21
aktifitas . Penyesuaian tersebut telah berlangsung pada saat matahari terbit mulai sejak jam 06.00 pagi, dengan demikian intensitas cahaya pada selang waktu
inkubasi tersebut oleh fitoplankton secara optimal digunakan untuk proses fotosintesis.
b. Teknik Sampling Ikan
Pengambilan sampel ikan dilakukan pada 3 stasiun penelitian. Pada setiap stasiun dilakukan penangkapan ikan dengan menggunakan jala tebar dan gill net.
Jala tebar dan gill net ini dioperasikan selama 1-2 jam. Diharapkan dalam waktu tersebut jumlah ikan yang tertangkap dapat menggambarkan jumlah dan jenis ikan
yang ada di stasiun tersebut. Selanjutnya jumlah ikan yang tertangkap pada setiap stasiun dihitung dan dipisahkan menurut jenisnya.
Pengambilan sampel dilakukan selama 3 minggu dengan selang waktu 1 minggu. Hal ini dilakukan untuk memberi kesempatan ikan kembali lagi kedaerah
tersebut dan juga untuk memastikan ikan jenis lain masih ada yang tersampling sehingga diharapkan selama selang waktu penangkapan 1 minggu tersebut dapat
terambil seluruh sampel ikan yang ada.
D. Variabel Penelitian
1. Variabel utama dalam penelitian ini adalah tingkat produktivitas primer,
jumlah dan jenis ikan yang ada di stasiun pengamatan yang telah ditentukan. 2.
Variabel pendukung meliputi keadaan abiotik di ekosistem perairan Rawa Pening yang meliputi : kedalaman air, suhu air, CO2 dan O2 terlarut, pH dan
kecerahan
22
E. Prosedur Penelitian
1. Persiapan penelitian a.
Menyiapkan semua peralatan yang diperlukan b.
Membersihkan dan mengecek apakah semua peralatan dapat berfungsi dengan baik
2. Alat dan Bahan A.
Alat a.
Termometer skala 0
o
C-100
o
C untuk mengukur suhu air b.
Lux meter skala high 0-2000 dan low 0-300 untuk mengukur intensitas cahaya.
c. Tongkat berskala untuk mengukur kedalaman air dengan ketelitian 1
cm. d.
Meteran dengan skala ketelitian 1 cm. e.
Kit ekologi untuk mengukur kadar oksigen terlarut. f.
Kit ekologi untuk mengukur kadar karbondioksida terlarut. g.
pH meter untuk mengukur pH air. h.
Secchi disk untuk mengukur tingkat kecerahan air. i.
Bola ping-pong dan stop watch untuk mengukur kecepatan arus. j.
Kemmerer water sampel dengan volume 1 liter untuk mengambil sampel air.
k. Botol sampel gelap dan botol sampel terang untuk inkubasi sampel.
l. Alat penangkap ikan yaitu :
23
- Jala tebar dengan mesh size 1-3 cm, keliling 4 m, tinggi 2,5-
3m, panjang tali 3-10 m. -
Gill net dengan mesh size 2-6 cm. m.
Ember untuk menyimpan ikan yang tertangkap. n.
Kantong plastik transparan. o.
Sampan untuk transportasi dari stasiun satu ke stasiun lain. p.
Termos es B.
Bahan a. Alkohol 70 untuk mengawetkan ikan.
b. Sampel air yang diambil dari permukaan, tengah dan dasar perairan. c.
Reagen untuk mengukur kadar O
2
terlarut yaitu larutan MnSO
4
, KOHKI, H2SO
4
pekat, amilum dan Na
2
S
2
O
3
d. Reagen untuk mengukur kadar CO2 terlarut yaitu PP dan NaOH.
e. Reagen untuk mengukur kadar kandungan organik.
C. Cara kerja
1. Pengambilan Sampel a.
Langkah- langkah pengambilan sampel Produktivitas Primer Mengambil sample plankton dalam air dilakukan secara vertikal
pada setiap variasi kedalaman dengan menggunakan Kemmerer Water Sampel
. Kemudian mengukur kondisi awal abiotik perairan, termasuk oksigen terlarut. Sample air dimasukkan kedalam botol
gelap dan botol terang sebanyak 1 liter kemudian kedua botol
24
tersebut ditutup. Keduanya diletakkan sesuai dengan titik pengambilan sample air agar lebih jelas dapat dilihat pada gambar
2.4 dan dibiarkan selama 5 jam pukul 09.00-14.00 WIB. Setelah 5 jam, kedua botol gelap dan botol terang di ambil untuk diukur
oksigen terlarutnya dengan menggunakan metode Winkler. b.
Langkah- langkah pengambilan sampel Ikan Sampel ikan diperoleh dari hasil tangkapan pada masing-masing
stasiun dengan menggunakan jala tebar dan gill net. Ikan-ikan yang tertangkap di hitung jumlahnya dan kemudian di pisahkan menurut
jenisnya . Satu individu ikan dari tiap-tiap jenis ikan kemudian dimasukkan dalam toples yang berisa alkohol 70 dan diberi label
untuk keperluan identifikasi. Identifikasi ikan dilakukan dilaboratorium Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang dengan
menggunakan buku panduan identifikasi ikan dari Kottelat et al., 1993.
2. 4. Gambar peletakan botol gelap dan botol terang sesuai dengan variasi kedalaman.
2. Pengukuran Kualitas Air a. Pengukuran pH air
Memasukan kertas indikator universal ke dalam air sampel. Kemudian mencocokannya dengan warna kalibrasi pada tempatnya.
25
b. Pengukuran suhu. Memasukan ujung termometer ke dalam air sampel. Membiarkannya
beberapa saat sambil melihat gerakan air raksa. Apabila sudah tidak bergerak lagi maka skala termometer ini dapat dibaca. Angka ini
menunjukkan suhu air. Untuk mengukur suhu pada suatu kedalaman, maka dapat dilakukan dengan cara mengambil sampel air dengan
menggunakan Kemmerer Water Sampel dan kemudian langsung memasukkan termometer pada saat sampel didapat.
c. Pengukuran kecerahan.
Memasukan secchi disk ke dalam perairan. Menurunkan alat tersebut secara perlahan-lahan sampai tidak kelihatan, kemudian dicatat
kedalamannya. Cakram ditenggelamkan lagi dan secara perlahan dinaikan sampai tampak kemudian kedalamnya juga dicatat, dari
kedua data tadi dirata-rata hasilnya. Hasilnya merupakan nilai transparasi cahaya.
d. Pengukuran kecepatan arus.
Menentukan titik A dan B kemudian bola ping-pong dilepaskan searah dengan arus air. Ketika bola dilepaskan dari titik A maka stop
watch dinyalakan dan setelah bola sampai pada titik B segera stop watch dimatikan. Pengukuran ini dilakukan 3 kali dan hasil yang
didapat kemudian dirata-rata.
26
e. Kandungan oksigen terlarut menurut Winkler yaitu : 1.
Mengambil 20 ml air dengan menggunakan gelas ukur dari kit ekologi.
2. Menambahkan 1 tetes reagen MnSO
4
kedalam air sampel dan menambahkan KOH-KI, mengkocok dan membiarkan selama 1
menit hingga terbentuk endapan coklat. 3.
Menambahkan 2 tetes reagen H
2
SO
4
kemudian mengkocok sampai endapanya hilang dan warna larutannya menjadi kuning.
4. Mengambil 5 ml larutan berwarna kuning tersebut kemudian
menambahkan 1 tetes reagen amilum hingga larutan berubah warnanya menjadi biru tua.
5. Melakukan titrasi dengan reagen Na
2
S
2
O
4
sampai warna biru pada larutan menghilang.
Kadar O2 terlarut : jumlah ml x 10 mgl. f.
Kandungan CO
2
bebas terlarut menurut Winkler yaitu : 1. Mengambil 5 ml air sampel dengan menggunakan gelas ukur dari
kit ekologi. 2. Menambahkan reagen Penolf-ptealin PP sebanyak 1 tetes.
3. Melakukan titrasi dengan reagen NaOH hingga berwarna merah muda.
Kadar CO
2
bebas terlarut : jumlah ml titran x 100 mgl. g.
Mengukur kedalaman air
27
Caranya dengan memasukkan tongkat berskala pada bagian yang akan diukur kedalamannya. Kemudian kedalaman air dapat dilihat
pada skala. h.
Kandungan bahan organik Mengambil sampel kemudian diujikan dilaboratorium.
F. Metode Analisis Data