Kualitas Air di Perairan Tambak Udang

2. Mampu hidup walaupun tidak hidup di intestinum inang 3. Harus dapat hidup dan bermetabolisme di lingkungan usu, resisten pada suhu renndah dan asam organik 4. Dapat disiapkan sebagai produk sel hidup dalam skala besar industri 5. Dapat menjaga stabilitas dan sintasanya untuk waktu yang lama baik dalam penyimpanan maupun dilapangan 6. Tidak patogenik dan tidak menghasilkan senyawa toksik.

2.2 Kualitas Air di Perairan Tambak Udang

Tingginya permintaan konsumen terhadap produk perikanan terutama udang dari tahun ketahun memacu perkembangan industri budidaya udang yang sangat pesat. Selain itu, tingginya nilai produk udang budidaya dan siklus hidup yang relatif singkat menyebabkan sektor ini menarik minat banyak pengusaha New, 1999. Pada pengembang budidaya udang skala besar dilakukan sistem budidaya intensif. Pada sistem ini dilakukan pengaturan yang ketat terhadap kondisi kolam seperti sistem pengairan, pakan dan perbenihan. Target utama sistem ini ialah jumlah produksi yang tinggi pada area tambak yang kecil, oleh sebab itu dilakukan padat tebar benih yang tinggi dan pemberian pakan dalam jumlah serta kualitas yang tinggi Fast, 1992. Berkembangnya budidaya udang sistem intensif, diikuti pula oleh berbagai permasalahan. Masalah yang umum pada sistem budidaya udang ini ialah sedikitnya proporsi pakan yang digunakan oleh hewan, akibatnya sebagian besar pakan tersisa sebagai limbah di air Antony Philip, 2006 yang diikuti oleh eutrofikasi dan pengayaan material organik yang tinggi pada dasar kolam. Penurunan kualitas lingkungan seperti ini menurunkan produktivitas tambak, dan meningkatkan tekanan pada udang yang menyebabkan udang rentan terhadap penyakit, sehingga menurunkan produksi di berbagai daerah Boyd, 1982 : Ghufron et al., 2007. Umumnya pengusaha tambak bergantung kepada pergantian air yang relatif tinggi untuk menjaga kualitas air pada sistem produksi, Universitas Sumatera Utara akibatnya terjadi pengeluaran material limbah pakan dan berbagai metabolit langsung ke lingkungan terdekat Ghufron et al., 2007. Kualitas air adalah kelayakan suatu perairan untuk menunjang kehidupan dan pertumbuhan organisme akuatik yang nilainya dinyatakan dalam kisaran nilai tertentu Boyd, 1990. Beberapa parameter fisika kimia air yang mempengaruhi kelangsungan hidup udang diantaranya adalah suhu, ammonia, nitrit, pH, oksigen terlarut dan karbondioksida Weatherley, 1972. Di Indonesia kriteria kualitas air untuk tambak memiliki kisaran pH 7.8-9.0, suhu 26-32 o Tabel 1. Kriterian kategori kualitas air tambak secara fisik dan kimiawi C, kadar nitrat kurang dari 0.3-0.5 ppm, nitrit kurang dari 0.1 ppm dan suspensi terlarut berkisar dari 20-40 ppm Tabel 1. Daerah yang paling cocok untuk pertambakan udang adalah daerah pasang surut dengan fluktuasi antara lain 2-3 meter DKP, 2007. Parameter kualitas air Satuan Saat penebaran Air dipetakan Reservoir Pertengahan dan ahkir pemeliharaan Air pembuangan Suhu 26-29 C 27-32 27-32 27-32 DO mgl 4 3.5 4.5 3 BOD mgl 7.8-7.5 7.8-7.5 7.8-7.4 7-9 Ph 90-150 90-150 90-150 100-150 Alkalinitas mgl 40-50 30-40 30-40 30-40 Transparansi m 30 20 40 30 Suspensi terlarut 10-35 10-35 10-35 10-35 Salinitas ppt 0.5 0.3 0.4 0.5 Amonia mgl 0.5 0.3 0.4 0.5 Nitrat mgl 0.1 0.1 0.1 0.1 Nitrit mgl 0.1 0.1 0.1 0.1 Fosfat mgl 0.25 0.30 0.35 0.25 Total Vibrio cfu 10 10 2 3 -10 10 4 3 -10 10 4 4 Sumber: DKP Jepara 2007 Selain berdampak negatif terhadap lingkungan, intensifikasi budidaya udang juga menyebabkan peningkatan resiko penyakit yang potensial terhadap hewan. Penyakit yang berkembang di tambak udang di Indonesia ialah penyakit yang Universitas Sumatera Utara disebabkan oleh virus White Spot Syndrome WSS dan Yellow Head Virus YHV dan penyakit bakteri berpendar Vibrio harveyi. Selain itu pemakaian antibiotik menjadi cara yang dianggap efektif untuk menanggulangi bakteri patogen di perairan tambak pada sistem budidaya ini, tetapi dengan ditemukannya residu antibiotik yang tinggi pada udang asal Indonesia, mengakibatkan dikeluarkannya larangan ekspor udang Indonesia ke beberapa negara tujuan Rangkuti, 2007. Berbagai upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi pencemaran air dan degradasi kualitas tambak udang di antaranya yang paling populer ialah dengan pemanfaatan mikroba probiotik Devaraja et al., 2002.

2.3 Perkembangan Udang Litopenaeus vannamei