sebahagian besar nitrogen ±90 masuk ke kolam sebagai pakan buatan, 22 dikonversi menjadi udang yang dipanen, 14 tersisa pada sedimen, dan sisanya
57 dikeluarkan ke lingkungan. Tahun 2000 para pengusaha mulai beralih pada jenis udang Penaeus
vannamei karena dianggap lebih tahan penyakit. Sistem budidaya yang dikembangkanpun lebih kepada sistem semiintensif maupun intensif.
Keberhasilan budidaya udang Penaeus vannamei mengalami puncak pada tahun 2005, dengan peningkatan produksi tiga kali lipat Rangkuti, 2007. Keberhasilan
ini juga tidak berlangsung lama karena beberapa tahun terakhir produksi udang ini pun tidak stabil dan cenderung menurun meskipun tidak secara drastis. Dari tahun
2008-2009 produksi udang budidaya turun sebanyak 15 Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2009.
2.4 Pertumbuhan Udang
Kelangsungan hidup adalah perbandingan jumlah organisme yang hidup pada akhir periode dengan jumlah organisme yang hidup pada awal periode Effendie,
2004. Tingkat kelangsungan hidup akan sangat menentukan produksi yang akan diperoleh dan erat kaitannya dengan ukuran udang yang dipelihara. Udang yang
berukuran kecil benih akan lebih rentan terhadap parasit, penyakit dan penanganan yang kurang hati-hati Herpher, 1978. Kelangsungan hidup
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dari dalam udang itu sendiri dan faktor lingkungan luar. Faktor dari dalam diantaranya umur udang, ukuran dan
kemampuan ikan beradaptasi dengan lingkungan. Sedangkan faktor luar meliputi kondisi fisika-kimia dan media biologi, ketersediaan makanan, kompetisi antar
udang dalam mendapatkan makanan apabila jumlah makanan dalam media pemeliharaan kurang mencukupi, serta proses penanganan udang yang kurang
baik Royce, 1972. Pertumbuhan udang dipengaruhi faktor eksternal dan internal. Faktor
internal meliputi keturunan, umur, ketahanan terhadap penyakit dan kemampuan untuk memanfaatkan pakan. Sedangkan faktor eksternal meliputi faktor-faktor
Universitas Sumatera Utara
kimiawi lingkungan, suhu, bahan buangan, oksigen dan ketersediaan makanan Lagler et al., 1962. Pertumbuhan merupakan kriteria yang paling penting untuk
pengukuran respon ikan dalam penelitian pakan Lovell, 1988. Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran panjang atau bobot dalam kurun waktu tertentu.
Pertumbuhan dalam suatu individu disebabkan oleh pertambahan jaringan akibat pembelahan sel secara mitosis. Hal ini terjadi apabila ada kelebihan input energi
dan asam amino protein yang berasal dari makanan. Makanan tersebut akan digunakan oleh tubuh untuk metabolisme dasar, pergerakan, produksi organ
seksual dan perawatan bagian tubuh atau mengganti sel-sel yang rusak Effendie, 1997.
Air sebagai media hidup udang untuk pertumbuhan harus memenuhi persyaratan baik kualitas maupun kuantitasnya. Pengelolahan air tambak
merupakan kegiatan penyiapan air hingga mempertahankan mutu air sampai pemeliharaan. Untuk keberhasilan budidaya diperlukan persiapan sebaik-baiknya.
Masalah yang dihadapi dalam pengembangan tambak udang di Indonesia adalah kecenderungan penurunan produktivitas dan tingkat mortalitas udang yang tinggi,
salah satu penyebabnya adalah rendahnya kualitas air Nganro et al., 1999. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan untuk melihat pengaruh aplikasi probiotik
yang berasal dari iklim tropis terhadap kualitas kimiawi perairan tambak udang didapatkan penurunan beberapa parameter kunci dalam budidaya udang seperti
nitrat, nitrit, amoniak, sulfat, sulfid dan fosfat yang cukup signifikan. Kualitas air merupakan faktor utama dalam budidaya udang untuk mendukung pertumbuhan
yang baik sehingga diperlukan pemeliharaan mutu air yang baik juga Purwanta et al., 2002.
Norvia et al., 2011 dari penelitian yang telah dilakukan terhadap pengujian ikan dengan padat tebar 25 ekorm
2
dengan 4 perlakuan, pemberian probiotik Effective microorganisme EM-4 dari pemberian konsentrasi yang
berbeda pada media budidaya. Kegunaanya untuk memberikan informasi bagi budidayaan akan pengaruh pemberian probiotik terhadap laju pertumbuhan ikan
dan mempercepat fermentasi media dalam memperbaiki mutu air kolam. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan yang paling tinggi pada perlakuan EM-4
Universitas Sumatera Utara
dengan dosis probiotik 50 ml 0.5 m
3
baik dari kematangan media dan kualitas air maupun laju pertumbuhannya.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN