Sapi Bakalan Pakan Faktor-faktor Produksi dalam Usaha Peternakan

commit to user Indonesia didominasi oleh usaha ternak sapi potong kecil dan menengah. Cyrilla dan Ismail, 1988. Kecilnya skala usaha pemeliharaan sapi di daerah pertanian intensif disebabkan peternakan tersebut merupakan usaha yang dikelola oleh rumah tangga petani, dengan modal, tenaga kerja, dan manajemen yang terbatas. Kecilnya pemilikan ternak juga karena umumnya usaha penggemukan sapi merupakan usaha sampingan dari usaha pokok yaitu pertanian sehingga pendapatan peternak dari usaha peternakan juga cukup minim Ilham,2002. Menurut Sugeng 2002, tingkat produksi rendah diakibatkan beberapa faktor yaitu faktor tujuan pemeliharaan, faktor bibit, dan faktor pakan tersedia yang terbatas. Abidin 2002 berpendapat, meskipun masih berskala kecil, usaha sapi potong memerlukan pencatatan. Selain itu perlu disusun rencana cash flow selama masa usaha. Perlu juga dipertimbangkan pembelian barang, misalnya konsentrat dengan cara kredit hal ini tidak terlalu berpengaruh jika skala usaha masih kecil tetapi akan berpengaruh besar jika skala usaha semakin besar.

C. Faktor-faktor Produksi dalam Usaha Peternakan

1. Sapi Bakalan

Bakalan merupakan calon sapi yang hendak digemukkan. Jenis-jenis sapi yang sering dipakai antara lain Sapi Bali, Peranakan Ongole PO, Sapi Brahman, Sapi Madura, Sapi Limpo Limousin PO, Sapi Simmental, dan Sapi Peranakan Frisian Holstein PFH. Peternak biasanya memperoleh sapi bakalan dari pasar tradisional di beberapa daerah. Ketersediaan pasokan sapi bakalan dipengaruhi berbagai kegiatan yang berlangsung secara musiman. Sebagai contoh kekurangan pasokan terjadi menjelang hari raya keagamaan, karena peternak ingin mendapatkan keuntungan tahunan berupa naiknya harga sapi potong di hari raya kurban. Dapat dijelaskan lebih lanjut bahwa kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya fluktuasi harga yang cukup tinggi Abidin,2008. Penentuan umur sapi bakalan merupakan langkah penting dalam penggemukan, idealnya berumur 1-2 tahun agar menguntungkan secara commit to user ekonomis. Harga bakalan pada umur tersebut berkisar antara 6-8 juta rupiah. Peternak harus memahami kondisi pasar saat membeli dan jeli melihat pasar yang akan dibidik saat penjualan ternak nantinya Sugeng,2002. Pemilihan bakan penting untuk keberhasilan usaha sapi potong, untuk itu bakalan yang digunakan harus berkualitas baik untuk mendukung produksi ternak yang optimal Astuti, 2010.

2. Pakan

Pemberian pakan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok dan produksi. Kebutuhan hidup pokok sangat tergantung dari bobot badan ternak, yaitu semakin berat bobot badan ternak maka semakin tinggi jumlah kebutuhan pakannya. Sedangkan untuk kebutuhan produksi sangat tergantung dari pertambahan bobot badan yang dicapai, yaitu semakin tinggi pertambahan bobot badan yang dicapai maka semakin banyak pakan yang dibutuhkan. Untuk itulah sapi harus mendapatkan pakan dengan kandungan protein dan energi yang cukup untuk pertumbuhan, pemeliharaan, dan pembentukan daging. Pakan yang diberikan pada usaha sapi potong adalah hijauan dan konsentrat. Pakan hijauan adalah semua bahan pakan yang berasal dari tanaman ataupun tumbuhan berupa daun daunan, terkadang termasuk batang, ranting, dan bunga. Kelompok pakan hijauan ialah bangsa rumput Gramineae, legum, dan tumbuhan lainnya. Hijauan memiliki kandungan serat kasar tinggi dan protein yang relatif rendah. Umumnya dalam usaha peternakan sapi potong rakyat pakan hijauan dapat diberikan dalam bentuk segar atau kering, dengan frekuensi dua kali dalam sehari. Menurut Sugeng 2002 jumlah pemberian pakan hijauan biasanya 10 dari bobot badan sapi, dan agar mudah dicerna sebaiknya dipotong-potong. Pasokan pakan hijauan sangat tergantung pada musim, dimana hijauan melimpah pada saat musim hujan, dan sebaliknya pada musim kemarau. Sehingga untuk kontinuitas penyediaan peternak perlu menanam tanaman pakan secara berkelanjutan untuk mencukupi kebutuhan Abidin, 2008. commit to user Pakan konsentrat adalah campuran bahan pakan atau ransum dengan kandungan protein tinggi. Contoh bahan penyusun konsentrat diantaranya adalah dedak padi, onggok, ampas tahu, ampas bir, bungkil kedelai, bungkil kacang tanah dan hasil sampingan pertanian lainnya Astuti, 2010. Fungsi pakan penguat adalah untuk meningkatkan dan memperkaya nilai gizi pada bahan pakan lain yang memiliki nilai gizi rendah. Sehingga sapi yang sedang tumbuh ataupun sedang dalam periode penggemukan harus diberikan pakan penguat yang cukup Sugeng.2002. Jumlah pemberian konsentrat yaitu 1-2 dari bobot badan sapi, dan sebaiknya diberikan kurang lebih 3jam sebelum pemberian pakan hijauan. Hal itu dimaksudkan agar proses pencernaan berjalan optimal Deptan Jateng,2001. Menurut penelitian Saleh et al., 2006 mayoritas peternak sapi potong rakyat memberikan pakan hijauan berupa rumput lapang dan penambahan garam pada ternak sapinya. Sementara hanya beberapa responden yang memberikan konsentrat sebagai pakan pendamping. Pakan mempengaruhi sekitar 60 dari keberhasilan usaha sapi potong. Bakalan yang berkualitas tidak akan dapat tumbuh optimal apabila pakan yang diberikan kurang tepat sehingga menyebabkan produksi yang optimal tidak akan tercapai. Biaya pakan juga menyumbang paling besar dalam usaha peternakan, yaitu 60-80 dari keseluruhan biaya produksi Astuti, 2010.

3. Tenaga kerja