merupakan representasi dari ikan-ikan yang berbentuk compressed dan depressed
. Pengamatan jumlah ikan yang lolos serta proses pelolosan ikan melalui
bycatch reduction
device diamati
secara langsung
dengan menggunakan handycam. Rekaman proses pelolosan ikan dari setiap BRD
selanjutnya dianalisis di laboratorium tingkah laku ikan. 3. Tahap ketiga adalah pengumpulan data ini dilakukan dengan menerapkan
metode penelitian survei. Objek penelitian adalah 30 sampel unit
penangkapan jaring arad yang beroperasi di daerah Blanakan Kabupaten Subang dan Eretan Kulon Kabupaten Indramayu. Sampel tersebut dipilih
dengan metode purposive sampling karena beberapa hal, misalnya: kesiapan nelayan untuk di wawancara. Unit alat tangkap jaring arad yang berperahu
motor tempel dengan lama operasi penangkapan satu hari one day fishing. Data tentang komposisi hasil tangkapan utama dan hasil tangkapan sampingan
diperoleh dari pengamatan langsung dan pencatatan ketika kapal jarring arad tersebut membongkar muatannya.
3.2 Alat dan Bahan Penelitian
Alat dan bahan penelitian yang digunakan dalam experimental fishing uji coba penangkapan adalah unit jaring arad dengan perlengkapannya, kuesionner,
dua unit jaring trawl, tiga tipe bycatch reduction device super shooter, square mesh window,
dan fish eye, data sheet hasil tangkapan, bridge log operasi penangkapan, peta, mikrometer, kamera digital dan handycam digital.
Alat dan bahan penelitian yang digunakan pada skala laboratorium adalah tiga model codend dan tiga model bycatch reduction device super shooter,
square mesh window, dan fish eye. Tiga jenis ikan uji yaitu nila Oreochromis
niloticus , patin Pangasius pangasius, dan mas Cyprinus carpio. Ketiga jenis
ikan tersebut sebagai representasi dari bentuk compressed, compressed campuran dan datar. Serta satu unit flume tank yang dilengkapi dengan flow meter, kamera
digital dan handycam digital.
3.3 Analisis Data
Analisis yang digunakan dalam menguji hasil tangkapan sampingan berdasarkan perlakuan antara yang menggunakan BRD dan tanpa menggunakan
BRD, maka digunakan analisis ANOVA klasifikasi satu arah Walpole, 1995. Untuk mengetahui efektivitas pengurangan hasil tangkapan sampingan,
maka proporsi bycatch dihitung dengan menggunakan rumus :
.................................1 dengan:
Z
i1
= rata-rata hasil tangkapan ke-i tanpa BRD Z
1
= total hasil tangkapan tanpa BRD
.................................2 dengan
Z
i2
= rata-rata hasil tangkapan ke-i dengan BRD Z
2
= total hasil tangkapan dengan BRD Proporsi pengurangan trawl tanpa BRD dan trawl dengan BRD
menggunakan rumus : .....................................3
∆ = perubahan persentase rata − rata hasil tangkapan ke − i dimana :
X
i1
= Proporsi bycatch tanpa BRD X
i2
= Proporsi bycatch dengan BRD
4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
4.1 Kabupaten Subang
4.1.1 Karakteristik Fisik Perairan Subang
Secara geografis Kabupaten Subang terletak di sebelah utara Provinsi Jawa Barat dan terletak pada 107º31’ – 107º54’ Bujur Timur dan 6º11’ - 6º30’ Lintang
Selatan. Secara administrasi batas wilayah Kabupaten Subang adalah sebagai berikut:
Sebelah utara : Laut Jawa
Sebelah selatan : Kabupaten Bandung
Sebelah Timur : Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Sumedang
Sebelah Barat : Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Karawang
Luas wilayah Subang adalah sebesar 205.176,95 ha 5,39 dari luas Provinsi Jawa Barat dengan ketinggian antara 0-1.500 meter di atas permukaan
laut. Perairan pantai Subang yang merupakan bagian dari sistem Laut Jawa
sangat dipengaruhi oleh angin muson yang berkembang secara kuat di perairan ini. Di wilayah Laut Jawa munculnya periode musim Barat terjadi pada Desember
hingga Februari umumnya diikuti dengan adanya musim hujan dan musim Timur terjadi pada bulan Juni hingga Agustus dengan adanya kemarau. Dalam musim
Timur penguapan yang terjadi di laut lebih besar daripada curah hujannya. Kecepatan angin yang tinggi dan kelembaban yang relatif rendah menyebabkan
penguapan lebih dari 100 mmbulan. Suhu dan salinitas di wilayah perairan Subang berfluktuasi secara
musiman yang dipengaruhi oleh dinamika perairan Laut Jawa. Secara umum fluktuasi suhu bulanan Laut Jawa menunjukkan adanya dua puncak maksimum
28,7º C dan dua puncak minimum sekitar 27,5º C. Puncak maksimum terjadi dalam periode musim peralihan bulan Mei dan November, sedangkan puncak
minimum terjadi bulan Agustus dan Februari puncak musim Timur dan Barat. Rerata suhu bulanan bervariasi antara 27,5 ºC sampai dengan 28,7 ºC.
Rata-rata salinitas bulanan di perairan Laut Jawa berkisar antara 31,5‰ – 33,7‰. Salinitas maksimum pertama 33,7‰ dan kedua 33,3‰ terjadi dalam
bulan September dan November, sedangkan salinitas minimum pertama 31,8‰ dan kedua 31,3‰ terjadi masing-masing sekitar bulan Februari dan Mei.
Perairan pantai Subang memiliki kedalaman yang relatif dangkal kurang dari 20 m dengan gradien kedalaman yang relatif landai, dimana untuk
kedalaman kurang dari 5 m disekitar Blanakan gradiennya sekitar 2,0027 dan 0,0054 di sekitar Pusakanagara; di perairan 5 – 10 m gradien kedalaman berkisar
0,00006 di sekitar Blanakan.
4.1.2 Keadaan umum perikanan tangkap di PPI Blanakan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1999 wilayah administratif Kabupaten Subang terbagi atas 22 kecamatan dengan jumlah desa