Manfaat Penelitian Hipotesis Penelitian Kerangka Penelitian

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa: 1. Informasi lapangan terkini tentang komposisi hasil tangkapan utama dan sampingan dari perikanan trawl yang diselenggarakan oleh kalangan industri dan masyarakat nelayan kecil. 2. Adanya suatu teknologi alternatif bycatch reduction device, BRD yang dapat dipertimbangkan untuk digunakan untuk pengembangan perikanan trawl demersal yang bertujuan mengurangi hasil tangkapan sampingan bycatch. 3. Permasalahan baru untuk penelitian selanjutnya dalam perbaikan teknologi perikanan tangkap yang sesuai untuk dikembangkan pada perikanan trawl demersal dengan penggunaan tipe bycatch reduction device. Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam pengelolaan perikanan tangkap khususnya perikanan trawl demersal yang berkelanjutan.

1.6 Hipotesis Penelitian

Sesuai dengan ruang lingkupnya, beberapa permasalahan pengurangan bycatch pada perikanan trawl berkaitan erat dengan karakteristik sumber daya ikan yang dapat dilihat dari ikan-ikan yang berhasil ditangkap. Karakteristik sumber daya ikan ini mengalami dinamika yang berkaitan dengan siklus hidup, habitat selama siklus hidup dan kondisi lingkungan laut yang sangat dipengaruhi oleh faktor musim. Selain itu mengingat desain BRD akan menentukan komposisi ukuran dan jenis ikan yang tertangkap, maka diduga kuat akan ada perbedaan hasil tangkapan di antara hasil tangkapan dari trawl yang dilengkapi dengan BRD yang berbeda. Oleh karena itu, penelitian ini menguji tiga hipotesis berikut: 1. Desain bycatch reduction device BRD memberikan pengaruh yang nyata terhadap morfologi hasil tangkapan sampingan bycatch. 2. Ada perbedaan hasil tangkapan trawl pada bulan Juli musim angin timur dan Desember musim angin barat; 3. Ada perbedaan hasil tangkapan trawl antara daerah penangkapan fishing ground yang berbeda, karena faktor kedekatan dengan daratan dan muara sungai dan kedalaman air.

1.7 Kerangka Penelitian

Permasalahan hasil tangkapan sampingan bycatch merupakan tantangan besar dalam pengembangan dan keberlanjutan perikanan trawl. Karakteristik hasil tangkapan akan sangat menentukan proporsi hasil tangkapan utama dan hasil tangkapan sampingan. Karakteristik hasil tangkapan tersebut paling sedikit ditentukan oleh 2 faktor penting, yaitu karakteristik komunitas ikan tempat trawl dioperasikan, dan desain alat trawl. Pengaruh faktor pertama dapat dijelaskan dengan mudah karena kegiatan penangkapan ikan pada prinsipnya mengambil sebagian atau seluruh ikan yang berada di dalam zone of action dari alat tangkap yang digunakan Nikonorov, 1975. Oleh karena itu masalah bycatch sangat besar ketika trawl dioperasikan di perairan tropika termasuk kawasan Indo-Pasifik yang memiliki keaneka-ragaman tinggi dan ikan-ikan dengan berbagai tahap perkembangan dalam siklus hidupnya bercampur-baur seperti biasa terjadi di perairan pantai yang dangkal sementara nelayan mempunyai tujuan penangkapan ikan berupa satu atau beberapa jenis ikan saja, misalnya udang Penaeid. Sebaliknya, pada perairan yang memiliki keanekaragaman rendah dan didominasi oleh jenis ikan yang menjadi sasaran atau tujuan penangkapan ikan, masalah bycatch menjadi lebih ringan. Di Indonesia, sumber daya ikan demersal umumnya memiliki keanekaragaman yang tinggi, sementara sasaran favorit nelayan adalah udang Penaied karena harganya per satuan berat jauh lebih tinggi dari ikan-ikan pelagis dan demersal lainnya. Sementara itu, daerah operasi kapal- kapal trawl yang bertujuan menangkap udang sebagai sasaran utama adalah perairan pantai yang kedalamannya kurang dari 30 meter, bahkan sejumlah kapal beroperasi sangat dekat dengan garis pantai. Oleh karena itu, persoalan bycatch yang dihadapi perikanan trawl baik oleh kalangan industri maupun nelayan kecil adalah tinggi. Secara umum penanganan masalah bycatch yang dihadapi oleh perikanan trawl akan mencakup pengkajian aspek teknologi, aspek musim dan aspek biologi. Aspek teknologi bersifat statis karena sangat tergantung pada spesifikasi trawl dan BRD yang diterapkan sedangkan aspek musim dan biologi bersifat dinamis karena berkaitan dengan biota yang tumbuh berkembangan mengikuti siklus hidupnya tanpa selalu harus berada di lokasi yang sama. Kondisi lokasi ikan-ikan ini sangat ditentukan oleh keadaan cuaca atau pola musim sehingga secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi karakteristik komunitas ikan dan akhirnya karakteristik hasil tangkapan. Untuk itu maka penelitian ini dipandang perlu untuk dilaksanakan untuk memecahkan permasalahan yang ada. Bagan alir kajian perikanan trawl demersal evaluasi tiga jenis bycatch reduction device BRD untuk perikanan trawl demersal skala industri dan skala kecil dapat dilihat pada Gambar 2. Pengembangan teknologi perikanan tersebut dimulai dengan mengidentifikasi hasil tangkapan sampingan bycatch perikanan trawl di Indonesia. Termasuk jenis teknologi demersal trawl usaha perikanan berskala kecil yang biasa diselenggarakan oleh masyarakat nelayan kecil. Selanjutnya adalah menganalisis komposisi hasil tangkapan utama dan sampingan berdasarkan taksonomi dan morfologi untuk setiap unit perikanan demersal trawl. Berdasarkan informasi morfologi komposisi hasil tangkapan sampingan bycatch selanjutnya menentukan jenis BRD yang sesuai untuk meloloskan ikan-ikan bycatch. Tiga jenis BRD yang sesuai berdasarkan morfologi bycatch adalah TED super shooter, square mesh window dan fish eye. Untuk TED super shooter merupakan BRD yang sampai saat ini digunakan pada perikanan trawl demersal skala industri. Square mesh window dan fish eye adalah jenis BRD yang belum pernah digunakan di Indonesia tetapi telah digunakan di negara lain seperti Australia dan Amerika. Sebagai upaya mencari teknologi trawl demersal skala industri yang ramah lingkungan, penelitian ini akan mengevaluasi kinerja teknologi bycatch reduction device dalam kondisi perikanan pukat udang di lapangan sebagai bagian dari uji coba. Uji coba dari tiga tipe bycatch reduction device BRD dilakukan dengan menganalisis keefektifan ketiga jenis BRD dengan cara membandingkan komposisi hasil tangkapan, berat hasil tangkapan sampingan serta proporsi pengurangan hasil tangkapan sampingan berdasarkan morfologi dari perikanan trawl skala industri. Proses pelolosan ikan dari ketiga jenis bycatch reduction device diamati dengan melakukan pengamatan pada skala laboratorium dengan menggunakan flume tank. Uji skala laboratorium proses pelolosan ikan dari ketiga jenis BRD ditujukan untuk mengestimasi kinerja dari BRD dalam mereduksi setiap kategori bycatch. Tahap selanjutnya dengan melakukan indentifikasi hasil tangkapan sampingan dari trawl demersal skala kecil pada dua lokasi dan musim yang berbeda berdasarkan morfologi. Pendugaan besarnya tangkapan utama dan hasil tangkapan sampingan dalam penelitian ini meliputi data morfologi dari setiap jenis ikan dominan menjadi data masukan dalam menentukan jenis BRD yang sesuai untuk dikembangkan pada perikanan trawl demersal skala kecil. Hasil pengukuran kinerja ketiga jenis bycatch reduction device dalam mereduksi hasil tangkapan sampingan untuk skala lapangan, skala laboratorium serta karakteristik bycatch perikanan trawl demersal skala kecil menjadi pertimbangan dalam menentukan BRD yang sesuai untuk trawl demersal di Indonesia. Dalam mewujudkan trawl demersal yang ramah lingkungan baik skala industri maupun skala kecil di wilayah penelitian didasarkan pada FAO 1995 diacu dalam Monintja 2001 menyebutkan proses penangkapan yang ramah lingkungan meliputi : 1 selektivitas tinggi; 2 hasil tangkapan yang terbuang minim; 3 tidak membahayakan keanekaragaman hayati; 4 tidak menangkap jenis ikan yang dilindungi; 5 tidak membahayakan habitat; 6 tidak membahayakan kelestarian sumberdaya ikan target; 7 tidak membahayakan keselamatan nelayan; dan 8 memenuhi ketentuan yang berlaku. Gambar 2 Bagan alir kajian reduction device kajian perikanan trawl demersal: evaluasi tiga jenis evice BRD. jenis bycatch 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perikanan yang Berkelanjutan sustainable fisheries