BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIS
2.1. Pajak Penghasilan
2.1.1. Pengertian Pajak Penghasilan
Ada beberapa pengertian pajak menurut beberapa ahli antara lain : Dalam Soemitro Mardiasmo 2006:1 menyebutkan bahwa “Pajak adalah
iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang- undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbal balik kontraprestasi yang
langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk pengeluaran umum.” Menurut Markus 2003:1
”Pajak adalah sebagian harta kekayaan rakyat swasta yang berdasarkan Undang-Undang, wajib diberikan oleh rakyat kepada Negara tanpa mendapat
kontraprestasi secara individual dan langsung dari Negara, serta bukan merupakan penalti, yang berfungsi sebagai:
a. Dana untuk penyelenggaraan Negara, dan sisanya jika ada, digunakan
untukpembangunan, serta b. Instrumen untuk mengatur kehidupan sosial ekonomi masyarakat”.
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsur-unsur:
1. Iuran dari rakyat kepada negara, yang berhak memungut pajak hanyalah
negara, iuran tersebut dalam bentuk uang, bukan barang. 2.
Berdasarkan Undang-Undang, pajak dipungut berdasarkan atau dengan ketentuan Undang-Undang serta aturan pelaksanaannya.
3. Tanpa jasa timbal balik atau kontraprestasi dari negara yang secara
langsung dapat ditunjuk.
Universitas Sumatera Utara
4. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara yaitu pengeluaran
yang bermanfaat untuk masyarakat.
2.1.2 Fungsi Pajak Pajak mempunyai tiga fungsi, yaitu :
a. Fungsi Budgetair Sumber Keuangan Negara Pajak mempunyai fungsi budgetair artinya bahwa pajak merupakan salah
satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan. Sebagai sumber keuangan negara, pemerintah berupaya
memasukkan uang sebanyak-banyaknya ke kas negara dengan cara ekstensifikasi maupun intensifikasi pemungutan pajak melalui penyempurnaan
peraturan berbagai jenis pajak, seperti Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, serta
Pajak Lainnya. b. Fungsi Regulerend Mengatur
Pajak mempunyai fungsi mengatur, artinya, bahwa pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan
ekonomi, dan mencapai tujuan-tujuan tertentu diluar bidang keuangan. Beberapa contoh penerapan pajak sebagai fungsi mengatur, adalah:
1. Tarif pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang-barang mewah. Pajak
Penjualan atas Barang Mewah PPnBM dikenakan pada saat terjadi transaksi jual beli barang mewah, untuk menekan pembelian barang – barang
mewah yang bersifat mubazir.
Universitas Sumatera Utara
2. Tarif pajak progresif dikenakan atas penghasilan, dimaksudkan agar pihak
yang memperoleh penghasilan yang tinggi memberikan kontribusi membayar pajak yang tinggi pula, sehingga terjadi pemerataan pendapatan.
3. Tarif pajak ekspor adalah 0, dimaksudkan untuk meningkatkan gairah
ekspor pengusaha lokal. c. Fungsi Sosial
Fungsi sosial artinya pemungutan pajak disesuaikan dengan kekuatan
seseorang untuk mencapai pemuasan kebutuhan setinggi-tingginya. 2.1.3 Sistem Pemungutan Pajak
Dalam Mardiasmo 2006 : 2 sistem pemungutan pajak dapat dibagi menjadi :
1. Official Assessment System Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada pemerintah fiskus untuk menentukan besarnya pajak terutang. 2. Self Assessment System
Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang, kepercayaan, tanggung jawab kepada Wajib Pajak untuk menghitung,
memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar.
3. With Holding System Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada pihak ketiga untuk memotong atau memungut besarnya pajak terutang oleh Wajib Pajak.
2.1.4. Pengertian-Pengertian dalam Ketentuan Umum Perpajakan