25 Untuk mempresentasikan indikator kesehatan ditunjukkan oleh variabel balita kurang gizi
di tingkat kabupatenkota. Komponen berikutnya dari pola keterkaitan kinerja pembangunan tersebut adalah komponen struktur penganggaran daerah, terutama yang
berkaitan dengan struktur pengeluaran untuk bidang pendidikan. Pada komponen ini melihat bagaimana rasio pengeluaran di bidang pendidikan dibandingkan dengan total
pengeluaran pembangunan. Variabel ini sangat penting dalam upaya pemerintah untuk mendorong kemajuan di bidang pendidikan terutama untuk menurunkan tingkat buta
huruf dan meningkatkan kesehatan masyarakat yang pada gilirannya akan mengoptimalkan kinerja pembangunan.
3.2. Analisis Tabulasi
Untuk menganalisis struktur dan pertumbuhan perekonomian, struktur penerimaan dan pengeluaran APBD kabupatenkota digunakan analisis tabulasi dan analisis deskriptif.
Analisis deskriptif untuk struktur perekonomian dapat menguraikan kontribusi sektor dalam kabupatenkota sehingga dapat dilihat sektor mana saja yang mempunyai peran
yang dominan di kabupatenkota tersebut. Demikian juga analisis deskriptifstruktur untuk melihat kontribusi penerimaan dan pengeluaran APBD kabupatenkota terhadap
total penerimaan dan pengeluaran dari seluruh kabupatenkota dalam propinsi.
3.3. Analisis Pengembangan Sektor Prioritas
Untuk mengamati dan mengkaji sektor-sektor apa saja yang menjadi prioritas untuk dikembangkan, digunakan Kuosien Lokasi LQ= location quotient. Pada hakikatnya,
metode ini menampilkan perbandingan relatif antara kemampuan suatu sektor di wilayah yang diamati dengan kemampuan sektor yang sama pada wilayah yang lebih besar.
Misalnya kemampuan sektor industri di tingkat wilayah kabupaten di bandingkan dengan kemampuan sektor yang sama untuk wilayah propinsi.
Rumus LQ adalah sebagai berikut:
X X
x x
LQ
i j
ij ij
= ……………………… 1
Keterangan:
26 LQ
ij
= kuosien lokasi untuk sektor i di kabupatenkota x
ij
= output sektor i di kabupatenkota x
j
= total output kabupatenkota X
i
= output sektor i propinsi X = total output propinsi
Kriteria yang dipakai dalam menentukan model LQ adalah sebagai berikut: a. Jika LQ 1, maka sektor dari wilayah tersebut selain dapat memenuhi kebutuhan
wilayah tersebut, juga dapat melakukan ekspor untuk meme nuhi wilayah lain. b. Jika LQ = 1, maka output dari sektor tersebut hanya cukup memenuhi kebutuhan
wilayah sendiri. c. Jika LQ 1, maka sektor tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan
wilayahnya, sehingga harus dan cenderung melakukan impor dari wilayah lain.
3.4. Analisis Tingkat Ketimpangan Wilayah
Untuk mengukur ketimpangan antar wilayahdaerah biasanya digunakan Indeks Williamson IWS. Kriteria pengukurannya, jika semakin tinggi indeksnya, maka
kesenjangan antar wilayah semakin besar. Sebaliknya, jika semakin kecil indeksnya, maka kesenjangan semakin kecil. Namun ada kelemahan mendasar dari indeks ini, yaitu
mengabaikan pertumbuhan yang diakibatkan oleh adanya keterkaitan antar wilayah. Rumus indeks Williamson adalah sebagai berikut:
y n
f y
y V
i i
i w
∑
=
− =
1 2
…………….…. 2 keterangan:
V
w
= Indeks Williamson y
i
= pendapatan perkapita kabupaten ke-i y = pendapatan perkapita propinsi
f
i
= jumlah penduduk kabupaten ke- i
27
3.5. Analisis Keterkaitan