Aliansi atau Koalisi Interaksi Kooperatif Positif, Afiliatif 1. Rekonsiliasi Reuni

Fungsi rekonsiliasi yang lain berperan untuk mereduksi tekanan pascakonflik. Pada satwa primata terdapat tingkah laku arah diriTAD seperti menggaruk, menelisik diri, dan menguap berkaitan dengan situasi tertekan Cord dan Thurnheer 1993. Sebagai contoh, proksimitas oleh individu yang dominan dapat meningkatkan laju TAD pada monyet ekor panjang dan olive baboon Papio anubis, sedangkan menelisik silang dapat mereduksi TAD dan detak jantung pada tertelisik. Oleh karena itu, proksimitas dalam rekonsiliasi menyebabkan reduksi ketidakpastian dan menurunkan kondisi tertekan Cord dan Thurnheer 1993. Aureli 1997 mengajukan hipotesis terintegrasi untuk rekonsiliasi. Beberapa studi menunjukkan bahwa agresivitas tidak hanya berpengaruh pada korban, pada penyerang juga akan meningkatkan TAD. Ini membuktikan bahwa kondisi tertekan pascakonflik tidak terbatas pada korban, tetapi juga dialami oleh penyerang. Sebagaimana terjadi pada korban, pada penyerang juga terjadi penurunan laju TAD pada rekonsiliasi Aureli 1997. Tidak semua spesies satwa primata menunjukkan terjadinya afiliasi pascakonflik. Pada sebagian besar spesies Cercopithecine yang hidup dalam kelompok sosial kompleks, mereka membentuk afiliasi Call et al. 2002. Pada red-bellied tamarin Saguinus labiatus, agresi yang terjadi tidak merusak hubungan antaranggota kelompok, sehingga rekonsiliasi tidak diperlukan Schaffner dan Caine 2002.

2.2. Aliansi atau Koalisi

Konflik di antara dua individu hewan sering kali diinterpretasikan sebagai kompetisi terhadap sumber yang terbatas Widdig et al. 2000. Hasil interaksi agresif pada masyarakat primata sering kali dipengaruhi oleh intervensi pihak ketiga Collinge 1993. Aliansi dibentuk saat satu individu luar membantu dalam bertahan atau menyerang. Pada monyet, baboon, dan chimpanzee, seekor individu yang sedang konflik dapat melihat sekilas ke individu lain untuk membantu melawan pihak musuh. Frekuensi aliansi bergantung pada struktur sosial spesies yang bersangkutan dan faktor terkait lainnya, seperti umur, kondisi reproduksi, dan hubungan individual. Terdapat beberapa tipe aliasi tergantung pada hasilnya. Aliansi spesifik sumber ditemukan pada baboon savana di alam bebas Collinge 1993. Jantan tua dan jantan peringkat rendah sering membentuk koalisi untuk mengusir hewan dominan yang sedang kopulasi dengan betina estrus. Koalisi ini bersifat resiprok terhadap kesempatan untuk kawin. Pada masyarakat banyak jantan-banyak betina, misalnya pada monyet Jepang dan monyet Rhesus, betina membentuk matrilineal yang besar bekerja sama dalam interaksi agonistik. Pada spesies dengan jantan tetap berada dalam kelompok kelahirannya filopatri, seperti chimpanzee dan monyet colobus merah, jantan-jantan yang berkerabat bekerja sama melawan individu dominan atau untuk berkompetisi dalam akses terhadap betina estrus. Aliansi antara jantan dan betina terjadi terutama pada saat musim kawin dalam konteks pasangan kawin. Istilah aliansi xenofobik menunjukkan bahwa seluruh anggota kelompok bersama-sama mempertahankan teritorialnya dari kelompok lain Collinge 1993. Berdasarkan fungsinya, terdapat dua penjelasan: 1 intervensi dapat bersifat altruistik atau 2 menguntungkan salah satu pihak saja Widdig et al. 2000. Tingkah laku altruistik berkaitan dengan pengeluaran oleh pemberialtruist misalnya waktu, energi, resiko luka, dan pembalasan dan keuntungan bagi penerimaresipien misalnya akses terhadap sumber yang terbatas dan kurangnya perlukaan dalam perkelahian Widdig et al. 2000. Pembentukan koalisi dapat dijelaskan melalui tiga teori, yaitu seleksi sanak, altruisme resiprok, dan kooperasi Widdig et al. 2000. Teori seleksi sanak memprediksi bahwa individu-individu yang mendukung kerabat akan meningkatkan kebugaran secara tidak langsung karena mereka membagi gennya dengan resipien. Seleksi diharapkan memberikan keuntungan di antara sanak, individu-individu yang berkerabat dekat, pengeluaranongkos yang rendah oleh altruist, dan keuntungan yang besar pada penerima. Terdapat bukti bahwa seleksi ini terjadi pada satwa primata misalnya M. fuscata, M. radiata, dan Papio cynocephalus meskipun pemencaran jantan dapat mengurangi ketersediaan sanak. Sebagai contoh, monyet Rhesus jantan lebih suka bergabung dengan jantan saudaranya yang lebih tua dan membentuk koalisi Widdig et al. 2000. Pada altruisme resiprok, pemberi berperan memberikan pengeluaran dan tanpa keuntungan segera, tetapi pemberi menerima keuntungan pada masa mendatang dari penerima. Jika keuntungan untuk penerima lebih besar daripada pengeluaran oleh pemberi, kedua pihak memperoleh kebugaran langsung untuk periode waktu yang lama meskipun tidak berhubungan lagi Widdig 2000. Sebagai contoh, Pasangan baboon jantan yang tidak berkerabat memperoleh kesempatan untuk mengawini betina estrus. Tabel 2 Tiga teori untuk menjelaskan pembentukan koalisi Widdig 2000 Tingkah laku altruistik Tingkah laku mandiri seleksi sanak keuntungan untuk penerima sanak pengeluaran oleh pendukung kebugaran tidak langsung bagi pendukung segera altruisme resiprok keuntungan untuk penerima bukan sanak pengeluaran oleh pendukung kebugaran langsung bagi pendukung ditunda Kooperasi Keuntungan untuk penerima bukan sanak dan pendukung Tidak ada pengeluaran oleh pendukung kebugaran langsung bagi pendukung segera Pada teori kooperasi, pendukung bukanlah pemberi karena menerima keuntungan langsung dari ikatan dengan individu yang tidak berkerabat Widdig 2000. Chimpanzee jantan mendapatkan keuntungan saat membantu individu yang tidak berkerabat melawan individu lain, sehingga dapat menaikkan peringkat individu tersebut Widdig et al. 2000. Perbandingan tiga teori untuk menjelaskan pembentukan koalisi tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan pada hierarki dominansi, aliansi dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu 1 tipe konservatif, 2 tipe jembatan, dan 3 tipe revolusioner http:life.bio.sunysb.edubio359 4_26_02. html. Pada aliansi tipe konservatif, dua individu dominan melawan individu subordinan. Pada aliansi tipe jembatan, individu dominan bekerja sama dengan individu subordinan melawan individu peringkat menengah. Pada aliansi tipe revolusioner, individu-individu subordinan melawan individu dominan.

2.3. Menelisik