Pola resistensi kuman Mycobacterium tuberculosis terhadap OAT pada semua Pola resistensi kuman Mycobacterium tuberculosis terhadap OAT lini pertama

5 Usia produktif memiliki tingkat penularan yang sangat tinggi sehingga sangat berbahaya. Hal ini dikarenakan pada usia produktif sangat mudah berinteraksi dengan orang lain dan memiliki mobilitas yang tinggi sehingga memudahkan dalam penyebaran penyakit Munir et al., 2010. Pasien dengan rentang usia 1-12 tahun memiliki presentase 0 karena sebagian besar anak dengan usia tersebut belum dapat mengeluarkan sputum sehingga tidak dapat dilakukan uji sensitivitas di Laboratorium Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta.

2. Distribusi pemeriksaan sputum berdasarkan jenis kelamin pasien

Berdasarkan data sekunder hasil uji kepekaan kuman Mycobacterium tuberkulosis terhadap OAT lini pertama menurut jenis kelamin: Gambar 1. Distribusi pemeriksaan sputum di BBKPMS berdasarkan jenis kelamin periode bulan Januari – Juni tahun 2014 Jika dilihat dari jenis kelamin, pasien dengan jenis kelamin laki-laki memiliki angka kejadian lebih tinggi yaitu 58 dibanding perempuan dengan tingkat kejadian 42. Jenis kelamin juga dapat berpengaruh karena sebagian besar laki-laki memiliki kebiasaan merokok sehingga memperbesar kemungkinan terkena penyakit tuberculosis. Merokok dapat menjadikan seseorang mudah terinfeksi kuman, karena asapnya dapat menyebabkan pembuluh darah pada paru mudah bocor dan merusak makrofag berupa sel pemakan bakteri pengganggu Sarwani, 2012. Selain umur dan jenis kelamin, beberapa faktor resiko lain yang dapat mendukung kejadian tuberkulosis antara lain tingkat riwayat penularan anggota keluarga, pengetahuan masyarakat, status gizi indeks massa tubuh, kelembaban dan ventilasi kamar tidur Rusnoto et al., 2010

3. Pola resistensi kuman Mycobacterium tuberculosis terhadap OAT pada semua

jenis uji tunggal dan kombinasi Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa tingkat resistensi yang paling tinggi dari semua jenis uji baik tunggal maupun kombinasi adalah terhadap streptomisin dengan presentase 7 dilanjut dengan resistensi terhadap rifampisin 3, etambutol dan 6 streptomisin+etambutol 3 kemudian resistensi terhadap isoniazid sebesar 2 dan dengan tingkat resistensi terendah dengan nilai presentase 1 adalah resisten terhadap isoniazid dan isoniazid+rifampisin+ streptomisin. Untuk pasien dengan kepekaan terhadap semua jenis OAT sangat tinggi yaitu 80 pasien dari 100 pasien yang diteliti, ini pertanda baik karena dalam pengobatannya masih dapat diatasi dengan obat-obat anti tuberkulosis lini pertama. Tabel 2. Pola resistensi kuman Mycobacterium tuberculosis terhadap semua jenis uji OAT periode Januari – Juni tahun 2014 No Pola resistensi Presentase n=100 1 S 7 2 I 1 3 R 3 4 E 3 5 I+R 6 I+S 7 I+E 2 8 R+S 9 R+E 10 S+E 3 11 I+R+S 1 12 I+R+E 13 I+S+E 14 R+S+E 15 I+R+S+E Ket: S, streptomisin; I, isoniazid; R, rifampisin; E, etambutol

4. Pola resistensi kuman Mycobacterium tuberculosis terhadap OAT lini pertama

Hasil uji kepekaan kuman Mycobacterium tuberkulosis terhadap OAT di Laboratorium Mikrobiologi BBKPMS periode Januari-Juni 2014 didapat 100 isolat yang diuji dengan hasil berikut: Tabel 3. Pola resistensi kuman Mycobacterium tuberculosis terhadap OAT lini pertama di BBKPMS periode Januari – Juni tahun 2014 Presentase OAT Jumlah isolat Sensitif Resisten Streptomsin 100 89 11 Isoniazid 100 96 4 Rifampisin 100 96 4 Etambutol 100 92 8 Tabel 2 dapat memberikan gambaran pola resistensi kuman Mycobacterium tuberculosis terhadap beberapa obat anti tuberkulosis lini pertama. Tingkat resistensi yang didapat bervariasi kisaran 4 sampai 11. Kejadian resistensi yang paling tinggi yaitu terhadap streptomisin dengan presentase resistensi 11. Kejadian resistensi paling rendah ditunjukkan pada isoniazid dan rifampisin yaitu 4, sedangkan etambutol memiliki presentase resistensi 8. 7 Gambar 2. Diagram resistensi kuman Mycobacterium tuberculosis terhadap OAT lini pertama di BBKPMS periode Januari – Juni tahun 2014 Hasil penelitian ini sedikit memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sihombing, 2012 di RSUP H. Adam Malik Medan dimana tingkat resistensi terhadap streptomisin juga memiliki angka tertinggi yaitu 11,76 dan terendah terhadap rifampisin sebesar 1,18, sedangkan isoniazid memiliki tingkat resistensi sebesar 4,71.

5. Pola resistensi kuman Mycobacterium tuberculosis terhadap penggolongan OAT

Dokumen yang terkait

Faktorfaktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat anti Tuberkulosis pada pasien Tuberkulosis Paru di Puskemas Pamulang Tangerang Selatan Provinsi Banten periode Januari 2012 – Januari 2013

5 51 83

Studi Kasus Mycobacterium Tuberculosis yang resisten Terhadap Antibiotik Lini Pertama pada Pasien Tuberkulosis di RSUP Fatmawati

1 30 91

RESISTENSI KUMAN Mycobacterium tuberculosis TERHADAP OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PENYAKIT Resistensi Kuman Mycobacterium Tuberculosis Terhadap Obat Anti Tuberkulosis Pada Penyakit Tuberkulosis Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta Tahun 2014

0 3 13

PENDAHULUAN Resistensi Kuman Mycobacterium Tuberculosis Terhadap Obat Anti Tuberkulosis Pada Penyakit Tuberkulosis Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta Tahun 2014.

0 5 10

Mekanisme Terjadinya Resistensi Kuman Tuberkulosis Terhadap Obat Anti Tuberkulosis dan Pencegahannya (Studi Pustaka).

0 1 12

HASIL PENILAIAN SEJAWAT SEBIDANG ATAU PEER REVIEW KARYA ILMIAH : JURNAL ILMIAH (Uji Resistensi Mycobacterium tuberculosis terhadap Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dengan Metode Penipisan).

0 0 2

Analisis Molekuler Mycobacterium Tuberculosis Resisten Obat Anti Tuberkulosis pada Pasien HIV Rumah Sakit DR. MOEWARDI Surakarta.

0 0 1

Resistensi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) Primer pada Penderita baru Tuberkulosis Paru di Balai Pengobatan Penyakit Paru (BP4) Lubuk Alung Sumatera Barat - Universitas Negeri Padang Repository

0 0 62

POLA RESISTENSI Mycobacterium tuberculosis TERHADAP OAT, PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU, DI KABUPATEN SAMPANG YULIONO Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 149

IDENTIFIKASI DAN RESISTENSI Mycobacterium tuberculosis DARI SPUTUM PASIEN TUBERKULOSIS TERHADAP RIFAMPISIN

0 0 15