2.4.6.1 Terapi Farmakologis Dislipidemia
Terapi farmakologis diberikan apabila terapi non farmakologi tidak berhasil Bahri, 2004. Terapi dengan obat-obat yang mampu menurunkan kadar
kolesterol darah seperti golongan obat statin yang merupakan drug of choice, resin, niasin, sekuestran asam empedu, ezetimibe dan obat golongan fibrat.
Pada keadaan klinis tertentu penggunaan kombinasi obat sangat dianjurkan untuk menurunkan efek samping penggunaan obat.
2.4.6.2 Terapi Non Farmakologis Dislipidemia
Tujuan utama terapi non farmakologis ini merupakan upaya menurunkan risiko penyakit jantung coroner Waspadji, 2010. Terapi non farmakologis
perubahan gaya hidup meliputi terapi nutrisi medis, aktivitas fisik, menghindari rokok, menurunkan berat badan, pembatasan asupan alkohol.
2.5 ALA
ALA dikenal dengan nama lain 1,2-dithiolane-3-pentanoic acid 1,2- dithiolane-3 valeric acid; dan thioctic acid 13, a
sam α-lipoat. ALA Pertama kali diisolasi pada tahun 1951 oleh Reed sebagai agen katalis yang
berhubungan dengan piruvat dehidrogenase.
2.5.1 Rumus Kimia ALA
ALA tersusun atas suatu karbon asimetris, yang terdiri dua isomer optikal dari asam lipoat yang bentuknya saling menyerupai satu sama lain. Struktur yang
mengandung komponen organosulfur membentuk ikatan disulfida pada atom C6 dan C8
–C–SH or R–SH . Rumus molekul ALA adalah C
8
H
14
O
2
S
2.
ALA terbentuk dari turunan asam oktanoat sebagai prekursornya di mitokondria hepar.
Adanya cincin thiol atau disulfida membuat ikatan yang sangat kuat terhadap merkuri.
ALA terdiri dari 2 bentuk yaitu R-ALA bentuk ALA alami didalam tubuh manusia dan aktif secara biologis dan S-ALA bentuk ALA sintetis.
A
Gambar 2.8 Struktur Kimia A.
α-Lipoic Acid dan B. Dihydrolipoic Acid Harding et al., 2016
ALA merupakan komponen dithiol yang secara alami disintesis secara de novo di dalam mitokondria dari asam oktanoat. ALA merupakan suatu kofaktor
untuk enzim - ketoacid dehydrogenase di mitokondria, dan oleh karena itu memegang peran penting dalam metabolisme energi Shay et al., 2009.
ALA memiliki potensial redoks yang rendah dan sangat mudah memberikan elektronnya ke senyawa lain, sehingga di dalam sel ALA akan cepat
OH O
SH HS
S S
OH O
B
direduksi. Bentuk tereduksinya dikenal sebagai dihydrolipoic acid DHLA. Keduanya baik ALA dan DHLA mampu mengikat ROS melalui cincin dithiolane.
ALA dikenal juga sebagai asam lemak baik yang diproduksi di dalam tubuh kita. Molekul ini kecil dan bersifat mirip lipid, tetapi juga bersifat
hidrofilik, sehingga bisa larut dalam air dan lemak dalam membran. Ketika masuk ke dalam sel, senyawa ini siap berinteraksi dengan membran sel. Oleh karenanya
molekul tersebut dapat direduksi oleh enzim seluler, terutama yang bekerja di dalam mitokondria, namun juga dalam sitosol, misalnya glutation reduktase
Packer et al., 1995. ALA adalah kofaktor enzim dari beberapa kompleks enzim di dalam
mitokondria yang dapat mengkatalisis beberapa reaksi yang berhubungan dengan produksi energi, misalnya mengkatalisis perubahan piruvat menjadi asetil
koenzim A pada kompleks enzim piruvat dehidrogenase. Sejak empat puluh tahun lalu, ahli biologi menemukan bahwa ALA adalah antioksidan kuat yang dapat
melawan efek buruk dari radikal bebas pada berbagai penyakit, seperti penyakit jantung dan liver, kanker, penuaan sel, dan lainnya Berkson, 2007.
2.5.2 Sumber Alami ALA