3. Melakukan pencegahan terhadap tindakan yang tidak mendapat otoritas untuk memodifikasi data ataupun informasi pada saluran terbuka.
Sejalan dengan penjabaran dari Man Young Rhee, Menezes menjelaskan tujuan dari kriptografi sebagai berikut:
a. Confidentiality.
Menjaga muatan informasi dari campur tangan pihak-pihak lain, selain yang memiliki otoritas.
b. Data Integrity. Meyakinkan tidak terjadinya pengubahan data oleh pihak yang tidak memiliki
otoritas. Untuk meyakinkan integritas dari suatu data, harus dapat dilakukan pendeteksian apakah data tersebut telah mengalami manipulasi. Manipulasi data
meliputi penyisipan, penghapusan, dan pensubstitusian. c. Authentication.
Fungsi untuk pemberian identifikasi. Fungsi ini diberikan baik kepada pengirim maupun kepada penerima informasi itu sendiri. Kedua belah pihak yang ingin
melakukan komunikasi sebaiknya dapat saling melakukan identifikasi. Informasi yang dikirimkan sebaiknya dapat dipastikan sumbernya, keasliannya, muatannya, waktu
pembuatannya, dan lain-lain. d. Non-Repudiation.
Mencegah suatu pihak yang menyangkal telah melakukan pengiriman pesan ataupun informasi.
2.3 Teknik Dalam Cryptography
Berdasarkan jumlah kunci yang digunakan, ada dua jenis sistem cryptography yaitu sistem cryptography simetris dan sistem cryptography asimetris.
2.3.1. Sistem Cryptography Simetris Enkripsi simetris sering juga disebut sebagai enkripsi konvensional atau enkripsi
kunci-tunggal single key. Pada model enkripsi simetris ini digunakan algoritma yang sama untuk proses enkripsidekripsi dengan memakai satu kunci yang sama.
Universitas Sumatera Utara
kunci
enkripsi dekripsi
Gambar 2.1. Model Sederhana Sistem C ryptography Simetris
Keamanan dari enkripsi simetris bergantung pada beberapa faktor. Pertama, algoritma enkripsi harus cukup kuat sehingga tidaklah praktis untuk mendekripsi suatu
pesan hanya dengan memiliki ciphertext saja.
2.3.2. Sistem Cryptography Asimetris Sistem cryptography asimetris biasanya lebih dikenal dengan cryptography kunci-
publik public-key cryptography.ide cryptography asimetris ini pertama kali dimunculkan oleh whitfield diffie dan martin hellman pada tahun 1976. Diffie dan
hellman mempostulatkan sistem ini tanpa menunjukkan algoritmanya.
kunci publik kunci pribadi
penerima penerima
enkripsi dekripsi
Gambar 2.2. Model Sederhana Sistem Cryptography Asimetris.
2.4 Aritmatika Modulo
Aritmatika modulo merupakan sisa hasil pembagian 2 dua bilangan. Operator yang digunakan dalam aritmatika modulo adalah mod. Misalkan a adalah bilangan bulat
dibagi dengan m adalah bilangan bulat 0 , maka akan menghasilkan sisa bagi r dengan q adalah hasil bagi. Sehingga dapat dinotasikan sebagai berikut :
a mod m = r sedemikian sehingga a = mq + r, dengan 0 ≤ r m
plaintext ciphertext
plaintext
plaintext ciphertext
plaintext
Universitas Sumatera Utara
Contoh : 35 mod 8 = 3, dimana 35 = 48 + 3
2.5 Greatest Common Divisor GCD
Greatest common divisor GCD merupakan bilangan bulat terbesar yang merupakan pembagi yang sama dari dua bilangan bulat. Misalkan a dan b adalah 2 dua bilangan
bulat yang tidak nol. Greatest common divisor GCD dari a dan b adalah bilangan bulat terbesar c sedemikian sehingga c|a dan c|b. Greatest common divisor GCD dari
a dan b dapat dinotasikan dengan gcda,b. Contoh :
GCD60,45 adalah : 60 mod 45 = 15
30 mod 15 = 0 Karena telah menghasilkan sisa pembagian sama dengan 0, maka proses berakhir dan
didapatlah GCD60,45 = 15.
2.6 Bilangan Prima