8
merubah hara anorganik menjadi bahan organik dan penghasil oksigen yang sangat mutlak diperlukan bagi kehidupan makhluk yang lebih tinggi tingkatannya.
Dilihat dari daya reproduksi dan produktivitasnya, maka fitoplankton mempunyai produktivitas yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
organisme autotrof yang lebih tinggi tingkatannya. Fitoplankton juga berperan sebagai produsen tingkat pertama yang ada diseluruh badan air dimuka bumi .
Boney 1976 menjelaskan bahwa semua jenis fitoplankton yang hidup pada suatu perairan merupakan penyongkong produktivitas primer.
Beberapa jenis fitoplankton yang ditemukan di Rawa Pening melalui hasil penelitian sebelumnya adalah Synedra sp, Navicula sp, Diatoma sp, Melosira sp,
Cocconeis sp, Scenedesmus sp, Closterium sp, Peridinium sp, Staurastrum sp, Microcystis sp, Nitzchia, , Actinastrum sp, Cryptomonas sp, Flagellata sp,
Tetrapedia sp, Tracellomonas sp Cyclotella sp, Chroomonas sp, Attheya sp Goeltenboth, 1979, sedangkan melalui penelitian yang dilakukan Maryanto
1991 didapatkan 10 jenis fitopalnkton, yaitu Cyrptomonas sp, Microcysits sp, Chroococcus sp, Tracelomonas sp, Melosira sp, Synedra sp, Navicula sp,
Actinastrum sp, Tetraedon sp, Peridinium sp.
B. Distribusi, Keanekaragaman, Kemerataan, Dominansi dan Kepadatan Ikan
Ikan merupakan salah satu organisme yang mendiami hampir seluruh lapisan perairan. Pada umumnya, semakin besar ukuran habitat semakin besar
pula jumlah dan keanekaragaman jenis ikannya Bishop, 1973 dalam Kottelat et
9
al., 1993. Proses seleksi alam berperan terhadap setiap jenis ikan sehingga
setiap jenis sungai, danau atau genangan air dapat dihuni oleh jenis-jenis ikan tertentu saja. Kondisi air, dasar air, kedalaman dan laju arus air menentukan
jenis ikan yang menghuni perairan tersebut. Cara-cara penyebaran ikan yang telah berlaku sejak beratus-ratus tahun
yang lampau, akan berlaku pula sampai masa sekarang dan yang akan datang. Adanya penyebaran dari ikan di alam bebas, adalah sebagai akibat kegiatan
kerja alam yang terus menerus. Menurut Kottelat et al., 1993, distribusi ikan air tawar di Indonesia bagian barat dan Sulawesi tergantung pada kemampuan
ikan untuk bertahan hidup dalam tipe perairan yang berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan pendapat Ommanney 1985 yang menyatakan ikan-ikan akan
mencari tempat bertelur dan sumber makanan yang paling baik karena terdorong oleh perubahan suhu beserta jumlah dan tipe makanan yang tersedia.
Djuhanda 1981 berpendapat bahwa suatu jenis kelompok ikan yang dapat menguasai kondisi alam yang ditempatinya akan dapat berkembang biak
ditempat tersebut dengan suburnya dan daerah tempat kelompok tadi bertambah lama akan bertambah meluas. Ikan-ikan dari suatu perairan dapat berasal dari
penyebaran ikan dari daerah lain atau perairan lain. Menurut Kottelat et al., 1993 ikan-ikan pendatang kadang-kadang bersifat predator dan mendesak
komunitas ikan yang menetap. Salah satu faktor yang mempengaruhi distribusi ikan selain produktivitas
primer adalah pasang surut air. Menurut pendapat para nelayan disekitar Rawa
10
Pening, pada kondisi air surut jumlah ikan cenderung sedikit. Pada kondisi air pasang, terutama pada awal musim penghujan jumlah ikan sangat melimpah.
Keanekaragaman adalah gabungan antara jumlah jenis dan jumlah individu masing-masing jenis dalam suatu komunitas atau sering disebut kekayaan jenis
Deshmukh, 1992. Menurut Harjosuwarno 1990, keanekaragaman jenis merupakan gabungan dari kekayaan jenis dan kemerataan jenis. Menurut Odum
1993, ada dua komponen keanekaragaman jenis yaitu kekayaan jenis dan kemerataan atau equitabilitas. Kekayaan jenis adalah jumlah jenis dalam suatu
komunitas. Kemerataan atau equitabilitas adalah pembagian individu yang merata diantara jenis. Kemerataan menjadi maksimum apabila semua spesies
mempunyai jumlah individu yang sama atau rata. Menurut Kamisa 1997, dominansi merupakan tindakan penguasaan suatu
spesies terhadap spesies lain yang lemah, misalnya ketika ada suatu spesies yang terdapat dalam jumlah yang paling banyak atau paling melimpah dalam suatu
habitat diantara spesies lain, maka spesies tersebut dikatakan yang paling mendominansi.
Menurut Kramadibrata 1996, kepadatan ialah tinggi rendahnya jumlah individu populasi suatu spesies hewan yang merupakan besar kecilnya ukuran
populasi atau tingkat kepadatan populasi itu. Soegianto 1994 menyatakan bahwa, kepadatan density adalah jumlah individu per unit area luas atau unit
volume. Dalam sampling fauna, menentukan kepadatan mutlak seringkali tidak mungkin dilakukan. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan membuat indeks
kepadatan, yang umum digunakan untuk keperluan pembandingan. Indeks itu
11
dapat dinyatakan sebagai jumlah individu per unit habitat atau jumlah individu per unit usaha, bukan lagi jumlah individu per unit luas.
C. Hubungan antara Produktivitas Primer dengan Distribusi Ikan