11 setiap titik kelipatan 0.5 meter sepanjang 25 meter. Jadi setiap transek ada
sebanyak 50 data untuk tutupan karang. Kategori tutupan karang ini terbagi dalam 10 kelompok : karang keras HC, karang lunak SC, sponge SP, biota lain
OT, pecahan karang R, karang mati DC, batu RCK, algae koralin CA, algae makro MA dan pasir dan debu SSi.
3. Ikan Karang
Untuk mengetahui gambaran umum jenis ikan karang dengan cara melihat ikan-ikan visual sensus yang dijumpai pada jarak 2.5 meter sebelah kiri dan
sebelah kanan garis transek. Adapun yang dicatat adalah jumlah jenis dan jumlah individu ikan. Lokasi transek ikan karang sama dengan lokasi pengamatan persen
tutupan karang, yakni 5 lokasi perairan masing- masing adalah: Gurabesy, Yenmangkwan, Kordiris, Fiaduru dan Kormansiwin.
Spesies ikan tersebut dikelompokkan dalam 3 kelompok utama, yaitu : Ikan Target, yaitu ikan ekonomis penting yang biasa ditangkap untuk dikonsumsi.
Kelompok ikan ini diwakili family Serranidae, Lutjanidae, Lethrinidae, Nemipteridae, Caesionidae, Siganidae, Haemulidae, Scaridae, dan Acanthuridae.
Ikan Mayor, yaitu ikan yang melimpah baik individu maupun jenisnya dan sepanjang hidupnya mendiami terumbu karang. Kelompok ikan ini di wakili oleh
family Pomacentridae, Apogonidae, dan Labridae. Ikan Indikator, yaitu ikan karang khas yang mendiami daerah terumbu karang dan menjadi indikator
kesuburan terumbu karang. Kelompok ikan ini diwakili oleh Family Chaetodontidae.
Data Sosial Ekonomi dan Budaya
Data sosial ekonomi dan budaya yang diamati dalam penelitian ini antara lain :
1. Survei persepsi masyarakat
Teknik pengumpulan datanya menggunakan metode survei dengan daftar pertanyaan yang sifatnya tertutup, dilakukan untuk mengetahui persepsi
masyarakat lokal tentang keberhasilan pengelolaan KKPD Selat Dampier. Responden berusia 17 tahun ke atas dan dipilih secara purposive sampling.
Jumlah responden untuk setiap lokasi survei sebanyak 15-20 orang. Lokasi pengambilan sampel dilakukan pada 9 kampung. Pertanyaan-pertanyaan dalam
kuisioner meliputi: 1 tingkat pendapatan, 2 ketaatan pada peraturan, 3 kejelasan peraturan, 4 konflik pemanfaatan sumberdaya alam, 5 ketersediaan
mata pencaharian alternatif, dan 6 pengetahuan tentang kawasan konservasi perairan.
2. Wawancara mendalam
Wawancara mendalam terhadap para informan digunakan untuk mendapatkan informasi tentang perubahan perairan terumbu karang dan
tangkapan ikan, perubahan kondisi sosial, ekonomi dan budaya yang terjadi sebelum dan setelah penerapan KKPD Selat Dampier. Selain itu, digunakan pula
untuk menelusuri sejarah pengelolaan sumberdaya terumbu karang, opini masyarakat tentang kelembagaan adat dan mengumpulkan data mengenai
performa pengelolaan sumberdaya terumbu karang dan kawasan konservasi.
12 Informan yang dipilih adalah stakeholder yang terkait dengan pengelolaan KKPD
Selat Dampier, yang meliputi: tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, pemerintah desakampung, pemerintah kabupaten dan aktivis LSM serta ilmuan
perguruan tinggi.
3. Studi literatur dan naskah kebijakan
Pengumpulan data dilakukan dengan menelusuri dokumen hasil- hasil penelitian sebelumnya dan naskah- naskah kebijakan yang diterbitkan oleh
pemerintah dan Pemerintah Daerah Kabupaten Raja Ampat. Dokumen yang terkait dengan penelitian tersebut dalam bentuk cetak dan digital. Data tentang
kondisi terumbu karang dan ikan karang merupakan hasil kajian dari Coremap II Raja Ampat dan hasil monitoring Conservation Internasional CI Sorong. Data
tentang kondisi suhu di daerah penelitian adalah dari pangkalan data program kerjasama Universitas Negeri Papua UNIPA dan CI. Data tentang kondisi arus
laut permukaan dan konsentrasi klorofil- A diperoleh dari dari hasil penafsiran citra. Pengumpulan data dilakuan pula terhadap kebijakan lokal dan nasional,
aturan dan kesepakatan adat, hasil kesepakatan masyarakat adat dan pemerintah daerah tentang zonasi dan rencana pengelolaan kawasan konservasi perairan yang
sedang dibangun.
Analisis Data Analisis Persen Tutupan Karang
Kondisi terumbu karang di KKPD Selat Dampier diduga dengan pendekatan persentase penutupan karang hidup disesuaikan dengan pendapat Gomez and Yap
1988. Adapun kriteria penilaian kondisi terumbu karang didasarkan pada persentase karang hidup yakni akumulasi persen tutupan karang keras dan persen
tutupan karang lunak, seperti yang disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Kriteria penilaian kondisi terumbu karang berdasarkan persentase tutupan karang
Kriteria Penilaian Penutupan
Buruk 0 - 24.9
Sedang 25- 49.9
Baik 50
– 74.9 Sangat baik
75 - 100
Sumber : Gomes and Yap 1988
Analisis Kondisi Ikan Karang