leverage, umur obligasi, dan growth dianggap konstan, maka akan mempengaruhi obligasi perusahaan dalam memperoleh peringkat investment
grade sebesar 2,018.
h. Koefisien regresi growth sebesar 0,878 menunjukkan bahwa apabila setiap
kenaikan growth sebesar 1, dengan asumsi variabel likuiditas, profitabilitas, produktivitas, leverage, umur obligasi, dan size dianggap konstan, maka akan
mempengaruhi obligasi perusahaan dalam memperoleh peringkat investment
grade sebesar 0,878.
4.4 Pembahasan
a. Hubungan Likuiditas dengan Peringkat Obligasi
Hasil pengujian likuiditas terhadap peringkat obligasi diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,092
˂ 0,10. Dengan demikian nilai signifikansi lebih kecil dari 0,10. Maka dapat disimpulkan bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap
peringkat obligasi, sehingga hipotesis pertama H
1
diterima. Rasio likuiditas yang diproksikan current ratio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Tingkat likuiditas yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk membiayai kewajiban jangka pendeknya sehingga pemenuhan
operasional perusahaan akan dapat terpenuhi oleh perusahaan dari sumber-sumber aktiva perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
Alwi dan Nurhidayati 2012 yang menunjukkan bahwa variabel likuiditas yang diukur dengan rasio lancar current ratio berpengaruh terhadap peringkat obligasi.
Universitas Sumatera Utara
b. Hubungan Profitabilitas dengan Peringkat Obligasi
Hasil pengujian profitabilitas terhadap peringkat obligasi diperoleh nilai signifikansi sebesar 0, 065
˂ 0,10. Dengan demikian nilai signifikansi lebih kecil dari 0,10. Maka dapat disimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap
peringkat obligasi, sehingga hipotesis kedua H
2
diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Purwaningsih 2008 yang menunjukkan
bahwa variabel profitabilitas berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Hasil ini mengkonfirmasi pernyataaan Purwaningsih 2008 yang menyatakan
profitabilitas yang tinggi mengindikasikan perusahaan untuk melangsungkan kegiatan usahanyagoing concern. Selain menunjukkan kemampuan untuk melangsungkan
hidup going concern, laba juga merupakan alat penarik sumber pendanaan eksternal. Dengan adanya laba yang tinggi, pemberi pinjaman lebih dapat diyakinkan
bahwa perusahaan memiliki kemampuan membayar bunga secara teratur pada investor. Hal ini tentu saja memperkecil risiko gagal bayar sehingga peringkat
perusahaan penerbit obligasi menjadi semakin baik atau dapat terklasifikasi pada kategori investment grade.
c. Hubungan Produktivitas dengan Peringkat Obligasi
Hasil pengujian produktivitas terhadap peringkat obligasi diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,112 0,10. Dengan demikian nilai signifikansi lebih besar dari
0,10. Maka dapat disimpulkan bahwa produktivitas tidak berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi, sehingga hipotesis ketiga H
3
ditolak. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alwi dan Nurhidayati 2012
Universitas Sumatera Utara
yang menunjukkan bahwa variabel produktivitas berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Produktivitas yang tinggi menghasilkan pendapatan yang tinggi namun,
pendapatan yang tinggi belum tentu dialokasikan dalam pembayaran hutang. d.
Hubungan Leverage dengan Peringkat Obligasi Hasil pengujian leverage terhadap peringkat obligasi diperoleh nilai
signifikansi sebesar 0,283 0,10. Dengan demikian nilai signifikansi lebih besar dari 0,10. Maka dapat disimpulkan bahwa leverage tidak berpengaruh positif terhadap
peringkat obligasi, sehingga hipotesis keempat H
4
diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pandutama 2012 yang menunjukan
bahwa variabel leverage tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Leverage yang tinggi cenderung memiliki kemampuan yang rendah dalam memenuhi
kewajibanya. Salah satu alasanya adalah semakin tinggi leverage diartikan bahwa sebagian besar aktiva perusahaan didanai dengan hutang yang berdampak pada
rendahnya kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban-kewajibanya sehingga dapat menurunkan peringkat obligasi perusahaan.
e. Hubungan Umur Obligasi dengan Peringkat Obligasi
Hasil pengujian umur obligasi terhadap peringkat obligasi diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,470 0,10. Dengan demikian nilai signifikansi lebih besar dari
0,10. Maka dapat disimpulkan bahwa umur obligasi tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi, sehingga hipotesis kelima H
5
diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pandutama 2012 yang menunjukan
bahwa variabel umur obligasi tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Hasil
Universitas Sumatera Utara
observasi penelitian menunjukan bahwa umur obligasi sebagian besar memiliki umur obligasi yang pendek, dibawah lima tahun, sehingga tidak terlalu diperhitungkan
dalam pemeringkatan obligasi perusahaan. f.
Hubungan Size dengan Peringkat Obligasi Hasil pengujian size terhadap peringkat obligasi diperoleh nilai signifikansi
sebesar 075 ˂ 0,10. Dengan demikian nilai signifikansi lebih kecil dari 0,10. Maka
dapat disimpulkan bahwa size berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi, sehingga hipotesis keenam H
6
diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alwi dan Nurhidayati 2012 yang menunjukan bahwa
variabel size berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Ukuran perusahaan diukur dengan total aset. Total aset merupakan gabungan dari modal sendiri perusahaan
dengan modal yang berasal dari hutang termasuk dari obligasi. Dengan demikian perusahaan dengan aset yang besar mempunyai kemampuan dalam menjamin
aktivanya sehingga berdampak pada rendahnya risiko yang dihadapi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perusahaan dengan total aset yang tinggi
memberikan peringkat yang tinggi juga terhadap obligasi perusahaan tersebut. g.
Hubungan Growth dengan Peringkat Obligasi Hasil pengujian growth terhadap peringkat obligasi diperoleh nilai
signifikansi sebesar 0,261 0,10. Dengan demikian nilai signifikansi lebih besar dari 0,10. Maka dapat disimpulkan bahwa growth tidak berpengaruh terhadap peringkat
obligasi, sehingga hipotesis ketujuh H
7
ditolak. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Adhisyahfitri, dkk 2012 yang menunjukan bahwa
Universitas Sumatera Utara
variabel growth tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Pada umumnya growth perusahaan yang baik akan memberikan peringkat investment grade. Namun
growth dapat dilihat dari berbagai sisi, seperti kondisi politik negara dimana perusahaan tersebut beroperasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa growth tidak
berpengaruh terhadap peringkat obligasi.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor apa saja yang bisa
mempengaruhi peringkat obligasi pada perusahaan yang terdaftar di PT PEFINDO. Variabel penelitian yang digunakan adalah variabel terikat, yaitu
peringkat obligasi. Sedangkan variabel bebas yang digunakan adalah likuiditas, profitabilitas, produktivitas, leverage, umur obligasi, size, dan growth. Analisis
dilakukan dengan menggunakan analisis Regresi Logistik dengan program Statistical Package for Social Sciences SPSS Ver. 16. Sampel penelitian
sebanyak 72 perusahaan. Maka penelitian ini berhasil memberikan tambahan bukti empiris bahwa likuiditas, profitabilitas, dan size berpengaruh positif
terhadap peringkat obligasi pada perusahaan yang terdaftar di PT PEFINDO pada tahun periode 2010-2012, sedangkan produktivitas, leverage, umur obligasi, dan
growth tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi pada perusahaan yang terdaftar di PT PEFINDO pada tahun periode 2010-2012.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat beberapa saran yang dapat diberikan, yaitu:
1. Bagi emitenperusahaan yang mengeluarkan obligasi hendaknya memperbaiki
atau meningkatkan kinerja keuangannya, misalnya dengan cara selalu tepat
Universitas Sumatera Utara