Keterkaitan antara Kinerja Pembangunan, Struktur Penganggaran dan Tipologi Permasalahan Daerah

68 terdapat di kota Bandung, yaitu sebesar 1,7 persen. Untuk rata-rata propinsinya adalah sebesar 7,8 persen. Selanjutnya variabel penduduk tanpa akses terhadap air bersih, terbesar adalah terdapat di kabupaten Tasikmalaya dengan persentase sebesar 80.0 persen. Sedangkan yang terendah terdapat di kota Bandung. Nilai untuk propinsi adalah sebesar 62,1 persen. Untuk variabel penduduk tanpa akses terhadap sarana kesehatan, tertinggi terdapat di kabupaten Cianjur dengan persentase sebesar 55,9 persen. Persentase terendah terdapat di kota Sukabumi, kota Cirebon dan kota Bekasi dengan persentase masing-masing 0.0 persen. Sedangkan untuk angka persentase penduduk tanpa akses kesehatan propinsi Jawa Barat termasuk Banten adalah sebesar 22,4 persen. Berikutnya variabel balita kurang gizi. Persentase terbesar untuk balita kurang gizi terdapat di kabupaten Pandeglang Banten, dengan persentase sebesar 39,6 persen. Sedangkan persentase terkecil terdapat di kota Sukabumi dengan persentase sebesar 10,9 persen. .

5.4. Keterkaitan antara Kinerja Pembangunan, Struktur Penganggaran dan Tipologi Permasalahan Daerah

Dari hasil olah dengan menggunakan beberapa software statistik diperoleh korelasi antara kinerja pembangunan daerah yang diwakili oleh variabel pertumbuhan ekonomi riil kabupatenkota dengan tipologi permasahan daerah yang diwakili oleh variabel tingkat buta huruf orang dewasa kabupatenkota. Besar korelasi antara dua variabel tersebut cukup kuat, yaitu -0.817 dengan P-Value 0.000, yang bermakana ada hubungan negatif, di mana untuk meningkatkan kinerja pembangunan harus menurunkan tingkat buta huruf. Korelasi pertumbuhan ekonomi yang merupakan cerminan dari kinerja pembangunan kabupatenkota dengan rasio alokasi dana pengeluaran untuk pendidikan dalam APBD kabkota adalah sebesar 0,726 persen dengan P-Value 0.000. Hal ini berarti ada hubungan yang positif antara kedua variabel tersebut, dimana untuk meningkatkan kinerja pembangunan harus disupport oleh dana untuk pendidikan yang memadai. Analisis regresi menggambarkan adanya keterkaitan antara kinerja pembangunan dengan struktur penganggaran daerah dan tipologi permasalahan daerah. Persamaan regresi logaritma natural linearnya sebagai berikut: 69 LnY r = ß + ß 1 WLnY r + ? ß i Ln X i + e r Setelah proses pengolahan data, diperoleh persamaan umumnya sebagai berikut: LnY r = 2.230 - 0.09WLnY r + 0.419 Ln X 1 – 0.58 Ln X 2 dengan Multiple R = 0.913439 R 2 = 0.834370 dan P-Value = 0.000000. Dari nilai- nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat signifikansi dari model ini cukup tinggi, dimana P-Value 5. Gambar 8. di bawah menunjukkan fitted line plot antara varibel kinerja pembangunan dengan rasio anggaran untuk pendidikan dengan persamaan umum regresinya adalah LnYr = -0,1573 + 1,132 LnDidik dengan R-Sqnya sebesar 52.7 Persentase Alokasi Anggaran Pendidikan Skala Logarit ma Natural Ti n g ka t P e rt u m b u h a n Y r S k a la L o g N a tu ra l 2.5 2.0 1.5 1.0 0.5 0.0 3 2 1 -1 S 0.510135 R- Sq 52.7 R- Sq ad j 50.7 Fitted Line Plot LnYr = - 0.1573 + 1.132 LnDidik Gambar 8. Hubungan Kinerja Pembangunan dan Alokasi Anggaran Pendidikan Skala Logaritma Natural Sumber: Diolah dari Lampiran 71 70 Pada Gambar 9. menunjukkan fitted line plot antara varibel kinerja pembangunan dan variabel tingkat buta huruf dengan persamaan umum regresinya adalah LnYr = 2,850 - 0,8928 LnBH dengan R-Sqnya sebesar 66.89 Tingkat But a Huruf BH Skala Logarit ma Nat ural T in g k a t P e rt u m b u h a n S k a la L o g N a tu ra l 3.5 3.0 2.5 2.0 1.5 1.0 0.5 3 2 1 -1 S 0.427373 R- Sq 66.8 R- Sq ad j 65.4 Fitted Line Plot LnYr = 2.850 - 0.8928 LnBH Gambar 9. Hubungan Kinerja Pembangunan dan Tingkat Buta Huruf Skala Logaritma Natural Sumber: Diolah dari Lampiran 71 Kinerja pembangunan dipengaruhi oleh rasio pengeluaran pendidikan dalam APBD kabupatenkota dengan koefisien sebesar 0.419. Sedangkan variabel tingkat buta huruf berpengaruh negatif terhadap kinerja pembangunan dengan koefisien negatif 0.58. Angka–angka ini bermakna tingkat buta huruf akan melemahkan kinerja pembangunan. 71 Sehingga tindakan yang harus dilakukan adalah memperbaiki taraf kehidupan dengan memperhatikan pendidikan secara terpadu.

5.5. Implementasi Pembangunan Berkelanjutan dan Good Governance