commit to user
keluarga dan tenaga kerja non keluarga. Upah tenaga kerja disesuaikan dengan lama waktu yang dicurahkan untuk bekerja Saleh et al,2006.
Penentuan prosentase besar kecilnya peran tenaga kerja dalam sebuah usaha sapi potong rakyat dimana termasuk sebagai usaha peternakan pada
umumnya, tenaga kerja sulit ditentukan. Oleh karena itu upah tenaga kerja dinilai dengan harga bayangan shadow price atau asumsi dan bukan
harga riilnya Soekartawi, 2003.
4. Obat ternak
Faktor biaya obat ternak adalah faktor produksi yang dikeluarkan oleh peternak dalam rangka mengatasi masalah kesehatan ternaknya.
Besarnya biaya yang dikeluarkan untuk obat-obatan ternak ikut mempengaruhi keuntungan dari usaha sapi potong, semakin tinggi
pengeluaran untuk obat-obatan ternak maka akan semakin kecil keuntungan yang diperoleh. Beberapa jenis penyakit yang umumya
dijumpai peternakan sapi potong adalah mencret, cacingan, dan keracunan dijelaskan oleh Saleh et al., 2006. Peternak dapat menekan pengeluaran
biaya obat tersebut dengan melakukan perawatan kesehatan serta sanitasi kandang yang baik Astuti, 2010.
Penyakit yang sering menyerang ternak sapi di daerah penelitian biasanya mencret, cacingan, dan keracunan. Hanya dilakukan pengobatan
secara tradisional dalam penanganan pertamanya, apabila ternak tidak sembuh peternak memanggil petugas untuk mengobati ternaknya Saleh et
al.,2006.
D. Biaya Produksi Biaya Tetap dan Biaya Variabel dan Keuntungan
Bagian yang dikeluarkan dalam usaha ternak sapi potong disebut biaya produksi. Komponen biaya produksi meliputi biaya tetap dan biaya
variabel. Biaya tetap adalah biaya yang tetap sama dan tidak berpengaruh
oleh volume penjualan atau kuantitas output dalam rentang waktu yang relevan. Biaya tetap dapat terdiri dari biaya gaji, depresiasi, biaya iklan,
commit to user
pajak, dan sewa. Biaya ini berlawanan dengan biaya variabel tetapi masih dibedakan dari biaya semi variabel Hanggana, 2008.
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah secara proporsional dengan perubahan aktivitas, atau biaya yang jumlah per
unitnya tetap, meskipun ada perubahan aktivitas seperti biaya bahan baku produk, dan biaya tambahan dalam proses produksi Sumadji et al., 2006
Pendapatan usaha ternak sapi potong merupakan selisih antara penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan dalam usaha. Komponen
penerimaan dalam usaha ternak sapi potong meliputi penjualan sapi dan penjualan kotoran, sedangkan biaya produksi yang dikeluarkan meliputi:
pakan, tenaga kerja, dan biaya obat-obatanGayatri, et al., 2005.
commit to user
HIPOTESIS
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Usaha sapi potong PFH rakyat di Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali
menguntungkan. 2. Faktor produksi seperti biaya pakan konsentrat, pakan hijauan, obat-obatan,
upah tenaga kerja, bakalan berpengaruh terhadap pendapatan usaha sapi potong rakyat di Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali.
commit to user
III. METODE PENELITIAN A.
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2010 di Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Tempat penelitian yang
digunakan untuk ditentukan secara purposive, dengan memperhatikan alasan bahwa daerah tersebut memiliki populasi ternak sapi potong tertinggi
dibanding dengan kecamatan lain di Boyolali.
B. Desain Penelitian
Teknik dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik survey
, yaitu cara pengumpulan data dari sejumlah unit atau individu dalam jangka waktu yang bersamaan melalui alat pengukur berupa daftar pertanyaan
yang berbentuk kuesioner Singarimbun dan Effendi, 1995. Metode pelaksanaannya dengan metode deskriptif analisis yaitu metode yang
memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah pada masa sekarang dan aktual. Data yang dikumpulkan selanjutnya disusun, dijelaskan dan kemudian
dianalisis Surakhmad, 1994.
C. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan responden
menggunakan kuesioner, biaya faktor-faktor produksi, dan penerimaan usaha peternakan. Sementera data sekunder diperoleh dari kantor Dinas Peternakan
dan Perikanan Boyolali, Kantor Kecamatan Ampel, dan kantor BPS Kabupaten Boyolali.
D. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel menggunakan metode random sampling. Sampel random adalah teknik sampling yang dilakukan dengan mengambil
acak dalam sebuah populasi, sehingga semua subjek-subjek dianggap sama Arikunto,1996. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja dengan
mengambil 20 desa yang terdapat di Kecamatan Ampel, daftar nama-nama 11