2. Pengaruh Sifat Fisik Tanah terhadap

14 Pada fase ini perakaran tanaman padi sudah bisa membuka ruang pori tanah sehingga air bisa dengan mudah terinfiltrasi. Fase 4 Gambar 7. merupakan fase pengukuran terkahir. Pada fase ini data yang dihasilkan dari masing-masing teras tidak berbeda jauh dengan fase 1 dan fase 2. Pengukuran infiltrasi fase 4 dilakukan setelah sawah panen dengan asumsi keadaan lahan kering kerontang. Namun yang terjadi adalah kondisi lahan basah seperti pada pengukuran fase 1. Pada fase 4 ini sawah oleh petani setelah panen langsung diairi dengan alasan agar keadaan lahan tetap basah dan mudah untuk diolah, hal ini dilakukan karena air yang setiap saat tersedia. Fase 4 lahan sawah menyisakan sisa-sisa perakaran dan jerami padi sehingga mengganggu proses pengukuran infiltrasi Variasi infiltrasi pada setiap fase dan level di salah satu lahan sawah di wilayah mikro DAS Cibojong memperlihatkan bahwa infiltrasi dapat dipengaruhi oleh masa pertumbuhan tanaman khususnya sistem perakaran, kondisi lahan pelumpuran dan sisa-sisa perakaran dan jerami setelah panen. Data hasil pengukuran infiltrasi selama 4 fase terlampir.

4. 2. Pengaruh Sifat Fisik Tanah terhadap

Laju Infiltrasi Porositas, permeabilitas, dan tekstur Sifat fisik tanah yang paling dominan dalam mempengaruhi proses infiltrasi adalah porositas, permeabilitas, dan tekstur. Ruang pori yang terdapat dalam tanah sangat menentukan pergerakan air dalam tanah, ukuran ruang pori yang dapat meloloskan air dengan kecepatan sedang sampai dengan cepat berukuran diatas 28,8 µm Rachim, 2000. Ruang pori ini akan bertambah besar apabila terdapat sistem perakaran tanaman. Pada fase 3 pertumbuhan sistem perakaran tanaman padi pada kondisi lahan yang kering mampu meningkatkan laju infiltrasi yang signifikan pada tiap teras. Sedangkan tiga fase yang lain, yaitu 1, 2, dan 4 tidak begitu terpengaruh dikarenakan lahan sudah jenuh air dimana tanahnya sudah mencapai kapasitas infiltrasi. Sifat fisik tanah lain yang mempengaruhi laju infiltrasi adalah permeabilitas. Permeabilitas ini merupakan ukuran yang menunjukkan kemudahan air di dalam tanah untuk bergerak atau mengalir. Penentuan permeabilitas ini sangat tergantung dari kondisi sampel. Sampel yang baik adalah sampel pada kondisi tanah yang stabil. Dari data hasil analisis pada Tabel 10. nilai permeabilitas berada pada kisaran kelas permeabilitas sedang dan agak cepat. Nilai permeabilitas terbesar pada fase 3 dimana rata-rata kisaran nilainya seragam untuk tiap teras sebesar 111.08 mmjam. Permeabilitas juga dipengaruhi oleh ruang pori dalam tanah. Sehingga baik permeabilitas maupun laju infiltrasi yang terukur pada fase 3 memberikan nilai yang besar. Sebagai pembanding pada Tabel 10. dapat dilihat kelas permeabilitas dan kelas laju infiltrasi pada tiap teras dan fase. Besar kecilnya laju infiltrasi akan selalu mengikuti permeabilitas tanahnya dalam meloloskan air. Tabel 10. Perbandingan kelas infiltrasi dengan kelas permeabilitas Fase Level Fase 1 Fase 2 Fase 3 Fase 4 P sedang agak cepat agak cepat sedang Atas I cepat lambat Sangat cepat agak lambat P sedang sedang agak cepat sedang Tengah I agak lambat sangat cepat sedang P sedang sedang agak cepat agak cepat Bawah I agak cepat agak lambat cepat agak lambat Catatan: P: Permeabilitas; I: Infiltrasi Kelas tekstur pada lahan sawah hampir sama di setiap teras dan fase, yaitu didominasi oleh kelas lempung pada teras atas dan tengah dan sedikit kelas tekstur lempung liat pada teras bawah. Tabel 11. Tekstur dan kelas tekstur Tekstur Level Pasir Debu Liat Kelas Atas 24,63 48,79 26,59 Lempung Tengah 27,22 41,30 30,40 Lempung Bawah 39,52 35,81 24,67 Lempung berliat Apabila dikaitkan dengan kelas permeabilitas, kelas tekstur ini menunjukan permeabilitas sedang. Permeabilitas sedang merupakan karakter tanah bertekstur sedang atau tanah berlempung. Tekstur pada lahan sawah yang terukur termasuk tanah bertekstur sedang tetapi agak halus dan 15 masuk ke dalam kelas tekstur lempung pada level atas dan tengah dan kelas lempung berliat pada level bawah. Pengaruh tekstur terhadap laju infiltrasi akan terlihat pada waktu tektsur tanah pada kondisi kering. Kelas teksur lempung akan mudah pecah atau retak-retak apabila dalam kondisi kering. Pada saat itulah laju infiltrasi akan besar selain itu beda potensi kapiler lapisan tanah atas dan bawah pada kondisi kering akan menyebabkan air jatuh di permukaan tanah akan diserap dengan cepat. Sedangkan pada fase 1, 2, dan 4 walaupun masih memiliki kelas tekstur yang sama namun penggenangan lahan telah membuat pengaruh sifat fisik tanah tidak terlihat berpengaruh pada laju infiltrasi. Data lengkap hasil pengukuran baik untuk nilai porositas, permeabilitas, dan tekstur terlampir. pF Gambar 8. Kurva pF pada setiap fase Rachim 2000 menyebutkan bahwa pori-pori dalam suatu masa tanah merupakan rongga-rongga diantara partikel- partikel tanah yang dapat berisi air atau udara. Proporsi antara air dan udara dalam pori-pori tanah tergantung dari kadar air tanah. Semakin tinggi kadar air tanah, maka semakin rendah pori-pori yang dapat diisi oleh udara atau sebaliknya. Agar tanaman dapat tumbuh dengan baik diperlukan proporsi atau perimbangan antara pori-pori yang terisi air dan udara Untuk mengetahui distribusi pori dalam tanah ditetapkan kurva pF, yaitu logaritma dari tegangan air tanah yang dinyatakan dalam sentimeter tinggi kolom air. Gambar 8.. Kadar air pada tiap-tiap teras di tiap fase memberikan variasi yang kecil jumlahnya, namun nilai kadar airnya menurun dari fase 1 ke fase 4. Penurunan nilai ini menunjukkan kadar air yang dibutuhkan oleh tanaman akan semakin berkurang selama proses pertumbuhan tanaman berlangsung. 4 fase pertumbuhan tanaman padi memberikan pengaruh terhadap ketersediaan air pada lahan, menjelang panen air pada lahan akan dikurangi untuk mempercepat pematangan biji dan untuk mencegah kelebihan air yang bisa menyebabkan biji padi membusuk. Tabel 12. Kadar air tanah pada berbagai nilai pF mm Nilai pF Teras pF 1 pF2 pF2.54 pF4.2 AT Fase 1 A 570 490 440 230 210 T 450 410 370 170 200 B 560 490 440 200 240 Fase 2 A 550 460 400 270 130 T 550 510 460 310 150 B 570 450 400 320 80 Fae 3 A 550 460 340 220 120 T 530 410 330 230 100 B 530 420 310 180 130 Fase 4 A 490 440 340 240 100 T 570 490 370 250 120 B 490 410 310 200 110 Catatan: AT air tersedia Kurva pF 4 Fase pada Teras Atas 1 2 3 4 5 10 20 30 40 50 60 Kadar Air vol N ila i p F Fase 1 Fase 2 Fase 3 Fase 4 Kurva pF 4 Fase pada Teras Tengah 1 2 3 4 5 10 20 30 40 50 60 Kadar Air vol N ila i p F Fase 1 Fase 2 Fase 3 Fase 4 Kurva pF 4 Fase pada Teras Bawah 1 2 3 4 5 10 20 30 40 50 60 70 Kadar Air vol N ila i p F Fase 1 Fase 2 Fase 3 Fase 4 16 Nilai pF yang penting bagi pertumbuhan tanaman, yaitu pF 2,54 dan pF 4,2. Karena air tersedia berada diantara kedua nilai ini. pF 2,54 sebagai nilai kapasitas lapang dan pF 4,2 sebagai nilai titik layu permanen, sedangkan air tersedia dilapangan didapatkan dari selisih antara kapasitas lapang dan titik layu permanen. Sedangkan untuk pF 1 dan pF 2 tidak terlalu berpengaruh karena keduanya pemegang pori drainase sedang dan cepat, air tidak akan tersimpan dalam tanah melainkan diloloskan. Jumlah air tersedia hasil pengukuran mengindikasikan pada lahan sawah itu cukup air dan bahkan lebih dari cukup sehingga resiko cekaman air untuk tanaman kecil. Laju infiltrasi terlihat terpengaruh oleh besarnya kadar air pada lahan. Laju infiltrasi meningkat seiring dengan berkurangnya kadar air pada lahan sawah fase 3 walaupun penurunan kadar airnya tidak terlalu signifikan. Data lengkap nilai pF terlampir.

4. 3. Berat Isi dan Kedalaman serta Peranan Lapisan Kedap Air