1
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
Investasi  secara  umum  dapat  dilakukan  apabila  seseorang  mempunyai pendapatan yang melebihi kebutuhannya terutama kebutuhan dasarnya. Reily dan
Brown  Investment  Analysis  snd  Portofolio  Management,5  mendefinisikan investasi  sebagai  :  “Investasi  merupakan  komitmen  saat  ini  terhadap  nilai  dolar
selama  periode  waktu  tertentu  yang  akan  memberikan  pembayaran  sebagai kompensasi  bagi  investor  untuk  1  jangka  waktu  yang  ditentukan,  2  tingkat
inflasi  yang  diharapkan,  dan  3  pembayaran  di  masa  depan  yang belum  pasti.”
Dari  definisi  di  atas  dapat  dilihat  bahwa  investasi  terkait  dengan  sejumlah  dana tertentu yang dikorbankan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik di masa yang
akan  datang  yang  di  dalam  rentang  waktu  tersebut  terkandung  unsur ketidakpastian. Unsur ketidakpastian ini seringkali dianggap sebagai tingkat risiko
menentukan  seberapa  besar  tingkat  pengembalian  yang  diharapkan  investor  dari investas tersebut.
Perkembangan  investasi  zaman  sekarang  sudah  mengalami  perkembangan yang sangat pesat. Dulu masyarakat atau investor yang memiliki dana lebih hanya
berpikiran  untuk  menginvestasikan  dananya  ke  tanah,rumah,ataupun  emas. Namun  seiring  berjalannya  waktu  sekarang  sudah  banyak  jenis  investasi  yang
dapat  dilakukan  seperti  tabungan,  Setifikat  Bank  Indonesia,  deposito  berjangka, obligasi, saham, dan reksadana. Selain itu masyarakat ataupun para investor sudah
Universitas Sumatera Utara
2 mengenal yang namanya Bursa Efek Indonesia BEI. Pada dasarnya, Bursa Efek
Indonesia atau Indonesia Stock Exchange IDX merupakan  pasar untuk berbagai instrumen  keuangan  jangka  panjang  yang  bisa  diperjualbelikan,  baik  dalam
bentuk  utang  ataupun  modal  sendiri.  Instrumen-instrumen  keuangan  yang diperjualbelikan di BEI seperti saham, obligasi, waran, right, obligasi konvertibel,
dan  berbagai produk turunan derivatif seperti opsi put atau call. BEI awalnya bernama  Bursa  Efek  Jakarta  BEJ  yang  dibentuk  pada  zaman  Hindia  Belanda
dulu tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Bursa Efek Jakarta pada zaman dahulu agak  sedikit  terganggu  suasananya  karena  pada  saat  itu  Indonesia  masih  dalam
suasana  perang  dan  akhirnya  sempat  tutup  hingga  pada  akhirnya  Bursa  Efek Jakarta  kembali  dibuka  pada  tahun  1977  dibawah  pengawasan  Bapepam.
Kemudian  pada  tahun  13  Juli  1992,  Bursa  Efek  Jakarta  mengalami  privatisasi dengan  didirikannya PT. Bursa Efek Jakarta. Disinilah awal  mulanya Bursa Efek
Jakarta aktif kembali  melakukan perdagangannya. Pada tahun 1995 perdagangan elektronik  di  Bursa  Efek  Jakarta  akhirnya  dimulai.  Bursa  Efek  Jakarta  yang
sekarang  memiliki  nama  Bursa  Efek  Indonesia  merupakan  gabungan  dari  Bursa Efek  Indonesia  dengan  Bursa  Efek  yang  berada  di  Surabaya  yaitu  Bursa  Efek
Surabaya. Seiring  berjalannya  waktu  dan  semakin  meningkatnya  pengetahuan
masyarakat  mengenai  investasi  maka  perkembangan  Bursa  Efek  Indonesia  juga mengalami  kenaikan  yang  sangat  pesat.  Hal  ini  dibuktikan  dengan  jumlah
perusahaan  yang  terdaftar  di  bursa,  dimana  jumlah  perusahaan  yang  terdaftar  di
Universitas Sumatera Utara
3 BEI  meningkat  dari  398  perusahaan  pada  tahun  2009  menjadi  502  pada  tahun
2014. Dalam menginvestasikan dananya dalam bentuk saham ke bursa efek, maka
investor  mempunyai harapan untuk memperoleh keuntungan  melalui  capital gain ataupun  pembagian  dividen  saham  yang  tinggi.  Capital  gain  adalah  selisih  lebih
harga  saham  pada  saat  menjual  dan  membeli  saham.  Sedangkan  dividen  adalah laba  yang  dibagikan  kepada  pemegang  saham.  Namun,selain  mendapatkan
keuntungan  yang  tinggi,investor  juga  memiliki  risiko  yang  tinggi  terhadap investasi  tersebut.  Sedangkan  bagi  perusahaan  yang  go  public,  pasar  modal
merupakan tempat untuk memperoleh tambahan dana untuk kegiatan operasional perusahaan  agar  kelangsungan  hidup  perusahaan  dapat  bertahan  dan  agar  dapat
mampu bersaing dengan perusahaan lain. Salah  satu  faktor  penting  yang  harus  dinilai  oleh  seorang  investor  dalam
menanamkan  sahamnya  pada  suatu  perusahaan  yaitu  perubahan  harga  saham  di perusahaan tersebut. Harga saham di setiap perusahaan BEI mengalami fluktuasi.
Setiap  hari  bahkan  setiap  detik  perubahan  harga  saham  dapat  terjadi.  Semakin banyak orang  yang  membeli  saham  di  perusahaan  tersebut,  maka  saham tersebut
cenderung  akan  naik.  Demikian  juga  sebaliknya,  semakin  banyak  orang  menjual saham  tersebut,  maka harga  saham tersebut cenderung akan turun. Selain itu,ada
dua  faktor  yang dapat  mempengaruhi  fluktuasi harga  saham yaitu  faktor internal dan  eksternal.  Faktor  internal,misalnya  laba  perusahaan,pertumbuhan  aktiva
tahunan,likuiditas,nilai kekayaan total dan  penjualan.  Sedangkan  faktor  eksternal seperti  kebijakan  pemerintah  dan  dampaknya,fluktuasi  nilai  tukar  mata  uang,dan
Universitas Sumatera Utara
4 pergerakan  suku  bunga.  Seiring  dengan  zaman  globalisasi  sekarang  ini,  semakin
banyak  fenomena  ataupun  kejadian  yang  langsung  berdampak  kepada  fluktuasi harga  saham.  Contohnya  isu  mengenai  kenaikan  harga  BBM,  pemilu  yang  akan
diselenggarakan  pada  tahun  2014,  nilai  rupiah  yang  anjlok  pada  tahun  2013 menjadi di atas Rp10.000,- bahkan menyentuh angka Rp11.000,- per 1.00 USD.
Dalam  melakukan  investasi  saham,  investor  sebelum  menanamkan investasinya  harus  melakukan  analisis  penilaian  investasi.  Terdapat  dua  analisis
penilaian investasi yaitu : a.  Analisis  Teknikal  yaitu  analisis  pasar  yang  memusatkan  perhatian  pada
indeks  harga  saham,harga,atau  statistic  lainnya  dalam  menentukan  pola yang  mungkin  dapat  memprediksikan  gambaran  yang  telah  dibuat.
Analisis  teknikal  merupakan  upaya  untuk  memperkirakan  harga  saham dengan mengamati perubahan harga saham diperiode yang lalu,dan upaya
untuk  menentukan  kapan  investor  akan  membeli,menjual  atau mempertahankan sahamnya.
b.  Analisis  Fundamental  yaitu  analisis  yang  mencoba  memperkirakan  harga saham  dimasa  yang  akan  datang  dengan  cara  mengestimasi  nilai  faktor
fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang. Dalam  menentukan  peramalan  harga,  langkah  yang  penting  yaitu
mengidentifikasi  variable  variabel yang  diperkirakan  dapat  berpengaruh terhadap harga  saham.  Ada  beberapa  hal  penting  yang  biasanya  menjadi  perhatian  utama
investor maupun para analis keuangan financial analyst dalam menganalisis data
Universitas Sumatera Utara
5 historis  keuangan  yaitu  posisi  keuntungan  kompetitif  perusahaan,  profit  margin
dan  pertumbuhan  laba  perusahaan,  likuiditas  aktiva  perusahaan  terutama berhubungan  dengan  kemampuan  keuangan  perusahaan  dalam  memenuhi
kewajiban  jangka  pendek,  tingkat  leverage  terhadap shareholder’s  equity,  serta
komposisi  dan  pertumbuhan  operasional  penjualan  perusahaan.  Berdasarkan laporan  keuangan  historis  tersebut,  dapat  diketahui  kinerja  perusahaan  dengan
melakukan analisis laporan keuangan melalui perhitungan rasio keuangan. Hasil  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Taranika  Intan  2009  yang
menganalisis  pengaruh  dividend  per  share  dan  earning  per  share  terhadap  harga saham pada perusahaan go public di BEI adalah variable earning per share EPS
berpengaruh  signifikan  terhadap  variable  harga  saham  HS.  Sedangkan  variable dividend  per  share  DPS  tidak  berpengaruh  signifikan  terhadap  variable  harga
saham HS. Hasil  lain  juga  dilakukan  oleh  Denies  Priatinah  2012  yang  menganalisis
pengaruh  return  on  investment  ROI,  earning  per  share  EPS,  dan  dividen  per share  DPS  terhadap  harga  saham  perusahaan  pertambangan  yang  terdaftar  di
bursa  efek  indonesia  BEI  periode  2008-2010.  Hasil  dari  penelitian  ini menunjukkan  bahwa  return  on  investment  ROI,  earning  per  share  EPS,  dan
dividend per share DPS secara simultan berpengaruh positif terhadap perubahan harga saham.
Dalam  penelitian  kali  ini,  peneliti  menjadikan  perusahaan  asuransi  yang terdaftar  di  BEI  sebagai  variabel  dependen  sedangkan  variable  independen  yang
diambil oleh peneliti yaitu investasi,earning per share dan dividend per share.
Universitas Sumatera Utara
6 Perbedaan  antara  penelitian  ini  dengan  penelitian  terdahulu  adalah  peneliti
menggunakan  variable  investasi,  earning  per  share  dan  dividen  per  share.  Selain itu perusahaan yang diteliti adalah perusahaan asuransi yang terdaftar di BEI dan
periode yang digunakan yaitu tahun 2010-2013. Dalam  penelitian  ini  peneliti  mengambil  perusahaan  asuransi  sebagai
sampel  dikarenakan  saat  ini  telah  banyak  masyarakat  yang  mulai  menyisihkan sebagian  pendapatan  mereka  untuk  berasuransi  baik  itu  asuransi  jiwa  maupun
asuransi  kesehatan  dan  asuransi  lainnya.  Selain  itu,  perusahaan-perusahaan  juga telah  banyak  yang  mengasuransikan  karyawannya.  Sehingga,  peneliti  tertarik
untuk mengambil perusahaan asuransi sebagai sampel penelitian. Berdasarkan  uraian  latar  belakang  di  atas,  maka  peneliti  tertarik  untuk
melakukan  penelitian  dan  membuat  skripsi  dengan  judul  : “Pengaruh  investasi,
earning  per  share  EPS,  dividend  per  share  DPS  terhadap  harga  saham perusahaan asuransi yang terdaftar di BEI tahun 2010-
2013.”
1.2  Perumusan Masalah