d. Pengobatan Infark Miokard Akut
Infark Miokard Akut adalah keadaan gawat karena dapat menyebabkan kematian yang mendadak. Penderita harus mendapat penanganan segera cepat dan
tepat. Segera dilakukan pemasangan infus dan diberikan oksigen 21menit dan penderita harus istirahat total serta dilakukan monitor EKG 24 jam di ICCU. Selain
itu dilakukan pemberian obat seperti analgetik biasanya golongan narkotik diberikan secara intravena dengan pengenceran dan diberikan secara pelan-pelan, nitrat,
aspirin, trombolitik terapi, betablocker, ACE-inhibitor.
2
e. Revaskularisasi Koroner
e.1. Operasi Bedah Pintas Arteri Koroner Coronary ArteryBypass Grafting
Revaskularisasi bedah menggunakan CABG pertama kali dilakukan awal tahun 1960-an dan sekarang merupakan salah satu prosedur pembedahan yang paling
sering dilakukan.
16
Operasi bedah pintas koroner harus dipertimbangkan pada kasus-kasus komplikasi Infark Miokard Akut, pasien dengan kondisi klinik dan anatomi koroner
yang sesuai untuk tindakan bedah pintas koroner.
15
e.2. AngiosplastiStent Koroner
Implan stent intrakoroner manusia pertama kali dilakukan tahun 1986. Perkembangan ini merupakan penanda dalam kardiologi intervensional karena
dengan ditemukannya sten intrakoroner ini menurunkan insidensi penutupan mendadak pembuluh darah, Infark Miokard Akut, kematian mendadak dan
kebutuhan CABG darurat.
16
Universitas Sumatera utara
2.8.4. Pencegahan Tersier
Merupakan upaya untuk mencegah terjadinya komplikasi yang lebih berat atau kematian serta usaha untuk rehabilitasi. Komplikasi penyakit infark miokard
akut tak terbatas hanya saat pasien dirawat di rumah sakit saja, demikian pula tanggung jawab para ahli kesehatan agar pasien hidup sehat sejahtera, tidak berarti
selesai dengan keluarnya pasien dari rumah sakit. Sedini mungkin, pasien mengikuti program rehabilitasi kardiovaskular, dan kemudian terus dilanjutkan meskipun
pasien pulang ke rumah. Pengertian rehabilitasi jantung oleh American Heart Association dan The Task Force on Cardiovascular Rehabilitation of the National
Heart, Lung and Blood Institute, adalah proses untuk memulihkan dan memelihara potensi fisik, psikologis, sosial, pendidikan dan pekerjaan pasien.
13
Pencegahan ini merupakan upaya agar tidak terjadi kambuh pada penderita dan penderita dapat melaksanakan aktivitasnya kembali. Ini dapat dilakukan setelah
penyakit jantung dianggap sudah tidak membahayakan lagi. Upaya pencegahan ini mencegah terjadinya komplikasi yang lebih atau kematian. Seringkali setelah terkena
penyakit jantung seseorang merasa sudah lumpuh dan tidak boleh melakukan pekerjaan, tetapi dengan mengikuti program rehabilitasi ini diharapkan dapat
kembali bekerja seperti biasanya dengan melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa dan dibutuhkan pemantauan yang cukup ketat.
39
Universitas Sumatera utara
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
7.1.1. Trend penderita infark miokard akut rawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan berdasarkan data tahun 2007-2011 menunjukkan kenaikan dengan persamaan
garis Y = 2,5x+44,9. Proporsi penderita tertinggi pada tahun 2011 yaitu sebanyak 23,3 61 orang.
7.1.2. Proporsi penderita infark miokard akut rawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2010-2011 berdasarkan sosiodemografi umur dan jenis kelamin pada
laki-laki tertinggi pada kelompok umur 55-59 tahun 13,6 dan perempuan pada kelompok umur 65-69 tahun 8,2.
7.1.3. Proporsi penderita infark miokard akut rawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2010-2011 berdasarkan sosiodemografi tertinggi yaitu suku Batak
53,6, agama Islam 69,1, pendidikan SLTA 66,4, pekerjaan wiraswasta 33,6, berasal dari kota Medan 74,5.
7.1.4. Proporsi penderita infark miokard akut rawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2010-2011 berdasarkan keluhan utama tertinggi adalah nyeri dada
sebesar 93,6 103 orang 7.1.5. Proporsi penderita infark miokard akut rawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan
tahun 2010-2011 berdasarkan status faktor risiko yang tercatat adalah 94,5 104 orang dan proporsi penderita berdasarkan jenis faktor risiko tertinggi
adalah hipertensi sebesar 83,7 87 orang.
Universitas Sumatera utara
7.1.6. Proporsi penderita infark miokard akut rawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2010-2011 yang ada komplikasi 55,5 61 orang dan jenis komplikasi
terbanyak adalah aritmia 50,9 56 orang. 7.1.7. Proporsi penderita infark miokard akut rawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan
tahun 2010-2011 berdasarkan penatalaksanaan medis tertinggi pada penatalaksanaan medis dengan obat-obatan 93,6 103 orang.
7.1.8. Lama rawatan rata-rata penderita infark miokard akut yang dirawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2010-2011 adalah 5,45 hari.
7.1.9. Proporsi penderita infark miokard akut rawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan berdasarkan tahun 2010-2011 sumber pembiayaan tertinggi adalah ASKES
41,8 46 orang. 7.1.10. Proporsi penderita infark miokard akut rawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan
tahun 2010-2011 berdasarkan keadaan sewaktu pulang tertinggi yaitu pulang berobat jalan 65,4 72 orang.
7.1.11. Ada perbedaan antara proporsi umur berdasarkan status komplikasi. p=0,003 7.1.12. Ada perbedaan antara proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan status
komplikasi. p=0,016 7.1.13. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata
berdasarkan penatalaksanaan medis. p=0,837 7.1.14. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi penatalaksanaan medis
berdasarkan sumber pembiayaan. p=0,774 7.1.15. Ada perbedaan antara lama rawatan rata-rata berdasarkan sumber pembiayaan.
p=0,027.
Universitas Sumatera utara
7.1.16. Ada perbedaan antara proporsi status komplikasi berdasarkan keadaan sewaktu pulang. p=0,001
7.1.17. Ada perbedaan antara proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan keadaan sewaktu pulang. p=0,03
7.1.18. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang. p=0,058
7.2. Saran