Perikanan Pengelolaan Sumberdaya Karang Berbasis Integrasi Sasi dengan Konservasi Perairan Modern di Raja Ampat

26 pada empat komoditas utama yakni kerapu, napoleon, lobster dan ikan teri. Produksi terbesar adalah ikan teri, kemudian diik uti oleh kerapu, napoleon dan lobster. Selain kegiatan penangkapan, komoditas perikanan yang paling menonjol di daerah ini adalah budidaya mutiara. Budidaya mutiara dapat dijumpai pada perairan teluk yang tenang dan masih bersih. Di Seluruh Raja Ampat d ijumpai sebanyak 6 perusahaan yang memproduksi mutiara tahun 2012 sebanyak 1 563 240 gram. Selain produksi butiran mutiara, produk turunan budidaya ini adalah berupa: mutiara reject, daging siput, induk dan anakan siput mutiara, kulit kerang dan keshi pearls yang nilai ekonominya tinggi. Tabel 10. Data produksi perikanan Kabupaten Raja Ampat selama 3 tahun No Jenis Ikan Tahun 2010 2011 2012 1 Kerapu kg 33 800 44 900 40 500 2 Napoleon kg 1 140 1 590 1 645 3 Lobster kg 1 045 2 193 330 4 Teri kg 63 520 99 669 50 487 5 Ikan campuran kg 18 000 57 560 116 338 6 Mutiara gram 1 305 639 1 321 608 1 563 240 7 Mutiara Reject gram 273 747 278 975 357 179 8 Daging siput mutiara kg 893 2 192 4 410 9 Induk siput mutiara ekor 5 440 566 6 030 10 Anakan siput mutiara ekor 50 000 50 000 125 000 11 Kulit kerang kg 34 692 310 060 339 515 12 Keshi Pearls gram 11 170 14 731 12 423 Sumber : Dinas perikanan Raja Ampat 2013 Jenis lain yang dapat dikembangkan juga adalah budidaya rumput laut dan budidaya kerapu. Budidaya rumput menjadi program Dinas Perikanan dan Kelautan Raja Ampat yang cukup berhasil dikembangkan pada tahun-tahun awal berdirinya Kabupaten ini. Namun program ini mengalami kendala pemasaran produksi rumput laut yang dihasilkan sehingga kemudian ditinggalkan oleh nelayan. Untuk budidaya kerapu, sangat potensial dikembangkan di kawasan dimana nelayan atau pembudidaya dapat menyediakan makanannya berupa ikan rucah. Salah satu lokasi tersebut adalah Distrik Salawati Utara, dimana di kawasan perairan ini terdapat banyak alat tangkap sero. Ikan- ikan yang bernilai ekonomis rendah yang tertangkap dalam alat tangkap ini, dapat dijadikan pakan untuk budidaya kerapu. Terkait dengan implementasi pengelolaan di dalam KKPD Selat Dampier dan kawasan konservasi lainnya di Kabupaten Raja Ampat ada kecenderungan aktivitas penangkapan ikan yang mengeksploitasi sumberdaya semakin berkurang. Tabel 11 menunjukkan bahwa alat-alat tangkap yang masih beroperasi dalam kawasan ini adalah bagan ikan teri dan cumi-cumi, jaring insang hanyut, rawai dasar dan pajeko, namun demikian terlihat alat tangkap ini terdistribusi tidak 27 merata pada setiap distrik dalam KKPD Selat Dampier. Peluang pengembangan perikanan tangkap masih terbuka terutama di subzona perikanan berkelanjutan dan budidaya, yang luasnya mencapai 57.60 dari total kawasan konservasi perairan Selat Dampier. Perikanan tangkap yang perlu yang dapat dikembang adalah jenis-jenis perikanan pelagis seperti tuna, cakalang, layang dan lemuru. Pelatihan ketrampilan nelayan dan bantuan sarana tangkap kepada nelayan lokal adalah salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Raja Ampat. Tabel 11. Jumlah alat tangkap yang beroperasi di perairan KKPD Selat Dampier Tahun 2012 Distrik Bagan Teri Bagan Cumi- Cumi Jaring Insang Hanyut Rawai Dasar Pajeko Waigeo Selatan 8 1 - - - Meosmansar - - - - - Batanta Utara - - - - - Batanta Selatan - - - - - Salawati Barat 3 - 34 2 9 Salawati Tengah - - - - - Salawati Utara 6 - - - - Sumber : Dinas perikanan Raja Ampat 2013

2. Pariwisata

Kawasan perairan dalam KKPD Selat Dampier merupakan pusat kegiatan pariwisata perairan di Raja Ampat. Sampai tahun 2013, di KKPD ini telah terdapat dive resort sebanyak 10 lokasi. Selain itu, terdapat juga homestay milik masyarakat lokal dan kapal wisata laut liveaboard sebanyak 40 unit yang dikelola swasta. Selain wisata bahari, lokasi darat dalam KKPD ini memiliki potensi untuk wisata burung birds watching, situs-situs budaya, dan hutan tropis yang masih asli. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Raja Ampat dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan Gambar 7. Sampai dengan tahun 2013 jumlah wisata yang datanya diambil dari pembelian PIN masuk dalam kawasan konservasi Raja Ampat sebanyak 11 137 orang. Dari jumlah tersebut kunjungan wisatawan internasional atau mancanegara 8 275 orang dan dari wisatawan nusantara 2 860 orang. Data jumlah kunjungan wisatawan dari tahun 2007 - 2013 menunjukkan kecenderung peningkatan wisatawan pertahun terhadap wisatawan mancanegera dan wisatawan nusantara masing- masing rata-rata sebesar 50 dan 105 DKPA 2013. 28 Sumber : DKPA 2013 Gambar 7. Pertumbuhan kunjungan wisata di Kabupaten Raja Ampat selama 7 tahun Kunjungan wisatawan ini akan semakin meningkat seiring dengan semakin baiknya sarana dan prasarana wisata Raja Ampat dan promosi wisata yang dilakukan oleh Pemda Kabupaten Raja Ampat dan pemerintah pusat serta para pengusaha wisata di kawasan ini. Wisatawa n internasional yang berkunjung ke Raja Ampat berasal dari berbagai negara antara lain: Amerika Serikat 37, Jerman 12, Prancis 8, Australia 7, Belanda 6 dan Jepang 5 Gambar 8. Sumber : DKPA 2013 Gambar 8. Persentase asal wisatawan yang berkunjung ke Raja Ampat 2000 4000 6000 8000 10000 12000 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 J u m la h w is a ta w a n o r a n g Wisatawan mancanegara Wisatawan nusantara Total wisatawan 51 18 7 21 1 2 Eropa Asia Australia KanadaAmerika Utara Afrika Amerika Selatan