Pengaruh Dividend Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Go Public

(1)

SKRIPSI

PENGARUH

DIVIDEND

PER

SHARE

TERHADAP HARGA

SAHAM PADA PERUSAHAAN BARANG

KONSUMSI YANG

GO PUBLIC

OLEH:

FRESTY IVO WULANDARI

100522061

PROGRAM STUDI STRATA I AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

Judul penelitian ini adalah Pengaruh Dividend Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Go Public. Tujuan dari penelitian ini secara empiris adalah untuk mempelajari pengaruh dividen per saham (DPS) pada harga saham. Penelitian ini tergolong penelitian kasual dan replikasi dari penelitian sebelumnya. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang go public selama periode 2006 sampai dengan 2009. Sampel diperoleh dengan metode purposive sampling dengan menggunakan 20 sampel. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linier sederhana dengan model yang diuji sebelumnya dalam asumsi klasik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dividen per saham (DPS) variabel secara signifikan telah mempengaruhi harga saham perusahaan konsumsi yang go publik.


(3)

ABSTRACT

The title of this research is The Effect of Dividen Per Share of Stock Market In The Consumer Goods Companies Go Public. The purpose of this research is to empirically study the effect of dividend per share (DPS) on stock price. This research is classified as causal research and replication of previous researches. The population of this research are manufacturing firms consumer goods sector which go public during the period of 2006 to 2009. The samples are obtained by using 20 samples. The statistical method being used is simple linear regression with the model being tested previously in classic assumptions. The result indicates that dividend per share (DPS) variable has significantly influenced the stock price of go public consumer goods firms.


(4)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulilah rabbil’alamin peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat hidayah dan kehendaknya peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul Pengaruh Dividend Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Go Public.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan dalam penyajiannya karena kemampuan yang masih terbatas. Penulis dengan rendah hati akan menerima saran-saran dan petunjuk yang bersifat membangun yang ditujukan untuk lebih menyempurnakan skripsi ini.

Selama kuliah di Fakultas Ekonomi USU dan menyusun Skripsi ini, penulis banyak memperoleh pendidikan, bimbingan dan bantuan baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak, terutama dari Ayah Ir. H.Yanto Effendy R dan Ibunda Hj. Ivonne Guykens. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini dengan hati yang tulus penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Hotmal Ja'far, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.


(5)

3. Bapak Firman Syarif, Msi, Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara dan Dosen Penilai yang telah memberikan saran dan kritik kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini, Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. M. Utama Nasution, MM, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan menyumbangkan pikiran untuk kesempurnaan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh Staff dan Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah membantu, mendidik dan membimbing penulis selama masa perkuliahan.

6. Yang Tersayang Kakak Sherly, Abang Bambang, Abang Fredy, Riza Nilfan, serta keluarga atas motivasi yang diberikan kepada peneliti selama penulisan skripsi ini. Dan Teman-teman selama kuliah : Fika, Kak Rara, Dina, Prima, Bang Indra, Liza.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan baik dari isi maupun penyajiannya. Semoga skripsi ini bermanfaat

bagi semua pihak.

Medan, Mei 2012 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... .... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Perumusan Masalah... 4

C. Batasan Penelitian... 5

D. Tujuan Penelitian... 5

E. Manfaat Penelitian... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis... 7

1. Saham... 7

a. Pengertian Saham...7

b. Karakteristik Saham... 8

c. Klasifikasi Saham... 8

2. Harga Saham... 10

a. Pengertian Harga Saham... 10

b. Jenis-Jenis Harga Saham...11

c. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham... 12

d. Analisis Penilaian Harga Saham... 12

3. Dividen... 13


(7)

c. Kebijakan Dividen... 15

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen... 15

e. Bentuk Pembayaran Dividen... 16

4. Dividen Per Share... 17

5. Hubungan Harga Saham dengan Dividen Per Share... 19

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu... 19

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis... 20

1. Kerangka Konseptual... 20

2. Hipotesis... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian... 23

B. Populasi dan Sampel Penelitian... 23

C. Teknik Pengambilan Sampel... 24

D. Jenis Data... 25

E. Identifikasi Variabel Penelitian...25

F. Metode Analisis Data... 26

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian... 30

B. Statistik Deskriptif... 34

C. Pengujian Asumsi Klasik... 35

D. Analisis Regresi... 39

E. Pembahasan Hasil Penelitian... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 46

B. Keterbatasan Penelitian... 47

C. Saran... 48


(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu………... 19

Tabel 3.1 Daftar Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang Memenuhi Kriteria Sampling……… 25

Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi………. 30

Tabel 4.2 Data Variabel Penelitian Tahun 2006……….. 31

Tabel 4.3 Data Variabel Penelitian Tahun 2007……….. 32

Tabel 4.4 Data Variabel Penelitian Tahun 2008……….. 32

Tabel 4.5 Data Variabel Penelitian Tahun 2009……….. 33

Tabel 4.6 Descriptive Statistics……… 34

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi Data……….. 36

Tabel 4.8 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Durbin Watson…………. 38

Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi………. 39

Tabel 4.10 Analisis Hasil Regresi……….. 40

Tabel 4.11 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien . Determinasi……….. 42

Tabel 4.12 Hasil Uji F……… 43


(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual………..…... 21 Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas………..…... 41


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Sektor

Industri Barang Konsumsi………...…………. 52

Lampiran 2 Data Variabel Penelitian Tahun 2006……….…….. 52

Lampiran 3 Data Variabel Penelitian Tahun 2007………... 52

Lampiran 4 Data Variabel Penelitian Tahun 2008………..………. 53

Lampiran 5 Data Variabel Penelitian Tahun 2009………..…. 53

Lampiran 6 Data Descriptive Statistics……… 53

Lampiran 7 Hasil Uji Normalitas Transformasi Data………. 54

Lampiran 8 Hasil Uji Heterokedastisitas………. 54

Lampiran 9 Hasil Uji Autokorelasi……….…. 55

Lampiran 10 Hasil Uji Regresi Linier……… 55

Lampiran 11 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi……….. 55

Lampiran 12 Hasil Uji Hipotesis (Uji F)………... 55


(11)

ABSTRAK

Judul penelitian ini adalah Pengaruh Dividend Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Go Public. Tujuan dari penelitian ini secara empiris adalah untuk mempelajari pengaruh dividen per saham (DPS) pada harga saham. Penelitian ini tergolong penelitian kasual dan replikasi dari penelitian sebelumnya. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang go public selama periode 2006 sampai dengan 2009. Sampel diperoleh dengan metode purposive sampling dengan menggunakan 20 sampel. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linier sederhana dengan model yang diuji sebelumnya dalam asumsi klasik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dividen per saham (DPS) variabel secara signifikan telah mempengaruhi harga saham perusahaan konsumsi yang go publik.


(12)

ABSTRACT

The title of this research is The Effect of Dividen Per Share of Stock Market In The Consumer Goods Companies Go Public. The purpose of this research is to empirically study the effect of dividend per share (DPS) on stock price. This research is classified as causal research and replication of previous researches. The population of this research are manufacturing firms consumer goods sector which go public during the period of 2006 to 2009. The samples are obtained by using 20 samples. The statistical method being used is simple linear regression with the model being tested previously in classic assumptions. The result indicates that dividend per share (DPS) variable has significantly influenced the stock price of go public consumer goods firms.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejalan dengan perekonomian yang terus berkembang, perusahaan harus dapat mempertahankan keberadaanya dalam dunia usaha. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberadaan perusahaan adalah fungsi keuangan.

Fungsi keuangan merupakan faktor penting yang akan mempengaruhi perkembangan perusahaan. Pada umumnya, keuangan diklasifikasikan menjadi dua yaitu, kegiatan mencari dana dan menggunakan dana. Kedua kegiatan tersebut harus dilakukan secara efisien oleh pihak manajemen terutama bagian keuangan.

Dalam menjalankan pengembangan usahanya, perusahaan membutuhkan dana yang besar. Pemenuhan dana tersebut berasal dari luar perusahaan yaitu melalui pinjaman modal baik jangka pendek maupun jangka panjang, ataupun melalui emisi saham kepada masyarakat dipasar modal. Sumber pendanaan dari dalam perusahaan yaitu laba yang tidak dibagikan sebagai deviden.

Pada dasarnya fungsi pasar modal adalah sebagai tempat bertemunya pihak yang memiliki dana lebih (lender) dengan pihak yang memerlukan dana jangka panjang tersebut (borrower). Pasar modal mempunyai dua fungsi yaitu ekonomi dan


(14)

memindahkan dana dari lender ke borrower. Dalam hal ini perusahaan harus mampu

memberikan gambaran yang baik tentang keadaan perusahaan dan memenuhi keinginan dari para investor agar dapat menarik minat para investor dalam penawaran sahamnya.

Pada umumnya, tujuan investor melakukan investasi saham pada suatu perusahaan pasti mengharapkan adanya pengembalian. Pengembalian yang dapat diperoleh investor ada dua, yaitu dividen dan capital again.

• Dividen merupakan keuntungan atau imbalan yang dipeoleh pemegang saham berdasarkan laba operasi yang diperoleh perusahaan, sedangkan

• Capital gain adalah keuntungan yang diperoleh pemegang saham, ketika menjual sahamnya yaitu selisih antara harga jual dengan harga beli.

Besarnya dividen tersebut yang akan menentukan berapa besar bagian dari laba bersih itu ditanamkan kembali sebagai laba ditahan.

Salah satu rasio keuangan yang dapat menunjukkan tingkat kinerja suatu perusahaan yaitu Dividen Per Share (DPS). DPS dapat didefinisikan sebagai bagian pendapatan setelah pajak yang dibagikan kepada pemegang saham. Pertimbangan untuk memilih DPS yaitu semakin besar tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan dividen per lembar saham bagi pemilik, maka akan memberikan koreksi yang positif terhadap harga saham perusahaan yang berimbas pada indeks harga saham.


(15)

Dalam melakukan penanaman modal, seorang investor perlu melakukan analisis penilaian terhadap kinerja perusahaan. Analisis penilaian saham yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan untuk melakukan investasi meliputi analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal merupakan analisis yang berdasarkan pada data perubahan harga saham di masa lalu untuk memperkirakan harga saham di masa mendatang, sedangkan analisis fundamental merupakan salah satu cara melakukan penelitian saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait kondisi makro ekonomi dan kondisi industri perusahaan.

Peneliti sebelumnya yang dilakukan oleh Taranika (2009) menguji pengaruh

dividen per share dan earning per share terhadap harga saham pada perusahaan go public di bursa efek indonesia. Periode penelitian adalah tahun 2005-2007. Berdasarkan hipotesis yang dilakukan dengan analisis korelasi diperoleh kesimpulan bahwa secara parsial variabel earning per share berpengaruh signifikan terhadap harga saham serta secara simultan baik variabel dividen per share dan earning per share berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan go public di BEI.

Arief (2001) meneliti pengaruh earning per share dan dividen per share

terhadap harga saham pada perusahaan go public di Indonesia. Berdasarkan penelitian hasil uji parsial yang diperoleh variabel earning per share tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Dan variabel dividend per share tidak


(16)

Yuda Subrata (2010) meneliti pengaruh earning per share (EPS) dan dividend per share (DPS) terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Berdasarkan penelitian EPS dan DPS berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun bersama terhadap harga saham.

Sabrina Elicia (2011) meneliti analisis pengaruh earning per share, dividen per share dan pertumbuhan penjualan terhadap harga saham perusahaan manufaktur. Berdasarkan penelitian earning per share dan dividen per share berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh dividen per lembar saham terhadap harga saham pada perusahaan barang konsumsi yang go public.

B. Perumusan Masalah

Pendapatan bagi pemegang saham dilihat dari pembagian dividen. Pendapatan dividen diukur dari besarnya DPS. DPS adalah salah satu indikator dalam pertimbangan berinvestasi dalam sebuah perusahaan karena DPS menghitung seberapa besar dividen yang akan diterima oleh investor pada setiap lembar saham yang dimilikinya. Mengingat bentuk pasar modal di Indonesia yang termasuk kategori lemah dimana semua informasi di masa lalu akan tercermin pada harga saham sekarang. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dirumuskan masalah yaitu “ Apakah ada pengaruh dividen per share terhadap harga saham pada perusahaan


(17)

C. Batasan Penelitian

Agar tujuan penelitian dapat tercapai maka peneliti membuat batasan penelitian sebagai berikut:

1. objek penelitian ini adalah perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006 sampai dengan 2009 dan menerbitkan laporan keuangannya selama periode tersebut,

2. periode penelitian adalah tahun 2006 sampai dengan 2009,

3. harga saham yang digunakan sebagai variabel terikat dalam penelitian ini adalah harga saham penutupan pada akhir tahun setiap periode.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya penelitian ini adalah untuk mengatahui pengaruh dividen per lembar saham terhadap harga saham pada perusahaan barang konsumsi yang go public.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti khususnya mengenai pengaruh dividen per lembar saham terhadap harga saham,


(18)

2. bagi investor, sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi,

3. bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi di dalam melakukan penelitian sejenis serta menambah pengetahuan yang berkaitan dengan pengaruh dividen per lembar saham.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis

1. Saham

a. Pengertian Saham

Saham menurut Anoraga (2006:57) didefinisikan sebagai “surat berharga atas bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan.” Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. Dengan memiliki saham, investor mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan dimana setelah dikurangi dengan semua kewajiban perusahaan.

Menurut Widioatmodjo (2004:42) terdapat keuntungan dan kerugian dalam investasi saham yaitu:

1) keuntungan:

a) dividen, yaitu bagian keuntungan perusahaan yang akan dibagikan kepada pemegang saham,

b) capital gain, yaitu keuntungan dari hasil jual/beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih tinggi daripada nilai beli saham,

c) saham perusahaan, seperti tanah atau aktiva berharga sejenis, nilainya akan meningkat sejalan dengan waktu dan sejalan dengan perkembangan atau kinerja perusahaan,

d) saham dapat dijaminkan ke bank sebagai agunan untuk memperoleh kredit.

2) kerugian:

a) capital loss, yaitu kerugian dari hasil jual/beli saham berupa selisih antara nilai jual yang lebih rendah daripada nilai beli saham,


(20)

b) opportunity loss, kerugian berupa selisih suku bunga deposito dikurangi total hasil yang diperoleh dari investasi, seandainya terjadi penurunan harga dan tidak dibaginya dividen,

c) kerugian karena perusahaan dilikuidasi, dimana nilai likuidasi yang dibagikan lebih rendah dari harga beli saham.

b. Karakteristik Saham

Fakhruddin dan Hadianto (2001:8) menyebutkan bahwa saham memiliki karakteristik, antara lain:

1) dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba,

2) memiliki hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS),

3) memiliki hak akhir dalam pembagian kekayaan perusahaan jika perusahaan dilikuidasi dan setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi,

4) memiliki tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak lain sebesar proporsi sahamnya,

5) hak untuk mengalihkan kepemilikan sahamnya.

c. Klasifikasi Saham

Berdasarkan klasifikasinya saham dapat dibedakan atas beberapa hal: 1) cara peralihan hak

a) saham atas unjuk, yaitu dimana pada saham tidak tertulis nama pemiliknya agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya, b) saham atas nama, merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu,


(21)

2) hak tagihan atau klaim:

a) saham biasa, yaitu saham yang menempatkan pemiliknya paling terakhir terhadap pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi,

b) saham preferen, merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor,

3) kinerja saham:

a) blue-chip stocks, yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai pemimpin di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen,

b) income stocks, yaitu saham dari suatu perusahaan yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya,

c) growth stocks, yaitu saham-saham dari perusahaan yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai pemimpin di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi,

d) speculative stocks, yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi


(22)

mempunyai kemampuan penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti,

e) counter cyclical stocks, yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum, dimana perusahaannya mampu memberikan dividen yang tinggi, contohnya perusahaan barang konsumsi.

2. Harga Saham

a. Pengertian Harga Saham

Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan. Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan memberikan suatu kepuasan bagi investor yang rasional. Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan keuntungan yaitu berupa capital gain dan citra yang lebih baik bagi perusahaan sehingga memudahkan bagi manajemen untuk mendapatkan dana dari luar perusahaan.

Harga saham di bursa ditentukan oleh kekuatan pasar, dalam arti tergantung kekuatan permintaan dan penawaran saham itu sendiri. Pergerakan harga suatu saham dalam jangka pendek tidak dapat diterka secara pasti. Semakin banyak orang yang ingin membeli saham, maka harga saham tersebut cenderung bergerak naik. Sebaliknya, semakin banyak orang yang ingin menjual maka harga saham tersebut cenderung akan bergerak turun.


(23)

b. Jenis- Jenis Harga Saham

Dalam prakteknya, terdapat beberapa harga saham yang diperdagangkan dibedakan menurut cara peralihan dan manfaat yang diperoleh bagi pemegang saham yaitu harga nominal, harga dasar dan harga pasar.

1. Harga Nominal

Harga nominal merupakan harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya harga nominal memberikan arti penting karena deviden yang dibayarkan atas saham biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal,

2. Harga Dasar

Harga dasar dipergunakan dalam perhitungan indeks harga saham. Harga dasar akan berubah sesuai dengan aksi perusahaan. Untuk saham baru, harga dasar merupakan harga perdananya,

3. Harga Pasar

Harga pasar adalah harga pada pasar riil. Harga pasar merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena merupakan harga dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung atau jika pasar sudah ditutup. Jadi harga pasar adalah harga penutupannya


(24)

c. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

Harga saham dapat berubah setiap saat. Perubahan tersebut dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal,yaitu sebagai berikut:

Faktor internal 1) laba penjualan, 2) nilai kekayaan total, 3) likuiditas,

4) penjualan

5) pertumbuhan aktiva tahunan, Faktor eksternal,

1) tingkat suku bunga

2) fluktuasi nilai tukar mata uang,

3) kondisi ekonomi, sosial, politik dan keamanan suatu negara

d. Analisis Penilaian Harga Saham

Dalam melakukan penanaman modal, seorang investor perlu melakukan analisis penilaian terhadap kinerja perusahaan. Analisis penilaian saham yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan untuk melakukan investasi meliputi analisis teknikal dan analisis fundamental.

1) Analisis Fundamental, merupakan salah satu cara melakukan penelitian saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait kondisi makro


(25)

ekonomi dan kondisi industri perusahaan, termasuk berbagai indikator keuangan dan manajemen perusahaan seperti pendapatan, laba, pertumbuhan penjualan, return on equity, profit margin untuk menilai kinerja perusahaan dan potensi pertumbuhan perusahaan di masa mendatang.

2) Analisis Teknikal, analisis ini berdasarkan pada data perubahan harga saham di masa lalu untuk memperkirakan harga saham di masa mendatang. Para analis memperkirakan pergeseran penawaran dan permintaan dalam jangka pendek, serta berusaha untuk cenderung mengabaikan risiko dan pertumbuhan laba dalam menentukan barometer dari penawaran dan permintaan.

3. Dividen

a. Pengertian Dividen

Dividen adalah bagian keuntungan perusahaan yang akan dibagikan kepada para pemegang saham. Tinggi rendahnya rasio pembayaran dividen yang akan dibagikan diusulkan oleh Dewan Direksi dan disetujui di dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

b. Jenis – Jenis Dividen

Dividen dapat diberikan dalam berbagai bentuk. Dilihat dari bentuk dividen yang didistribusikan kepada pemegang saham, dividen dapat dibedakan menjadi dividen tunai, dividen utang, dividen properti, dividen likuidasi, dan dividen saham.


(26)

1. Dividen tunai

Dividen yang dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk kas (tunai). Pada waktu rapat pemegang saham perusahaan memutuskan bahwa sejumlah tertentu dari laba perusahaan akan dibagi dalam bentuk cash dividen.

2. Dividen utang

Suatu surat tanda kesediaan membayar sejumlah uang tertentu yang diberikan perusahaan kepada para pemegang saham sebagai dividen. Surat ini berbunga sampai dengan dibayarkan uang tersebut kepada yg berhak. Script dividen seperti ini biasa dibuat apabila pada waktu para pemegang saham mengambil keputusan tentang pembagian laba dimana perusahaan belum (tidak) mempunyai persediaan uang kas yang cukup untuk membayar dividen kas 3. Dividen properti

Dividen yang diberikan kepada para pemegang saham dalam bentuk barang-barang (tidak berupa uang tunai ataupun modal saham perusahaan). Contoh dividen barang adalah dividen berupa persediaan atau saham yang merupakan investasi perusahaan pada perusahaan lain.

4. Dividen likuidasi

Dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham dimana sebagian dari jumlah tersebut dimaksudkan sebagai pembayaran bagian laba sedangkan sebagian lagi dimaksudkan sebagai pengembalian modal yang ditanamkan (diinvestasikan) oleh para pemegang saham ke dalam perusahaan tersebut.


(27)

5. Dividen saham

Dividen yang diberikan kepada para pemegang saham dalam bentuk saham-saham yg dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri.

Besar kecilnya dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham tergantung dari kebijaksanaan dividen masing-masing perusahaan dan ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dari segi perusahaan, membagikan dividen kepada para investor memperlukan pertimbangan yang mendalam karena perusahaan juga harus memikirkan kelangsungan pertumbuhan perusahaan.

c. Kebijakan Dividen

Sugiyarso dan Winarni (2005:101) mengartikan kebijakan dividen (dividend policy) sebagai “keputusan pihak manajemen untuk menentukan perlakuan terhadap

earning after tax (EAT), apakah dibagikan sebagai dividen, diinvestasikan kembali atau sebagian dibagikan sebagai dividen dan sebagian lagi diinvestasikan kembali ke perusahaan”.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

Menurut Sugiyarso dan Winarni (2005:102) faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen antara lain perjanjian utang, pembatasan dari saham preferen, tersedianya kas, pengendalian terhadap perusahaan, kebutuhan dana untuk investasi dan fluktuasi laba.


(28)

1) Perjanjian Utang

Perjanjian utang antara perusahaan dengan kreditur dapat membatasi pembayaran dividen sebab seringkali dividen hanya dapat dibayarkan jika kewajiban utang kepada kreditur telah terpenuhi. Rasio-rasio keuangan yang menunjukkan perusahaan dalam kondisi sehat juga merupakan faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen.

2) Pembatasan dari Saham Preferen

Apabila dividen pemegang saham preferen belum dibayar maka pembayaran dividen kepada pemegang saham biasa belum bisa dilakukan.

3) Tersedianya Kas

Cash dividen hanya dapat dibayarkan apabila tersedia uang tunai yang cukup dalam perusahaan. Keadaan tersebut tercermin dalam rasio keuangan perusahaan.

4) Pengendalian terhadap Perusahaan

Faktor yang penting khususnya pada perusahaan-perusahaan yang relatif kecil adalah apabila pihak manajemen ingin mempertahankan kontrol terhadap perusahaan. Keadaan demikian menyebabkan ada kecenderungan perusahaan segan menjual saham baru dan lebih suka menahan laba guna memenuhi kebutuhan pendanaan perusahaan. Akibatnya, dividen yang dibayarkan dalam bentuk kas menjadi kecil.

5) Kebutuhan Dana untuk Investasi

Perusahaan yang berkembang selalu membutuhkan dana baru untuk diinvestasikan pada proyek-proyek yang menguntungkan. Dalam hal ini manajemen cenderung lebih suka memanfaatkan laba ditahan karena pemanfaatan laba ditahan tidak memerlukan floatation cost (transaction cost). 6) Fluktuasi Laba

Apabila laba perusahaan berfluktuasi, dividen yang dibayarkan kecil. Hal ini dilakukan untuk menjaga kestabilan pembayaran dividen. Dengan laba yang berfluktuasi perusahaan juga memilih untuk tidak banyak menggunakan utang sebagai sumber pendanaan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko kebangkrutan. Dalam keadaan demikian laba ditahan akan menjadi besar dan dividen yang dibayarkan semakin kecil.


(29)

e. Bentuk Pembayaran Dividen

Ada tiga bentuk pembayaran dividen, yaitu dividen dalam jumlah rupiah stabil, dividen dengan rasio pembayaran konstan, dan dividen tetap yang rendah ditambah dengan dividen ekstra.

1) Dividen dalam jumlah rupiah stabil

Banyak perusahaan yang menjalankan kebijakan pembayaran dividen yang stabil, artinya dividen per lembar yang dibayarkan setiap tahunnya relative tetap selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatab per lembar saham per tahunnya berfluktuasi. Pembayaran dividen yang stabil ini dapat memberikan kesan kepada investor bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik di masa mendatang

2) Dividen dengan rasio pembayaran konstan

Beberapa perusahaan melakukan pembayaran dividen berdasarkan presentase tertentu dari laba. Karena laba berfluktuasi, maka menjalankan kebijakan ini akan berakibat jumlah dividen dalam rupiah akan berfluktuasi.

3) Dividen tetap yang rendah ditambah dividen ekstra

Pembayaran dividen ini hanyalah merupakan modifikasi dari cara 1 dan 2 di atas. Kebijakan ini memberi fleksibilitas pada perusahaan tetapi mengakibatkan investor sedikit ragu-ragu tentang berapa besarnya dividen mereka. Apabila laba perusahaan sangat berfluktuasi, kebijakan ini akan merupakan piihan terbaik


(30)

4. Dividen Per Share

Menurut Warren (1999;122) “dividen per share merupakan untuk menunjukkan sejauh mana laba dibagikan kepada pemegang saham”. Pengertian menurut Riyanto (1995:269) , “dividen per share digunakan untuk mengukur berapa jumlah rupiah yang akan diberikan kepada pemilik saham dari keuntungan tiap lembar saham.

Dividen per share merupakan rasio yang mengukur seberapa besar dividen yang dibagikan dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar pada tahun tertentu. Rasio ini memberikan gambaran mengenai seberapa besar laba yang dibagikan dalam bentuk dividen kepada pemegang saham untuk tiap lembar saham. Rasio ini dihitung dengan membagi jumlah saham yang beredar . Dividen per share (DPS) dapat dirumuskan sebagai berikut,

dividen yang dibayarkan DPS =

jumlah saham beredar

Perusahaan yang dividend per share nya lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan sejenis akan lebih diminati oleh investor, karena investor akan memperoleh kepastian modal yang ditanamkannya, yakni hasil berupa dividen. Namun perlu diingat bahwa perusahaan juga pelu memperhatikan kebutuhan investasinya, sehingga perusahaan perlu menetapkan kebijakan dividen yang berkaitan dengan penentuan pembagian pendapatan (earning) antara penggunaan untuk dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen dan


(31)

untuk digunakan dalam perusahaan yang akan diperlukan untuk investasi perusahaan.

5. Hubungan Harga Saham dengan Dividen Per Share (DPS)

Signalling theory menyebutkan bahwa ada kecenderungan harga saham akan naik jika ada pengumuman kenaikan dividen dan harga saham akan turun jika ada pengumuman penurunan dividen. Tetapi ada argumen lain yang menyebutkan bahwa dividen itu sendiri tidak menyebabkan kenaikan/penurunan harga saham, tetapi prospek perusahaan yang ditunjukkan dengan meningkat/menurunnya dividen yang dibayarkan, yang menyebabkan perubahan harga saham. Teori ini dikenal dengan teori signal atau isi informasi dari dividen (Information Content of Dividend). Menurut teori ini, dividen mempunyai kandungan informasi yaitu prospek perusahaan di masa mendatang.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai harga saham telah beberapa kali dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Adapun penelitian-penelitian sebelumnya dapat dilihat pada tabel berikut


(32)

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti

dan Tahun Peneltian

Judul Penelitian Variabel Independen

Hasil Penelitian

1 Yuda Subrata (2010) Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS) Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Earning Per Share (EPS), Dividend Per Share (DPS)

EPS dan DPS berpengaruh

signifikan baik secara parsial bersama terhadap harga saham.

2 Sabrina Elicia (2011)

Analisis Pengaruh

Earning Per Share, Dividen Per Share dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Earning Per Share (EPS), Dividend Per Share (DPS)

Earning Per Share dan

Dividen Per Share

berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham

3 Taranika (2009)

Pengaruh dividen per share dan

earning per share terhadap harga saham pada perusahaan

go public di

bursa efek indonesia.

Earning Per Share (EPS), Dividend Per Share (DPS

Dividen per share dan

earning per share

berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan go public

4 Arif (2001) pengaruh

earning per

Earning Per Share

Variabel earning per share tidak berpengaruh


(33)

dividen per share terhadap harga saham pada perusahaan

go publicdi Indonesia

Dividend Per Share (DPS

harga saham

Sumber : Penulis, 2012

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan teoritis yang telah diuraikan di awal maka kerangka konseptual penelitan ini dapat dilihat dibawah ini

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Keterangan :

Variabel X : Dividend per share

Variabel Y : Harga Saham

Dividen per share merupakan rasio yang mengukur seberapa besar dividen yang dibagikan dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar pada tahun tertentu.


(34)

bentuk dividen kepada pemegang saham untuk tiap lembar saham. Rasio ini dihitung dengan membagi jumlah saham yang beredar .

Pertumbuhan penjualan merupakan perubahan penjualan per tahun perusahaan. Pertumbuhan penjualan yang selalu meningkat menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek yang baik dan menguntungkan. Investor akan memperoleh return yang besar jika melakukan investasi saham pada perusahaan yang dapat memberikan keuntungan yang besar. Hal ini akan mendorong para investor untuk berinvestasi sehingga permintaan saham akan naik. Meningkatnya permintaan saham akan diikuti oleh kenaikan harga saham.

2. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya atas suatu penelitian yang dilakukan agar dapat mempermudah dalam menganalisis. Hipotesis dalam penelitian ini adalah

H0 : tidak ada pengaruh antara dividend per share terhadap harga saham. Ha : ada pengaruh antara dividen per share terhadap harga saham.


(35)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain kasual. Desain kasual berguna untuk menganalisis hubungan-hubungan anatara satu variabel dengan variabel lainnya (Umar,2008 : 35). Erlina dan Mulyani (2007 : 61) menyatakan bahwa “desain penelitian adalah cetak biru yang member garis dari setiap prosedur mulai dari hipotesis sampai analisis data”. Peneliti menganalisis pengaruh dividen per lembar saham terhadap harga saham, dimana harga saham merupakan variabel yang dipengaruhi dan dividen per lembar saham merupakan variabel yang mempengaruhi.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono ( 2006 : 72 ) “ Populasi adalah wilayah regeneralisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006 sampai dengan 2009 yaitu sebanyak lima perusahaan.


(36)

ditentukan dengan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan yang ditentukan oleh peneliti ( Sugiyono, 2005 : 78 ).

Dari populasi ada sebanyak lima perusahaan akan diambil 20 laporan keuangan sebagai anggota sampelnya yaitu perusahaan yang terdaftar di BEI pada periode 2006 sampai dengan 2009.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu ( Sugiyono, 2004:78 ). Beberapa pertimbangan sebagai sampel yang ditentukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1. perusahaan tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2009

2. perusahaan tersebut membayar dividen tunai pada tahun 2006 sampai dengan 2009

3. data perusahaan tersebut lengkap dengan variabel yang diteliti.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah berjumlah lima perusahaan. Daftar sampel penelitian ini dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.


(37)

Tabel 3.1

Daftar Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Memenuhi Kriteria Sampling

No Kode Nama Perusahaan Jenis industri

1 AQUA PT Aqua Golden Mississipi Tbk. Makanan dan minuman 2 DLTA PT Delta Djakarta Tbk. Makanan dan minuman 3 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk Makanan dan minuman 4 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk. Makanan dan minuman 5 MYOR PT Mayora Indah Tbk. Makanan dan minuman Sumber: Penulis, 2012

D. Jenis Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data kuantitatif. Kuncoro ( 2003 : 124) data kuantitatif adalah data yang diukur dalam suatu skala numerik, dan merupakan data skunder, menurut Umar ( 2003:60) “data skunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut, yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2006, dan situs Bursa Efek Indonesia (BEI).

E. Identifikasi dan Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh besarnya variabel independen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga


(38)

saham. Harga saham dalam penelitian ini adalah harga penutupan (closing price) pada setiap akhir tahun.

2. Variabel independen

Variabel independen adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan positif dan negative bagi variabel dependen lainnya. Variabel yang digunakan adalah dividen per share.

Dividen per share merupakan rasio yang mengukur seberapa besar dividen yang dibagikan dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar pada tahun tertentu. Rasio ini memberikan gambaran mengenai seberapa besar laba yang dibagikan dalam bentuk dividen kepada pemegang saham untuk tiap lembar saham. Rasio ini dihitung dengan membagi jumlah saham yang beredar . Dividen per share (DPS) dapat dirumuskan sebagai berikut,

dividen yang dibayarkan DPS =

jumlah saham beredar

F. Metode Analisis Data

Keseluruhan data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis untuk dapat memberikan jawaban dari masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan program SPSS. Adapun metode analisis


(39)

data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain pengujian asumsi klasik yang kemudian dilanjutkan dengan analisis regresi dan pengujian hipotesis.

1. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Menurut Duwi (2010:36) uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi dengan normal atau tidak.

b. Uji Heterokedasitas

Menurut Duwi (2010:67) uji heterokedasitas adalah keadaan dimana terjadinya ketidaksamaan varian residual pada model regresi. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah heterokedasitas.

c. Uji Autokorelasi

Menurut Duwi (2010:75) uji autokorelasi adalah keadaan dimana terjadinya korelasi dari residual untuk pengamatan satu dengan pengamatan yang lain yang disusun menurut runtun waktu. Model regresi yang baik mensyratkan tidak adanya masalah autokorelasi.

2. Analisis Regresi

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel dependen dapat diprediksi melalui variabel independen secara individual. Analisis regresi dapat


(40)

digunakan untuk memutuskan apakah naik dan menurunnya variabel dependen dapat dilakukan dengan menaikkan dan menurunkan keadaan variabel independen.

Dalam penelitian ini hanya terdapat satu variabel independen, yaitu dividend per share dan satu variabel dependen, yaitu harga saham yang diduga mempunyai hubungan interaktif (saling mempengaruhi) antara kedua variabel tersebut, sehingga penelitian ini menggunakan analisis regresi linear sederhana. Persamaan umum regresi linear sederhana adalah sebagai berikut :

Y = β0+ β1 X + e

Keterangan :

Y : Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan

β0 : Konstanta atau harga Y bila X = 0

β1 : Koefisien regresi

X : Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu e : error atau variabel penganggu


(41)

3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis akan dilakukan dengan uji signifikansi regresi linear. Langkah-langkah yang dilakukan dalam uji signifikansi regresi linear adalah sebagai berikut :

a. menentukan H0 dan Ha,

b. menghitung nilai t dengan uji statistik (t hitung),

c. membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel, dimana ditetapkan taraf kesalahan sebesar 5% untuk uji dua pihak,

d. menarik kesimpulan atas hasil uji regresi dengan kriteria sebagai berikut: H0 diterima, Ha ditolak jika –t(α/2;n-2)< thitung< t(α/2;n-2)


(42)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pada tanggal 30 November 2007 Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) resmi berganti nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada tahun 2004 sampai dengan 2006 perusahaan-perusahaan yang dijadikan sampel masih terdaftar di BEJ, tetapi karena data penelitian diambil pada tahun 2012, maka peneliti menggunakan nama BEI. Setelah dilakukan pemilihan sampel dengan teknik purposive sampling diperoleh lima perusahaan. Berikut ini adalah tabel perusahaan berdasarkan tanggal listing perusahaan di Bursa Efek Indonesia.

Tabel 4.1

Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi

No Kode Nama Emiten Tanggal Berdiri Tanggal Listing 1 AQU

A

PT Aqua Golden Mississippi Tbk

23 Februari 1973 1 Maret 1990


(43)

3 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk

14 Agustus 1990 14 Juli 1994

4 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk

3 Juni 1929 15 Desember 1981

5 MYO R

PT Mayora Indah Tbk 17 Februari 1977 4 Juli 1990

Sumber: Penulis, 2012

Periode penelitian dimulai dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 sehingga data penelitian secara keseluruhan berjumlah 20 sampel. Berikut ini akan dijelaskan mengenai data variabel penelitian yang dianalisis dalam penelitian ini.

Tabel 4.2

Data Variabel Penelitian Tahun 2006

No Kode Nama Emiten DPS Harga Saham

1 AQUA PT Aqua Golden Mississipi Tbk. 630 110.000 2 DLTA PT Delta Djakarta Tbk. 1.300 22.800 3 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk. 35 1.350 4 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk. 2.640 55.000

5 MYOR PT Mayora Indah Tbk. 35 1.620

Sumber: Penulis, 2012

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa pada tahun 2006 perusahaan yang membagikan DPS dengan nilai yang tertinggi adalah PT Multi Bintang Indonesia Tbk yaitu sebesar Rp.2.640 dan yang terendah adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk


(44)

mempunyai nilai yang tertinggi adalah PT Aqua Golden Mississipi Tbk yaitu sebesar Rp.110.000 dan yang terendah adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk yaitu sebesar Rp.1.350.

Tabel 4.3

Data Variabel Penelitian Tahun 2007

No Kode Nama Emiten DPS Harga Saham

1 AQUA PT Aqua Golden Mississipi Tbk. 1.000 129.500 2 DLTA PT Delta Djakarta Tbk. 1.400 16.000 3 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk. 43 2.575 4 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk. 3.600 55.000

5 MYOR PT Mayora Indah Tbk. 40 1.750

Sumber: Penulis, 2012

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa pada tahun 2007 perusahaan yang membagikan DPS dengan nilai yang tertinggi adalah PT Multi Bintang Indonesia Tbk yaitu sebesar Rp.3.600 dan yang terendah adalah PT Mayora Indah Tbk yaitu sebesar Rp.40. Untuk harga saham, perusahaan yang mempunyai nilai yang tertinggi adalah PT Aqua Golden Mississipi Tbk yaitu sebesar Rp.129.500 dan yang terendah adalah PT Mayora Indah Tbk yaitu sebesar Rp.1.750.


(45)

Tabel 4.4

Data Variabel Penelitian Tahun 2008

No Kode Nama Emiten DPS Harga Saham

1 AQUA PT Aqua Golden Mississipi Tbk. 1.200 127.000 2 DLTA PT Delta Djakarta Tbk. 3.500 20.000 3 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk. 47 930 4 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk. 15.000 49.500

5 MYOR PT Mayora Indah Tbk. 50 1.140

Sumber: Penulis, 2012

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pada tahun 2008 perusahaan yang membagikan DPS dengan nilai yang tertinggi adalah PT Multi Bintang Indonesia Tbk yaitu sebesar Rp.15.000 dan yang terendah adalah PT Mayora Indah Tbk yaitu sebesar Rp.50. Untuk harga saham, perusahaan yang mempunyai nilai yang tertinggi adalah PT Aqua Golden Mississipi Tbk yaitu sebesar Rp.127.000 dan yang terendah adalah PT Mayora Indah Tbk yaitu sebesar Rp.1.140

Tabel 4.5

Data Variabel Penelitian Tahun 2009

No Kode Nama Emiten DPS Harga Saham

1 AQUA PT Aqua Golden Mississipi Tbk. 1.800 244.800 2 DLTA PT Delta Djakarta Tbk. 9.500 62.000 3 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk. 93 3.550


(46)

4 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk. 12.500 177.000

5 MYOR PT Mayora Indah Tbk. 100 4.500

Sumber: Penulis, 2012

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa pada tahun 2009 perusahaan yang membagikan DPS dengan nilai yang tertinggi adalah PT Multi Bintang Indonesia Tbk yaitu sebesar Rp.12.500 dan yang terendah adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk yaitu sebesar Rp.93. Untuk harga saham, perusahaan yang mempunyai nilai yang tertinggi adalah PT Aqua Golden Mississipi Tbk yaitu sebesar Rp.244.800 dan yang terendah adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk yaitu sebesar Rp.3.550

B. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi dari variabel-variabel independen dan variabel dependen.

Tabel 4.6 Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation DPS 20 35.00 15000.00 2725.6500 4382.09514 HargaSaham 20 930.00 244800.00 54300.7500 69150.14481 Valid N

(listwise)


(47)

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa baik variabel DPS maupun harga saham memiliki nilai minimum, nilai maksimum dan nilai rata-rata yang positif karena baik DPS maupun harga saham nilainya adalah positif. Berikut ini adalah perincian data deskriptif yang telah diolah:

1. Variabel DPS memiliki nilai minimum sebesar 35.00, nilai maksimum sebesar 150000, nilai rata-rata sebesar 2725.6500, dan standar deviasi sebesar 4382.09514 dengan jumlah sampel sebanyak 20.

2. Variabel Harga Saham memiliki nilai minimum sebesar 930.00, nilai maksimum sebesar 244800, nilai rata-rata sebesar 54300.7500, dan standar deviasi sebesar 69150.14481 dengan jumlah sampel sebanyak 20.

C. Pengujian Asumsi Klasik

Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik, analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Apabila terjadi penyimpangan dalam pengujian asumsi klasik perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu. Pengujian asumsi klasik yang akan dilakukan adalah uji normalitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel residual berdistribusi normal. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji apakah residual


(48)

berdistribusi normal adalah uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis:

H0 : Data residual berdistribusi normal

H1 : Data residual tidak berdistribusi normal

Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05, maka H0 diterima dan sebaliknya jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05, maka H0 ditolak atau H1 diterima.

Tabel 4.7

Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

HARGA

SAHAM DPS

N 20 20

Normal Parametersa,,b Mean 54300.7500 2725.6500 Std. Deviation 69150.14481 4382.09514 Most Extreme

Differences

Absolute .226 .284

Positive .226 .284

Negative -.220 -.270

Kolmogorov-Smirnov Z 1.009 1.269

Asymp. Sig. (2-tailed) .260 .080


(49)

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi telah terdistribusi secara normal karena kedua variabel mempunyai nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 yaitu DPS sebesar 0.080 dan harga saham sebesar 0.260 yang berarti bahwa H0 diterima.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas. Dalam model regresi dinyatakan telah terjadi heteroskedastisitas apabila titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur. Dalam model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas apabila titik-titik yang ada tidak membentuk pola tertentu yang teratur dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y.

Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heteroskedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik pada gambar.


(50)

Gambar 4.1

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Dari grafik scatterplots terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi harga saham pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi dengan variabel independen dividend per share (DPS).

3. Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya dalam model regresi. Autokorelasi menunjukkan adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada data yang tersusun, baik berupa data cross sectional atau


(51)

yang diperoleh menjadi tidak akurat, sehingga model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi.

Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan pengujian Durbin Watson (DW). Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 4.8

Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Durbin Watson

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl

Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 − dl < d < 4 Tidak ada korelasi negatif No decision 4 − du ≤ d ≤ 4 − dl Tidak ada korelasi, positif

atau negatif

Tidak ditolak du < d < 4 − du

Berikut ini hasil uji Durbin Watson dengan menggunakan program SPSS versi 17:


(52)

Tabel 4.9

Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson 1 .320a .102 .053 67310.24917 2.467 Sumber: Data yang diolah penulis, 2012

Hasil uji autokorelasi di atas menunjukkan nilai statistik Durbin Watson (Dw) sebesar 2.467, nilai ini akan kita bandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan signifikansi 5%, jumlah sampel (n) = 20, dan jumlah variabel independen (k) = 1, maka berdasarkan tabel Durbin Watson didapat nilai batas atas (du) sebesar 1.410 dan nilai batas bawah (dl) sebesar 1.201. Jadi dapat dihitung nilai dU= 2.589 dan 4-dL = 2.798. Oleh karena itu, nilai (Dw) lebih besar dari 2.467 dan lebih kecil dari 4 – 2.589 atau dapat dinyatakan bahwa 1.410 < 2.467 < 2.589 (du < d < 4 – du). Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi baik positif maupun negatif.

D. Analisis Regresi Linier

Analisis regresi linier adalah analisis hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier sederhana, dengan menggunakan satu variabel.


(53)

1. Analisis Regresi Linier

Tabel 4.10

Hasil Uji Regresi Linier

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 40538.876 17854.622 2.270 .036

DPS 5.049 3.524 .320 1.433 .169

Sumber: Data yang diolah penulis, 2012

Model regresi berdasarkan hasil analisis di atas adalah sebagai berikut:

Y = β0+ β1 X + e

Harga Saham = β0+ β1 DPS + e

dengan:

β0 (konstanta) = 40538.876

β1 (koefisien regresi) = 5.049

Maka diperoleh persamaan:


(54)

a. β0 = 40538.876

Nilai konstanta ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel DPS (X=0), maka harga saham yang terbentuk adalah 40538.876

β1 = 5.049

Koefisien regresi β1 ini menunjukkan bahwa setiap variabel DPS meningkat sebesar satu satuan, maka harga saham akan meningkat sebesar 5.049.

2. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0.5 dan mendekati 1.

Koefisien determinasi (R square) menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah nol sampai dengan satu. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai Rsquare memiliki kelemahan yaitu nilai R square

akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.


(55)

Tabel 4.11

Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Model R R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .320a .102 .53 67310.24917

Sumber: Data yang diolah penulis, 2012

Tabel 4.11 menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0.320, angka koefisien determinasi (Adjusted R Square) adalah 0,53. Hal ini berarti 53% variasi dari harga saham dijelaskan oleh variasi dari variabel independen), sedangkan sisanya 47% lagi dijelaskan oleh variasi atau faktor lainnya.

3. Uji F

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Adapun prosedur pengujiannya sebagai berikut:

4. Menentukan hipotesis nol dan hopotesis alternative 5. Menentukan taraf signifikansi

Taraf signifikansi menggunakan 0.05 6. Menentukan F hitung dan F tabel

7. Pengambilan keputusan


(56)

Tabel 4.12 Hasil uji F Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 9.301E9 1 9.301E9 2.053 .169a

Residual 8.155E10 18 4.531E9

Total 9.085E10 19

Sumber: Data yang diolah penulis, 2012

Tabel 4.12 menunjukan Fhitung adalah 2.053 , Ftabel dapat dicari pada tabel statistik pada signifikansi 0,05 yaitu df1 = k-1 atau 2-1= 1, dan df2 = n-k atau 20-1 = 19 di dapat Ftabel 4,381. Diperoleh 2,053 ≤ 4,381. Hal ini berarti H0 diterima yaitu

deviden per share berpengaruh secara simultan terhadap harga saham.

4. Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji t (t test). Adapun hipotesis untuk uji t adalah sebagai berikut:

Ha : Dividend Per Share (DPS) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

Uji t ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi thitung dengan ketentuan:


(57)

ii. Jika thitung > ttabelpada α 0.05, maka Ha diterima. Tabel 4.13 Hasil uji T

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 40538.876 17854.622 2.270 .036

DPS 5.049 3.524 .320 1.433 .169

Sumber: Data yang diolah penulis, 2012

Dari uji t yang telah dilakukan, maka diperoleh nilai signifikansi untuk variabel independen dari uji t di atas, diperoleh nilai t hitung untuk DPS adalah 1.433 Sementara t tabel yang dihitung dengan ketentuan α = 5% dan derajat kebebasan (n – 2) = 18 menghasilkan tα/2 (n – 2) =1.101 Nilai t hitung (1.433) ini lebih besar dari nilai t tabel (1.101). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Ha diterima atau dividend per share berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan secara statistik, dapat dilihat bahwa dividend per share (DPS) mempunyai pengaruh yang terhadap harga saham dan pengaruh tersebut teruji signifikan. Hal ini didasarkan pada hasil analisis koefisien korelasi dengan nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0.320 yang berarti


(58)

independennya adalah kuat, serta hasil analisis koefisien determinasi (Adjusted R Square) dengan nilai 0.53 yang berarti 53% variasi dari harga saham dijelaskan oleh variasi dari variabel independen sedangkan sisanya 47% dijelaskan oleh variasi atau faktor lainnya.

Selanjutnya, hasil peneltian ini diperkuat lagi dengan hasil pengujian hipotesis dengan uji t dimana variabel DPS mempunyai nilai signifikansi sebesar 1.433, nilai ini jauh lebih kecil dari nilai probabilitas 0.05 dan nilai t hitung yang lebih besar daripada t tabel yang berarti bahwa Ha ( hipotesis bahwa dividend per share

berpengaruh signifikan terhadap harga saham) diterima.

Hasil ini mengindikasikan bahwa setiap kenaikan dividend per share (DPS) turut meningkatkan harga saham perusahaan emiten sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah dividen per lembar saham yang dibagikan perusahaan emiten terbukti merupakan salah satu faktor yang menjadi pertimbangan para investor dalam berinvestasi yang selanjutnya mempengaruhi harga saham.


(59)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam bab empat, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa hasil penelitian ini menunjukkan variabel independen yaitu dividend per share (DPS) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen yaitu harga saham pada perusahaan barang konsumsi yang go public.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Taranika (2009) menguji pengaruh dividen per share dan earning per share terhadap harga saham pada perusahaan go public di bursa efek indonesia. Periode penelitian adalah tahun 2005-2007. Berdasarkan hipotesis yang dilakukan dengan analisis korelasi diperoleh kesimpulan bahwa secara parsial variabel earning per share berpengaruh signifikan terhadap harga saham serta secara simultan baik variabel dividen per share dan

earning per share berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan go public di BEI.

Arief (2001) meneliti pengaruh earning per share dan dividen per share

terhadap harga saham pada perusahaan go public di Indonesia. Berdasarkan penelitian hasil uji parsial yang diperoleh variabel earning per share tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Dan variabel dividend per share tidak


(60)

Yuda Subrata (2010) meneliti pengaruh earning per share (EPS) dan dividend per share (DPS) terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Berdasarkan penelitian EPS dan DPS berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun bersama terhadap harga saham.

Sabrina Elicia (2011) meneliti analisis pengaruh earning per share, dividen per share

dan pertumbuhan penjualan terhadap harga saham perusahaan manufaktur. Berdasarkan penelitian earning per share dan dividen per share berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.

Dari segi teori, hasil penelitian ini sesuai dengan teori mengenai pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham yang menyatakan bahwa dividen yang tinggi meningkatkan harga saham dalam kaitannya dengan Bird-in-the-hand theory

(Gordon) yang menyatakan bahwa pendapatan dividen (a bird in the hand) mempunyai nilai yang tinggi bagi investor daripada pendapatan modal (a bird in the bush) karena dividen lebih pasti daripada pendapatan modal.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan tersebut antara lain:

1. jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas hanya pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi di Indonesia yang go


(61)

public dengan jumlah total perusahaan sebanyak lima perusahaan dan jumlah sampel sebanyak 20 laporan keuangan,

2. periode pengamatan dalam penelitian ini terbatas karena hanya mencakup tahun 2006 sampai dengan 2009,

3. peneliti melakukan pengamatan terhadap pengaruh dividend per share (DPS) dengan harga saham dengan mengabaikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi harga saham seperti kinerja keuangan perusahaan yang tercermin dalam rasio-rasio keuangan, kebijakan manajemen, tingkat resiko, laju inflasi, dan lain-lain.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mencoba memberikan saran baik bagi pihak perusahaan, calon investor dan investor serta peneliti selanjutnya.

1. Bagi Perusahaan

Untuk meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap perusahaan, maka perusahaan harus mampu menunjukkan kinerja perusahaan yang bagus dan menyampaikan informasi yang cukup kepada investor mengenai perkembangan perusahaan. Pengumuman mengenai dividen merupakan salah satu informasi penting yang harus disampaikan oleh perusahaan pada pemegang saham.


(62)

2. Bagi Investor dan Calon Investor

Untuk mengetahui kinerja perusahaan sebelum melakukan investasi sebaiknya para investor maupun calon investor mencari tahu mengenai profil perusahaan. Profil perusahaan dapat diperoleh melalui Bursa Efek Indonesia dan Instansi Pemerintah yaitu Bapepam sebagai pihak yang menentukan kebijakan di Bursa Efek Indonesia dalam menjamin keakuratan data informasi keuangan dan memberikan informasi yang berkualitas dengan sarana teknologi yang canggih sehingga kualitas laporan keuangan perusahaan lebih akurat dan relevan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan sampel yang lebih banyak dengan karakteristik yang lebih beragam dari berbagai sektor dan memperpanjang periode penelitian. Selain itu, penelitian yang akan datang juga sebaiknya menambah variabel independen yang turut mempengaruhi harga saham.


(63)

DAFTAR PUSTAKA BUKU

Bambang Riyanto, 1995. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, BPFE UGM, Yogyakarta.

Duwi Priyatno, 2010. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian dengan SPSS dan Tanya Jawab Ujian Pendadaran. Gaya Media, Yogyakarta.

Erlina dan Sri Mulyani, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, USU Press, Medan.

Husein Umar, 2003. Metode Riset Akuntansi Terapan, Edisi Pertama, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2012. Buku Pedoman Skripsi dan Ujian Komprehensif Program Strata Satu (S1), Medan.

Kuncoro, Mudrajad, 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Erlangga, Jakarta.

Pandji Anoraga dan Piji Pakarta, 2006. Pengantar Pasar Modal, Edisi Revisi, Rineka Cipta, Jakarta.

Situmorang, Syafrizal dan Iskandar Muda, 2008. Analisis Data Penelitian (Menggunakan Program SPSS), Edisi Pertama, USU Press, Medan.

Sugiyarso, G. dan F. Winarni, 2005. Manajemen Keuangan (Pemahaman Laporan Keuangan, Pengelolaan Aktiva, Kewajiban dan Modal serta Pengukuran Kinerja Perusahaan), Edisi Kedua, Media Pressindo, Yogyakarta.

Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Bisnis, CV Alfabeta, Bandung.

_______, 2006. Statistika untuk Penelitian, Edisi Kedua, Alfabeta, Bandung.

Warren, Carl S, James M. Reeve dan Philip E. Fees, 1999. Intermadiate Accounting, Edisi 19, Jilid 2, Alih Bahasa Alfonsus Sirait dan Helda Gunawan, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Widoatmojo, Sawidji, 2004. Cara Cepat Memulai Investasi Saham, PT Elex Media Komputido, Jakarta.


(64)

SKRIPSI

Taranika. 2009. Pengaruh Dividen Per Share dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public di BEI. Skripsi. Medan : FE USU.


(65)

LAMPIRAN 1

Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi

No Kode Nama Emiten Tanggal Berdiri Tanggal Listing 1 AQU

A

PT Aqua Golden Mississippi Tbk

23 Februari 1973 1 Maret 1990

2 DLTA PT Delta Djakarta Tbk 15 Juni 1970 30 Januari 1989 3 INDF PT Indofood Sukses Makmur

Tbk

14 Agustus 1990 14 Juli 1994

4 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk

3 Juni 1929 15 Desember 1981

5 MYO R

PT Mayora Indah Tbk 17 Februari 1977 4 Juli 1990

LAMPIRAN 2

Data Variabel Penelitian Tahun 2006

No Kode Nama Emiten DPS Harga Saham

1 AQUA PT Aqua Golden Mississipi Tbk. 630 110.000 2 DLTA PT Delta Djakarta Tbk. 1.300 22.800 3 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk. 35 1.350 4 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk. 2.640 55.000


(66)

LAMPIRAN 3

Data Variabel Penelitian Tahun 2007

No Kode Nama Emiten DPS Harga Saham

1 AQUA PT Aqua Golden Mississipi Tbk. 1.000 129.500 2 DLTA PT Delta Djakarta Tbk. 1.400 16.000 3 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk. 43 2.575 4 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk. 3.600 55.000

5 MYOR PT Mayora Indah Tbk. 40 1.750

LAMPIRAN 4

Data Variabel Penelitian Tahun 2008

No Kode Nama Emiten DPS Harga Saham

1 AQUA PT Aqua Golden Mississipi Tbk. 1.200 127.000 2 DLTA PT Delta Djakarta Tbk. 3.500 20.000 3 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk. 47 930 4 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk. 15.000 49.500


(67)

LAMPIRAN 5

Data Variabel Penelitian Tahun 2009

No Kode Nama Emiten DPS Harga Saham

1 AQUA PT Aqua Golden Mississipi Tbk. 1.800 244.800 2 DLTA PT Delta Djakarta Tbk. 9.500 62.000 3 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk. 93 3.550 4 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk. 12.500 177.000

5 MYOR PT Mayora Indah Tbk. 100 4.500

LAMPIRAN 6

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DPS 20 35.00 15000.00 2725.6500 4382.09514

HargaSaham 20 930.00 244800.00 54300.7500 69150.14481


(68)

LAMPIRAN 7

Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

HARGA SAHAM DPS

N 20 20

Normal Parametersa,,b Mean 54300.7500 2725.6500

Std. Deviation 69150.14481 4382.09514

Most Extreme Differences Absolute .226 .284

Positive .226 .284

Negative -.220 -.270

Kolmogorov-Smirnov Z 1.009 1.269


(69)

LAMPIRAN 8

Hasil Uji Heteroskedastisitas

LAMPIRAN 9

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the


(70)

LAMPIRAN 10

Hasil Uji Regresi Linier

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 40538.876 17854.622 2.270 .036

DPS 5.049 3.524 .320 1.433 .169

LAMPIRAN 11

Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate


(71)

LAMPIRAN 12

Hasil uji F

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 9.301E9 1 9.301E9 2.053 .169a

Residual 8.155E10 18 4.531E9

Total 9.085E10 19

LAMPIRAN 13

Hasil uji T

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 40538.876 17854.622 2.270 .036


(1)

LAMPIRAN 3

Data Variabel Penelitian Tahun 2007

No

Kode

Nama Emiten

DPS

Harga Saham

1

AQUA

PT Aqua Golden Mississipi Tbk.

1.000

129.500

2

DLTA

PT Delta Djakarta Tbk.

1.400

16.000

3

INDF

PT Indofood Sukses Makmur Tbk.

43

2.575

4

MLBI

PT Multi Bintang Indonesia Tbk.

3.600

55.000

5

MYOR

PT Mayora Indah Tbk.

40

1.750

LAMPIRAN 4

Data Variabel Penelitian Tahun 2008

No

Kode

Nama Emiten

DPS

Harga Saham

1

AQUA

PT Aqua Golden Mississipi Tbk.

1.200

127.000

2

DLTA

PT Delta Djakarta Tbk.

3.500

20.000

3

INDF

PT Indofood Sukses Makmur Tbk.

47

930

4

MLBI

PT Multi Bintang Indonesia Tbk.

15.000

49.500


(2)

LAMPIRAN 5

Data Variabel Penelitian Tahun 2009

No

Kode

Nama Emiten

DPS

Harga Saham

1

AQUA

PT Aqua Golden Mississipi Tbk.

1.800

244.800

2

DLTA

PT Delta Djakarta Tbk.

9.500

62.000

3

INDF

PT Indofood Sukses Makmur Tbk.

93

3.550

4

MLBI

PT Multi Bintang Indonesia Tbk.

12.500

177.000

5

MYOR

PT Mayora Indah Tbk.

100

4.500

LAMPIRAN 6

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DPS 20 35.00 15000.00 2725.6500 4382.09514

HargaSaham 20 930.00 244800.00 54300.7500 69150.14481

Valid N (listwise) 20


(3)

LAMPIRAN 7

Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

HARGA SAHAM DPS

N 20 20

Normal Parametersa,,b Mean 54300.7500 2725.6500

Std. Deviation 69150.14481 4382.09514

Most Extreme Differences Absolute .226 .284

Positive .226 .284

Negative -.220 -.270

Kolmogorov-Smirnov Z 1.009 1.269


(4)

LAMPIRAN 8

Hasil Uji Heteroskedastisitas

LAMPIRAN 9

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .320a .102 .053 67310.24917 2.467


(5)

LAMPIRAN 10

Hasil Uji Regresi Linier

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 40538.876 17854.622 2.270 .036

DPS 5.049 3.524 .320 1.433 .169

LAMPIRAN 11

Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate


(6)

LAMPIRAN 12

Hasil uji F

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 9.301E9 1 9.301E9 2.053 .169a

Residual 8.155E10 18 4.531E9

Total 9.085E10 19

LAMPIRAN 13

Hasil uji T

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 40538.876 17854.622 2.270 .036

DPS 5.049 3.524 .320 1.433 .169


Dokumen yang terkait

Pengaruh Earning Per Share dan Dividend Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public di Indonesia

1 37 98

Pengaruh Earning Per Share dan Dividend Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

12 85 93

Pengaruh Dividend Per Share Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia

0 47 83

PENGARUH DIVIDEND PER SHARE DAN EARNINGS PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA INDUSTRI PERBANKAN Pengaruh Dividend Per Share dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Industri Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013.

0 2 14

ANALISIS PENGARUH DIVIDEND PER SHARE DAN ANALISIS PENGARUH DIVIDEND PER SHARE DAN EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG GO PUBLIC DI BEI TAHUN 2006 - 2008.

0 1 18

PENDAHULUAN ANALISIS PENGARUH DIVIDEND PER SHARE DAN EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG GO PUBLIC DI BEI TAHUN 2006 - 2008.

0 1 8

PENGARUH DIVIDEND PER SHARE DAN RETURN ON INVESTMENT TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2004-2007.

0 0 10

PENGARUH DIVIDEN PER SHARE DAN EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIC DI BEI :Studi Penelitian Pada Perusahaan Manufaktur Periode 2005-2009.

0 1 30

Pengaruh Dividend Per Share dan Earning Per Share terhadap Harga Saham pada Perbankan Go Public.

0 0 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Saham a. Pengertian Saham - Pengaruh Dividend Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Go Public

0 0 16