Pendahuluan EVALUASI ZONA PRAKIRAAN IKLIM ZPI BMG DENGAN PENDEKATAN ANALISIS KELOMPOK

7. EVALUASI ZONA PRAKIRAAN IKLIM ZPI BMG DENGAN PENDEKATAN ANALISIS KELOMPOK

7.1 Pendahuluan

Banyak penelitian klimatologi yang bertujuan membuat kelompok sta- siunwilayah perkiraan iklim. Penggunaan data kelompok stasiun lebih meng- untungkan daripada data masing-masing individu stasiun. Salah satu keuntungan data kelompok stasiun adalah data lebih homogen. Data pengamatan stasiun seringkali tidak homogen, karena adanya penggantian alat pengamatan instru- mentasi, perpindahan lokasi stasiun pengamatan, dan pengaruh urbanisasi Bunkers et al. 1996. BMG telah melakukan pengelompokkan iklim pola curah hujan dengan membuat zona prakiraan iklim ZPI pada tahun 2006, yang sebelumnya dinamakan daerah prakiraan iklim DPM. Untuk Propinsi Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta terbagi atas 31 zona Gambar 7.1. Khusus Kabupaten Karawang, Subang, dan Indramayu terbagi atas 10 ZPI. Pembagian zona tidak dibatasi oleh wilayah administrasi kabupaten atau kota, sehingga dalam satu zona tertentu bisa mencakup beberapa kabupatenkota. Sementara Wigena 2006 27, 28, …100: nomor zona prakiraan iklim Gambar 7.1 Zona prakiraan iklim di Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta Sumber: BMG 2006. 58 mendapatkan 5 DPM untuk Kabupaten Indramayu. Kedua penelitian BMG 2006; Wigena 2006 menghasilkan jumlah kelompok prakiraan musim yang sama khususnya untuk Kabupaten Indramayu, namun luasan dan lokasi kelompok yang dihasilkan berbeda. Analisis kelompok seringkali digunakan untuk mengelompokkan stasiun. Beberapa penelitian menggunakan analisis ini untuk mengelompokkan stasiun, seperti: BMG 2003; Wigena 2006. Secara umum terdapat dua tahapan dalam mengelompokkan daerah prakiraan iklim stasiun, yaitu: 1 mereduksi dimensi karena redudansi peubah dengan menggunakan analisis komponen utama dan 2 melakukan analisis kelompok. Dalam analisis kelompok, pemilihan matriks jarak seringkali digunakan jarak Euclidean dan Mahalanobis Gong dan Richman 1995. Pengelompokkan stasiun dengan analisis komponen utama dan menggunakan jarak Euclidean, maka pada dasarnya sama dengan menggunakan jarak Mahalobis dari data yang tidak distandardisasi Mimmack et al. 2000. Lebih jauh, Mimmack et al. 2000 menyimpulkan bahwa penggunaan jarak Mahalanobis akan tepat untuk menge- lompokkan stasiun, dengan menggunakan komponen utama, asalkan meng- gunakan input data yang tidak distandarkan untuk satu peubah atau meng- gunakan input ragam-koragam. Metode penggabungan yang seringkali digunakan adalah complete linkage, average linkage, Ward’s Bunkers et al. 1996; complete linkage BMG 2003; Ward’s dan Centroid Wigena 2006. Bunkers et al. 1996 menyimpul- kan bahwa average linkage mempunyai kinerja yang baik. Sementara itu Gong dan Richman 1995 menyimpulkan metode Ward’s mempunyai kinerja yang baik diantara metode-metode hierarkhi lainnya. Banyaknya metode dan prosedur dalam analisis kelompok seringkali menyulitkan dalam proses pemilihannya. Seperti pemilihan matriks jarak, hierar- khi atau nonhierarkhi, dan metode penggabungan. Dalam penelitian ini akan mengevaluasi ZPI BMG khusus Kabupaten Karawang, Subang dan Indramayu dengan menggunakan analisis kelompok. Lebih khusus, akan dikaji penggunaan beberapa metode analisis kelompok berhierarkhi complete linkage, average linkage, dan Ward’s. 59

7.2 Bahan dan Metode Bahan