C. T. Simorangkir SH, dalam bukunya yang berjudul Hukum Dampak Dari Penyalahgunaan Kebebasan Pers

Identitas kebebasan pers Indonesia oleh para tokoh pers terkemuka, menyebut kebebasan Pers tersebut sebagai kebebasan fungsional, maksudnya kebebasan yang diabdikan untuk suatu tujuan tertentu atau suatu kebebasan yang mengemban suatu fungsi dan tanggung jawab

J. C. T. Simorangkir SH, dalam bukunya yang berjudul Hukum

Kebebasan Pers mengemukakan mengenai kebebasan pers Indonesia sebagai berikut : 1. Hukum Indonesia telah mengakuimengaturmenjamin perihal kebebasan pers 2. Kebebasan pers di Indonesia tidaklah dapat dilihatdiukur semata- mata dengan kaca mata kebebasan pers barat 3. Ciri kebebasan pers Indonesia sebagai berikut : 1. Pers yang bebas dan bertanggung jawab 2. Pers yang sehat 3. Pers sebagai penyebar informasi yang obyektif 4. Pers yang melakukan kontrol sosial dan konstruktif 5. Pers sebagai penyalur aspirasi rakyat dan meluaskan komunikasi dan partisipasi masyarakat 6. Terdapatnya interaksi positif antara pers, pemerintah dan masyarakat 4. Kebebasan pers diakui, dijamin dan dilaksanakan di Indonesia dalam rangka pelaksanaan demokrasi Pancasila

E. Dampak Dari Penyalahgunaan Kebebasan Pers

Bagaimanapun juga baiknya suatu sistem, dan bagaimanapun juga baiknya prinsip-prinsip pokok yang melandasinya, dalam taraf terahirnya, nilai sesuatu lembaga kemasyarakatan seperti pers ditentukan oleh kualitas dan kuantitas yang dapat dikembangkan dalam kehidupan pers sehari-hari di lingkungan masyarakatnya. Bagaimanakah pertumbuhan dan perkembangan pers di Indonesia dewasa ini, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif ada baiknya merenungkan dan mencarikan jawaban dari berbagai permasalahan yang ada dan timbul dalam kehidupan pers di Indonesia. Memberikan penilaian kualitatif terhadap sesuatu sistem pers, berarti menilai kadar kebebasan yang dimiliki pers dalam praktek kehidupan pers tersebut sehari-hari. Pada prinsipnya, di Indonesia dianut pengertian di mana kebebasan disatu nafaskan dengan tanggung jawab dimana pengalaman kebebasan harus seimbang dengan tanggung jawab yang mestinya mengikutinya. Yang dicita-citakan adanya suatu kesatuan dalam keseimbangan yang harmonis antara kebebasan dan tanggung jawab tersebut.

S. Tasrif, menyatakan bahwa seseorang wartawan yang baik