Latar Belakang Potensi Aktivitas Antibakteri Ekstrak Temukunci (Boesenbergia rotunda) Terhadap Sel Vegetatif Serta Spora Bacillus cereus dan Bacillus subtilis.

Puji Nurhayat, 2015 Potensi Aktivitas Antibakteri Ekstrak Temukunci Boesenbergia rotunda Terhadap Sel Vegetatif Serta Spora Bacillus cereus dan Bacillus subtilis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Spora bakteri memiliki tipe sel yang berbeda, secara spesifik dibentuk pada kondisi yang tidak menguntungkan. Strukturnya unik dan sangat berbeda dengan struktur sel vegetatif yang normal de Vries, 2006. Apabila dibandingkan dengan sel vegetatif, spora lebih resisten terhadap pemanasan 100.000 lebih resisten, UV dan radiasi ionisasi 100 kali lipat lebih resisten, dan tahan terhadap proses pengeringan atau pengawetan, antibiotik, desinfektan, serta bahan kimia lainnya. Setelah diketahui spora memiliki sifat resisten, maka keberadaan spora sangat penting untuk diperhatikan dalam proses pembuatan makanan serta sterilisasi dimana keberadaan spora tersebut erat kaitannya dengan genus Bacillus Slepecky and Hemphill, 2006. Genus ini menghasilkan endospora yang tahan terhadap panas pada kondisi lingkungan yang merugikan Fernández-No et al., 2013. Bacillus cereus dan B. subtilis merupakan bakteri penghasil spora penyebab keracunan makanan, yang terdapat dimana-mana di alam, termasuk pada makanan mentah Van Opstal et al., 2004. Beras, nasi dan produk-produk dari tepung, seperti mie dan pasta, secara berkala akan mudah terkontaminasi spora B. cereus dan B. subtilis, yang kemudian menyebabkan keracunan pada manusia Kim et al ., 2013. Salah satu diantaranya, B. cereus merupakan bakteri penghasil spora yang terkenal menyebabkan keracunan makanan dan merupakan bakteri penting penyebab pembusukan makanan dalam pasterisasi produk sehari-hari de Vries, 2006. Bacillus cereus merupakan bakteri anaerobik fakultatif berbentuk batang Gram positif yang sering kali ditemukan pada tanah. Sporanya secara bertahap akan mengkontaminasi makanan, diantaranya produk daging, telur, dan produk sehari-hari. Toksin yang dihasilkan B. cereus tersebut kemudian akan menyebabkan diare atau muntah-muntah Tallent et al., 2012. Sedangkan, B. subtilis dilaporkan merupakan agen penyebab roti berurat yang ditandai dengan tekstur berlendir dan lengket yang disebabkan degradasi enzimatik Te Giffel et al ., 1996. Puji Nurhayat, 2015 Potensi Aktivitas Antibakteri Ekstrak Temukunci Boesenbergia rotunda Terhadap Sel Vegetatif Serta Spora Bacillus cereus dan Bacillus subtilis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pada industri beras, senyawa sintetis yang digunakan dalam melawan aktivitas bakteri endospora yaitu glutaraldehyde. Namun, diperlukan konsentrasi tinggi untuk membasmi spora apabila diterapkan pada makanan Russell, 1990. Di Indonesia, glutaraldehyde dikenal dalam pasaran dengan istilah “boraks”. Boraks diketahui sangat berbahaya bagi kesehatan konsumen dan sangat tidak dianjurkan terdapat pada makanan. Selain itu, masyarakat juga telah lebih sadar akan potensi risiko kesehatan terkait dengan konsumsi komponen sintetik Kechichian et al., 2010. Oleh karena itu, dewasa ini berkembang minat baru dalam bidang penelitian yang lebih mengarah pada pemanfaatan bahan alami dalam beberapa bidang, termasuk diantaranya bidang kesehatan obat-obatan dan pangan sebagai contoh pengembangan potensi tanaman yang dapat digunakan sebagai pengawet alami dalam industri makanan. Tanaman obat, termasuk herba, secara luas digunakan pada industri makanan sebagai bumbu dan penyedap, yang diantaranya sangat bermanfaat sebagai bahan antibakteri maupun antimikroba Cho et al., 2008. Banyak kandungan derivat antimikroba memiliki spektrum yang luas dalam aktivitas melawan bakteri penyebab keracunan makanan dan hal itu memastikan bahwa tanaman obat dapat digunakan sebagai bahan pengawet alami makanan Cho et al., 2008; Smith- Palmers et al., 1998. Tanaman obat sangat bermanfaat dalam menyembuhkan berbagai macam penyakit. Hal ini menjadi suatu perhatian dalam bidang kesehatan dan menjadikan tanaman obat sebagai bahan alternatif obat yang terkenal di masyarakat. Boesenbergia rotunda L. atau temukunci terkenal sebagai tanaman obat dan bahan makanan herbal di Asia Tenggara yang seringkali banyak dikonsumsi oleh orang Jawa Lewington, 1993. Tanaman ini terdistribusi di India, Sri Lanka, Asia Tenggara: Thailand, Malaysia, China, Indonesia yang sebagian besar terdapat di Jawa dan Sumatera Seidemann, 2005. Di Indonesia, temukunci banyak dikonsumsi sebagai “lalapan” bahasa Sunda, yaitu suatu bahan makanan berupa sayuran yang dikonsumsi langsung atau melalui proses perebusan. Rukayadi et al. 2008 menyatakan bahwa B. rotunda memiliki aktivitas antibakteri yang kuat dalam melawan bakteri mulut, enterococci dan staphylococci. Selain itu, Zainin et al. 2013 melaporkan pula bahwa ekstrak B. Puji Nurhayat, 2015 Potensi Aktivitas Antibakteri Ekstrak Temukunci Boesenbergia rotunda Terhadap Sel Vegetatif Serta Spora Bacillus cereus dan Bacillus subtilis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu rotunda berpotensi sebagai antibakteri yang dapat melawan spesies penyebab keracunan makanan, seperti Escherichia coli. Uraian di atas memberikan gambaran bahwa proses pengnonaktifan spora sangat penting untuk diteliti, terkait kehidupan manusia sangat erat hubungannya dengan makanan. Dengan makanan yang tidak sehat bahkan terkontaminasi akan memudahkan manusia untuk sakit yang sangat mungkin berujung pada kematian. Sehingga proses pengnonaktifan spora B. subtilis dan B. cereus sendiri merupakan hal yang sangat penting untuk ditelaah dan dilakukan, terutama untuk memaksimalkan tingkat keamanan dan kualitas dalam pembuatan makanan.

B. Rumusan Masalah