15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biologi Ikan Lele
2.1.1 Taksonomi ikan lele Menurut Suyanto 1999, taksonomi ikan lele Clarias spp. adalah
sebagai berikut: filum Chordata, sub filum Vetebrata, kelas Pisces, sub kelas Teleostei, ordo Osteriophysi, sub ordo Siluroidae, famili Clariidae, genus Clarias
dan spesies Clarias spp.. 2.1.2 Morfologi
Bentuk umum ikan lele adalah bulat memanjang dengan kepala pipih. Mulut terminal dilengkapi dengan empat pasang sungut disekelilingnya. Tubuh
tidak bersisik, berkulit licin bewarna gelap atau coklat dengan bagian ventral lebih terang. Sepanjang dorsal dan anal dilengkapi sirip lunak, sirip punggung hampir
mencapai atau bersambung dengan sirip ekor dan tidak bersirip lunak Gambar 1 Saanin 1984.
Gambar 1. Ikan lele Clarias spp. Ikan lele mempunyai ciri khusus yaitu di bagian sirip dada terdapat patil
pendek, tumpul dan tidak beracun. Tubuhnya tidak bersisik dan warnanya akan berubah menjadi pucat bila terkena sinar matahari, jika ikan lele mengalami
tekanan dan stres tubuhnya akan diwarnai noda hitam dan putih Suyanto 1986. Mempunyai sungut mandibula dan maksilar yang lebih panjang dan tegar, sifatnya
tenang, lebih jinak dan kepala sampai punggung bewarna coklat kehitaman serta
16 cangkang tengkorak sampai leher terdapat bercak putih kusam. Alat pernafasan
tambahan pada ikan lele bukan labirin seperti yang dipunyai ikan gurami, sepat dan tambakan melainkan hanya berupa lipatan kulit tipis yang menyerupai spons
arboresent yang terdapat dalam rongga di atas insang serta melekat padanya Soetomo 1987. Kriteria ikan lele yang baik adalah tubuh tidak cacat, bentuk
tubuh lurus, berlendir bening, tidak ada benjolan ataupun luka, sungut sempurna dan warna cerah Anonim 1992.
2.1.3 Habitat Habitat alami ikan lele adalah dasar perairan agak berlumpur, air
tergenang, ada pelindung dan perairan relatif dangkal. Habitat dapat disesuaikan dengan persyaratan yang dituntut untuk hidup dan berkembang tumbuh sesuai
dengan tingkat stadiumnya. Tempat berlindung ikan lele dapat berupa pelindung seperti tanaman air, pralon dan bambu. Kedalaman air di kolam induk antara 60-
125 cm dan di kolam benih antara 15-40 cm. Lele akan hidup lebih baik di air yang tergenang dengan kedalaman tertentu yaitu kedalaman tertinggi 125 cm
Anonim 1992. Ikan lele mempunyai organ insang tambahan arborescent yang
memungkinkan ikan ini mengambil oksigen pernafasannya dari udara di luar air, karena itu ikan lele tahan hidup di perairan yang airnya mengandung sedikit
oksigen. Ikan lele ini relatif tahan terhadap pencemaran bahan-bahan organik, oleh karena itu ikan lele tahan hidup dengan baik di daratan rendah sampai daerah
perbukitan yang tidak terlalu tinggi. Apabila suhu tempat hidupnya terlalu dingin, misal kurang dari 20
C pertumbuhannya akan terhambat Suyanto 1986. 2.1.4 Makanan
Ikan lele termasuk dalam golongan pemakan segalanya omnivora, tetapi cenderung pemakan daging karnivora. Selain bersifat karnivorus, ikan lele juga
makan sisa-sisa benda yang membusuk dan kotoran manusia, sedangkan tumbuh- tumbuhan kurang disukai. Ikan lele juga dapat menyesuaikan diri untuk memakan
pakan buatan Anonim 1992. Makanan alami ikan lele yaitu binatang-binatang
17 renik, seperti kutu-kutu air Daphnia, Cladosera, Copepoda, cacing-cacing, larva
jentik-jentik serangga, siput-siput kecil dan sebagainya Suyanto 1986. Ikan lele secara alami makan di dasar perairan, tetapi dapat dilatih dan
sifat ini membuka peluang bagi penggunaan pakan buatan dalam usaha budidaya baik pakan permukaan maupun tengah dan dasar Anonim 1992.
2.1.5 Tingkah laku Ikan lele adalah ikan yang hidup di air tawar dan bersifat nokturnal,
artinya ia aktif pada malam hari atau lebih menyukai tempat yang gelap. Siang hari yang cerah, ikan lele lebih suka berdiam di dalam lubang-lubang atau tempat
yang tenang dan aliran air yang tidak terlalu deras. Ikan lele membuat sarang di dalam lubang-lubang di tepi sungai, tepi-tepi rawa atau pematang sawah dan
kolam yang teduh dan terang. Berhubung sifat-sifat dan tingkah lakunya itu, memancing ikan lele pada malam hari lebih berhasil dari pada siang hari, karena
ikan lele aktif mencari makan pada malam hari atau sesudah matahari terbenam Suyanto 1986.
Secara alami lele bersifat nokturnal, tetapi dalam usaha budidaya akan beradaptasi diurnal. Secara periodik lele akan muncul ke permukaan untuk
mengambil oksigen bebas. Lele mampu bergerak di darat dengan menggunakan sirip dada. Padat penebaran yang relatif tinggi dan keadaan lapar dapat memacu
sifat kanibalisme Anonim 1992.
2.2 Anatomi dan Fisiologi Ikan Lele