan lembaga non struktural di bawah IAIN-SU yang telah berdiri sejak tahun 1990.

FKEBI berhasil menyelenggarakan kursus sebanyak 4 angkatan, dengan masing-masing angkatan selama 3 bulan dengan jumlah peserta didik sebanyak 40 orang setiap angkatan. Pada saat itu H.A. Nazri Adlani bertindak sebagai ketua dewan pelindung, Prof. Dr. M. Yasit Nasution sebagai Direktur serta Syahrul Muda Siregar bertindak sebagai Direktur pendidikan dan penelitian FKEBI.

Setelah menyelenggarakan kursus 4 angkatan, aktivitas untuk mewujudkan sesuatu yang nyata di tengah-tengah masyarakat ini dilanjutkan dengan rencana mendirikan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS), di mana staf-stafnya akan diangkat dari lulusan kursus perbankan yang telah diselenggarakan.

Pada saat pengajuan permohonan pengesahan akte ke menteri Kehakiman, diajukan nama PT. BPRS Insani. Namun didapati bahwa nama


(58)

tersebut telah ada, untuk menyegerakan proses seseorang di Deartemen Kehakiman mengusulkan penambahan nama menjadi PT. BPRS Puduarta Insani. Menurut informasi bahwa kata Puduarta berasal dari bahasa Banten (Serang) yang artinya “rumah harta”. Pengesah Menteri Kehakiman diperoleh pada tanggal 20 Desember 1994 dengan nomor keputusan 02-18.631 HT.01.01 th 1994.

Jumlah modal sesuai akte pendirian adalah Rp. 500,- juta dengan jumlah lembar saham 2000 lembar, dengan harga Rp. 250,- ribu per lembar. Modal yang disetor dari pemegang saham adalah Rp. 117.750.000,- atau senilai 471 lembar saham. Pemegang saham pada saat pendirian berjumlah 100 orang, di mana IAIN-SU sebagai lembaga yang diwakili oleh rektor (ex oficio) memiliki saham sebanyak 315 lembar, denagn nilai Rp. 78.750.000,-. Dana atas nama Rektor tersebut berasal dari sumbangan masyarakat yang tidak mengikat yang dihimpun Rektor dalam rangka pengembangan ekonomi Islam. Selebihnya pemegang saham berasal dari para Dosen IAIN-SU dan beberapa anggota masyarakat.

Pada tanggal 17 Januari 1994 izin prinsip diperoleh dari Departemen Keuangamn RI dengan Nomor Keputusan S-059/MK.17/1994. Selanjutnya pada tanggal 10 April 1996 diperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan RI Nomor Kep-130/KM.17/1996. BPRS secara resmi mulai beoperasi pada tanggal 18 Juni 1996 yang diresmikan oleh GUBSU yang diwakili oleh SEKWILDASU yaitu H.A. Wahab Dalimunte SH. Bertindak sebagai Direktur Utama Syahrul Muda Siregar dan Drs. H. Bachtiar Effendy sebagai Direktur Operasional serta jumlah karyawan sebanyak 8 orang.


(59)

4.3. Visi dan Misi BPRS Puduarta Insani adalah :

Visi : - Menjadi BPRS terbaik di Sumatera Utara Misi : - Menerapkan prinsip Syariah secara murni

- Melayani secar professional

- Memanfaatka teknologi untuk efisiensi dan kualitas

4.4. Struktur Organisai Perusahaan

BPRS Puduarta Insani yang telah beroperasi ± 13 tahun sampai saat ini telah memiliki satu buah kantor pusat dan satu buah kantor kas,

4.4.1. Tugas dan Tanggung Jawab Masing-Masing Bidang

a. Direktur Operasional

1. Tugas Pokok : Melakukan supervise terhadap areal operational 2. Tugas Harian :

a. Melakukan supervisi terhadap staff teller, akuntansi serta pembiayaan dan umum.

b. Memastikan laporan keuangan disiapkan dengan akurat. c. Melakukan cash count pada akhir hari.

d. Melakukan pemerikasaan terhadap kelayakan pencairan pembiayaan. e. Melakukan penyimpanan dokumen pembiayaan (save keeping and loan


(60)

f. Melakuan update data saham dan hal-hal lain yang terkait dengan pemegang saham.

3. Tugas Bulanan

a. Melakukan pengecekan terhadap data proofing bulanan.

b. Melakukan pengecekan terhadap ketepatan penyusunan laporan maupun ketepatan waktunya.

c. Tugas-tugas lainnya sesuai penugasan lainnya.

b. Staff Audit

1. Tugas Pokok : melakukan audit transaksi operasional dan marketing. 2. Tugas Harian

a. Memeriksa tiket-tiket transaksi operasional. b. Memeriksa adanya selisih-selisih pembukuan.

c. Menyusun laporan rekonsiliasi secara dua mingguan. 3. Tugas Bulanan

a. Memeriksa kecocokan proofing saldo bulanan.

b. Menyusun laporan komisaris dan dewan pengawas syariah. c. Memeriksa pembayaran pajak.


(61)

e. Tugas-tugas lainnya sesuai penugasan atasan.

c. Supervisor Operasional

1. Tugas Pokok : supervisi areal operasional 2. Tugas Harian

a. Melakukan supervisei terhadap staff teller, akuntansi serta pembiayaan dan umum.

b. Memastikan laporan keuangan disiapkan dengan akurat. c. Melakukan cash count pada akhir hari.

d. Memeriksa seluruh rekening antar bank. 3. Tugas Bulanan

a. Memeriksa kecocokan proofing saldo bulanan.

b. Melakukan pengecekan terhadap ketepatan penyusunan laporan maupun ketepatan waktunya.

c. Tugas-tugas lainnya sesuai penugasan atasan.

d. Personalia dan SDM

1. Tugas Pokok : Memberikan pelayanan kepersonaliaan dan umum 2. Tugas Harian

a. Melayani pembayaran terkait dengan kepersonaliaan. b. Membuat tiket-tiket transaksi umum dan kepersonaliaan.


(62)

c. Membuat usulan dan melakukan pengadaan ATK, barang cetakan dan berbagai keperluan kantor.

d. Memonitor kelayakan kantor, peralatan kerja dan berbagai pendukung bagi pelaksanaan tugas-tugas karyawan.

e. Memonitor pembayaran pajak-pajak, perizinan dan sejenisnya.

f. Menyiapkan kontrak-kontrak kerja karyawan dan mengevaluasi fasilitas kesejahteraan karyawan.

g. Mengevaluasi kedisiplinan karyawan.

3. Tugas Bulanan

a. Membuat proof saldo terkait transaksi personalia dan umum.

b. Menghitung dan melakukan pembayaran gaji, uang transport, uang makan, THR, jamsostek, dan tunjangan lainnya.

c. Membuat laporan stok ATK dan barang cetakan.

d. Membuat teguran terhadap pelanggaran disiplin karyawan. e. Membuat SSP pph Psl 21 dan pph Psl 25 dan laporannya. f. Membuat SPT tahunanan (setahun sekali).


(63)

e. Staff Akuntansi dan Deposito

1. Tugas Pokok : Melakukan pencatatan akuntansi 2. Tugas Harian

a. Melakukan entry data dan updating mutasi General Ledger (GL). b. Mencetak neraca dan laba rugi serta mutasi harian setiap sore. c. Melakukan entry data dan updating data deposito dan tabungan.

d. Melakukan pembayaran bagi hasil deposito baik yang melalui bank, pengkreditan rekening maupun tunai.

e. Melakukan update pembayaran cicilan pembiayaan, khususnya yang diterima melalui bank.

f. Menyerahkan tiket kepada audit dan pemeriksaan. 3. Tugas Bulanan

a. Membuat proof berbagai rekening tagihan dan titipan.

b. Membuat proof saldo deposito dan tabungan serta bagi hasilnya.

c. Menyusun laporan bulanan ke Bank Indonesia Menyangkut tabungan dan deposito serta laporan neraca dan laba rugi.

d. Membuat daftar buku besar. e. Membuat distribusi bagi hasil.


(64)

g. Menghitung fee penghimpunan dana.

h. Tugas-tugas lainnya sesuai penugasan atasan.

f. Staff ADM pembiayaan dan laporan

1. Tugas Pokok : Memelihara data pembiayaan 2. Tugas Harian

a. Melakukan entry data dan updating modul pembiayaan. b. Melakukan update data pada kartu pembiayaan.

c. Melakukan pencocokan saldo pembiayaan menurut modul pembiayaan dengan GL.

d. Mencetak daftar tunggakan pembiayaan sesuai permintaan pimpinan atau marketing.

3. Tugas Bulanan

a. Membuat proof saldo pembiayaan sesuai kolektibity. b. Membuat perhitungan PPAPWD.

c. Menyusun laporan bulanan ke Bank Indonesia menyangkut pembiayaan, SID, BMPK, dan laporan keuangan publikasi.

d. Membuat daftar tagihan pembiayaan kolektif.

e. Mencetak tunggakan pembiayaan untuk diserahkan kepada marketing. f. Tugas-tugas lainnya sesuai penugasan atasan.


(65)

g. Teller

1. Tugas Pokok : Melayani setoran dan penarikan uang tunai 2. Tugas Harian

a. Melayani penyetoran dan pembayaran tunai sehubung transaksi tabungan, deposito dan pembiayaan.

b. Melakukan pembayaran dan penerimaan sehubung dengan pembayaran biaya-biaya bank, biaya personalia, dan umum melalui konter bank. c. Menyusun daftar penerimaan dan pengeluaran uang tunai dan melakukan

pencocokan saldo dengan fisik uang dan saldo pada neraca harian. d. Menyortir uang sesuai dengan standar penyortiran uang.

e. Mengatur jumlah uang tunai agar tidak melampaui batas asuransi.

f. Melaporkan kepda Direktur Operasional terkait dengan keperluan laporan asuransi uang.

g. Bersama dengan Direktur Operasional menyimpan uang di khasanah. h. Melakukan entry data ke program tabungan .

i. Melakukan posting selisih pembulatan kas ke program GL. 3. Tugas Bulanan

a. Membuat proof teller bulanan b. Membuat proof saldo tabungan


(66)

c. Membuat jurnal penihilan saldo selisih lebih dan kurang serta pembulatan kas (dilakukan pada akhir tahun).

d. Tugas-tugas lainnya sesuai penugasan atasan.

h. Supervisor Marketing

1. Tugas Pokok : Supervisi area marketing 2. Tugas Harian

a. Melakukan supervisi terhadap staf marketing dan remedial.

b. Melakukan kelayakan atas usulan pembiayaan dari staf marketing.

c. Memonitor kelengkapan data nasabah yang dibutuhkan sesuai prinsip mengenal nasabah (KYC).

d. Memeriksa kelayakan penyusunan tagihan cicilan. 3. Tugas Bulanan

a. Memastikan kelancaran penagihan cicilan. b. Menyusun laporan kunjungan nasabah.

c. Memastikan kelengkapan dokumen pembiayaan.

d. Membuat usulan-usulan restrukturisasi pembiayaan apabila diperlukan. e. Mereview berbagai kontrak kerja sama dengan pihak lain.

f. Menyusun rencana kerja tahunan di bidang pemasaran (dilakukan setahun sekali).


(67)

g. Tugas-tugas lainnya sesuai penugasan lainnya.

i. Remedial

1. Tugas Pokok : Melakukan penagihan dan pembinaan terhadap pembiayaan bermasalah.

2. Tugas Harian

a. Melakukan penarikan dan penyetoran dana ke : 1. Ke semua bank koresponden

2. Ke kantor kas 3. Ke nasabah-nasabah

b. Melakukan penagihan terhadap nasabah bermasalah, sesuai account yang dibagikan.

c. Melakukan proses penyelamatan pembiayaan, rescheduling, restrukturisasi, hapus buku, hapus tagihan dan sejenisnya.

d. Membuat laporan kunjungan.

e. Membuat surat teguran atas kelalaian pembayaran.

f. Melengkapi dokumen yang diperlukan sesuai ketentuan prinsip mengenal nasabah.


(68)

1. Menghubungi semua bank koresponden yang ada transaksi atau mutasi dengan BPRS Puduarta Insani.

2. Mencetak buku tabungan kepada semua bank koresponden serta melaporkan ke bagian accounting untuk dibukukan dan ke bagian ADM pembiayaan untuk melakukan pencetakan daftar tunggakan. 3. Tugas Bulanan

a. Membuat laporan proses penagihan. b. Menyusun laporan kunjungan.

c. Tugas-tugas lainnya sesuai penugasan dari atasan. j. Supervesor Kantor Kas

1. Tugas Pokok : Supervisi area kantor kas 2. Tugas Harian

a. Melakukan spervisi terhadap staf teller, akuntansi dan deposito. b. Mencetak neraca dan laba rugi serta mutasi harian.

c. Melakukan cash account pada akhir hari. d. Melakukan entry dan updating data deposito.

e. Melakukan penyimpanan dokumen serta uang ke khasanah. f. Menyerahkan tiket dan mutasi harian ke kantor pusat.


(69)

3. Tugas Bulanan

a. Membuat proof saldo deposito

b. Menyusun laporan bulanan ke Bank Indonesia menyangkut tabungan, deposito dan laporan laba rugi serta menyerahkan ke kantor pusat.

c. Membuat distribusi bagi hasil.

d. Mempersiapkan bukti setoran PPH Psl 23 dan menyerahkan ke kantor pusat.

e. Tugas-tugas lainnya sesuai penugasan lainnya.

k. Staff Funding Kantor Kas

1. Tugas Pokok : Melakukan penghimpunan dana di kantor kas 2. Tugas Harian

a. Melakukan pendekatann kepada calon nasabah yang berpotensi menyimpan dananya di kantor kas dalam bentuk tabungan maupun deposito.

b. Menindaklanjuti kelengkapan data nasabah yang dibutuhkan sesuai prinsip mengenal nasabah (KYC).

c. Memelihara hubungan dengan nasabah penyimpan dana kantor kas. d. Membuat laporan aktivitas harian.


(70)

3. Tugas Bulanan

a. Membuat rencana penghimpunan dana untuk satu bulan berikutnya.

b. Membuat laporan perbandingan antara rencana dan realisai penghimpunan dana.

c. Tugas-tugas lainnya sesuai penugasan dari atasan.

l. Account officer

1. Tugas Pokok : Memproses pembiayaan dan memonitoring 2. Tugas Harian

a. Menerima dan mencatat permohonan pembiayaan. b. Memandu nasabah menyusun permohonan pembiayaan. c. Mengevaluasi kelayakan pemberian pembiayaan. d. Membuat usulan-usulan kepada komite pembiayaan.

e. Melakukan monitoring kelancaran pembiayaan nasabah account masing-masing.

f. Menindaklanjuti kelengkapan data nasabah yang dibutuhkan sesuai prinsip mengenal nasabah.

3. Tugas Bulanan

a. Memastikan menagih pembayaran cicilan. b. Menyusun laporan kunjungan.


(71)

c. Memastikan kelengkapan dokumen pembiayaan.

d. Membuat usulan resktrukturisasi pembiayaan apabila diperlukan. e. Tugas-tugas lainnya sesuai penugasan dari atasan.

4.5. Produk-produk Usaha

BPRS Puduarta sebagai salah satu perbankan, dalam operasionalnya telah menawarka produk-produk yang lazim ada dalam sebuah lembaga perbankan guna memenuhi kebutuhan nasabahnya, yaitu :

1. Produk Penghimpun Dana, yang meliputi : a. Tabungan Wadiah Insani

Yaitu dana yang dititipkan masyarakat kepada BPRS dalam bentuk tabungan. Tabungan ini dapat ditarik setiap saat. Dalam hal ini bank dapat memberikan bonus kepada nasabah dari pemanfaatan dana tersebut.

b. Tabungan Mudharabah Insani

Adalah dana yang disimpan oleh masyarakat yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu, dalam hal ini bank berkewajiban memberikan bagi hasil dari keuntungan yang diperoleh dari pemanfaatan dana tersebut. Untuk pembukaan tabungan ini bank menetapkan saldo awal sebesar Rp. 10.000,-.


(72)

c. Deposito Investasi Mudharabah Insani ( DIMI)

Adalah simpanan berjangka dana pihak ketiga yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara pihak bank dengan nasabah pada saat akad. Simpanan ini mempunyai jangka waktu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan. Untuk pembukaan jenis ini bank menetapkan saldo awal sebesar, untuk badan usaha sebesar Rp. 1000.000,- dan perorangan sebesar Rp. 500.000,-. Dalam hal bank mendapat keuntungan, bank berkewajiban memberikan bagi hasil dari keuntungan yang diperoleh tersebut, sebesar nisbah yang telah disepakati pada saat akad.

1. Produk Penyaluran Dana kepada Masyarakat, meliputi : a. Pembiayaan Mudharabah, yaitu :

1. Adalah suatu perjanjian pembiayaan yang disepakati bersama antara bank syariah dengan nasabah (pengusaha). Bank syariah menyediakan modal investasi dan modal kerja. Sedangkan pihak pengusah menyediakan proyek atau usaha beserta professional managernya.

2. Penerimaan pembiayaan mudharabah diwajibkan mengembalikan modal bank setelah jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati beserta bagi hasil dari keuntungan yang diperoleh.


(73)

b. Penjualan Murabahah, yaitu :

1. Adalah suatu transaksi jual beli antara bank syariah pelaku penjual dengan nasabah selaku pembeli. Bank mengambil keuntungan sejumlah yang disepakati dari harga pokok barang yang diperjualbelikan.

2. Nasabah dapat melakukan pencicilan atas nilai jual barang sesuai jadwal pembayaran.

c. Pembiayaan Musyarakah

Adalah pembiayaan bersama antara bank dengan nasabah, dimana kedua belah pihak sama-sama memliki modal untuk membiayai proyek yang telah disepakati.

4.6. Hasil Analisa Data

Bab ini menguraikan hasil-hasil studi selama periode penelitian, yakni hasil analisis terhadap pengaruh tingkat suku bunga dan bagi hasil terhadap jumlah deposito mudharabah studi kasus BPR Syariah Puduarta Insani.


(74)

Analisis pembahasan ini dimaksud untuk mengetahui korelasi antara kedua variabel bebas dan variabel terikat. Untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang dibuat, penulis mengajukan dalam bentuk analisis matematik apakah peningkatan jumlah deposito mudharabah di BPR Syariah Puduarta Insani dipengaruhi oleh tingkat bagi hasil dan tingkat suku bunga SBI. Seberapa jauh tingkat pencapaian data yang tersedia dalam pencapaian kebenaran akan dijelaskan dalam perhitungan serta pengujian terhadap masing-masing koefisien regresi yaitu uji t, uji F yang diperoleh dengan menggunakan alat bantu Software Eviews 5.1. Secara lengkap dirumuskan sebagai berikut :

Tabel 4.1

Hasil Estimasi Model PAM

Log Y = -3.837906 + 0.016681 X1 - 0.012591 X2 + 0.754550 Log Y(-1)

t-statistik (1.839944) (-3.054080)*** (10.58068)***

R2 = 0.773406 F-statistik = 62.57489


(75)

4.6.1 Interpretasi Data

Berdasarkan hasil regresi linier berganda dengan menggunakan program Eviews 5.1 di atas, maka dapat dibentuk suatu model estimasi sebagai berikut :

LY = -3.837906 + 0.016681 X1 - 0.012591 X2 + 0.754550 Log Y(-1) Hasil persamaan regresi linier sederhana yang telah diperoleh dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Tingkat bagi hasil (X1) mempunyai pengaruh positif terhadap jumlah deposito mudharabah BPR Syariah Puduarta Insani, koefisien menunjukkan 0.016681 artinya apabila tingkat bagi hasil meningkat sebesar satu persen maka jumlah deposito mudharabah akan meningkat sebesar 0.016681 miliar rupiah, ceteris paribus.

2. Tingkat suku bunga SBI (X2) mempunyai pengaruh negatif terhadap jumlah deposito mudharabah BPR Syariah Puduarta Insani, koefisien menunjukkan -0.012591 artinya apabila tingkat suku bunga SBI meningkat satu persen maka jumlah deposito mudharabah akan berkurang atau menurun sebesar 0.012591 miliar rupiah, ceteris paribus.

3. Jumlah deposito mudharabah tahun sebelumnya (Log Yt-1) mempunyai pengaruh positif terhadap jumlah deposito mudharabah BPR Syariah Puduarta Insani, koefisien menunjukkan 0.754550 artinya apabila Jumlah deposito mudharabah tahun sebelumnya meningkat sebesar satu miliar


(1)

Harahap, Sri Mulia Hati. 2005.

Analisis faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan

Usaha yang disalurkan oleh Bank Muamalat Cabang Padang

Sidempuan

, Skripsi Ekonomi Pembangunan, Universitas Sumatera Utara.

Pratomo, Wahyu Ario dan Paidi Hidayat.2007.

Pedoman Praktis Penggunaan

Eviews dalam Ekonometrika

. Medan : USU Press.

Indrawan, Erik Rio. 2006.

Pengaruh Tingkat Bagi Hasil dan Suku Bunga

Terhadap Simpanan Mudharabah : Studi Kasus BPR Syariah Bangun

Drajat Warga Yogyakarta

, Skripsi, Universitas Islam Indonesia.

Raditya, Asriwijaya. 2007.

Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Bagi Hasil

Terhadap Deposito Mudharabah (Bank Syariah Mandiri),

Skripsi,

Universitas Islam Indonesia.


(2)

Dependent Variable: LY

Method: Least Squares

Date: 04/17/10 Time: 20:57

Sample (adjusted): 2005M02 2009M12

Included observations: 59 after adjustments

Variable

Coefficient

Std. Error t-Statistic

Prob.

C

3.837906

1.150884

3.334746

0.0015

X1

0.016681

0.009066

1.839944

0.0712

X2

-0.012591

0.004123 -3.054080

0.0035

LY(-1)

0.754550

0.071314

10.58068

0.0000

R-squared

0.773406 Mean dependent var

15.99657

Adjusted R-squared

0.761046 S.D. dependent var

0.111289

S.E. of regression

0.054401 Akaike info criterion

-2.919474

Sum squared resid

0.162772 Schwarz criterion

-2.778624

Log likelihood

90.12447 F-statistic

62.57489

Durbin-Watson stat

1.879643 Prob(F-statistic)

0.000000


(3)

Uji Multikolinearitas

1.

Hasil Uji Regresi X2 dan Log Yt-1 Terhadap X1

Dependent Variable: X1 Method: Least Squares Date: 05/02/10 Time: 14:03

Sample (adjusted): 2005M02 2009M12 Included observations: 59 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.155672 16.96410 -0.009177 0.9927

X2 0.011064 0.060751 0.182129 0.8561

LAGLOGY 0.776655 1.046037 0.742474 0.4609

R-squared 0.010075 Mean dependent var 12.36525

Adjusted R-squared -0.025280 S.D. dependent var 0.791930

S.E. of regression 0.801877 Akaike info criterion 2.445787

Sum squared resid 36.00840 Schwarz criterion 2.551424

Log likelihood -69.15071 F-statistic 0.284966


(4)

2.

Hasil Uji Regresi X1 dan Log Yt-1 Terhadap X2

Dependent Variable: X2 Method: Least Squares Date: 05/02/10 Time: 14:04

Sample (adjusted): 2005M02 2009M12 Included observations: 59 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 122.7186 33.50644 3.662538 0.0006

X1 0.053504 0.293768 0.182129 0.8561

LAGLOGY -7.146703 2.105030 -3.395059 0.0013

R-squared 0.170969 Mean dependent var 9.089322

Adjusted R-squared 0.141360 S.D. dependent var 1.902959

S.E. of regression 1.763336 Akaike info criterion 4.021801

Sum squared resid 174.1237 Schwarz criterion 4.127438

Log likelihood -115.6431 F-statistic 5.774358


(5)

Hasil Uji Regresi X1 dan X2 Terhadap Log Yt-1

Dependent Variable: LAGLOGY Method: Least Squares

Date: 05/02/10 Time: 14:05

Sample (adjusted): 2005M02 2009M12 Included observations: 59 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 16.05400 0.220102 72.93876 0.0000

X1 0.012551 0.016905 0.742474 0.4609

X2 -0.023884 0.007035 -3.395059 0.0013

R-squared 0.178564 Mean dependent var 15.99211

Adjusted R-squared 0.149227 S.D. dependent var 0.110518

S.E. of regression 0.101939 Akaike info criterion -1.679378

Sum squared resid 0.581926 Schwarz criterion -1.573741

Log likelihood 52.54166 F-statistic 6.086644


(6)

Uji Autokorelasi dengan LM-Test

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.228373 Probability 0.796607

Obs*R-squared 0.504108 Probability 0.777203

Test Equation:

Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 05/02/10 Time: 14:56

Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.742935 1.606089 0.462574 0.6456

X1 0.000167 0.009200 0.018111 0.9856

X2 -0.001236 0.004569 -0.270466 0.7879

LY(-1) -0.045885 0.099370 -0.461756 0.6461

RESID(-1) 0.099952 0.167719 0.595949 0.5537

RESID(-2) 0.072955 0.159052 0.458689 0.6483

R-squared 0.008544 Mean dependent var -6.94E-16

Adjusted R-squared -0.084989 S.D. dependent var 0.052976

S.E. of regression 0.055181 Akaike info criterion -2.860258

Sum squared resid 0.161381 Schwarz criterion -2.648983

Log likelihood 90.37761 F-statistic 0.091349


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Tingkat Inflasi Terhadap Minat Menabung Masyarakat di Kota Medan (Studi Kasus di Kecamatan Medan Petisah)

33 196 121

Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Dan Suku Bunga Terhadap Jumlah Deposito Pada PT BPRS Puduarta Insani.

2 76 88

Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Bagi Hasil Terhadap Deposito Mudharabah (Studi Kasus Bank SUMUT Syariah cabang Medan)

20 241 96

Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga Deposito, dan Jumlah Bagi Hasil Deposito terhadap Jumlah Deposito Mudharabah (Studi Kasus PT. Bank Syariah Mandiri Tahun 2008-2012)

0 13 130

Pengaruh Jumlah Bagi Hasil Deposito Mudharabah, Tingkat Imbalan SBIS, Suku Bunga Simpanan Berjangka 1 Bulan, dan Inflasi terhadap Jumlah Deposito Mudharabah (Studi Kasus PT. Bank Syariah Mandiri tahun 2007-2011)

0 16 136

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, TINGKAT BAGI HASIL, INFLASI, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH (Studi Empiris BPRS di DIY dan Jawa Tengah)

5 26 133

PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL DEPOSITO BANK SYARIAH DAN SUKU BUNGA DEPOSITO BANK UMUM TERHADAP JUMLAH Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Bank Syariah Dan Suku Bunga Deposito Bank Umum Terhadap Jumlah Simpanan Deposito Mudharabah(Studi Pada Bank Umum Syar

0 1 13

PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL DEPOSITO BANK SYARIAH DAN SUKU BUNGA DEPOSITO BANK UMUM Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Bank Syariah Dan Suku Bunga Deposito Bank Umum Terhadap Jumlah Simpanan Deposito Mudharabah(Studi Pada Bank Umum Syariah di Indonesia

0 2 16

Pengaruh nilai tukar, suku bunga acuan dan tingkat bagi hasil terhadap deposito mudharabah di bprs (studi kasus pada bprs di Indonesia periode 2011-2015) - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 82

PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH, FINANCING TO DEPOSIT RATIO, DAN SUKU BUNGA DEPOSITO TERHADAP PERTUMBUHAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA

0 0 7