A. LATAR BELAKANG
Indonesia adalah negara yang kaya akan potensi sumber daya alam, baik sumber daya alam hayati maupun karunia alam lainnya. Tanaman dan buah-
buahan seperti alpukat termasuk ke dalam sumber daya alam hayati yang berlimpah. Iklim Indonesia dan kondisi tanah yang banyak mengandung
humus memungkinkan tanaman alpukat tersebar di banyak daerah di Indonesia. Karena penyebaran tanaman ini sangat luas maka daerah terpencil
sukar menjual hasilnya dalam keadaan baik. Minyak alpukat merupakan salah satu alternatif pengolahan buah
alpukat, bisa dipakai untuk menaikkan umur simpan dan nilai ekonomis produk. Minyak alpukat bisa digunakan sebagai bahan baku kosmetik. Harga
minyak alpukat lebih tinggi dari alpukat segar, minyak alpukat avocado oil termasuk ke dalam minyak atsiri essential oil, volatile oil. Di pasar dunia
minyak atsiri merupakan komoditi yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Permintaan pasar dunia akan minyak atsiri yang cenderung meningkat menjadi
salah satu alasan penting untuk memproduksi minyak alpukat. Sebagian besar teknologi pembuatan minyak atsiri di Indonesia tampak
masih tetap menggunakan cara tradisional sehingga keadaan tersebut berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas produk minyak yang dihasilkan.
Petani-petani pengusaha minyak atsiri cenderung masih menerapkan cara pembuatan minyak dengan teknologi yang diajarkan oleh penjajah lebih dari
seabad yang lalu. Perkembangan teknologi yang semakin canggih lebih menuntut
masyarakat mengetahui sesuatu yang berhubungan dengan teknologi, terutama untuk menghasilkan produksi yang tinggi dengan hasil yang berkualitas.
Penggunaan teknologi yang dilakukan oleh berbagai negara dalam berbagai bidang telah membuat pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan penduduk
yang semakin meningkat. Terdapat keterkaitan antara teknologi yang diterapkan dengan data di
BPS pada tahun 1992 tentang kontribusi nilai ekspor minyak atsiri terhadap nilai ekspor non-migas. Sepanjang tahun 1985-1990 kontribusi nilai ekspor
minyak atsiri tidak lebih dari 0.75 dari nilai ekspor non-migas. Padahal bila
dilihat dari segi kekayaan alam, Indonesia kaya akan tanaman yang menjadi bahan baku pembuatan minyak atsiri.
Dari 70 jenis minyak yang diperdagangkan di pasar dunia pada tahun 1994, 40 jenis di antaranya bisa diproduksi di Indonesia. Maka selain faktor
budidaya tanaman, faktor teknologi proses pembuatan dan pengola han minyak atsiri perlu dikembangkan dengan harapan bisa meningkatkan kuantitas dan
kualitas minyak atsiri domestik. Pada tahun 2003 Agus Sutejo telah membuat alat untuk membuat
minyak dari buah jeruk limo dengan metoda uap langsung pada suhu yang terkontrol dengan memanfaatkan energi listrik sebagai sumber energi. Dengan
merubah bentuk ruang ekstraksi, alat ini bisa digunakan untuk membuat minyak atsiri dengan metode pelarutan oleh pelarut organik, sehingga alat bisa
lebih luas pemanfaatannya dan potensi sumber daya alam yang tersedia bisa lebih dimanfaatkan.
B. TUJUAN