10
2.3 . Pendapatan asli daerah PAD
Berdasarkan UU No. 25 Tahun 1999, pendapatan asli daerah PAD propinsi terdiri atas :
i hasil pajak daerah
ii hasil retribusi daerah
iii hasil perusahaan milik daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah
lainnya yang dipisahkan iv
lain- lain pendapatan asli daerah yang sah. Rincian PAD dalam UU no.25 Tahun 1999 ini sama seperti Pendapatan Asli Daerah
Sendiri PADS yang diatur dalam UU no. 5 Tahun 1974
2.3.1. Pajak daerah Pelaksanaan pajak daerah diatur oleh UU No. 18 Tahun 1997 mengenai pajak
daerah dan retribusi daerah. Hampir di setiap daerah, pajak daerah memberikan kontribusi yang dominan dibanding komponen-komponen Pendapatan Asli Daerah
lainnya. Dalam peraturan pelaksanaan Undang-Undang No. 18 ini, Menteri Dalam Negeri telah mengeluarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 10 Tahun 1998 yang
memuat jenis pajak dan retribusi yang dicabut dan tidak dapat dipungut lagi oleh pemerintah baik daerah Propinsi maupun daerah KabupatenKota. Pajak yang tidak dapat
dipungut lagi oleh propinsi adalah sebagai berikut: i
Pajak atas ijin menangkap ikan di perairan umum di wilayahnya. ii
Pajak alat angkutan air. iii
Bea balik nama angkutan air. 2.3.2. Retribusi daerah
Sesuai dengan Undang-Undang yang baru, retribusi daerah propinsi secara umum hanya terdiri dari tiga macam yaitu retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha dan retribusi
perizinan tertentu. Retribusi jasa umum adalah retribusi atas jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemakmuran dan kemanfaatan umum
serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Retribusi jasa usaha adalah retribusi atas jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah dengan menganut prinsip komersial
karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta. Retribusi perizinan
11 tertentu adalah retribusi atas kegiatan tertentu pemerintah daerah dalam rangka
memberikan izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan
sumber daya alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 10 Tahun 1998, jumlah
retribusi propinsi yang dicabut mencapai 16 item retribusi. Ke 16 jenis retribusi tersebut adalah:
i pengusahaan tambak ikan di tepi pantai
ii ijin pengambilan pasir, kerikil dan batu kapur
iii pengambilan dan pembakaran batu gamping
iv pengelolaan bahan galian golongan C
v pengujian mutu hasil perikanan
vi leges
vii dispensasi kelas jalan
viii tempat pelelangan ikan ix
penyelenggaraan benih ikan dan udang x
pertambangan rakyat untuk galian emas xi
perizinan pariwisata xii
hasil hutan dan laut xiii air bawah tanah
xiv sertifkat prakualifikasi xv
pungutan atas dokumen lelang xvi penimbunan dan penyimpangan bahan bakar
2. 3.3. Laba perusahaan Jika negara memiliki badan usaha milik negara, maka daerah pun punya badan
usaha milik daerah BUMD. BUMD bergerak di berbagai bidang usaha seperti perbankan BPD, air bersih, dan sebagainya. Berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun
1962 mengenai perusahaan daerah ditujukan untuk turut serta melaksanakan pembangunan daerah khususnya dan pembangunan ekonomi umumnya.
12 2.3.4. Penerimaan lain-lain
Penerimaan lain- lain adalah penerimaan pemerintah daerah di luar yang telah diuraikan di atas seperti penerimaan dari sewa rumah dinas milik daerah dan penjualan
barang milik daerah. 2.3.5. Bagi hasil pajak dan bukan pajak
Yang dimaksud dengan bagi pajak dan bukan pajak adalah bagian pajak dan bukan pajak pusat yang dibagihasilkan kepada daerah, baik daerah propinsi maupun
kabupatenkota. Bagi hasil terdiri atas dua jenis yaitu bagi hasil pajak dari pajak bumi dan bangunan PBB dan bukan pajak yang mencakup iuran hak pengusahaan hutan IHPH
dan iuran hasil hutan IHH. Berdasarkan SK Menteri Keuangan No.83 Tahun 1994, sejak tahun 1995 bagian penerimaan pusat dibagikan secara merata kepada seluruh
daerah kabupatenkota. Berdasarkan UU No. 25 Tahun 1999, bagi hasil pajak dan bukan pajak akan menjadi bagian terpenting dari dana perimbangan pusat dan daerah.
2.3.6. Sumbangan dan bantuan Sumbangan dan bantuan yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada daerah
baik propinsi maupun kabupatenkota untuk membantu membiayai belanja pegawai daerah dan pegawai pusat yang diperbantukan dan untuk pembangunan daerah yang
bersangkutan. Sebagian besar sumbangan adalah dalam bentuk Subsidi Daerah Otonomi SDO yang merupakan perimbangan keuangan pemerintah pusat atas pembiayaan gaji
dan tunjangan lainnya termasuk bagi pegawai negeri sipil di daerah. Subsidi lainnya antara lain untuk biaya operasional rumah sakit daerah, biaya pra jabatan dan subsidi
pembiayaan penyelenggaraan otonomi daerah.
13
Gambar 3. Skema pengambilan keputusan dana alokasi umum DAU Sumber: Rosidi, A., Data Dasar dan Formulasi Penghitungan Dana Alokasi Umum
DAU tahun 2003.
PEMERINTAH DAERAHDPRD
PROP.,KABKOTA, BPS DAERAH
DEPKEU RAPBN
PEMERINTAH PUSAT DEPKEU,BI,DEPT.
LPND BPS
DPR RI
PANJA II ANGGARAN
DITJEN PKPD, DEPDIKNAS,
KEMPRASWIL, DEPKES, BPS
DITJEN ANGGARAN, PAJAK, BEA CUKAI,
BAPPENAS
PANJA I ANGGARAN
DANA PERIMBANGAN:
DAU,DAK, DLL. RAPBN:
PENDAPATAN PENGELUARAN
PLENO
UU APBN
PEMERINTAH PARIPURNA
DPR
14
2.4. Pengeluaran APBD 2.4.1.