11
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Percaya Diri
Percaya diri merupakan suatu gambaran pemikiran dan perasaan keyakinan, kesanggupan maupun keberanian seseorang terhadap kemampuan diri yang
dimilikinya, meliputi kemampuan intelektual, sikap, perasaan, kekuatan fisik, dan penampilan diri. Pembentukan percaya diri ini sangat bergantung pada suara hati
yang dipengaruhi oleh gabungan keyakinan karakteristik fisik, psikologis, sosial, aspirasi, prestasi, dan bobot emosional yang menyertainya Surya, 2010: 47.
Percaya diri merupakan bagian dalam kepribadian manusia yang terbentuk dan berkembang melalui proses belajar secara individu maupun sosial. Proses belajar
secara individu menyangkut dimensi pengalaman-pengalaman psikologis yang didapat dari umpan balik lingkungan, sedangkan proses secara sosial diperoleh
melalui aktivitas kegiatan sebagai hasil interaksi kepribadian seseorang dengan
aktivitasnya Burn, 1993: 61.
Percaya diri pada dasarnya adalah kemampuan dasar untuk dapat menentukan arah dan tujuan hidupnya Hakim, 2002: 4. Percaya diri merupakan kebutuhan
manusia yang sangat penting, seseorang memiliki rasa percaya diri akan menimbulkan sikap tenang dan seimbang Hurlock, 1998: 214.
Menurut Angelis 2005: 10 kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan dalam jiwa manusia bahwa tantangan hidup apapun harus dihadapi dengan berbuat
sesuatu. Kepercayaan diri lahir dari kesadaran bahwa jika memutuskan untuk melakukan sesuatu, maka harus melakukan apa yang telah diputuskan. Kepercayaan
diri akan datang dari kesadaran seorang individu bahwa individu tersebut memiliki tekad untuk melakukan apapun, sampai tujuan yang diingingkan tercapai.
Bagi anak yang tidak memiliki rasa percaya diri dapat menimbulkan masalah besar untuk pengembangan dan perkembangan anak, baik secara fisik maupun secara
psikis, meskipun terkadang rasa tidak percaya diri pada anak dapat terjadi pada saat berada dilingkungan luar atau situasi tertentu. Masalah tidak percaya diri dapat terjadi
sejak masa kanak-kanak. Hal ini jika tidak ditangani dengan segera maka akan menjadi masalah besar kelak dikemudian hari bagi si anak Hakim, 2002: 6.
Anak-anak yang memiliki rasa percaya diri yang mantap, umumnya adalah pribadi yang bisa dan mau belajar, dapat mengembalikan perilaku pada diri anak
sendiri, dan berhubungan dengan orang lain secara efektif. Maka, langkah pertama dalam bimbingan adalah meyakinkan anak bahwa anak benar-benar mengetahui diri
sendiri dan mengendalikan perasaan positif terhadap diri mereka sendiri Seefeldt dan Wasik, 2008: 169.
Berdasarkan pengertian maka, penulis berasumsi bahwa percaya diri ialah suatu perasaan keyakinan, kesanggupan, keberanian dalam jiwa manusia yang ada
pada kepribadian manusia yang terbentuk dan berkembang melalui proses belajar secara individu maupun sosial dan sebagai kemampuan dasar untuk dapat
menentukan arah dan tujuan hidup seseorang.
2.2 Anak Taman Kanak-kanak