LATAR BELAKANG PENELITIAN PENDAHULUAN
Evi Saharah, 2015 TARI NYABOK D I D ESA CAND I KECAMATAN PALMATAK KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
berunsurkan keindahan yang diungkapkan melalui suatu media tertentu yang bersifat nyata dan dapat dinikmati oleh kelima panca indera manusia. Banyak
orang mengatakan bahwa pada tahap yang paling awal seni itu merupakan dari berbagai cara melukiskan dan mengkomunikasikan sesuatu. Pada hakikatnya
semua seni termasuk tari merupakan alat yang cara pengungkapanya melalui media gerak, yaitu gerak yang telah mengalami stilisasi. Oleh karena itu, seni
merupakan sebagian hasil pengungkapan nilai maupun hasil ekspresi perasaan jiwa dan pengalaman yang paling hakiki manusia. Seni merupakan salah satu
curahan rasa yang menggambarkan sebuah pengalaman jiwa berupa keindahan, pemikiran, kesenangan dan perasaan yang lahir dari seorang koreografer dengan
menggunakan media tertentu. Tari adalah suatu ungkapan pengalaman jiwa manusia yang diekspresikan
melalui medium gerak. Manusia mempelajari atau membaca alam sebagai buku besar kemudian mengadakan komunikasi rasa sebagai bentuk pengalaman jiwa
sebagai proses menemukan gagasan komunikasi nyata dengan alam sekitar sehingga
tubuh merasakan
ketegangan-ketegangan dan
ritme-ritme alam
sekitarnya, karena tubuh sebagai instrumen, tubuh merespon perasaan kepada alam sekitar. Tubuh adalah kesatuan utuh dari seorang individu, bukan
merupakan bagian tubuh orang lain, baik dari sisi fisik otot, tulang, darah, daging, pikiran penalaran, maupun batin rasa jiwa. Tari adalah suatu
perwujudan ekspresi secara personal. Tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerakan tubuh yang dapat dinikmati sebagai bagian
dari komunikasi bahasa tubuh. Tubuh sendiri sebagai media ungkap yang sangat berperan penting bagi tari. Tari memberikan penghayatan rasa, empati, dan
memberikan kepuasan tersendiri, tari memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat pendukungnya, karena masyarakat tradisi menganggap bahwa tari bisa
berfungsi sebagai sarana ritual, tari sebagai sarana hiburan, tari sebagai sarana pemujaan, tari tuntunan, dan tari sebagai sarana hiburan.
Masyarakat dalam kenyataan kehidupan disuatu daerah, memandang tari bukan hanya membutuhkan tari sebagai kepuasan hiburan semata, namun
masyarakat juga memandang bahwa tari dibutuhkan sebagai sarana upacara agama dan ritual adat suatu daerah. Dalam sebuah tarian di dalamnya terdapat
Evi Saharah, 2015 TARI NYABOK D I D ESA CAND I KECAMATAN PALMATAK KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
unsur makna apabila ditarikan terkandung kekuatan pesan yang komukatif. Menurut Kusudiardjo
dalam hidajat, 2006, hlm 24 “Tari adalah keindahan bentuk dari anggota badan manusia yang bergerak, berirama dan berjiwa yang
harmonis”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, tari adalah medium pokoknya gerak yang mengungkapkan hasil pengalaman jiwa atau
ekspresi dalam bentuk perasaan sesuai keselarasan irama. Begitu pula kepulauan Anambas salah satu daerah yang terdapat di Indonesia yang sangat erat dengan
kesenian tradisional khususnya di bidang tari. Tari adalah ekspresi gerak ritmis dan keadaan-keadaan perasaan yang
secara estetis dinilai yang lambang-lambang geraknya dengan sadar dirancang untuk kenikmatan serta kepuasan dari pengalaman ulang,
ungkapan, berkomunikasi, melaksanakan serta dari penciptaan bentuk- bentuk Soedarsono, 1996:2
Kabupaten Kepulauan Anambas adalah sebuah kabupaten di Provinsi Kepulauan Riau. Ibukotanya adalah Terempa. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-
Undang Nomor 33 Tanggal 24 Juni 2008 yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Natuna. Sebagian besar masyarakat di Kabupaten Kepulauan
Kepulauan Anambas adalah suku melayu. Hal ini terlihat dari bahasa sehari-hari yang digunakan oleh masyarakat tersebut yaitu bahasa melayu. Selain suku
melayu ada juga suku Tionghoa disebabkan pengaruh perdagangan pada zaman dahulu. Suku Tionghoa tidak menggunakan bahasa Cina akan tetapi merata
menggunakan bahasa melayu. Selain itu, masih terdapat suku lainya seperti suku batak, suku dayak dll. Setiap sebuah daerah, tidak luput dari adanya tradisi yang
sifatnya turun temurun yang lama lama tradisi tersebut menjadi budaya tradidisi yang brelaku di daerah tersebut.
Kepulauan Anambas banyak memiliki kesenian yang beragam, terlihat dari segi pertunjukanya seperti musik, drama, sastra, teater, rupa dan tari.
Kesenian yang digemari masyarakat Anambas adalah tari zapin, tari mendu, tari sekapur sirih, tari nyabokcacah inai dll.
Dari beberapa jenis tari tradisonal yang ada di kepulauan Anambas yang menarik untuk diteliti yaitu tari Nyabok di Desa Candi, Kecamatan Palmatak
Kabupaten Kepulauan Anambas yang diciptakan sekitar tahun 1950. Pada saat pertunjukan tari Nyabok adanya tepung tawar atau sesaji, bahan-bahan yang
Evi Saharah, 2015 TARI NYABOK D I D ESA CAND I KECAMATAN PALMATAK KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
digunakan dalam tepung tawar beras kunyit , beras basuh, beretih, air tepung tawar, perenjis, embat-embat. Tari Nyabok dilestarikan oleh seorang seniman
yang berasal dari desa Candi yang bernama bapak Ardaya 1969. Tari Nyabok merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan. Pada saat menarikan tari
Nyabok penari masuk satu persatu secara bergantian di hadapan kedua mempelai. Tari Nyabok merupakan tarian sakral yang mulanya diangkat dari cerita zaman
dahulu yang menggambarkan pengantin diibaratkan seorang Raja dan Ratu yang harus dihormati dan diperlakukan dengan baik sesuai dengan tradisi setempat.
Dalam menarikan tari Nyabok ada yang namanya mencecah inai yang artinya cecah inai sebagai simbol dari rumah tangga dan watak dari manusia itu sendiri
terlihat dari warna merah atau tidaknya inai yang dicecah ketelapak tangan pengantin. Tari Nyabok awal mulanya ditarikan oleh kaum laki-laki karena gerak
yang digunakan menggunakan ruang gerak yang sangat luas sehingga tak mungkin dilakukan oleh wanita, dan perkembangan saat sekarang boleh ditarikan
oleh kaum perempuan karena geraknya diperhalus dan bisa dilakukan oleh perempuan, selain gerak diperhalus agar bisa ditarikan oleh perempuan tentu
paling utama kebutuan agar lestari dan tidak punah dimakan waktu. Saat pertunjukan tari Nyabok peneliti menyaksikan bahwa wujud petunjukannya tetap
berazas pada ajaran agama islam karena dari syair dan pantun-pantun yang dinyayikan merupakan pantun-pantu nasehat.
Tari Nyabok dalam adat perkawinan suku melayu merupakan tradisi yang harus dilaksanakan oleh kedua mempelai setiap mau melangsungkan sebuah
pernikahan sebagai tarian sakral dalam menempuh hidup baru. Tari Nyabok dilaksanakan sebelum kedua mempelai bersanding. Menurut kepercayaan waktu
penyajian malam hari sesuai dengan tradisi melayu sebagai malam menolak bala dan melindungi pasangan pengantin dari marabahaya serta memunculkan aura
maupun cahaya pengantin. Dalam Tari Nyabok ada beberapa sesaji yang harus dipersiapkan yaitu, beras kuning, beras putih, bunga rampai, tepung tawar, air
bunga mawar dan doa. Adapun jumlah orang yang menarikan tari nyabok ditentukan oleh jumlah lilin, guna untuk mencecah inai, jika jumlah lilin tiga
batang maka yang menarikan atau mencecah inai juga harus berjumlah tiga orang, dimulai dari bilangan ganjil 3,5,7,9, bermakna tingkatan sosial masyarakat yang
Evi Saharah, 2015 TARI NYABOK D I D ESA CAND I KECAMATAN PALMATAK KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
ditentukan sejak dulu yakni 1 3 orang tingkat masyarakat awam, 2 5 tingkatan datuk-datukencik-encikwan, 3 7 orang tingkat keluarga sultan
tengkusyeh, dan 4 9 orang tingkat sultanwali, caranya Inai diletakan kedalam piring dan diiringi tari Nyabok. Piring yang digunakan ukuran
genggaman melambangkan bentuk rasa syukur dan menjalani hidup pengantin nanti tidak serakah sesuai dengan ketentuan tradisi melayu.
Pertunjukan yang ada di masyarakat dewasa ini tidak pernah lepas dari unsur pertunjukan tari tradisional. Adanya kesenian tari dalam masyarakat bisa
menjadi bentuk
unsur pertunjukan untuk memperingati peristiwa-peristiwa
penting yang ada dalam masyarakat. Peristiwa tersebut seperti menyambut dan merayakan suatu kejadian dalam adat istiadat masyarakat seperti penyambutan
petinggi-petinggi negeri, serta upacara adat dan pernikahan. Kesenian berasal dari aktivitas sehari-hari masyarakat melayu kepulauan Anambas. Seni yang ada di
kepulauan Anambas tidak lepas dari unsur-unsur agama dan adat istiadat yang dianut masyarakat anambas.
Pada saat sekarang Tari Nyabok masih kurang diperhatikan masyarakat sekitar, karena minat dari masyarakat tersebut masih kurang mengapresiasi
terhadap seni khususnya tari Nyabok. Seharusnya masyarakat mempunyai kesadaran rasa untuk memiliki agar tumbuh terus, dan berkembang tidak mati
ditelan waktu apalagi sebuah seni yang tumbuh dan berkembang di daerah sendiri sampai tidak kenal sangat disayangkan, padahal seni Nyabok tumbuh dan
berkembang di daerah sendiri yaitu Desa Candi harus dijaga kelestarian jangan sampai punah karena seni yang tumbuh di daerah bisa menjadi ciri khas daerah.
Peneliti malah dikejutkan oleh beberapa masyarakat di desa Candi Kecamatan Palmatak banyak orang yang tidak mengetahui keberadaan kesenian Tari Nyabok
malah hanya daerah-daerah yang dekat dengan desa Candi seperti desa Piabung, Kecamatan Palmatak saja yang mengetahuinya.
Tari Nyabok ini sendiri dipertunjukan pada saat acara tertentu yang dianggap sakral seperti : Upacara adat, Penyambutan petinggi-petinggi negeri, dan
pernikahan. Hal ini seperti yang disampaikan oleh bapak Ardaya pelaku seni di desa Candi. Bahwa sebetulnya tari ini berkembang di lingkungan masyarakat desa
Candi, dibuktikan dengan adanya hampir setiap upacara pernikahan selalu
Evi Saharah, 2015 TARI NYABOK D I D ESA CAND I KECAMATAN PALMATAK KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
menggunaka upacara khusus cecah inai padahal hanya sebuah judul saja yang membedakan tari cecah Inai adalah tari nyabok
Bentuk pertunjukanya menampilkan beberapa penari kalau lilinya lima maka penarinya juga lima, selain itu setiap gerak yang dilakukan kaki tidak boleh
diangkat hanya bisa digeser saja, dan keadaan badan tidak boleh duduk hanya bisa dalam keadaan setengah berdiri, atau gerak yang dilakukan lebih dominan ke
gerakan silat yang diperhalus. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, agar tari tersebut tidak
dilupakan dengan berjalannya waktu, Maka peneliti mengambil j
udul “Tari Nyabok Di Desa Candi Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan
Anambas”.