Adapun tahapan penelitian ini meliputi:
3.4.1 Preparasi sampel
Sampel yang digunakan adalah barium heksaferit sebagai bahan utama dan FeMn sebagai bahan aditif. Barium heksaferit telah tersedia dalam ukuran serbuk,
sedangkan FeMn yang tersedia adalah dalam bentuk bongkahan. Bongkahan FeMn dihancurkan menggunakan martil untuk mendapatkan ukuran yang lebih
kecil, selanjutnya sampel digerus menggunakan mortar dan alu. Hasil gerusan diayak menggunakan ayakan 200 mesh 74 µm. Selanjutnya sampel yang telah
siap dimasukkan ke dalam plastik sampel, ditimbang menggunakan neraca digital, dan diberi nama dengan kertas label.
3.4.2 Milling
Proses milling pada penelitian ini merupakan proses penggilingan yang bertujuan untuk menggiling sampel sehingga diperoleh ukuran sampel yang semakin halus.
Milling dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu dry milling penggilingan kering dan wet milling penggilingan basah.
3.4.2.1 Dry Milling
Pada proses dry milling, disiapkan serbuk barium heksaferit, jar sebagai wadah, ball sebagai pembentur, dan Planetary Ball Milling PBM sebagai alat milling,
seperti diperlihatkan pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Alat Planetary Ball Milling PBM Massa barium heksaferit dan ball mill ditimbang menggunakan neraca
digital dengan perbandingan sampel : ball mill adalah 1 : 5, atau 124 : 620 gram. Selanjutkan barium heksaferit dan ball mill dimasukkan ke dalam jar mill dan
digiling selama 24 jam dengan kecepatan 11,5 rpm. Serbuk hasil penggilingan
Universitas Sumatera Utara
diambil dan dimasukkan ke dalam plastik sampel, ditimbang massanya, dan diberi nama dengan kertas label.
3.4.2.2 Wet Milling
Pada proses wet milling, disiapkan serbuk FeMn sebagai aditif dan toluen dimasukkan dalam penggilingan High Energy Milling HEM yang berfungsi
untuk menjaga serbuk agar tidak mudah teroksidasi. Bahan aditif FeMn dan ball mill ditimbang menggunakan neraca digital dengan perbandingan massa sampel :
ball mill adalah 1 : 5, atau 10 : 50 gram. Selanjutnya dimasukkan serbuk FeMn dan ball mill kedalam jar mill dan dituangkan toluen menggunakan gelas ukur
hingga serbuk FeMn dan ball mill terendam seluruhnya, dan kemudian dimilling selama 1 jam dengan kecepatan 700 rpm, seperti terlihat pada Gambar 3.3. Serbuk
hasil penggilingan diambil dan dimasukkan ke dalam cawan keramik untuk dikeringkan.
Gambar 3.3 HEM High Energy Milling
3.4.3 Mixing
Dilakukan pencampuran serbuk Barrium heksaferit dan FeMn menggunakan high energy milling, dengan variasi komposisi 3 dan 7 wt FeMn sebagai bahan aditif.
Proses mixing dilakukan selama 8 x 15 menit dengan perbandingan massa sampel : massa ball mill adalah 1 : 5 = 10 gram : 50 gram. Serbuk hasil penggilingan
diambil dan dimasukkan ke dalam plastik sampel, ditimbang massanya menggunakan neraca digital, dan diberi nama dengan kertas label.
3.4.4 Kompaksi
Universitas Sumatera Utara
Serbuk yang telah dicampur kemudian dikompaksidicetak berbentuk pelet dengan proses anisotropi pengaruh medan magnet luar dengan tekanan sekitar
40 kgfcm
2
menggunakan magnetic filed press selama 2-3 menit,
Gambar 3.4 Magnetic Field Press dengan prosedur pencetakan sebagai berikut:
1. Dinyalakan keran air air dialirkan sebagai pendingin alat magnetic field
press. 2.
Dinyalakan peralatan dan disiapkan komponen moldcetakan. 3.
Ditimbang serbuk sebanyak 2 gram dan dicampurkan celuna sebagai binderperekat sebanyak 13 massa sampel, diaduk rata dalam gelas ukur.
4. Dimasukkan serbuk ke dalam cetakan dan ditutup mold dengan as
penekan as dan holder sudah diolesi oli sebelumnya agar pencetakan lancar.
5. Diletakkan cetakan pada ruang pencetakan di antara dua kutub magnet
hydrolic press yang telah tersedia. 6.
Dilakukan proses anisotropi atau orientasi bertujuan untuk menyearahkan domain-domain agar partikel ke arah tertentu dengan pemberian medan
magnet luar sebesar 3,6 kGauss, dengan cara mengatur tegangan AC sebesar 100 V dan arus 10 A dan ditahan selama 1-2 menit.
7. Setelah waktu tersebut terpenuhi, maka langkah selanjutnya adalah
mengembalikan tegangan ke posisi semula di „nol‟ kan kembali yaitu dengan memutar variable tegangan ke posisi nol.
8. Pemberian tekananpencetakan dimulai dengan men
ekan tombol „pump‟ dan diatur tekanan dengan memutar „speed knob‟ hingga mencapai
tekanan 40 kgfcm
2
, selanjutnya dilakukan pengembalian posisi penekanan
Universitas Sumatera Utara
dengan menekan tombol „pump‟. Ditunggu hingga 30 detik, diputar
kembali „speed knob‟ ke posisi awal. 9.
D iambil hasil cetakan dengan menekan tombol „crosshead up dan down‟
untuk mengangkat atau menurunkan cetakan. Hasil cetakan berupa disk atau selinder sampel berbentuk pelet. Setelah siap, pada cetakan biasanya
tersisa sampel, dibersihkan cetakan menggunakan kain lap. Dilakukan tahapan di atas untuk pencetakan sampel berikutnya.
3.4.5 Sintering