TARI NYABOK DI DESA CANDI KECAMATAN PALMATAK KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS.

(1)

TARI NYABOK DI DESA CANDI KECAMATAN PALMATAK

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Pendidikan Seni Tari

Oleh: Evi Saharah

1106610

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SENI TARI

FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015


(2)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul TARI NYABOK DI DESA CANDI, KECAMATAN PALMATAK, KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS ini beserta isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap untuk menanggung resiko/sanksi yang akan dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditentukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian dari karya saya ini.

Bandung, Oktober 2015 Yang membuat pernyataan


(3)

(4)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul TARI NYABOK DI DESA CANDI KECAMATAN PALMATAK KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS. Merupakan tarian yang dilestarikan oleh bapak Ardaya. Peneliti merasa tertarik untuk meneliti tari Nyabok pada adat pernikahan tersebut, dimana tari Nyabok merupakan tarian yang ditarikan oleh penari yang berjumlah bilangan ganjil yang dimulai dari bilangan 3,5,7 dan 9, sesuai dengan lilin yang disajikan dan bagi masyarakat. Permasalah dalam penelitian ini terkait dengan bagaimana latar belakang tari Nyabok, struktur penyajian dan struktur gerak pada pernikahan adat melayu di Desa Candi Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dan pendekatan kualitatif, teknik pengumpulanya yakni survei, observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Struktur penyajian pada tari Nyabok memiliki aturan tertentu seperti penentuan penari, waktu dan tempat pelaksanaan, serta unsur-unsur pendukung yang terkait dalam penyajianya. Kesimpulanya dari penelitian ini adalah tari Nyabok pada adat pernikahan merupakan hal yang sakral dilakukan pada malam hari sebagai malam penolak bala dan melindungi pasangan pengantin dari marabahaya serta memunculkan aura maupun cahaya pengantin sesuai dengan adat kepercayaan atau keyakinan masyarakat Kepulaaun Riau.

Kata Kunci : Tari Nyabok di Desa Candi Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas.


(5)

Evi Saharah, 2015

DAFTAR ISI

PERNYATAAN... i

ABSTRAK... ii

KATA PENGANTAR... iii

UCAPAN TERIMA KASIH... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

BAB I PENDAHULUAN... 1

A.Latar Belakang Penelitian... 1

B. Rumusan Masalah... 6

C.Tujuan Penelitian... 6

1. Tujuan Umum... 6

2. Tujuan Khusus... 7

D.Manfaat Penelitian... 7

E. Sistematika Penulisan... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 11

A.Pengertian Tari... 11

B. Seni Pertunjukan... 12

C.Pengertian Tari Tradisional... 13

D.Fungsi Seni di Masyarakat... 14

E. Struktur Penyajian Tari Tradisional... 17


(6)

BAB III METODE PENELITIAN... 25

A.Lokasi dan Subjek Penelitian... 25

1. Lokasi Penelitian... 25

2. Subjek Penelitian... 25

B. Metode Penelitian... 25

C.Definisi Operasional... 27

D.Instrumen Penelitian... 28

E. Teknik Pengumpulan Data... 30

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN... 35

A.Temuan Penelitian... 35

1. Latar Belakang Terciptanya Tari Nyabok... 35

2. Struktuk Gerak Tari Nyabok... 37

3. Struktur Penyajian Tari Nyabok... 46

B. Pembahasan Penelitian... 57

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI... 62

A.Kesimpulan... 62

B. Rekomendasi... 63

DAFTAR PUSTAKA... 65 LAMPIRAN


(7)

Evi Saharah, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG PENELITIAN

Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dalam jiwa manusia. Kesenian di Indonesia beraneka ragam bentuk dan jenisnya baik itu seni tari tradisi, tari rakyat, maupun modern, yang dikemas sesuai dengan ciri khas dan budaya masing-masing daerah. Kesenian merupakan bagian dari budaya maka kehadirnya tidak pernah lepas dari kehidupan manusia. Begitu pula kesenian sebagai kreativitas dari jiwa manusia mengandung nilai-nilai keindahan dan menarik. Menurut Umar Kayam (1981 : 38) bahwa “Kesenian tidak pernah berdiri lepas dari masyarakat karena kesenian merupakan kreativitas dari masyarakat pendukungnya”. Kesenian itu sendiri bagian bentuk dari kebudayaan yang mempunyai ciri khas berbeda antara daerah yang satu dengan daerah lainnya. Kesenian merupakan sarana untuk menyalurkan bakat atau minat dari seseorang dalam menyampaikan gagasannya dan dikomunikasikan kepada orang lain melalui bentuk karyanya kepada orang-orang. Menurut Umar Kayan (dalam Lasmawanti, 2013, hlm 2).

“kesenian adalah ungkapan kreativitas dari kebudayaan itu sendiri yang mana masyarakat sebagai penyangga kebudayaan berperan dalam mencipta, memberi ruang untuk bergerak, memelihara, kemudian menciptakan kebudayaan baru”.

Setiap manusia sudah mengenal yang namanya seni yang sudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Seni itu sendiri sudah menjadi suatu kebutuhan manusia dan sudah ada pada diri manusia sejak lahir. Indonesia kaya akan bentuk kesenian dan beragam akan kesenian baik dari musik, rupa, teater dan tari, tapi tidak jarang pula kesenian yang ada di daerah-daerah sering terlupakan karena tidak dikenal dan kurang dilestarikan keberedaannya sehingga dengan semakin berkembangnya zaman tidak menutup kemungkinan kesenian itu sendiri mengalami perubahan yang mungkin menjadi kesenian-kesenian baru, bahkan seni tradisional sudah tidak banyak orang yang mengetahuinya karena kurang adanya dukungan dari lembaga terkait. Kata “seni” berupa ekspresi manusia yang


(8)

berunsurkan keindahan yang diungkapkan melalui suatu media tertentu yang bersifat nyata dan dapat dinikmati oleh kelima panca indera manusia. Banyak orang mengatakan bahwa pada tahap yang paling awal seni itu merupakan dari berbagai cara melukiskan dan mengkomunikasikan sesuatu. Pada hakikatnya semua seni termasuk tari merupakan alat yang cara pengungkapanya melalui media gerak, yaitu gerak yang telah mengalami stilisasi. Oleh karena itu, seni merupakan sebagian hasil pengungkapan nilai maupun hasil ekspresi perasaan jiwa dan pengalaman yang paling hakiki manusia. Seni merupakan salah satu curahan rasa yang menggambarkan sebuah pengalaman jiwa berupa keindahan, pemikiran, kesenangan dan perasaan yang lahir dari seorang koreografer dengan menggunakan media tertentu.

Tari adalah suatu ungkapan pengalaman jiwa manusia yang diekspresikan melalui medium gerak. Manusia mempelajari atau membaca alam sebagai buku besar kemudian mengadakan komunikasi rasa sebagai bentuk pengalaman jiwa sebagai proses menemukan gagasan komunikasi nyata dengan alam sekitar sehingga tubuh merasakan ketegangan-ketegangan dan ritme-ritme alam sekitarnya, karena tubuh sebagai instrumen, tubuh merespon perasaan kepada alam sekitar. Tubuh adalah kesatuan utuh dari seorang individu, bukan merupakan bagian tubuh orang lain, baik dari sisi fisik (otot, tulang, darah, daging), pikiran (penalaran), maupun batin (rasa jiwa). Tari adalah suatu perwujudan ekspresi secara personal. Tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerakan tubuh yang dapat dinikmati sebagai bagian dari komunikasi bahasa tubuh. Tubuh sendiri sebagai media ungkap yang sangat berperan penting bagi tari. Tari memberikan penghayatan rasa, empati, dan memberikan kepuasan tersendiri, tari memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat pendukungnya, karena masyarakat tradisi menganggap bahwa tari bisa berfungsi sebagai sarana ritual, tari sebagai sarana hiburan, tari sebagai sarana pemujaan, tari tuntunan, dan tari sebagai sarana hiburan.

Masyarakat dalam kenyataan kehidupan disuatu daerah, memandang tari bukan hanya membutuhkan tari sebagai kepuasan hiburan semata, namun masyarakat juga memandang bahwa tari dibutuhkan sebagai sarana upacara agama dan ritual adat suatu daerah. Dalam sebuah tarian di dalamnya terdapat


(9)

3

Evi Saharah, 2015

unsur makna apabila ditarikan terkandung kekuatan pesan yang komukatif. Menurut Kusudiardjo (dalam hidajat, 2006, hlm 24) “Tari adalah keindahan bentuk dari anggota badan manusia yang bergerak, berirama dan berjiwa yang harmonis”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, tari adalah medium pokoknya gerak yang mengungkapkan hasil pengalaman jiwa atau ekspresi dalam bentuk perasaan sesuai keselarasan irama. Begitu pula kepulauan Anambas salah satu daerah yang terdapat di Indonesia yang sangat erat dengan kesenian tradisional khususnya di bidang tari.

Tari adalah ekspresi gerak ritmis dan keadaan-keadaan perasaan yang secara estetis dinilai yang lambang-lambang geraknya dengan sadar dirancang untuk kenikmatan serta kepuasan dari pengalaman ulang, ungkapan, berkomunikasi, melaksanakan serta dari penciptaan bentuk-bentuk (Soedarsono, 1996:2)

Kabupaten Kepulauan Anambas adalah sebuah kabupaten di Provinsi Kepulauan Riau. Ibukotanya adalah Terempa. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tanggal 24 Juni 2008 yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Natuna. Sebagian besar masyarakat di Kabupaten Kepulauan Kepulauan Anambas adalah suku melayu. Hal ini terlihat dari bahasa sehari-hari yang digunakan oleh masyarakat tersebut yaitu bahasa melayu. Selain suku melayu ada juga suku Tionghoa disebabkan pengaruh perdagangan pada zaman dahulu. Suku Tionghoa tidak menggunakan bahasa Cina akan tetapi merata menggunakan bahasa melayu. Selain itu, masih terdapat suku lainya seperti suku batak, suku dayak dll. Setiap sebuah daerah, tidak luput dari adanya tradisi yang sifatnya turun temurun yang lama lama tradisi tersebut menjadi budaya tradidisi yang brelaku di daerah tersebut.

Kepulauan Anambas banyak memiliki kesenian yang beragam, terlihat dari segi pertunjukanya seperti musik, drama, sastra, teater, rupa dan tari. Kesenian yang digemari masyarakat Anambas adalah tari zapin, tari mendu, tari

sekapur sirih, tari nyabok/cacah inai dll.

Dari beberapa jenis tari tradisonal yang ada di kepulauan Anambas yang menarik untuk diteliti yaitu tari Nyabok di Desa Candi, Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas yang diciptakan sekitar tahun 1950. Pada saat pertunjukan tari Nyabok adanya tepung tawar atau sesaji, bahan-bahan yang


(10)

digunakan dalam tepung tawar (beras kunyit , beras basuh, beretih, air tepung tawar, perenjis, embat-embat). Tari Nyabok dilestarikan oleh seorang seniman yang berasal dari desa Candi yang bernama bapak Ardaya (1969). Tari Nyabok merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan. Pada saat menarikan tari Nyabok penari masuk satu persatu secara bergantian di hadapan kedua mempelai. Tari Nyabok merupakan tarian sakral yang mulanya diangkat dari cerita zaman dahulu yang menggambarkan pengantin diibaratkan seorang Raja dan Ratu yang harus dihormati dan diperlakukan dengan baik sesuai dengan tradisi setempat. Dalam menarikan tari Nyabok ada yang namanya mencecah inai yang artinya (cecah inai) sebagai simbol dari rumah tangga dan watak dari manusia itu sendiri terlihat dari warna merah atau tidaknya inai yang dicecah ketelapak tangan pengantin. Tari Nyabok awal mulanya ditarikan oleh kaum laki-laki karena gerak yang digunakan menggunakan ruang gerak yang sangat luas sehingga tak mungkin dilakukan oleh wanita, dan perkembangan saat sekarang boleh ditarikan oleh kaum perempuan karena geraknya diperhalus dan bisa dilakukan oleh perempuan, selain gerak diperhalus agar bisa ditarikan oleh perempuan tentu paling utama kebutuan agar lestari dan tidak punah dimakan waktu. Saat pertunjukan tari Nyabok peneliti menyaksikan bahwa wujud petunjukannya tetap berazas pada ajaran agama islam karena dari syair dan pantun-pantun yang dinyayikan merupakan pantun-pantu nasehat.

Tari Nyabok dalam adat perkawinan suku melayu merupakan tradisi yang harus dilaksanakan oleh kedua mempelai setiap mau melangsungkan sebuah pernikahan sebagai tarian sakral dalam menempuh hidup baru. Tari Nyabok dilaksanakan sebelum kedua mempelai bersanding. Menurut kepercayaan waktu penyajian malam hari sesuai dengan tradisi melayu sebagai malam menolak bala dan melindungi pasangan pengantin dari marabahaya serta memunculkan aura maupun cahaya pengantin. Dalam Tari Nyabok ada beberapa sesaji yang harus dipersiapkan yaitu, beras kuning, beras putih, bunga rampai, tepung tawar, air bunga mawar dan doa. Adapun jumlah orang yang menarikan tari nyabok ditentukan oleh jumlah lilin, guna untuk mencecah inai, jika jumlah lilin tiga batang maka yang menarikan atau mencecah inai juga harus berjumlah tiga orang, dimulai dari bilangan ganjil 3,5,7,9, bermakna tingkatan sosial masyarakat yang


(11)

5

Evi Saharah, 2015

ditentukan sejak dulu yakni (1) 3 orang tingkat masyarakat awam, (2) 5 tingkatan datuk-datuk/encik-encik/wan, (3) 7 orang tingkat keluarga sultan (tengku/syeh), dan (4) 9 orang tingkat sultan/wali, caranya Inai diletakan kedalam piring dan diiringi tari Nyabok. Piring yang digunakan ukuran genggaman melambangkan bentuk rasa syukur dan menjalani hidup pengantin nanti tidak serakah sesuai dengan ketentuan tradisi melayu.

Pertunjukan yang ada di masyarakat dewasa ini tidak pernah lepas dari unsur pertunjukan tari tradisional. Adanya kesenian tari dalam masyarakat bisa menjadi bentuk unsur pertunjukan untuk memperingati peristiwa-peristiwa penting yang ada dalam masyarakat. Peristiwa tersebut seperti menyambut dan merayakan suatu kejadian dalam adat istiadat masyarakat seperti penyambutan petinggi-petinggi negeri, serta upacara adat dan pernikahan. Kesenian berasal dari aktivitas sehari-hari masyarakat melayu kepulauan Anambas. Seni yang ada di kepulauan Anambas tidak lepas dari unsur-unsur agama dan adat istiadat yang dianut masyarakat anambas.

Pada saat sekarang Tari Nyabok masih kurang diperhatikan masyarakat sekitar, karena minat dari masyarakat tersebut masih kurang mengapresiasi terhadap seni khususnya tari Nyabok. Seharusnya masyarakat mempunyai kesadaran rasa untuk memiliki agar tumbuh terus, dan berkembang tidak mati ditelan waktu apalagi sebuah seni yang tumbuh dan berkembang di daerah sendiri sampai tidak kenal sangat disayangkan, padahal seni Nyabok tumbuh dan berkembang di daerah sendiri yaitu Desa Candi harus dijaga kelestarian jangan sampai punah karena seni yang tumbuh di daerah bisa menjadi ciri khas daerah. Peneliti malah dikejutkan oleh beberapa masyarakat di desa Candi Kecamatan Palmatak banyak orang yang tidak mengetahui keberadaan kesenian Tari Nyabok malah hanya daerah-daerah yang dekat dengan desa Candi seperti desa Piabung, Kecamatan Palmatak saja yang mengetahuinya.

Tari Nyabok ini sendiri dipertunjukan pada saat acara tertentu yang dianggap sakral seperti : Upacara adat, Penyambutan petinggi-petinggi negeri, dan pernikahan. Hal ini seperti yang disampaikan oleh bapak Ardaya pelaku seni di desa Candi. Bahwa sebetulnya tari ini berkembang di lingkungan masyarakat desa Candi, dibuktikan dengan adanya hampir setiap upacara pernikahan selalu


(12)

menggunaka upacara khusus cecah inai padahal hanya sebuah judul saja yang membedakan tari cecah Inai adalah tari nyabok

Bentuk pertunjukanya menampilkan beberapa penari kalau lilinya lima maka penarinya juga lima, selain itu setiap gerak yang dilakukan kaki tidak boleh diangkat hanya bisa digeser saja, dan keadaan badan tidak boleh duduk hanya bisa dalam keadaan setengah berdiri, atau gerak yang dilakukan lebih dominan ke gerakan silat yang diperhalus.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, agar tari tersebut tidak dilupakan dengan berjalannya waktu, Maka peneliti mengambil judul “Tari Nyabok Di Desa Candi Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas”.

B.RUMUSAN MASALAH PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti mengidentifikasi rumusan masalah melalui bentuk pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana latar belakang terciptanya Tari Nyabok di Desa Candi Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas ?

2. Bagaimana Struktur Gerak Tari Nyabok di Desa Candi Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas.

3. Bagaimana Struktur Penyajian Tari Nyabok di Desa Candi Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas.

C.TUJUAN PENELITIAN

Seperti yang telah dikemukakan pada rumusan masalah adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Tujuan umum :

Tujuan umum penelitian ini adalah sebagai upaya untuk melestarikan budaya yang ada khususnya di Desa Candi, Kecamatan Palmatak, Kabupaten Kepulauan Anambas.


(13)

7

Evi Saharah, 2015

2. Tujuan khusus :

a) Untuk mengetahui yang lebih jelas dan dapat dipercaya tentang latarbelakang tari Nyabok di Desa Candi Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas.

b) Untuk mengetahui bagaimana struktur gerak Tari Nyabok di Desa Candi Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas.

c) Untuk mengetahui lebih dalam struktur penyajian Tari Nyabok di Desa Candi Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas.

D.MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat terutama bagi :

1. Teori

Menambah wawasan dari segi pengetahuan tentang latar belakang, penyajian, dan bentuk gerak Tari Nyabok di Desa Candi, Kecamatan Palmatak, Kabupaten Kepulauan Anambas.

2. Praktisi a) Peneliti :

Menambah wawasan untuk supaya tidak terpaku pada suatu kesenian yang sudah ada, tanpa meninggalkan kesenian lama. Menambah pengalaman serta pengetahuan khususnya pada tari Nyabok di Desa Candi, kecamatan Palmatak,Kabupaten kepulauan Anambas.

b) Masyarakat :

Supaya bisa mempertahankan, menjaga dan tetap melestarikan agar kesenian didaerah setempat tetap ada juga menunjukkan kekhasan di daerah tersebut dengan adanya Tari Nyabok di Desa Candi Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas.

c) Lembaga :

Pemerintah setempat dapat lebih peduli lagi terhadap keberadaan kesenian setempat dan tetap melestarikan dan mengembangkan Tari Nyabok Di Desa Candi Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas sebagai aset daerah bagi pertumbuhan daerahnya.


(14)

d) Pelaku seni :

Menyumbangkan sebuah ide pemikiran tentang Tari Nyabok bisa menjadi tari kreasi untuk daerah kepulauan Anambas.

e) Departemen pendidikan seni tari Universitas Pendidikan Indonesia :

Menambah sumber kepustakaan dan referensi mengenai Tari Nusantara khususnya Tari Nyabok bisa menjadi tari kreasi untuk daerah kepulauan Anambas.

E. SISTEMATIKA PENULISAN JUDUL

Judul skripsi dirumuskan secara ringkas, komukatif dan dengan menggunakan bahasa ilmiah yang baik dan benar. Judul skripsi yaitu “Tari Nyabok di Desa Candi Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas”.

HALAMAN PENGESAHAN

Halaman pengesahan dimaksudkan untuk memberikan legalitas bahwa semua isi dari skripsi telah disahkan oleh pembimbing I, pembimbing II dan ketua Departemen Pendidikan Seni Tari.

PERNYATAAN

Pernyataan tentang keaslian skripsi bahwa skripsi yang ditulis benar-benar asli karya sendiri dan bebas dari plagiatisme, oleh sebab itu pernyaan tersebut harus ditandatangani oleh penulis.

ABSTRAK

Abstrak untuk skripsi ini diuraikan secara singkat dan lengkap memuat beberapa hal mengenai judul, hakekat penelitian, tujuan penelitian, metode teknik pengumpulan data yang digunakan, hasil penelitian dan kesimpulan.

DAFTAR ISI

Daftar isi ditulis dengan judul dan subjudul dan diberikan nomor halamannya, hal ini agar mempermudah para pembaca.


(15)

9

Evi Saharah, 2015 DAFTAR GAMBAR

Daftar gambar ditulis dengan nama gambarnya dan diberikan nomor halamanya, hal ini agar mempermudah pembaca.

DAFTAR TABEL

Daftar tabel ditulis dengan nama tabel dan diberikan nomor halamanya, apabila dalam skripsi terdapat tabel maka harus dicantumkan.

BAB I PENDAHULUAN

Bab I pendahuluan merupakan pengantar, yaitu terdiri dari latar belakang masalah mengenai penjelasan dan alasan masalah tersebut diteliti, pentingnya masalah itu diteliti dan mengatasi masalah tersebut, rumusan masalah ditulis dalam bentuk kalimat tanya setelah didahului uraian tentang masalah penelitian. Tujuan penelitian menyajikan hasil penelitian yang ingin dicapai setelah penelitian dilakukan, terdapat manfaat penelitian dan struktur organisasi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab II kajian pustaka memaparkan mengenai teori yang mendukung dalam penelitian ini yang mempunyai peran yang sangat penting. Kajian pustaka berisi tentang kesenian tradisional, fungsi tari di masyarakat, tari yang berfungsi sebagai sarana ritual, srtuktur penyajian dalam tari dan unsur-unsur pendukung dalam penyajian tari.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III merode penelitian mamaparkan mengenai lokasi dan subjek penelitian, penggunaan metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, dan langkah-langkah penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV hasil penelitian dan pembahasan memaparkan mengenai hasil penelitian yang terdiri dari Latar Belakang Tari Nyabok di Desa Candi Kecamatan


(16)

Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas dan struktur gerak Tari Nyabok di Desa Candi Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas. Pembahasan terdiri dari analisis latar belakang Tari Nyabok dan Struktur gerak Tari Nyabok di Desa Candi Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab V kesimpulan dan rekomendasi sebagai hasil penelitian. Rekomendasi yang dipaparkan setelah kesimpulan ditujukan kepada masyarakat setempat, lembaga, pelaku seni dan Departemen Pendidikan Seni Tari Universitas Pendidikan Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka memuat semua yang tertulis di buku dan sumber-sumber lainnya.

LAMPIRAN

Lampiran berisi semua dokumentasi yang digunakan dalam penelitian dan penulis hasil-hasilnya menjadi satu karya ilmiah.

RIWAYAT HIDUP


(17)

Evi Saharah, 2015

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Candi khusunya di RT 005 RW 003 Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas. Mengapa peneliti memilih lokasi ini untuk dijadikan tempat peneliti, karena di lingkungan dan desa candi inilah kesenian Tari Nyabok tumbuh dan berkembang.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Tari Nyabok di Desa Candi Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas yang dikembangkan oleh bapak Ardaya. Penelitian ini berfokus pada latar belakang Tari Nyabok, struktur gerak dan bentuk penyajian Tari Nyabok.

B.Metode Penelitian

Penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan objek apa dan kedalam analisis akan diteliti. Penggunaan metode merupakan cara untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan penelitian agar dapat memecahkan masalah yang menjadi tujuan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Metode deskriftif analisis yaitu suatu metode yang digunakan untuk mengungkapkan dan menjelaskan masalah-masalah yang berkaitan dengan latar belakang, struktur gerak dan bentuk penyajian tari Nyabok di Desa Candi Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah kegiatan penelitian kreatif yang sangat mementingkan proses, karenanya desain penelitian bersifat sementara sesuai kondisi dan perkembangan


(18)

di lapangan. Dalam penelitian kualitatif instrumennya yaitu orang atau peneliti itu sendiri. Seperti yang diungkapkan oleh Sugiono (2013, hlm 15) bahwa :

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawanya adalah eksperimen) dimana penelitian ini adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data yang dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil pendekatan kualitatif lebih menekankan makna dari generaralisasi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, yaitu salah satu metode penelitian untuk memecahkan masalah, yang dilakukan dengan cara mendeskripsikan suatu kejadian atau peristiwa kemudian menganalisis dan memahami hasil dari penelitian, setelah itu peneliti menjelaskan seluruh hasil penelitian sesuai fakta dan kondisi yang ada di lapangan. Seperti yang diungkapkan oleh Arikuntum (1996, hlm. 243) bahwa :

Penelitian deskriptif bertuju pada pemecahan masalah yang ada masa sekarang serta menggunakan berbagai teknik deskriptif yang diantaranya ialah penyelidikan dengan teknik survei, interview, angket, observasi, analisa kuantitatif, studi kooperatif dan operasional.

Penelitian dalam kajiannya tentu memerlukan sebuah metode yang dalam kaidahnya mampu memberikan sebuah data yang objektif, faktual, dan dapat dipercaya atas kebenarannya. Data yang ditemukan di lapangan harus asli dan sesuai pemaparan sumber agar data yang ditemukan mampu dibuktikan kebenarannya bahkan mampu dikembangkan kembali oleh penelitian-penelitian selanjutnya. Data yang didapat harus dipahami isinya terlebih dahulu kemudian dianalisis bagaimana kaitannya dengan penelitian dan yang terakhir adalah bagaimana data tersebut mampu membantu penelitian dalam memecahkan masalah dari penelitian yang dilakukan.

Pada penelitan yang peneliti lakukan bermaksud untuk memperoleh data dan gambaran berbagai hal yang terdapat pada tari Nyabok di Desa Candi Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas. Permasalahan yang ingin diketahui yaitu latar belakang, struktur penyajian dan struktur gerak tari Nyabok di Desa Candi Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas. Metode deskriptif


(19)

27

Evi Saharah, 2015

analisis dalam penelitian yang diteliti bertujuan untuk mendapatkan hasil analisis yang akurat dan bisa dipercaya kebenaranya berdasarkan objek yang diteliti.

C.Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahan mengenai istilah yang digunakan untuk menghindari kesalah pahaman atau penafsiran dari judul penelitian yang diusung

yakni “Tari Nyabok di Desa Candi Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas”. maka perlu ada penjelasan tersendiri tentang arti dan makna judul tersebut. Maka peneliti bermaksud untuk membatasi ruang lingkup yang akan dibahas. Dengan beberapa istilah sebagai berikut, tari menurut Hadi (2005, hlm 13) menyatakan bahwa :

Seni tari sebagai ekspresi kehadiranya tidak bersifat independen. Dilihat secara tekstual, tari dapat dipahami dari bentuk dan teknik yang berkaitan dengan komposisinya (analisis bentuk atau penataan koreografi) atau teknik penarianya (analisis cara melakukan atau keterampilan). Sementara dilihat secara kontekstual yang berhubungan dengan ilmu sosiologi maupun antropoligi , tari adalah bagian imanent dan integral dari dinamika sosial-kultural masyarakat.

Sementara Sedyawati (1986 : 73) mengungkapkan bahwa tari “ gerak-gerak ritmis, baik sebagian atau seluruhnya, dari anggota badan yang terdiri dari pola individual atau berkelompok disertai ekspresi atau sesuatu ide tertentu.

Kata nyabok yang berarti nama salah satu pulau yang terdapat di Kecamatan palmatak. Pulau Nyabok merupakan pulau bersejarah bagi terciptanya tari Nyabok. Tari Nyabok dalam adat perkawinan suku melayu merupakan keharusan yang mesti dilaksanakan oleh kedua mempelai sebagai tarian sakral dalam menempuh hidup baru. Tari Nyabok dilaksanakan sebelum kedua mempelai bersanding, yang dilakukan pada malam hari sesuai dengan tradisi melayu sebagai malam menolak bala dan melindungi pasangan pengantin dari marabahaya serta memunculkan aura maupun cahaya pengantin.

Tari Nyabok merupakan tarian sakral yang mulanya diangkat dari cerita zaman dahulu yang menggambarkan pengantin diibaratkan seorang Raja dan Ratu yang harus dihormati dan diperlakukan dengan baik sesuai dengan tradisi setempat. Dalam menarikan tari Nyabok ada yang namanya mencecah inai dalam


(20)

artianya cecah inai sebagai simbol dari rumah tangga dan watak dari manusia itu sendiri terlihat dari warna merah atau tidaknya inai yang dicecah ke telapak tangan pengantin. Tari Nyabok awal mulanya ditarikan oleh kaum laki-laki namun pada saat sekarang boleh ditarikan oleh kaum perempuan, saat pertunjukan tari Nyabok tetap berazas pada ajaran agama islam karena dari syair dan pantun-pantun yang dinyayikan merupakan pantun-pantu nasehat. Pada saat pertunjukan tari Nyabok adanya tepung tawar atau sesaji, bahan-bahan yang digunakan dalam tepung tawar (Beras kunyit , beras basuh, beretih, air tepung tawar, perenjis, embat-embat).

1. Beras kunyit yaitu beras yang diaduk denga kunyit yang sudah dihaluskan

2. Beras basuh yaitu beras yang direndam dan atau dicuci dengan air beras

3. Beretih yaitu padi yang didugonseng (digoreng tanpa menggunakan minyak

goreng)

4. Air tepung tawar yaitu air yang diadu dengan beras giling

5. Perenjis (alat untuk merenjis) merepukan gabungan atau ikatan dari beberapa

jenis daun yang berjumlah ganjil (5-7) helai. 6. Embat-embat yang berisikan air wewangian.

D.Instrumen Penelitian

Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu kualitas instrument penelitian, dan kualitas pengumpulan data. Dalam penelitian ini instrument penelitian yang utama adalah peneliti sendiri, namun setelah fokus penelitian menjadi jelas maka dikembangkan instrument penelitian sederhana berupa intervieuw guide (pedoman wawancara terlampir), sehingga dapat mengungkap sedalam mungkin informasi tentang latar belakang tari Nyabok, bentuk penyajian dan struktur gerak yang dipergunakan pada tari Nyabok di desa Candi Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas. Pedoman wawancara digunakan untuk Ardaya dan Wan Rumadi. Dalam penelitian ini ada beberapa instrumen yang digunakan sebagai berikut :


(21)

29

Evi Saharah, 2015

1. Pedoman Observasi

Observasi yang dilakukan dalam penelitian merupakan pengamatan langsung ke lapangan untuk meneliti dan mencatat fenomena atau objek yang akan diteliti. Adapun objek yang diteliti mengenai latar belakang terciptanya Tari Nyabok, bentuk gerak dan penyajian tari Nyabok Kecamatan Palmatak, Kabupaten Kepulauan Anambas dan struktur penyajiannya.

a) Latar belakang Tari Nyabok

Observasi mengenai latar belakang tari Nyabok bermaksud untuk mengetahui terciptanya tari Nyabok di Desa Candi Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas.

b) Struktur Gerak Tari Nyabok

Observasi mengenai struktur gerak tari Nyabok yang dimaksud untuk mengetahui gerakan yang ada di dalam tarian Nyabok.

c) Struktur Penyajian Tari Nyabok

Observasi struktur penyajian yang dimaksud adalah untuk mengetahui struktur penyajian tari Nyabok di Desa Candi Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas.

2. Pedoman Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan suatu informasi yang akurat dan bisa dipercaya kebenarannya dari narasumber yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Narasumber yang benar-benar mengetahui tentang latar belakang, penyajian dan bentuk gerak dari Tari Nyabok. Dalam wawancara peneliti menggunakan lembar pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui data secara kualitatif.

3. Pedoman Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk mencari dokumen-dokumen sebagai bukti atau fakta yang sangat penting untuk dikaji dan sangat bermanfaat untuk memecahkan suatu masalah yang terdapat dalam proses penelitian. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah foto-foto penari selama mempelajari tari Nyabok di Desa Candi Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas.


(22)

4. Pedoman Pustaka

Pedoman pustaka dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan teori-teori yang berkaitan dengan apa yang diteliti oleh peneliti dan dapat dijadikan acuan bagi penelitian. Pedoman pustaka bertujuan untuk memperkuat hasil data dari observasi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data di dalam penelitian sangat penting, untuk menentukkan keberhasilan seseorang dalam penelitian dilihat dari cara penulisan dan tergantung pada keseriusan serta kelengkapan pada saat di lapangan agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai sesuai dengan keinginan.

Adapun teknik yang dipergunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Survei

Survei lapangan sangat diperlukan dalam penelitian ke lapangan, terutama dalam mencari informasi masyarakat tentang tari Nyabok.

a) Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung mengenai fakta yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Untuk mendapatkan informasi dan fakta yang jelas, peneliti melakukan observasi di Desa Candi, Kecamatan Palmatak, Kabupaten Kepulauan Anambas sebanyak 4 kali, dimana pada penelitian pertama dilakukan kegiatan pengecekan lokasi dan sasaran yang akan diteliti. Pada observasi kedua dan keempat masuk pada observasi inti dimana pada observasi ini mencari bahan dan data-data yang penting dalam permasalahan yang diteliti.

b) Wawancara

Merupakan bentuk komunikasi bertujuan memperoleh data dan informasi-informasi yang lebih jelas mengenai masalah yang akan


(23)

31

Evi Saharah, 2015

diteliti.Wawancara merupakan proses tanya jawab secara langsung kepada narasumber dan tokoh masyarakat yang berhubungan dengan objek yang akan diteliti. Hal ini juga sama seperti yang dikatakan oleh Maleong (1988:135)

“Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (intervierwer) yang mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai (interview) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu” wawancara yang dilakukan untuk memenuhi data kualitatif. Peneliti melakukan wawancara untuk mendapatkan data akurat mengenai objek yang diteliti, yaitu mengenai latar belakang, penyajian dan bentuk gerak Tari Nyabok di Desa Candi, Kecamatan Palmatak, Kabupaten Kepulauan Anambas. Untuk menggali informasi yang mendalam, peneliti melakukan wawancara terhadap beberapa narasumber. Narasumber ini yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah narasumber yang langsung memberikan informasi dan terlibat langsung dalam kesenian, sedangkan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan informasi dan tidak terlibat langsung baik sebagai pengamat maupun masyarakat pendukung yang mengetahui kehidupan kesenian yang tengah diteliti. Wawancara dilakukan kepada pelaku seni dan yang melestarikan Tari Nyabok yaitu Bapak Ardaya dan Wan Rumadi sebagai narasumber yang mengetahui sebagian Tari Nyabok. Dari hasil wawancara bertujuan untuk melengkapi dan meperkuat hasil observasi yang diteliti.

c) Studi Dokumentasi

Dalam penelitian ini diperlukan teknik dokumentasi dimana peneliti mencari dokumen-dokumen penting yang dilakukan dalam penelitian seperti, audio visual dan deskriptif tertulis mengenai Tari Nyabok di Desa Candi Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas. Dokumen-dokumen tersebut sebagai bukti atau fakta yang sangat penting untuk dikaji dan sangat bermanfaat sekali untuk memecahkan suatu masalah yang terdapat dalam proses penelitian. Teknik dokumentasi ini juga sangat penting untuk mendapatkan informasi tentang Tari Nyabok di Desa Candi Kecamatan


(24)

Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas, merupakan sember penting dalam setiap penelitian.

Dalam penelitian ini, dokumentasi yang digunakan adalah foto karena denga foto bisa menghasilkan data deskriptif yang cukup berharga dan sering digunakan dalam penelitian kualitatif, serta merupakan sumber yang akurat dan bisa dipercaya kebenarannya.

d) Studi Pustaka

Masalah penelitian dapat ditemukan dari beberapa sumber, yaitu dari pengalaman pribadi dan bahan-bahan pustaka. Setelah masalah penelitian ditemukan, seorang peneliti perlu melakukan kegiatan yang menyangkut pengkajian bahan-bahan sebagai acuan dalam penelitian. Kegiatan ini disebut studi pustaka yaitu suatu kegiatan penting yang harus dilakukan oleh seorang peneliti, baik sebelum maupun selama penelitian ini berlangsung. Studi pustaka adalah segala sesuatu yang yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik permasalah yang akan atau sedang diteliti.

Melalui teknik ini, data-data penelitian dapat dilengkapi dengan melalui referensi dan sumber pustaka seperti : buku-buku, skripsi, artikel dan sumber media lainnya yang membahas mengenai tari Nyabok di Desa Candi Kecamatan palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas.

2. Tahap-tahap Penelitian

Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, dibutuhkan beberapa persiapan yang harus dilakukan untuk kelancaran penelitian sebagai berikut :

1. Pra penelitian a) Survei

Survei kelapangan dilakukan bertujuan untuk mendapatkan dan memperoleh informasi masyarakat. Survei awal dilakukan untuk menentukan objek yang akan diteliti dan menentukan judul yang akan diajukan kepada


(25)

33

Evi Saharah, 2015

dewan skripsi. Penelitian ini dilakukan di Desa Candi Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas.

b) Pengajuan Judul

Peneliti mengajukan beberapa judul dan dijelaskan satu persatu dari judul yang diajukan kepada dewan skripsi seni tari, hal ini dilakukan untuk mendapatkan judul yang tepat untuk dijadikan penelitian.

c) Penyusunan Proposal

Setelah judul penelitian disetujui oleh dewan skripsi, maka langkah selanjutnya penyusunan proposal untuk mengetahui latar belakang dan rumusan masalah yang akan diteliti.

d) Revisi Proposal

Setelah peneliti menyelesaikan proposal, peneliti melakukan bimbingan terlebih dahulu kepada pembimbing I dan pembimbing II, agar penelitian yang diteliti mendapat masukan dan menampilkan yang terbaik.

e) Sidang proposal

Sidang proposal dilakukan pada tanggal 4 november 2014. Pada tahap ini dewan skripsi memberikan masukan mengenai fokus permasalahan penelitian yang akan dilakukan selanjutnya.

2. Pelaksanaan Penelitian

Ada beberapa tahap dalam pelaksaan penelitian yaitu : a) Observasi

Peneliti melakukan observasi di Desa Candi Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas sebagai data awal untuk mendapatkan gambaran secara umum mengenai Tari Nyabok.

b) Pengolahan data

Pengumpulan data dengan menggunakan beberapa cara dilakukan peneliti pada bulan April sampai Juli 2015.


(26)

c) Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan untuk melengkapi data dan untuk menyakinkan peneliti dalam penyusunan skripsi.

d) Penulisan hasil penelitian

Pada tahap ini ini peneliti menuangkan semua data-data yang telah diperoleh dari lapangan yang sudah dianalisis dalam sebuah deskripsi berupa skripsi. Hasil penelitian akan dipertanggung jawabkan kepada dewan skripsi melalui sidang skripsi guna mengesahkan hasil penelitian tersebut.


(27)

Evi Saharah, 2015

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan tentang tari Nyabok di desa Candi Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas. Dimana fokus dari penelitian ini adalah tentang latar belakang terciptanya tari Nyabok di desa Candi, bagaimana struktur gerak dalam tari Nyabok. Dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

Pada saat pertunjukan tari Nyabok adanya tepung tawar atau sesaji, bahan-bahan yang digunakan dalam tepung tawar (Beras kunyit , beras basuh, beretih, air tepung tawar, perenjis, embat-embat). Tari Nyabok dilestarikan oleh seorang seniman yang berasal dari desa Candi yang bernama bapak Ardaya (1969). Tari Nyabok merupakan warisan budaya yang harus kita lestarikan. Pada saat menarikan tari Nyabok penari masuk satu per satu secara bergantian di hadapan kedua mempelai. Tari Nyabok merupakan tarian sakral yang mulanya diangkat dari cerita zaman dahulu yang menggambarkan pengantin diibaratkan seorang Raja dan Ratu yang harus dihormati dan diperlakukan dengan baik sesuai dengan tradisi setempat. Dalam menarikan tari Nyabok ada yang namanya mencecah inai dalam artianya cecah inai sebagai simbol dari rumah tangga dan watak dari manusia itu sendiri terlihat dari warna merah atau tidaknya inai yang dicecah ketelapak tangan pengantin. Tari Nyabok awal mulanya ditarikan oleh kaum laki-laki namun pada saat sekarang boleh ditarikan oleh kaum perempuan, saat pertunjukan tari Nyabok tetap berazas pada ajaran agama islam karena dari syair dan pantun-pantun yang dinyayikan merupakan pantun-pantu nasehat.

Tari Nyabok dalam adat perkawinan suku melayu merupakan keharusan yang mesti dilaksanakan oleh kedua mempelai sebagai tarian sakral dalam menempuh hidup baru. Tari Nyabok dilaksanakan sebelum kedua mempelai bersanding, yang dilakukan pada malam hari sesuai dengan tradisi melayu sebagai malam menolak bala dan melindungi pasangan pengantin dari marabahaya serta memunculkan aura maupun cahaya pengantin. Dalam Tari Nyabok ada beberapa


(28)

ketentuan yang harus dipersiapkan yaitu, beras kuning, beras putih, bunga rampai, tepung tawar, air bunga mawar dan doa. Adapun jumlah orang telah melaksanakan tari Nyabok ini ditentukan oleh jumlah lilin, guna untuk mencecah inai, jika jumlah lilin tiga batang maka yang menarikan atau mencecah inai juga harus berjumlah tiga orang, dimulai dari bilangan ganjil 3,5,7dan 9. Inai diletakan ke dalam piring dan diiringi tari Nyabok. Piring yang digunakan ukuran genggaman melambangkan bentuk rasa syukur dan menjalani hidup pengantin nanti tidak serakah sesuai dengan ketentuan tradisi melayu.

B.REKOMENDASI

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan penelitian, peneliti menyarankan beberapa hal sebagai berikut

1. Peneliti selanjutnya

Masih banyak hal yang bisa digali dan diteliti mengenai Tari Nyabok di desa Candi Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas dengan menggunakan teknik penelitian yang lebih baik sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang lebih bermanfaat untuk kelangsungan dan pelestarian Tari Nyabok kedepannya, sebagai menunjukkan jati diri daerah juga untuk memperkenalkan kepada seluruh masyarakat betapa banyaknya kesenian khususnya tari yang perlu diperhatikan kedudukannya bukan hanya Tari Nyabok saja tapi masih banyak tari-tari yang lainnya yang perlu diteliti.

2. Masyarakat :

Supaya bisa mempertahankan, menjaga dan tetap melestarikan agar kesenian didaerah setempat tetap ada juga menunjukkan kekhasan di daerah tersebut dengan adanya Tari Nyabok di Desa Candi Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas.


(29)

64

Evi Saharah, 2015

3. Lembaga :

Pemerintah setempat dapat lebih peduli lagi terhadap keberadaan kesenian setempat dan tetap melestarikan dan mengembangkan Tari Nyabok Di Desa Candi Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas sebagai aset daerah bagi pertumbuhan daerahnya.

4. Pelaku seni :

Menyumbangkan sebuah ide pemikiran tentang Tari Nyabok bisa menjadi tari kreasi untuk daerah kepulauan Anambas.

5. Departemen pendidikan seni tari Universitas Pendidikan Indonesia :

Menambah sumber kepustakaan dan referensi mengenai Tari Nusantara khususnya Tari Nyabok bisa menjadi tari kreasi untuk daerah kepulauan Anambas.


(30)

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. (2012).Metode Penelitian. Bandung: Pustaka Pelajar. Amir,dkk.(2007). Apresiasi Bahasa dan Seni. Bandung: Basen Pers.

Caturwati, Endang. (2000). R. Tjetje Somantri (1892-1963) tokoh pembaharuan.Yogyakarta: Tarawang

Caturwanti, Endang. (2007). Tari di Tataran Sunda. Bandung : STSI

Dibia, I Wayan, dkk. (2006). Tari Komunal. Jakarta : Lembaga Pendidikan Seni Nusantara.

Hadi Amirul dan Haryono.(2005). Metodologi Penelitian Pendidikan.Bandung: Pustaka Setia

Hidajat, Robby (2006). Seni Tari. Malang: Jurusan Seni dan Desain Fakultas Sastra

Hadi, Y. Sumandiyo (2003). Mencipta Lewat Tari. Yogyakarta : Institut Seni Indonesia.

Hadi, Y. Sumandiyo (2005). Sosiologi Tari. Yogyakarta : PUSTAKA

Maleong, L. (1988). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakatya Offset.

Narawati dan Soedarsono (2005). Tari Sunda Dulu,Kini dan Esok.Bandung : P4ST UPI

Koentjaraningrat.(1975). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Jambatan.

Koentjaraningrat.(1992).Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Khayam, Umar (1981). Seni Tradisional Masyarakat. Jakarta: Sinar Harapan. Rosala, Dedi, dkk (1999). Bunga Rampai Tarian Khas Jawa Barat. Bandung :

Humaniora Utama Press

Sedyawati, Edi, dkk (1986). Pengetahuan Elemen Tari dan Beberapa Masalah Tari. Jakarta : Direktorat Kesenian Proyek Pengembangan Kesenian Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Soedarsono, R. M. (1976). Pengantar Pengetahuan Tari. Yogyakarta: Akademi Seni Indonesia.


(31)

66

Evi Saharah, 2015

Soedarsono. (1978). Pengantar Pengetahuan dan Komposisi Tari (diktat

matakuliah). Yogyakarta : Akademi Seni Tari Indonesia Yogyakarta.

Sugiono.(2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Subekti (2008). Keragaman Tari Nusantara.Klaten: PT. Intan Pariwara

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI

Widaryanto (2007). Antropologi Tari. Bandung : STSI Pres

dkk ( 2015). Beragam Pemikiran Mutakhir dalam

Seni dan Pembelajarannya.


(1)

34

c) Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan untuk melengkapi data dan untuk menyakinkan peneliti dalam penyusunan skripsi.

d) Penulisan hasil penelitian

Pada tahap ini ini peneliti menuangkan semua data-data yang telah diperoleh dari lapangan yang sudah dianalisis dalam sebuah deskripsi berupa skripsi. Hasil penelitian akan dipertanggung jawabkan kepada dewan skripsi melalui sidang skripsi guna mengesahkan hasil penelitian tersebut.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan tentang tari Nyabok di desa Candi Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas. Dimana fokus dari penelitian ini adalah tentang latar belakang terciptanya tari Nyabok di desa Candi, bagaimana struktur gerak dalam tari Nyabok. Dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

Pada saat pertunjukan tari Nyabok adanya tepung tawar atau sesaji, bahan-bahan yang digunakan dalam tepung tawar (Beras kunyit , beras basuh, beretih, air tepung tawar, perenjis, embat-embat). Tari Nyabok dilestarikan oleh seorang seniman yang berasal dari desa Candi yang bernama bapak Ardaya (1969). Tari Nyabok merupakan warisan budaya yang harus kita lestarikan. Pada saat menarikan tari Nyabok penari masuk satu per satu secara bergantian di hadapan kedua mempelai. Tari Nyabok merupakan tarian sakral yang mulanya diangkat dari cerita zaman dahulu yang menggambarkan pengantin diibaratkan seorang Raja dan Ratu yang harus dihormati dan diperlakukan dengan baik sesuai dengan tradisi setempat. Dalam menarikan tari Nyabok ada yang namanya mencecah inai dalam artianya cecah inai sebagai simbol dari rumah tangga dan watak dari manusia itu sendiri terlihat dari warna merah atau tidaknya inai yang dicecah ketelapak tangan pengantin. Tari Nyabok awal mulanya ditarikan oleh kaum laki-laki namun pada saat sekarang boleh ditarikan oleh kaum perempuan, saat pertunjukan tari Nyabok tetap berazas pada ajaran agama islam karena dari syair dan pantun-pantun yang dinyayikan merupakan pantun-pantu nasehat.

Tari Nyabok dalam adat perkawinan suku melayu merupakan keharusan yang mesti dilaksanakan oleh kedua mempelai sebagai tarian sakral dalam menempuh hidup baru. Tari Nyabok dilaksanakan sebelum kedua mempelai bersanding, yang dilakukan pada malam hari sesuai dengan tradisi melayu sebagai malam menolak bala dan melindungi pasangan pengantin dari marabahaya serta memunculkan aura maupun cahaya pengantin. Dalam Tari Nyabok ada beberapa


(3)

63

ketentuan yang harus dipersiapkan yaitu, beras kuning, beras putih, bunga rampai, tepung tawar, air bunga mawar dan doa. Adapun jumlah orang telah melaksanakan tari Nyabok ini ditentukan oleh jumlah lilin, guna untuk mencecah inai, jika jumlah lilin tiga batang maka yang menarikan atau mencecah inai juga harus berjumlah tiga orang, dimulai dari bilangan ganjil 3,5,7dan 9. Inai diletakan ke dalam piring dan diiringi tari Nyabok. Piring yang digunakan ukuran genggaman melambangkan bentuk rasa syukur dan menjalani hidup pengantin nanti tidak serakah sesuai dengan ketentuan tradisi melayu.

B.REKOMENDASI

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan penelitian, peneliti menyarankan beberapa hal sebagai berikut

1. Peneliti selanjutnya

Masih banyak hal yang bisa digali dan diteliti mengenai Tari Nyabok di desa Candi Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas dengan menggunakan teknik penelitian yang lebih baik sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang lebih bermanfaat untuk kelangsungan dan pelestarian Tari Nyabok kedepannya, sebagai menunjukkan jati diri daerah juga untuk memperkenalkan kepada seluruh masyarakat betapa banyaknya kesenian khususnya tari yang perlu diperhatikan kedudukannya bukan hanya Tari Nyabok saja tapi masih banyak tari-tari yang lainnya yang perlu diteliti.

2. Masyarakat :

Supaya bisa mempertahankan, menjaga dan tetap melestarikan agar kesenian didaerah setempat tetap ada juga menunjukkan kekhasan di daerah tersebut dengan adanya Tari Nyabok di Desa Candi Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas.


(4)

64

3. Lembaga :

Pemerintah setempat dapat lebih peduli lagi terhadap keberadaan kesenian setempat dan tetap melestarikan dan mengembangkan Tari Nyabok Di Desa Candi Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas sebagai aset daerah bagi pertumbuhan daerahnya.

4. Pelaku seni :

Menyumbangkan sebuah ide pemikiran tentang Tari Nyabok bisa menjadi tari kreasi untuk daerah kepulauan Anambas.

5. Departemen pendidikan seni tari Universitas Pendidikan Indonesia :

Menambah sumber kepustakaan dan referensi mengenai Tari Nusantara khususnya Tari Nyabok bisa menjadi tari kreasi untuk daerah kepulauan Anambas.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. (2012).Metode Penelitian. Bandung: Pustaka Pelajar. Amir,dkk.(2007). Apresiasi Bahasa dan Seni. Bandung: Basen Pers.

Caturwati, Endang. (2000). R. Tjetje Somantri (1892-1963) tokoh pembaharuan.Yogyakarta: Tarawang

Caturwanti, Endang. (2007). Tari di Tataran Sunda. Bandung : STSI

Dibia, I Wayan, dkk. (2006). Tari Komunal. Jakarta : Lembaga Pendidikan Seni Nusantara.

Hadi Amirul dan Haryono.(2005). Metodologi Penelitian Pendidikan.Bandung: Pustaka Setia

Hidajat, Robby (2006). Seni Tari. Malang: Jurusan Seni dan Desain Fakultas Sastra

Hadi, Y. Sumandiyo (2003). Mencipta Lewat Tari. Yogyakarta : Institut Seni Indonesia.

Hadi, Y. Sumandiyo (2005). Sosiologi Tari. Yogyakarta : PUSTAKA

Maleong, L. (1988). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakatya Offset.

Narawati dan Soedarsono (2005). Tari Sunda Dulu,Kini dan Esok.Bandung : P4ST UPI

Koentjaraningrat.(1975). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Jambatan.

Koentjaraningrat.(1992).Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Khayam, Umar (1981). Seni Tradisional Masyarakat. Jakarta: Sinar Harapan. Rosala, Dedi, dkk (1999). Bunga Rampai Tarian Khas Jawa Barat. Bandung :

Humaniora Utama Press

Sedyawati, Edi, dkk (1986). Pengetahuan Elemen Tari dan Beberapa Masalah Tari. Jakarta : Direktorat Kesenian Proyek Pengembangan Kesenian Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Soedarsono, R. M. (1976). Pengantar Pengetahuan Tari. Yogyakarta: Akademi Seni Indonesia.


(6)

66

Soedarsono. (1978). Pengantar Pengetahuan dan Komposisi Tari (diktat matakuliah). Yogyakarta : Akademi Seni Tari Indonesia Yogyakarta.

Sugiono.(2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Subekti (2008). Keragaman Tari Nusantara.Klaten: PT. Intan Pariwara

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI

Widaryanto (2007). Antropologi Tari. Bandung : STSI Pres

dkk ( 2015). Beragam Pemikiran Mutakhir dalam

Seni dan Pembelajarannya.